Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Revitalization Skywaklk Bandung 2021 Reviving The Urban Area “Urban Space” in Bandung Nurcahya, Yan; Hadiansyah, Tantan; Yosita, Lucy; Akbar, Adha Syahidil; Allatif, I Gilang Miftah; Hilmayani, Syalwa Linda
Journal of Architectural Research and Education Vol 3, No 2 (2021): Journal of Architectural Reseach and Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8265.728 KB) | DOI: 10.17509/jare.v3i2.35802

Abstract

Abstract - Skywalk Bandung is well known as a well-known city icon and as a new tourist area in the city of Bandung. Completed and inaugurated 2017 Skywalk Bandung is a mandatory destination for tourists to visit, because it was developed in the Cihampelas area which is an official tourist destination in Bandung. After 2 years of inauguration, the Bandung skywalk has experienced a decline in visitors since its inauguration. Changing the Cipaganti road to one lane, the adjacent Cihampelas road into one lane is the same as Cihampelas making an alternative for tourists to Bandung, changing through the Cihampelas street after traveling to the Lembang area. lane transfer to Jl. Cipaganti being a single lane, helping to deal with congestion and reducing tourists to Jl. Cihampelas, so the construction of the skywalk is less useful than its original purpose. Through the journal that we convey today, it is hoped that it can become a reference method that can be used by the Bandung city government to be able to revive the city facilities that are not functioning properly with the initial plan targeted by the Bandung City Government. Such projects require special attention and, as explained at the beginning, an integrated approach due to the need to manage a large number of urban structures and significant financial investments. The construction of the Skywalk phase II, which is still unfinished, is the main problem that results in the neglect of the initial target development goals of the Skywalk, the neglect of completion of the construction is a major part of the revitalization that must be done.
Implementation of Early Detection of Mental Nursing in the Community Pragholapati, Andria; Nur Anna, A; Ratna E, Suci; Nompo, Rifki Sakinah; Farkhah, Laeli; Hadiansyah, Tantan; Eryanto, Bambang; Susanto, Wigyo
Indonesian Journal of Community Development Vol 1, No 2 (2021): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v1i2.33158

Abstract

Strengthening quality primary health care efforts, especially through increasing health insurance, increasing access and quality of basic and referral health services supported by strengthening the health system and increasing health financing. Policies related to early detection in public mental health preventive efforts are implied in the direction of Ministry of Health policies, namely Strengthening primary health care, Implementation of the Continuum of Care Approach, and Health Risk-Based Interventions.
Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Keperawatan RS. Dustira Hadiansyah, Tantan; Sarwendah, Endah
Jurnal Keperawatan Komplementer Holistic Vol. 1 No. 2 (2023): Volume 1 No. 2 2023
Publisher : Yayasan Healing and Healthcare Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The group of people who undergo risky behavior in various forms of health problems, both physical and psychosocial, are teenagers. There needs to be attention to the health of adolescents because adolescents are an asset as well as an investment for future generations as well as potential human resources. Currently, the number of teenagers in Indonesia reaches approximately 20% of the population. This study aims to determine the relationship between smartphone use and sleep quality in students at the Hospital Nursing Academy. Dustira. The type of research used is the type of research in this research is descriptive correlative with a cross sectional approach. The population in this study is students and female students of the Hospital Nursing Academy. Dustira as many as 415 people. This sampling technique used Convaniece Sampling, which used the criteria of 381 teenagers. Data analysis used univariate analysis on each variable and then continued with bivariate analysis to see the relationship between the two variables using the chi-square analysis technique. Data collection was carried out using a questionnaire. The results showed that as many as 86% of respondents or the majority depended on smartphones. The general conclusion in this study is that there is a relationship between smartphone use and student sleep quality.
Efektifitas Tindakan Strategi Keperawatan Terhadap Klien Harga Diri Rendah di Ruang Merpati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Hadiansyah, Tantan; Edyana, Asep; Wirda, Niken Ima
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol. 16 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : Institut Kesehatan Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36051/jiki.v16i1.172

Abstract

Angka gangguan jiwa di Jawa Barat khususnya Wilayah Cimahi dengan jumlah individu yang mengalami gangguan jiwa sepanjang 2019 mencapai 879 jiwa atau 114,5%, melebihi angka total yang diestimasikan Kementrian Kesehatan yaitu 768 jiwa. Pasien dengan harga diri rendah memerlukan perawatan yang baik dan efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pemaparan deskriptif dan menggunakan pendekatan proses keperawatan, dengan fokus studi kasus harga diri rendah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi literatur, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan dengan menggunakan Tindakan keperawatan, direncanakan sesuai Standar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah. Setelah dilakukan tindakan identifikasi aspek dan kemampuan positif dengan melakukan tindakan strategi keperawatan untuk mengatasi harga diri rendah, terjadi peningkatan harga diri rendah yang dapat dilihat dari skor RSES. Sebelum tindakan yaitu memiliki skor 12 yaitu tingkat harga diri rendah, kemudian setelah dilakukan tindakan memiliki skor RSES meningkat menjadi 19, yaitu tingkat harga diri batas normal. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi keperawatan efaktif dilakukan pada klien dengan harga diri rendah.
Hubungan Depresi dengan Keharmonisan Keluarga pada Mahasiswa Kesehatan Edyana, Asep; Sarwendah, Endah; Hadiansyah, Tantan; Safaria, Triana Dewi; Wawondatu, Meidy Michelle Fitria; Nawal, Nawal
PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Edisi Oktober
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56211/pubhealth.v4i2.1254

Abstract

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang seringkali muncul pada mahasiswa. Kondisi depresi juga dapat memicu dampak negatif seperti putus sekolah atau berhenti sekolah. Lingkungan keluarga menjadi salah satu factor eksternal yang berhubungan dengan kondisi depresi. Keharmonisan keluarga berpengaruh pada munculnya depresi. Sehingga penting untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan keharmonisan keluarga pada mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara depresi dengan keharmonisan keluarga pada mahasiswa kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sample yang digunakan menggunakan perhitungan Slovin yakni 245 sample. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Beck Depression Inventory- II yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia serta Family Harmony Scale. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden tidak mengalami depresi, namun, terdapat proporsi yang cukup signifikan mengalami depresi pada tingkat ringan hingga berat dengan total 42,0%. Tingkat konflik yang cukup tinggi atau mencapai 46,9%, menandakan bahwa perbedaan pendapat maupun ketegangan masih sering muncul dalam interaksi keluarga. Correlation coefficients rₛ = -0.598, p < 0.01. Ada hubungan bermakna antara depresi dengan keharmonisan keluarga. Semakin tinggi tingkat keharmonisan keluarga, semakin rendah tingkat depresi yang dialami responden, demikian pula sebaliknya Diharapkan penelitian ini mampu memberikan jawaban terkait hubungan antara depresi dan keharmonisan keluarga pada mahasiswa kesehatan sehingga dapat memberikan pembaharuan pada ilmu pengetahuan.
Sosialisasi Pada Perawat tentang Restrain Pasien Perilaku Kekerasan di Klinik Jiwa Nur Illahi Hadiansyah, Tantan; Rusnaedi, Uce; Edyana, Asep; Anna. AS, A Nur; Nompo, Rifki Sakinah; Farkhah, Laeli; Hermiati, Dilfera; Pragholapati, Andria
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.16187

Abstract

ABSTRAK Perilaku kekerasan pada pasien dengan gangguan jiwa adalah tantangan serius bagi perawat di klinik jiwa. Penggunaan restrain adalah salah satu metode yang digunakan untuk menangani perilaku kekerasan, namun banyak perawat belum menerima pelatihan yang memadai mengenai prosedur ini, yang berdampak pada rasa percaya diri dan kesiapan mereka dalam menghadapi situasi tersebut. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan perawat terhadap restrain pada pasien dengan perilaku kekerasan. Promosi Kesehatan dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Sebelum sosialisasi, tingkat pengetahuan perawat mengenai penggunaan restrain relatif rendah, dengan skor pengetahuan rata-rata 4,29 dari 10 soal pilihan ganda. Setelah sosialisasi, skor pengetahuan meningkat signifikan dengan rata-rata skor 8,29. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan dan kesiapan perawat setelah sosialisasi dilakukan. Kegiatan sosialisasi mengenai penggunaan restrain sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan perawat dalam menangani pasien dengan perilaku kekerasan. Hasil penelitian ini menegaskan perlunya pelatihan berkelanjutan untuk memastikan penerapan restrain yang aman dan efektif. Kata Kunci: Pengetahuan Perawat, Restrain, Perilaku Kekerasan  ABSTRACT Violent behavior in psychiatric patients poses a significant challenge for nurses in mental health clinics. Restraint is one method used to manage violent behavior, but many nurses have not received adequate training in this procedure, impacting their confidence and preparedness in handling such situations. This socialization aims to enhance nurses' knowledge, understanding, and skills in restraining patients with violent behavior. Health promotion was carried out through several stages. Before the socialization, the nurses' knowledge of restraint use was relatively low, with an average knowledge score of 4.29 out of 10 multiple-choice questions. After the socialization, the knowledge scores significantly increased, with an average score of 8.29. This indicates a significant improvement in the knowledge and preparedness of the nurses after the socialization was conducted. Socialization activities regarding the use of restraint are crucial for enhancing nurses' knowledge in handling patients with violent behavior. This study's results emphasize the need for ongoing training to ensure the safe and effective application of restraints. Keywords: Nurses Knowledge, Restraint, Violent Behavior
Persepsi Perawat tentang Restrain Pada Pasien Perilaku Kekerasan di Klinik Jiwa Hadiansyah, Tantan; Edyana, Asep; AS, A. Nur Anna; Nompo, Rifki Sakinah; Farkhah, Laeli; Pragholapati, Andria
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 9 (2024): Volume 6 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i9.16145

Abstract

ABSTRACT Psychiatric emergencies are often accompanied by violent behavior that requires immediate intervention. Nurses in psychiatric clinics frequently encounter patients exhibiting violent behavior, and restraint is one of the methods used. This study aims to understand nurses' perceptions of restraint on patients with violent behavior. The study aims to explore nurses' perceptions regarding the use of restraint on patients with violent behavior in psychiatric clinics and the factors influencing nurses' readiness and confidence in such situations. A qualitative descriptive approach with total sampling was used. Data were collected through in-depth interviews and participant observations of seven nurses at the Psychiatric Clinic. Data analysis was conducted using thematic analysis methods, including transcription, coding, categorization, identification of main themes, and data validation. Most nurses feel less confident in handling patients with violent behavior without restraint training. Longer work experience increases confidence but does not replace the need for formal training. Educational background influences nurses' theoretical knowledge but does not fully guarantee practical readiness in applying restraint. Restraint training is highly necessary to improve nurses' readiness and confidence in handling violent patients. Nurses with higher educational backgrounds still require practical training to ensure safe and effective application. Keywords: Nurse Perception, Restraint, Violent Behavior, Psychiatric Clinic  ABSTRAK  Kedaruratan psikiatri sering disertai perilaku kekerasan yang memerlukan intervensi segera. Perawat di klinik jiwa sering menghadapi pasien yang berperilaku kekerasan, dan restrain adalah salah satu metode yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan memahami persepsi perawat terhadap restrain pada pasien dengan perilaku kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi perawat mengenai penggunaan restrain pada pasien dengan perilaku kekerasan di klinik jiwa, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dan kepercayaan diri perawat dalam situasi tersebut. Pendekatan deskriptif kualitatif dengan total sampling digunakan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan terhadap tujuh perawat di Klinik Jiwa. Analisis data dilakukan dengan metode analisis tematik yang mencakup transkripsi, pengodean, kategorisasi, identifikasi tema utama, dan validasi data. Sebagian besar perawat merasa kurang percaya diri dalam menangani pasien dengan perilaku kekerasan tanpa pelatihan restrain. Pengalaman kerja yang lebih lama meningkatkan rasa percaya diri, namun tetap tidak menggantikan kebutuhan akan pelatihan formal. Latar belakang pendidikan mempengaruhi pengetahuan teoritis perawat, tetapi tidak sepenuhnya menjamin kesiapan praktis dalam penerapan restrain. Pelatihan restrain sangat diperlukan untuk meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri perawat dalam menangani pasien kekerasan. Perawat dengan latar belakang pendidikan tinggi tetap memerlukan pelatihan praktis untuk penerapan yang aman dan efektif. Kata Kunci: Persepsi Perawat, Restrain, Perilaku Kekerasan, Klinik Jiwa
KECEMASAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN SKIZOFRENIA Hadiansyah, Tantan; Pragholapati, Andria
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.596 KB) | DOI: 10.33867/jka.v7i1.161

Abstract

Data penderita gangguan jiwa berat di wilayah Indonesia sebagian besar berada dimasyarakat dibandingkan di rumah sakit. Perbaikan kondisi skizofrenia sangat terkaitdengan keterlibatan keluarga dalam kehidupan skizofrenia. Keluarga yang merawatanggota keluarga yang dengan skizofrenia mengalami gangguan psikologis penelitianini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel berjumlah 24 responden denganteknik non probability sampling dengan metoda consecutive sampling dengan kriteriaanggota keluarga yang merawat anggota keluarga skizofrenia di Puskesmas Melong AsihKota Cimahi. Instrumen penelitian menggunakan zung’s self-rating anxiety scale. Tingkatkecemasan yang dialami oleh anggota keluarga yang merawat penderita skizofreniasebagian besar responden (79%) berada pada skor kecemasan sedang dan 21% respondenmengalami kecemasan yang berat. kecemasan berat ini dimanifestasikan dengan adanyagangguan terhadap aktivitas sehari-hari pada anggota keluarga yang merawat penderitaskizofrenia. Saran dukungan keluarga diharapkan dapat dimasukan sebagai salah satubagian dari penanganan kecemasan pada anggota keluarga yang merawat anggota keluargaskizofrenia.