Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teknologi Tempa Logam pada Masa Lalu di Daerah Aliran Sungai Pawan, Kalimantan Barat (sebuah pendekatan etnoarkeologi) Yogi, Ida Bagus Putu Prajna
Kapata Arkeologi Vol. 12 No. 2, November 2016
Publisher : Balai Arkeologi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/kapata.v12i2.301

Abstract

Archaeological evidence of metal artifacts found in the area Pawan Watershed in the number of inviting attention to be investigated, that is how the process of technology in the past. The existence of the craftsmen of wrought metal along the watershed area Pawan certainly was  not a coincidence. There might be a relationship between the presence of artifacts with traditional metal forging which is still survive until recently. Ethnoarchaeological approach that has been undertaken is expected to give an idea to reconstructs the metal forging technology in the past on Pawan Watershed; to understand the cultural continuity that still exists today in the area. Metal forging technology using the "ububan" the which is still used today in several locations in Indonesia, as well as in Pawan Watershed. This study concluded that the technology workmanship metal artifacts in the past has the similarity from the technological progress that has continued until recently. Bukti arkeologi berupa artefak logam yang ditemukan di daerah aliran Sungai Pawan dalam jumlah yang cukup banyak mengundang perhatian untuk diteliti, yaitu bagaimana teknologi dan proses pengerjaannya pada masa lalu. Keberadaan pengrajin logam tempa di sepanjang daerah aliran Sungai Pawan tentu bukan suatu kebetulan, mungkin ada hubungan antara kehadiran artefak dengan teknologi tempa logam tradisional yang masih bertahan saat ini. Pendekatan etnoarkeologi dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk merekonstruksi teknologi tempa logam di masa lalu di daerah aliran Sungai Pawan untuk melihat dan belajar tentang kelangsungan budaya yang masih ada saat ini di lokasi tersebut. Teknologi penempaan logam dengan menggunakan "ububan" yang masih digunakan saat ini di beberapa lokasi di Indonesia dan di daerah aliran Sungai Pawan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teknologi artefak pengerjaan logam di masa lalu tidak jauh berbeda dari kemajuan teknologi yang masih berlangsung hingga saat ini.
THE CHARACTERISTICS OF KUTA BATAGUH IN KAPUAS, CENTRAL KALIMANTAN: KARAKTERISTIK KUTA BATAGUH DI KAPUAS, KALIMANTAN TENGAH Sunarningsih; Hartatik; Yogi, Ida Bagus Putu Prajna; Wibowo, Unggul Prasetyo; Susanto, Nugroho Nur; Sulistiyo, Restu Budi
Berkala Arkeologi Vol. 40 No. 2 (2020)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v40i2.590

Abstract

Abstract Kuta Bataguh is administratively located in Bataguh and East Kapuas Districts, Kapuas Regency, Kalimantan Tengah. The research aims to reconstruct the characteristics of Kuta Bataguh. This research is using interpretive-descriptive method with the inductive reasoning. Data collection used surveys, excavations, interviews, and literature study. The analysis included environmental, stratigraphic, artifactual, spatial, and absolute dating analysis. Survey (surface and aerial) and excavation activities were carried out inside and outside the fence, both downstream and upstream of the Karinyau River. The results illustrate that the characteristics of Kuta Bataguh are a large permanent settlement that is split by a river. The fortified settlement of Kuta Bataguh was the leader residence of Ngaju community group (as the center of power). By referring to the pattern, function and extent of this settlement, it can be assumed that the local authorities in Bataguh are on par with early state in their socio-political organization. Abstrak Kuta Bataguh secara administratif berada di Kecamatan Bataguh dan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk merekonstruksi karakteristik Kuta Bataguh. Penelitian ini bersifat deskriptif interpretif dengan penalaran induktif. Pengumpulan data menggunakan survei, ekskavasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan, stratigrafi, artefaktual, ruang, dan analisis pertanggalan absolut. Kegiatan survei (permukaan dan udara) dan ekskavasi dilakukan di dalam dan di luar pagar benteng baik di arah muara maupun hulu Sungai Karinyau. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa karakteristik Kuta Bataguh adalah tempat tinggal permanen yang luas dan dibelah oleh aliran sungai. Dengan berpatokan pada pola, fungsi, dan luasnya pemukiman ini, dapat diasumsikan bahwa penguasa lokal di Bataguh dalam organisasi sosial politiknya sudah setara dengan early state.