Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keanekaragaman Tumbuhan yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Bangka dalam Berkebun Lada (Studi Kasus di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung) Henri, H; Fakhrurrozi, Yulian; Akbarini, Dian
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.088 KB)

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati yang amat tinggi. Bangka Belitung dikenal juga sebagai daerah penghasil komoditas perkebunan lada yang dikenal dengan sebutan “Muntok White Pepper”. Lada termasuk famili Piperaceae, sangat membutuhkan tumbuhan sebagai penompang hidupnya yang digunakan sebagai tiang panjat, pelindung maupun tali ikat sulurnya. Adanya pola pemanfaatan sumberdaya tumbuhan oleh masyarakat Bangka, maka perlu dilakukan studi mengenai pemanfaatan tumbuhan, khususnya dalam berkebun lada. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan iventarisasi dan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan serta upaya pelestarian dan konservasinya. Penelitian dilaksanakan di tiga desa, yaitu Desa Jada Bahrain, Desa Jurung dan Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Metode penelitian yang digunakan dengan survei eksploratif meliputi wawancara, observasi dan identifikasi tumbuhan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53 jenis dalam 31 famili tumbuhan digunakan oleh masyarakat Bangka untuk berkebun lada. Sebanyak 42 jenis dimanfaatkan sebagai tiang panjat lada, 17 jenis sebagai penutup lada dan 7 jenis sebagai tali ikat sulur lada. Pemanfaatan tumbuhan ini juga bisa saling tumpang-tindih dalam segi pemanfaatannya dan didominasi famili Myrtaceae. Jenistumbuhan yang terancam sulit didapatkan dan harus dilestarikan yaitu: Polyalthia sumatrana, Shorea beIangeran, Cantleya corniculata dan Aporosa microcalyc. Perlunya pengembangan lebih lanjut tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Bangka dalam berkebun lada melalui upaya konservasi jenis-jenis tumbuhan penting berbasiskan kearifan lokal dan melalui pembinaankemandirian.
Etnobotani Tumbuhan Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr) pada Suku Melayu Bangka Desa Sungkap, Bangka Tengah Fitri, Gita; Irwanto, Riko; Akbarini, Dian; Henri, Henri
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 7 No 1 (2025): BIOMA : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bioma.v7i1.4831

Abstract

Arenga pinnata atau dikenal dengan nama aren atau enau merupakan tanaman multifungsi yang dimanfaatkan oleh berbagai suku di Indonesia, termasuk suku Melayu Bangka. Kajian etnobotani merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengetahuan lokal dan pemanfaatan A. pinnata secara berkelanjutan. Masyarakat Melayu di Desa Sungkap, Kabupaten Bangka Tengah memanfaatkan dan membudidayakan A. pinnata. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal dan upaya konservasi A. Pinnata. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan etnobotani melalui observasi dan wawancara terhadap 14 informan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan mentabulasikan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat mengenal A. Pinnata dengan nama enau dan air nira dari A. pinnata dengan nama kabung. Bagian A. pinnata dan pemanfaatannya oleh masyarakat yaitu akar (obat tradisional), batang (gagang cangkul/kapak, junjung sahang, kayu bakar), bunga (nira), tulang daun (batang), dan ijuk (ijuk sapu, septic tank). Sari enau digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula aren untuk dijual. Masyarakat lokal memiliki kearifan yang disebut “Pepatah sel” yang diyakini masyarakat Desa Sungkap secara turun temurun yang dibacakan selama proses pengambilan air nira. Masyarakat Melayu Desa Sungkap melakukan konservasi dengan cara melakukan penaburan benih aren secara pribadi dan dibuatkan desa konservasi aren oleh pihak desa sebagai bentuk konservasi A. pinnata.