Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Batako dengan Penambahan Abu Sekam Padi Basry, Wahiduddin; Amir, Yusuf
Siimo Engineering Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.131 KB) | DOI: 10.31934/siimo.v3i1.957

Abstract

Peningkatan daya saing produk bagi pengrajin batako terkendala kurangnya pemahaman terhadap TTG serta bahan baku batako yang berkualitas. Mallisa (2011) melakukan penelitian pada beberapa industri kecil batako di Kota Palu dan menyimpulkan bahwa di samping jumlah semen yang digunakan, banyaknya agregat kasar dalam campuran sangat mempengaruhi nilai kuat tekan batako. Putra (2016) meneliti pengaruh penambahan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian tanah liat terhadap kuat tekan batu bata merah dan menyimpulkan bahwa untuk memperoleh nilai penyerapan air minimum diperoleh pada proporsi campuran abu sekam 10% yaitu sebesar 19,73%. Untuk kerapatan batu bata merah minimum diperoleh pada proporsi campuran 10% yaitu sebesar 0,888 kg/cm3. Sedangkan kuat tekan optimum batu bata merah diperoleh pada proporsi campuran 10% yaitu sebesar 54,64 kg/cm2. Penelitian ini bertujuan mencari formulasi abu sekam padi ideal dalam campuran batako, serta berapa besar dampak penambahan abu sekam padi ke dalam campuran batako. Persentase tambahan abu sekam digunakan dalam penelitian ini : 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% dari berat campuran adukan batako. Hasil penelitian diperoleh data komposisi abu sekam padi yang ideal digunakan sebanyak 2% dengan kuat tekan maksimum diperoleh sebesar 113,60 kg/cm2. Dampak dari penambahan abu sekam yaitu adanya peningkatan kekuatan batako menerima beban maksimum sebesar 355 KN.
Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi dan Abu Sekam Padi sebagai Pengganti Sebagaian Tanah Liat untuk Meningkatkan Kualitas Batu Bata Amir, Yusuf; Basry, Wahiduddin
Siimo Engineering Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.25 KB) | DOI: 10.31934/siimo.v3i1.958

Abstract

Penggunaan tanah liat sebagai bahan pembuatan batu bata mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan. Sedangkan kotoran ternak sapi menjadi masalah sosial, abu sekam padi yang digunakan sebatas sebagai abu gosok untuk membersihkan penggorengan walaupun tersedia melimpah. Penggantian sebagian tanah liat sebagai bahan batu bata dengan kombinasi campuran kotoran ternak sapi dan abu sekam padi diharapkan menjadi solusi masalah sosial dan lingkungan, sehingga diharapkan batu bata tersebut menjadi material maju yaitu material berkelanjutan/berkesinambungan yang aman lingkungan. Selain itu juga diharapkan penggunaan kotoran ternak sapi dan abu sekam padi mampu meningkatkan kualitas batu bata. Penelitian ini meneliti komposisi pencampuran dengan variasi kotoran ternak sapi; abu sekam; campuran tanah liat padi secara berurutan 0%; 0%; 100%, 10%; 10%; 80%, 20%; 20%; 60% dan 30%; 30%; 40%. Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh campuran terhadap fisis dan mekanis batu bata berdasarkan SNI-15-2094-2000. Sifat fisis yaitu keadaan permukaan, kesikuan, ketajaman sudut dan warna sedangkan sifat mekanis yaitu kerapatan, penyerapan air, dan kuat tekan. Hasil penelitian ini komposisi campuran 10% : 10% : 80% memenuhi syarat material sesuai SNI-15-2094-2000 baik sifat fisis maupun sifat mekanisnya, dan komposisi campuran tersebut meningkatkan kuat tekan sebesar 14,16 kg/cm2 dari 37,14 kg/cm2 menjadi 51,30 kg/cm2 dan menurunkan bobot batu bata menjadi 75,13 gram.
PKM dalam Peningkatan Kualitas dengan Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Pengganti Sebagian Tanah Liat di Desa Kalukubula Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Arifin, Rosmiaty; Amir, Yusuf; Basry, Wahiduddin
Siimo Engineering Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.155 KB) | DOI: 10.31934/siimo.v3i1.959

Abstract

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat melalui skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan menerapkan sebuah teknologi sederhana dalam upaya peningkatan mutu produk batu bata pada mitra pengrajin  dalam hal ini UKM untuk industri dengan skala kecil di desa Kaluku Bula Kabupaten Sigi, karena di daerah ini merupakan sentra pembuatan batu bata oleh masyarakat setempat dan kota Palu tetapi umumnya masih menggunakan proses pembuatan dengan metode tradisional dan bahan  yang digunakan dalam pembuatan batu bata adalah tanah liat. Permasalahan mitra adalah tanah liat yang merupakan bahan baku pembuatan batu bata yang semakin mahal harganya, sehingga perlu pengembangan pembuatan batu bata dengan menggunakan Abu Sekam Padi (ASP) sebagai pengganti sebagian tanah liat. Di samping minimnya pengetahuan teknologi bahan bangunan dalam peningkatan kualitas batu bata. Demikian pula pemasaran yang kurang maksimal, minimnya manajemen dan organisasi juga motivasi untuk pengembangan usaha. Tercapainya tujuan kegiatan tersebut dicapai dengan indikator luaran yaitu memberikan penyuluhan akan teknologi bahan bangunan bagi kelompok usaha dalam pembuatan batu bata ASP. Serta melakukan pelatihan pembuatan batu bata dengan penggunaan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian tanah liat agar lebih berkualitas. Sedangkan manajemen diberikan kepada kedua kelompok usaha melalui pendampingan manajemen berupa pemasaran hasil produksi, pengadministrasian kegiatan usaha untuk menciptakan kemandirian kelompok usaha.
Karakteristik Tanah Dasar Bekas Likuifaksi Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Basry, Wahiduddin; Hasanuddin, Hasanuddin; Sukmawaty, Dewi; Sholeh, Ahmad
Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil Volume 8 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/be.v8i2.5391

Abstract

The 2018 earthquake and liquefaction disaster in Central Sulawesi left significant damage, including in Jono Oge Village, Sigi District. In Jono Oge Village, there was a significant change in the properties of the subsoil. Therefore, in the process of rebuilding the infrastructure, good planning is needed, especially in terms of analyzing the characteristics of the subsoil in the location. This study aims to identify the characteristics of the subsoil in Jono Oge Village. These characteristics include the physical properties of the subsoil obtained through sieve analysis, Atterberg limits, specific gravity of the soil, hydrometer analysis, unit weight (volume), and the mechanical properties of the subsoil obtained from compaction tests (optimum moisture content) and the California Bearing Ratio (CBR) laboratory value. Based on the AASHTO classification, the results of laboratory tests for sample 1 fall into the category of A-1 soil (stone fragments, gravel, and sand), while samples 2 and 3 fall into the category of A-4 soil (silty soil). The mechanical properties of the soil based on specific gravity tests show an average value of 2,66 for sample 1, indicating the presence of gravel and sand grains, while samples 2 and 3 have an average value of 2,59 and 2,58, indicating the presence of organic clay grains. Referring to the Bina Marga specification revision II 2018, this liquefaction soil is suitable for use as subgrade with the results of laboratory CBR tests showing an average value of 16.59% which exceeds the minimum limit of 6%. 
Diversifikasi Pengolahan Ikan melalui Program Kosabangsa untuk Mendukung Pengembangan Wisata di Desa Uwedikan Kecamatan Luwuk Timur Jufri, Muhammad; Gailea, Rosmaniar; Basry, Wahiduddin; Mubayyin, Muhammad Afief; Rauf, Bakhrani A.; Darmawang, Darmawang; Rahmansah, Rahmansah
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/inovasi.v4i2.68288

Abstract

Abstrak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat program kosabangsa ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam penganekaragaman olahan ikan, diharapkan peningkatan penetahuan dan ketrampilan  dapat menunjang usaha kuliner dalam pengembangan wisata di Desa Uwedikan. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif kelompok  dengan tahapan kegiatan sosialisasi program , pelatihan teknis dan non teknis. Pelatihan non  teknis bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang bahan-bahan, alat yang digunakan dan pengemasan hasil olahan. Pelatihan teknis merupakan kegiatan praktek pembuatan bakso ikan dan nugget ikan dan pengemasan produk.  Hasil kegiatan dari aspek non teknik adalah terjadi peningkatan pengetahuan Kelompok,  untuk mitra Kelompok Kuliner Nyiur Melambai (KKPNM) terjadi peningkatan sebesar 22,5% , untuk Kelompok Nelayan Teluk Balean (KNTB) terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 13,7% . Dari aspek teknis adalah kelompok mampu mengoperasikan teknologi pengolahan ikan dan membuat produk aneka olahan ikan meliputi tahapan pembuatan bakso ikan dan nugget ikan dimulai dengan menghaluskan, mencampur adonan, mencetak/membentuk adonan, dan memasak atau menggoreng adonan ikan dengan baik.  Dukungan pemerintah desa dan masyarakat sangat membantu pelaksanaan kegiatan pelatihan diversivikasi pengolahan ikan untuk menunjang pengembangan Desa Uwedikan sebagai desa wisata. Kata Kunci: Diversifikasi, Pengolahan, Ikan, Pengetahuan, Keterampilan, Kosabangsa
Estimasi Biaya Konstruksi Pada Pekerjaan Jalan Di Sulawesi Tengah Dengan Menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana Rizal, Andi; Basry, Wahiduddin; Abd. Muzakir, Amelia
Surya Teknika Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Surya Teknika Volume 1 Edisi 1 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31934/jst.v1i1.4609

Abstract

Penelitian ini berdasarkan kepada latar belakang masalah bahwa Estimasi biaya adalah upaya yang dilakukan dalam memprediksi nilai suatu proyek melalui analisis statistik berdasarkan pengalaman serta informasi yang diperoleh pada proyek terdahulu dan bermanfaat bagi seseorang yang berperan sebagai estimator pada pihak pemilik proyek, kontraktor dan konsultan. Kesalahan dalam membuat estimasi biaya sering dilakukan seorang estimator, hal ini disebabkan oleh pengalaman serta informasi seorang estimator yang sangat sedikit. Ketidaktepatan di dalam melakukan estimasi biaya dapat mengakibatkan efisiensi proyek konstruksi jadi terganggu yang menjadi penyebab utama timbulnya kerugian dan hasil yang kurang optimal, bahkan siklus proyek dapat terhenti. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model persamaan regresi linier sederhana sehingga dapat membantu seorang estimator dalam menggunakan formulasi tersebut sebagai pembanding dalam estimasi yang dilakukan untuk memprediksi biaya pembangunan konstruksi jalan sehingga mendekati biaya yang sebenarnya dan mempercepat proses dalam menghitung estimasi biaya. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana, korelasi dan uji linieritas. Korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas, uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk garis linier atau tidak sedangkan regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan persamaan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). hasil dari pemodelan regresi yang diperoleh adalah Y = 18.582.772,26 + 2.11 X, di mana Y adalah variabel total biaya pekerjaan dan X3 adalah variabel item pekerjaan/divisi VI perkerasan aspal dengan tingkat akurasi 86.92%.
Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru di SMAN 1 Tinombo Selatan misriyani, misriyani; Nasrun, Nasrun; Aljufri, Idrus; Basry, Wahiduddin
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 2 (2025): MEI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i2.2915

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru di SMAN 1 Tinombo Selatan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Pelatihan ini difokuskan pada pemahaman konsep dasar kurikulum, perancangan pembelajaran berbasis proyek, penerapan penilaian otentik, serta pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Metode yang digunakan meliputi pelatihan dan workshop. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman guru tentang Kurikulum Merdeka, terukur dari peningkatan skor rata-rata pemahaman guru (72%), serta efektivitas pelatihan yang dinilai "setuju/sangat setuju" oleh 83% guru. Implementasi Proyek P5 di kelas meningkat (75%), dengan tingkat keterlibatan siswa dinilai "tinggi/sangat tinggi" oleh 78% guru. Meskipun begitu, dukungan sekolah (58%) dan kebutuhan sumber daya (45%) masih perlu ditingkatkan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mitra.
PENGARUH APLIKASI SAMBUNGAN JARI DAN SAMBUNGAN MIRING TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK LAMINASI BILAH BAMBU PETUNG Basry, Wahiduddin; Siregar, Atur P. N.; Oka, Gusti Made
Surya Teknika Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Surya Teknika Volume 1 Edisi 1 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31934/jst.v1i1.5502

Abstract

Sebagai salah satu bahan konstruksi alternatif yang banyak digunakan saat ini, pemakaian bambu semakin di optimalkan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan bambu yaitu dengan teknik laminasi, sehingga dengan cara ini dapat diperoleh balok laminasi sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Akan tetapi, pemakaian sambungan sulit dihindarkan pada struktur bentang panjang sehingga perlu untuk mencari jenis sambungan yang paling optimum untuk digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jenis sambungan yang paling optimum antara sambungan jari (finger joint) dengan sambungan miring (scarf joint). Bambu yang digunakan adalah bambu petung yang dibentuk bilah. Benda uji terdiri dari 3 variasi dari bahan bilah. Variasi benda uji meliputi balok laminasi bambu petung tanpa sambungan dari bahan bilah (BLP-B), balok laminasi dengan sambungan jari (BLP-BJ), serta balok laminasi dengan sambungan miring (BLP-BM). Hasil penelitian memberikan hasil bahwa aplikasi sambungan pada balok laminasi bilah bambu petung memberikan pengaruh terhadap penurunan kekuatan balok itu sendiri. Penurunan kekuatan balok rata-rata sebesar 37,61% untuk balok laminasi sambungan jari (BLP-BJ), dan penurunan kekuatan balok sebesar 48,45% untuk balok laminasi sambungan miring (BLP-BM). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa balok laminasi sambungan jari (BLP-BJ) memiliki kekuatan dalam memikul beban yang lebih tinggi dibandingkan balok laminasi sambungan miring (BLP-BM). Hal ini disebabkan aplikasi sambungan jari memiliki sifat saling mengunci dibanding sambungan miring yang memiliki kekuatan pada bidang perekat dan kemiringan sambungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi sambungan jari lebih kuat dibanding sambungan miring untuk aplikasi sambungan pada balok laminasi. Kata kunci: Balok laminasi bambu, bilah, sambungan jari, sambungan miring
Pengaruh Jenis Sambungan Jari dan Sambungan Miring pada Balok Laminasi Galar Bambu Petung Terhadap Keruntuhan Geser Basry, Wahiduddin; Siregar, Atur P. N.; Oka, I Gusti Made
RekaRacana: Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 3: November 2025
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v11i3.298

Abstract

ABSTRAKKebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi yang semakin meningkat tidak seimbang dengan ketersediaan bahan baku kayu yang memadai, sehingga pemanfaatan bambu sebagai alternatif harus lebih dioptimalkan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan bambu yaitu dengan teknik laminasi, sehingga dengan dapat diperoleh balok sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Akan tetapi penggunaan sambungan sulit dihindarkan pada struktur bentang panjang sehingga diperlukan jenis sambungan yang paling optimum antara sambungan jari (finger joint) dengan sambungan miring (scarf joint). Bambu yang digunakan adalah bambu petung yang dibentuk galar. Benda uji terdiri 3 variasi meliputi balok tanpa sambungan dari bahan galar (BLP-G), balok dengan sambungan jari (BLP-GJ), serta balok dengan sambungan miring (BLP-GM). Aplikasi sambungan pada balok laminasi memberikan pengaruh terhadap penurunan kekuatan balok. Penurunan kekuatan balok masing-masing sebesar 17,863% untuk sambungan jari (BLP-GJ), 66,119% untuk sambungan miring (BLP-GM). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa balok BLP-GJ memiliki kekuatan dalam memikul beban yang lebih tinggi dibandingkan balok BLP-GM. Hal ini disebabkan aplikasi sambungan jari memiliki sifat saling mengunci dibanding sambungan miring yang memiliki kekuatan pada bidang perekat dan kemiringan sambungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi sambungan jari lebih kuat dibanding sambungan miring untuk aplikasi sambungan pada balok laminasi.Kata kunci: balok laminasi bambu, finger joint, scarf joint ABSTRACKThe utilization of wood as a building material has indicated an increasing whether of structural and nonstructural elements. The necessity of wood could not be fulfilled due to the lack of wood with a large diameter. On the other hand, the utilization of bamboo has not been optimal so far because of its short durability of bamboo and the limited dimension of bamboo. The problem can be solved by laminating and joining. The research was conducted to optimize the joint type of finger joint and scarf joint. The bamboo used in this research was bamboo Petung (Dendrocalamus asper). Specimens of laminated beams were made in 3 variations. Beams were made without joint (BLP-G), beams with finger joint (BLP-GJ), and beams with scarf joint (BLP-GM). Each variation consists of 3 samples. Application joint at laminated beam influenced degradation of the strength of the laminated beam. The strength of beam degradation is 17,863 % (BLP-GJ), and 66,119 % (BLP-GM). The result of the experiment showed that BLP-GJ beams were stronger than BLP-GM beams because the application finger joint had better interlocking than the scarf joint. Based on the experimental result, it could be concluded that the application finger joint was stronger than the scarf joint.Keywords: bamboo laminated beam, finger joint, scarf joint