Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DAYA TERIMA SOKU COOKIES : Acceptance Of Soku Cookies Lestari, Retno Sri; Amir, Aswita
Media Gizi Pangan Vol 31 No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v31i2.1135

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang paling umum di dunia, ditandai oleh hiperglikemia kronis akibat gangguan pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Soku Cookies adalah salah satu alternatif makanan selingan untuk pasien DM yang terbuat dari tepung sorgum dan kuit buah naga. Tujuan Khusus penelitian ini adalah mengetahui daya terima panelis terhadap Soku Cookies dari aspek warna, tekstur, aroma dan rasa. Jenis penelitian pra eksperimen dengan desain one shot group design. Daya terima dinilai dengan uji organoleptik pada 100 panelis konsumen dan 25 panelis agak terlatih. Hasil uji daya terima terhadap warna (ρ=0,305), tekstur (ρ=0,180), aroma (ρ=0,166) dan rasa (ρ=0,626) yang berarti tidak ada perbedaan nyata perlakuan (F1, F2, dan F3) terhadap cookies dengan substitusi tepung sorgum dan tepung kulit buah naga. Berdasarkan hasil perankingan dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial, formula yang paling disukai adalah F2 (70%:30%). Disarankan dalam pembuatan Soku Cookies selanjutnya agar dapat meneliti zat gizi khususnya yang berpengaruh terhadap kadar gula darah pasien DM. Kata kunci: Tepung Kulit Buah Naga, Tepung Sorgum,  Soku Cookies
Enhancement of Nutritional and Organoleptic Qualities in Biscuits through Substitution with Pumpkin Puree and Katuk Leaves Barek, Theresia Dewi Kartini; Lestari, Retno Sri; Nadimin, Nadimin
Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 18 No. 3 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v18i3.3816

Abstract

Biscuits, a popular snack, offer a platform for nutritional innovation by incorporating local food ingredients. This study explores the substitution of traditional ingredients with pumpkin puree and katuk leaves to develop enriched biscuits suitable for pregnant women and nursing mothers. Employing a Completely Randomized Design (CRD), the study varied the levels of pumpkin puree and katuk leaf substitutions across four formulations: F0 (0% pumpkin, 0% katuk leaves), F1 (40% pumpkin, 3% katuk leaves), F2 (45% pumpkin, 4% katuk leaves), and F3 (50% pumpkin, 5% katuk leaves). Conducted in Makassar City in 2023, the study utilized SPSS for data analysis. Results indicated that biscuits with pumpkin and katuk leaf substitutions showed enhanced antioxidant properties, evidenced by significant increases in phenolic compounds (p=0.003) and flavonoids (p<0.001). Additionally, these biscuits met the moisture and ash content standards set by SNI 2973:2011 and SNI 01-2973-1992, respectively. Organoleptically, the F1 biscuits were most preferred, scoring 783. In conclusion, substituting traditional biscuit ingredients with pumpkin puree and katuk leaves significantly improves the antioxidant activity, compliance with moisture and ash standards, and organoleptic quality of the biscuits.
Kadar Protein dan Zat Besi Churros Dengan Substitusi Tepung Daun Kelor Dan Tepung Ikan Teri Tawar Adam, Adriyani; Ihsan, A. Tia Mutiara; Lestari, Retno Sri; Suaib, Fatmawati
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 1 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i1.1522

Abstract

Teenage girls are a group that is vulnerable to anemia due to low iron intake in their daily diet. According to data from the Health Department of Makassar City, the prevalence of anemia among adolescent girls reached 3.98% of the total 4,788 individuals. To date, anemia prevention efforts have primarily focused on iron supplements. However, this approach often faces challenges such as low compliance rates with supplement intake, gastrointestinal side effects, and a lack of practical nutrition education. Therefore, an innovative and sustainable strategy is needed through a functional food approach based on local resources. One potential alternative snack food is churros, a light snack that can be enriched with moringa leaf flour and anchovy flour as natural sources of protein and iron. This study aims to analyze the protein and iron content in churros products formulated with moringa leaf flour and anchovy flour substitutes. This study used a pre-experimental design with a post-test only design. The study was conducted at the Makassar Health Laboratory Center. Protein content was tested using the Micro Kjeldahl method, and iron content was analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The results showed that the protein content in churros was 0.4186 grams per 4 grams of sample, equivalent to 10.465 grams per 100 grams. The iron content reached 0.1704 mg per 4 grams or 4.26 mg per 100 grams of product. It is recommended that further research focus on optimizing the processing to maintain protein quality and analyzing other nutrient contents as part of the development of local functional food-based churros products. Keywords: Churros, protein, iron
Penambahan Tahu Dan Daun Kelor Pada Kaki Naga Ikan Kembung Sebagai Pemberian Makanan Tambahan Pencegahan Stunting Shinta Furry Anggareni; Lestari, Retno Sri; Mas’ud, Hikmawati
Media Gizi Ilmiah Indonesia Vol 3 No 2 (2025): AUGUST 2025
Publisher : Kabar Gizi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62358/mgii.v3i2.77

Abstract

Stunting masih menjadi masalah gizi kronis yang tinggi di Indonesia, terutama akibat rendahnya asupan protein dan zat besi pada anak balita. Salah satu upaya pencegahannya adalah melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang kaya akan protein dan zat besi. Inovasi produk seperti kaki naga ikan kembung dengan penambahan tahu dan daun kelor sebagai bahan pangan tinggi protein menjadi alternatif yang potensial. Mengetahui daya terima, serta kandungan protein dan zat besi pada kaki naga ikan kembung dengan penambahan tahu dan daun kelor sebagai PMT pencegahan stunting. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan: P0 (kontrol), P1 (30 g tahu dan 10 g daun kelor), dan P2 (25 g tahu dan 15 g daun kelor). Uji daya terima dilakukan secara organoleptik dengan metode hedonik oleh 40 panelis agak terlatih. Kandungan protein dianalisis menggunakan metode Kjeldahl, dan zat besi dianalisis dengan metode spektrofotometri serapan atom (AAS). Uji organoleptik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada parameter warna (p>0,05), namun terdapat perbedaan nyata pada aroma, tekstur, dan rasa (p<0,05). Perlakuan P1 memperoleh nilai tertinggi dalam ketiga parameter tersebut. Kandungan protein meningkat dari 9,02 g (P0) menjadi 9,76 g (P1), dan zat besi dari 3,71 mg menjadi 3,90 mg per 100 g. Perlakuan P1 (penambahan 30 g tahu dan 10 g daun kelor) memberikan daya terima terbaik serta kandungan protein dan zat besi lebih tinggi dibanding kontrol, sehingga berpotensi sebagai PMT pencegahan stunting.  
Edukasi Stunting dengan Metode Penyuluhan dan Metode Games Spin Wheel terhadap Pengetahuan Remaja Putri di SMAN 19 Makassar Pangala, Nelsy Puspita; Mustamin, Mustamin; Lestari, Retno Sri
Media Gizi Ilmiah Indonesia Vol 3 No 2 (2025): AUGUST 2025
Publisher : Kabar Gizi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62358/mgii.v3i2.80

Abstract

Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, termasuk di Kota Makassar. Remaja putri memiliki peran strategis dalam pencegahan stunting sejak dini, namun masih banyak yang mengalami anemia, gizi kurang, dan kekurangan energi kronik. Edukasi interaktif seperti media spin wheel berpotensi meningkatkan pengetahuan gizi remaja secara lebih efektif dibandingkan penyuluhan konvensional, namun belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efektivitas metode penyuluhan dan metode games spin wheel dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang pencegahan stunting sejak dini di SMAN 19 Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah desain quasi eksperimen terhadap 30 remaja putri yang dibagi dalam dua kelompok eksperimen berbasis games spin wheel dan kelompok kontrol penyuluhan (powerpoint dan leaflet). Data dikumpulkan melalui pretest dan posttest serta pemeriksaan status gizi dan hemoglobin. Analisis dilakukan dengan uji statistik paired t-test, uji wilcoxon dan uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan awal pada kedua kelompok termasuk kategori rendah (<60%). Setelah intervensi, skor pengetahuan meningkat signifikan pada kedua kelompok (p = 0,001). Kelompok penyuluhan meningkat dari 47,33 menjadi 91,33, sedangkan kelompok spin wheel dari 48,33 menjadi 98,67. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan peningkatan antar kelompok signifikan (p = 0,002). Kesimpulan kedua metode efektif meningkatkan pengetahuan, namun media spin wheel lebih unggul secara statistik dan disarankan untuk menjadi media edukasi cegah stunting sejak dini pada remaja.
Peningkatan Kapasitas Mitra Sasaran dengan Pemanfaatan Biskuit Bipus Berek, Thresia Dewi K; Lestari, Retno Sri
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.4610

Abstract

Masalah gizi kurang sebagai efek dari rendahnya kenaikan berat badan, khususnya bagi bayi dan anak baduta, karena belum tercapainya cakupan ASI Eksklusif. Data cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Paccerakkang Makassar menurun yaitu 62,1% tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 sebesar 62,3% dan 2019 sebesar 63,20%. Pemanfaatan pangan fungsional seperti labu kuning dan daun katuk, diharapkan dapat menjadi alternatif mengatasi masalah gizi. Labu kuning mengandung karbohidrat mencapai 70% dan daun katuk mengandung protein 6.4gr/100g. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu dan ibu menyusui di wilayah Kelurahan Berua dalam memanfaatkan labu kuning dan daun katuk menjadi biskuit bipus, sehingga dapat menjadi usaha rumah tangga. Kegiatan ini meliputi koordinasi dengan mitra, pembuatan modul biskuit bipus dan pelatihan dengan memberikan penyuluhan menggunakan modul, video proses pembuatan produk dan demonstrasi pembuatan biskuit bipus. Hasil kegiatan pengabdian ini pengetahuan peserta tentang pemanfaatan labu kuning dan daun katuk sebagai pangan fungsional dalam biskuit bipus dan gizi ibu menyusui meningkat dari 20% menjadi 80%, adanya peningkatan pemahaman dan sikap positif peserta terhadap berbagai aspek penting dalam menyusui. Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh pelatihan dan praktik pembuatan biskuit bipus terhadap pengetahuan peserta tentang pemanfaatan labu kuning dan daun katuk sebagai pangan fungsional dalam biskuit bipus (ρ=0,000). Semua peserta (100%) praktik mandiri pembuatan biskuit Bipus di rumah masing-masing. Hasil praktik tersebut memberi dampak positif bagi peserta dan masyarakat sekitar tempat tinggal peserta dengan menjadikan biskuit bipus sebagai camilan sehat.
Chemical and Physical Quality Biscuits Substitution Pumpkin and Leaves Katuk Berek, Theresia Dewi Kartini; Lestari, Retno Sri; Adam, Adriyanu
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 22 No 1 (2024): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol22.Iss1.1569

Abstract

Dependence on wheat flour is very high, so food diversification efforts must be made to reduce this dependence. Biscuits are a product made from wheat flour as the main ingredient, and they have the potential to be developed using pumpkin and Katuk leaves. This study aims to determine the chemical and physical quality of biscuits substituted for pumpkin, and Katuk leaves. This research was an experimental study with a completely randomized design (CRD), consisting of 3 treatments and one standard treatment, with three repetitions of each treatment, so there were 12 treatment units. Chemical quality includes energy, carbohydrate content, protein, fat, Fe, calcium, vitamin C, β- carotene, and vitamin A. Physical quality is assessed using diameter, thickness, and spread ratio). Data were analyzed using One Way Anova and Krusskal Tests Wallis. The results on the chemical quality of biscuits show a significant effect of substituting pumpkin and Katuk leaves on protein, calcium, zinc, Fe, β- carotene, and vitamin C levels in biscuits. However, fat and carbohydrate levels decreased for energy as the substitution of pumpkin and Katuk leaves increased. The physical quality of biscuits substituted for pumpkin and Katuk leaves shows that the diameter and thickness decrease as the percentage of substitutes for pumpkin and Katuk leaves increases. This situation causes the spread ratio (spread) to increase. This research concludes that substituting pumpkin and Katuk leaves in biscuits significantly affects the chemical and physical quality of the biscuits.