Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Developing and Validating Instrument for Online History Learning Oriented towards Historical Empathy based on the CIPP Evaluation Labibatussolihah, Labibatussolihah; Adriani, Nour Muhammad; Fathiraini, Nurdiani
JMSP (Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan) Vol 7, No 3 (2023): Vol. 7 No. 3 Juli 2023
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um025v7i32023p116

Abstract

The international crisis as the Covid-19 global health emergency has emphasized the need to strengthen social values such as empathy. Meanwhile, online learning during the pandemic created new challenges for teachers in instilling social values and norms, including in history subjects. This study aims to develop an evaluation instrument for historical learning oriented toward cultivating historical empathy. Using the CIPP framework from Stufflebeam, academics (lecturers) and education practitioners (teachers) developed a set of questionnaires and tested them on 259 high school students in Bandung. Some conclusions that can be drawn include (1) the existing instruments are acceptable based on standard factor analysis and Cronbach’s alpha >0.7; (2) teachers tend not to include the element of empathy in learning history; (3) the context (C) and process (P) aspects of history learning based on historical empathy are still low compared to the input (I) and product (P) aspects.
PEMBERDAYAAN ATAU PENGECUALIAN? TINJAUAN SOSIO-HISTORIS DAMPAK OTONOMI KHUSUS PAPUA TERHADAP KELOMPOK MINORITAS Fathiraini, Nurdiani; Muhammad Adriani, Nour; Labibatussolihah, Labibatussolihah
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 1 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i1.2025.139-148

Abstract

Isu Papua Barat, yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan gerakan separatis, menimbulkan tantangan signifikan bagi Indonesia. Undang-undang otonomi khusus, yang bertujuan untuk merespons tuntutan separatis, telah menyebabkan perpecahan dalam masyarakat dan diskriminasi hukum, terutama dalam bidang ketenagakerjaan dan kebebasan beragama. Studi ini mengeksplorasi konteks historis dan isu kontemporer terkait otonomi khusus di Papua Barat, dengan fokus pada implementasi otonomi khusus, diskriminasi hukum, dan dampaknya terhadap identitas lokal. Hasil penelitian menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut dan pelanggaran hak asasi manusia yang diperparah oleh regulasi diskriminatif dan tantangan administratif. Meskipun upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah Papua, diskriminasi sistemik dan kekerasan tetap berlangsung, menghambat kemajuan menuju inklusivitas dan pemerintahan yang efektif. Dengan menggunakan metode deskriptif historis dan kualitatif, studi ini menganalisis sumber primer dan sekunder untuk memahami akar penyebab dan implikasi dari isu-isu tersebut. Studi ini menyimpulkan bahwa mengatasi diskriminasi, mempromosikan inklusivitas, dan melindungi hak asasi manusia bagi semua penduduk asli Papua sangat penting untuk menyelesaikan masalah Papua Barat. Meski demikian, menjamin kesetaraan hak bagi semua warga Indonesia yang telah lama bermukim di sana juga harus diprioritaskan. Hanya dengan pendekatan ini, perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut dapat dicapai.
Pelatihan dan Bimbingan: Peran Pelajaran Sejarah dalam Mengembangkan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Guru-Guru Sejarah se-Bogor Raya Labibatussolihah, Labibatussolihah; Tarunasena, Tarunasena; Adriani, Nour Muhammad; Fathiraini, Nurdiani; Pangestu, Dimas Aldi
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i1.16889

Abstract

Pendahuluan: Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan meningkatkan kompetensi guru sejarah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan pembelajaran berbasis proyek. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru sejarah dalam menyusun dan menerapkan modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Metode: Kegiatan ini dilakukan secara daring oleh 120 peserta dan luring oleh 40 peserta. Hasil: Adanya peningkatan pemahaman guru sejarah mengenai penyusunan modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan lebih dari 90% peserta menunjukkan kepuasan tinggi dan kesiapan menerapkan materi yang diajarkan. Kesimpulan: Pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi guru, mendorong kolaborasi, dan menghasilkan modul pembelajaran yang relevan.
HISTORICAL EMPATHY; THE OPPORTUNITIES, REALITY, AND CHALLENGES OF ONLINE HISTORY LEARNING IN SENIOR HIGH SCHOOL Labibatussolihah, Labibatussolihah; Adriani, Nour Muhammad; Fathiraini, Nurdiani; Sumirat, Yaya
PEDAGOGIK : JURNAL PENDIDIKAN Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Nurul Jadid University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/pjp.v9i2.4589

Abstract

After two years of online learning, an evaluation is needed to assess whether the changes and adaptations in the process could achieve its objectives. Some adaptations had been done at UPI Laboratory School/s but no study has been conducted to assess its practice and success. Using the sequential exploratory mixed-method with the CIPP Stufflebeam model as a research framework, three teachers and 112 students from two UPI Laboratory Senior High Schools participated in this project. In-depth interviews were conducted with teachers, while online questionnaires were independently developed, validated, and distributed to students. It can be concluded that historical empathy in online learning at UPI Laboratory School/s; 1) is contextually appropriate to the conditions, resources, and needs of the institution and teachers but only part of the participants or students; 2) For Input section, aspects of the ability and capacity of teachers need to be improved; 3) As Process section, the teacher's workload and time constraints are the obstacles faced, and 4) in the Product section, the level of satisfaction among the participants varies with the theoretical aspects, dominating the practical outcomes of historical empathy-based learning. Overall, the learning program fulfilled the merit of being retained with some basic improvements.
PEMBERDAYAAN ATAU PENGECUALIAN? TINJAUAN SOSIO-HISTORIS DAMPAK OTONOMI KHUSUS PAPUA TERHADAP KELOMPOK MINORITAS Fathiraini, Nurdiani; Muhammad Adriani, Nour; Labibatussolihah, Labibatussolihah
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 1 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i1.2025.139-148

Abstract

Isu Papua Barat, yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan gerakan separatis, menimbulkan tantangan signifikan bagi Indonesia. Undang-undang otonomi khusus, yang bertujuan untuk merespons tuntutan separatis, telah menyebabkan perpecahan dalam masyarakat dan diskriminasi hukum, terutama dalam bidang ketenagakerjaan dan kebebasan beragama. Studi ini mengeksplorasi konteks historis dan isu kontemporer terkait otonomi khusus di Papua Barat, dengan fokus pada implementasi otonomi khusus, diskriminasi hukum, dan dampaknya terhadap identitas lokal. Hasil penelitian menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut dan pelanggaran hak asasi manusia yang diperparah oleh regulasi diskriminatif dan tantangan administratif. Meskipun upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah Papua, diskriminasi sistemik dan kekerasan tetap berlangsung, menghambat kemajuan menuju inklusivitas dan pemerintahan yang efektif. Dengan menggunakan metode deskriptif historis dan kualitatif, studi ini menganalisis sumber primer dan sekunder untuk memahami akar penyebab dan implikasi dari isu-isu tersebut. Studi ini menyimpulkan bahwa mengatasi diskriminasi, mempromosikan inklusivitas, dan melindungi hak asasi manusia bagi semua penduduk asli Papua sangat penting untuk menyelesaikan masalah Papua Barat. Meski demikian, menjamin kesetaraan hak bagi semua warga Indonesia yang telah lama bermukim di sana juga harus diprioritaskan. Hanya dengan pendekatan ini, perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut dapat dicapai.
Penerapan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Berbasis PjBL dalam Kurikulum Merdeka: Strategi Penguatan Kompetensi Guru Sejarah di Kota/Kabupaten Bogor Labibatussolihah, Labibatussolihah; Wiyanarti, Erlina; Adriani, Nour Muhammad; Fathiraini, Nurdiani; Fazri, Syarah Nurul
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.20974

Abstract

Background: Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh perubahan dalam kebijakan pendidikan nasional pasca penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada Kurikulum Merdeka. Guru sebagai pelaksana lapangan kebijakan ini membutuhkan pelatihan dan pendampingan kembali guna meningkatkan kompetensi pengajaran, salah satunya melalui model Project-Based Learning (PjBL) dalam mata pelajaran Sejarah. Tujuan program pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kemampuan guru sejarah dalam menerapkan model PjBL guna mendukung implementasi pembelajaran mendalam di kelas. Metode: Pendekatan partisipatif melalui pelatihan, workshop, dan pendampingan guru sejarah SMA dan SMK dengan mode hybrid (luring dan daring) dilaksanakan kepada sebanyak 40 guru dalam sesi luring dan 75 guru terlibat dalam sesi daring, bekerja sama dengan MGMP Sejarah Kota dan Kabupaten Bogor. Tahapan meliputi penguatan konseptual, perancangan modul ajar berbasis PjBL, implementasi simulasi kelas, serta evaluasi luaran berupa modul dan publikasi. Hasil: Pelatihan berhasil meningkatkan pemahaman guru sejarah mengenai konsep pembelajaran mendalam serta bagaimana implementasinya dalam pembelajaran sehari-hari. Penyusunan modul sederhana sebagai gambaran pemahaman dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan mencapai lebih dari 80%. Secara program, partisipasi guru melebihi target dengan tingkat kepuasan tinggi, yakni lebih dari 90%, serta kesiapan menerapkan materi yang diajarkan. Kesimpulan: Program pengabdian ini efektif dalam memberikan penguatan kompetensi guru melalui integrasi pembelajaran mendalam dan PjBL. Model ini terbukti relevan dan efektif untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka serta memfasilitasi transformasi pembelajaran sejarah yang lebih kontekstual, kolaboratif, dan inovatif.