Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Risk Factors Associated with Long COVID Among Hospitalized Adults in Several Hospitals in Palembang City, Indonesia Hutapea, Hotma Martogi Lorensi; Sudaryo, Mondastri Korib; Parikesit, Arli Aditya; Miko Wahyono, Tri Yunis; Salim, Nelda Aprilia
Kesmas Vol. 20, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Long COVID is characterized by one or more symptoms experienced by individuals prior to a COVID-19 infection that last for ≥2 months, and its risk factors remain unclear. This study aimed to identify risk factors associated with long COVID among patients admitted between June 1, 2020, and October 31, 2023, at three referral COVID-19 hospitals in Palembang City, Indonesia. This cohort study included adults who were admitted for ≥5 days. The participant’s medical records were reviewed for admission and discharge dates, sociodemographic and clinical characteristics, and vaccination and therapy status. A standardized and validated instrument was used to assess fatigue during admission, and a structured questionnaire was used to evaluate long COVID. Cox regression was employed to determine factors associated with long COVID. Among 256 patients, long COVID was identified in 39.1%. Fatigue during admission, chronic kidney disease, thrombocytosis, and positive RT-PCR test at hospital discharge increased the risk of long COVID, whereas being fully vaccinated decreased its risk. This study identifies five risk factors for long COVID and determines that fatigue during admission is the strongest.
Adverse Effect of Aerosol Pesticide on Lung Dysfunction amongPaddy Farmers in Purworejo, Central Java, Indonesia Nurcandra, Fajaria; Mahkota, Renti; Miko Wahyono, Tri Yunis
Kesmas Vol. 15, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The World Health Organization estimated that chronic obstructive pulmonary disease (COPD) will be the highest non-communicable disease worldwide by2030, and pesticide exposure is one of major risk factors. This study aimed to determine effect of pesticide exposure on lung dysfunction among paddyfarmers. A case-control study was performed on April - May 2016 in Purworejo. The case group comprised 66 farmers suffering from lung dysfunction during2015 based on medical records, while the control group comprised 59 neighboring farmers showing normal lung function. Both case and control groups weretested using a spirometer and COPD assessment test (CAT) questionnaire. Logistic regression analysis of pesticide quantity (OR = 0.75; 95% CI = 0.317 -1.754) and duration of spraying (OR = 1.11; 95% CI = 0.430 - 2.891) adjusted for confounders showed no clear associations. Pesticide remained a potentialhealth risk for lung dysfunction due to farming duration (OR = 5.61; 95% CI = 1.124 - 27.990) adjusted by age, personal protective equipment, records of lungdisease, smoking habit, dust exposure, and indoor air pollution. The farming duration was revealed to be a risk factor, but no clear association was found between quantity and duration of spraying to lung dysfunction.
Determinan Kepatuhan Hand Hygiene Petugas Kesehatan di Ruang Rawat Intensif RS Fatmawati Tahun 2023 Hidayat, Ade Yanti; Miko Wahyono, Tri Yunis
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v5i1.3272

Abstract

Hand Hygiene merupakan salah satu komponen dasar dari sistem perawatan kesehatan yang sangat penting, Hand Hygiene merupakan kewaspadaan standar dalam upaya memutus mata rantai penularan infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan atau Health Care Associated Infections (HAIs) terutama di ruang perawatan intensif yang merupakan area berisiko tinggi . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan petugas dalam melakukan Hand Hygiene dan determinan yang berhubungan dengan kepuhan Hand Hygiene di Ruang rawat intensif RS Fatmawati tahun 2023. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan desain cross sectional, di mana pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dari petugas yang melakukan kontak langsung pada pasien ataupun lingkungan pasien dengan kategori petugas yaitu perawat/ bidan, dokter serta perugas kesehatan lainnya. Kepatuhan Hand Hygiene diobservasi dengan menggunakan formulir observasi kepatuhan Hand Hygiene sedangkan skor kepatuhan petugas di lakukan dengan menggunakan formulir survei pengetahuan termasuk di dalamnya data jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja di Rumah Sakit Fatmawati, sedangkan ketersediaan infrastruktur dengan melakukan observasi langsung di ruang rawat intensif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan observasi Hand Hygiene pada 142 petugas, 51,4% petugas patuh Hand Hygiene (target kepatuhan 85%). Hasil analisa dengan menggunakan chisquare menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan hand hygiene yaitu pelatihan hand hygiene (p-value = 0,031), pengetahuan tentang hand hygiene (p-value = 0,000), pendidikan (p-value = 0,015)., Sedangkan variabel lainnya tidak berhubungan signifikan dengan kepatuhan hand hygiene Secara signifikan dengan p-value >0.05. Hasil analisa multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa Variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan hand hygiene petugas adalah skor pengetahuan (p-value = 0,000) (OR=15.52; 95%CI 6.29 – 38.31) setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, profesi dan pelatihan.
Determinant of Timely First-shot Hepatitis B Immunization in East Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia Machmud, Putri Bungsu; Gayatri, Dwi; Miko Wahyono, Tri Yunis
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hepatitis B remains as one of health problems in the world. The results of several studies related to factors in predicting of the timely first-shot hepatitis B immunization were still inconsistent. Aim of this study is to identify determinant factors of the timely first-shot hepatitis B immunization in East Lombok, Indonesia. We used a cross sectional design study, and data derived from immunization coverage survey at six districts/ cities in 2013. A Total of 227 children aged 12 to 23 months who already got immunization of a first-shot hepatitis B vaccineand well documented were included as samples in this study. Timely first-shot hepatitis B immunization was defined as the first-shot of hepatitis B immunization within 24 hours after birth. Data were analyzed by using a logistic regression analysis. The result of this study showed only 60.4% of infants who got the timely first-shot hepatitis B immunization. Mother’s behavior was the only factor that had a statistically association with the timely first-shot hepatitis B immunization (P-value 0.007 CI 95% 1.94-3.62). Meanwhile, other factors i.e. sex, socio-economic status, parent’s education, knowledge and attitude of mother and place of immunization service had no statistically association with the first-shot of hepatitis B immunization
Analisis Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kabupaten Batu Bara Tahun 2022 Wahyuni, Fitri; Miko Wahyono, Tri Yunis
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 8, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria adalah masalah kesehatan yang serius dan dapat berakibat fatal, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti bayi, anak kecil, dan ibu hamil. Selain itu, malaria juga menyebabkan anemia dan menurunkan produktivitas tenaga kerja. Pada tahun 2010, sekitar 65% kabupaten di Indonesia merupakan daerah endemis malaria, dan sekitar 45% penduduk di daerah endemis berisiko tertular malaria. Di Kabupaten Batu Bara, kasus malaria meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kejadian malaria. Penelitian ini menggunakan kasus-kontrol dan dilakukan pada Juni 2022 di Kabupaten Batu Bara dengan melibatkan responden berusia 12 tahun ke atas sebanyak 170 sampel. Indiividu dengan gejala demam dan tes malaria positif yang terdata di fasilitas kesehatan merupakan kasus, sedangkan kontrol adalah responden dengan gejala demam dan hasil tes malaria negatif. Variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pekerjaa, kebiasaan keluar rumah malam hari, penggunaan kelambu berinsektisida, adanya kendang ternak, adanya genangan air dan adanya tambak di sekitar rumah, yang dikuru menggunakan kuisioner. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor usia dan keberadaan kandang ternak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria. Responden usia 12- 17 tahun memiliki risiko tertular malaria tertinggi (AOR=3,85; 1,40-10,59) dibandingkan dengan kelompok usia 18-40 tahun (AOR=1,79; 0,70-4,58). Responden yang mempunyai kandang besar di dekat tempat tinggalnya mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar tertular malaria dibandingkan responden yang tidak tinggal dekat kendang dengan (AOR=3,02; 1,02-8,92).