Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRADISI NGAIBAKAN BENDA PUSAKA DI KAMPUNG PULO DESA CANGKUANG KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT Khaerawati, Mila Karmila; Brata, Yat Rospia; Nurholis, Egi
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 3 (2024): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i3.21841

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tradisi Ngaibakan Benda Pusaka di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Garut, serta nilai filosofis, sosial, dan budaya yang terkandung di dalamnya. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ngaibakan adalah warisan turun-temurun yang melibatkan seluruh masyarakat dalam ritual yang dipimpin oleh ketua adat. Prosesnya mencakup pengambilan air dari tujuh sumur suci, pemandian benda pusaka dengan air yang diberkahi dan bunga tujuh rupa, serta diakhiri dengan doa dan penyajian nasi tumpeng. Tradisi ini tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat Kampung Pulo. Simbolisme dalam ritual mencakup kesucian, kesinambungan generasi, harmoni alam-manusia, kejujuran, kebijaksanaan, dan kesederhanaan. Ngaibakan berperan penting dalam mempertahankan nilai leluhur serta mempererat keterikatan sosial masyarakat.
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL TRADISI KALIWONAN DI DESA SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN Defitriani, Karina; Brata, Yat Rospia; Budiman, Agus
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 3 (2023): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i3.21892

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan Tradisi Kaliwonan serta nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada Tradisi Kaliwonan di Pangandaran. Selain itu, untuk mengetahui lebih jelas dan lebih lengkap lagi tentang tradisi kaliwonan yang merupakan salah satu bentuk dari budaya spiritual, yaitu budaya berserah diri, memohon, menyembah serta membangun upaya untuk meraih keselamatan hidup yang telah lama terjadi di dalam kehidupan masyarakat Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif desain etnografi. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamulih Kabupaten Pangandaran dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.Penelitian ini mengupas secara singkat tradisi yang hingga kini masih hidup di tengah masyarakat Pangandaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Tradisi kaliwonan diawali dengan memandikan anak (balita) dengan air yang telah dibacakan do’a dengan sambil di pijit-pijit dibagian tubuh tertentu dengan dibacakan jampi-jampi. Setelah prosesi memandikan anak, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan membacakan surat ayat suci Al-Qur’an, yang dilakukan di kediaman pelaku tradisi serta diakhiri dengan makan bersama. Adapun nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada Tradisi Kaliwonan terbagi menjadi beberapa nilai, diantaranya nilai religi, nilai etika, nilai gotong royong, nilai moral, nilai toleransi, nilai sosial, dan nilai kebersamaan. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut merupakan simbol-simbol yang dihasilkan oleh masyarakat melalui proses interaksi.
Designing A Culture-Based Learning Model for Sustainability: Regional Contextualization Using SEA-PLM Indicators in Indonesia and Malaysia Kusmayadi, Yadi; Sondarika, Wulan; Brata, Yat Rospia; Ramdani, Soni
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 17, No 4 (2025): In Progress December
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v17i4.8812

Abstract

Improving the quality of basic education in ASEAN remains challenging despite widespread teacher training initiatives. Reports from UNESCO and ASEAN (2016–2025) highlight the lack of contextualization in educational programs, leading to weak implementation of Education for Sustainable Development (ESD) in classrooms. This study employed an Educational Design Research (EDR) approach to develop a conceptual model of culture-based learning in harmony with nature. The research was conducted in two phases. Phase 1 involved a comparative analysis of Indonesia’s Kurikulum Merdeka and Malaysia’s KSSR Semakan 2017, combined with classroom observations and interviews at two culturally significant primary schools: SD Model Aulady (Ciamis, Indonesia) and Sekolah Kebangsaan Sikuati (Sabah, Malaysia). Phase 2 focused on designing and validating a conceptual prototype integrating local wisdom—Kagaluhan (Indonesia) and Sumuku–Tagal (Malaysia)—into the SEA-PLM framework. Findings from Phase 1 revealed shared challenges, including limited pedagogical readiness, inadequate infrastructure, and weak integration of cultural and environmental content. In Phase 2, the resulting model successfully mapped local values into the four SEA-PLM domains: interconnectedness, environmental sustainability, equity and peace, and active global citizenship. The model was further supported with thematic learning materials and contextualized literacy assessments. The study demonstrates that regional contextualization through local wisdom can enhance the relevance and effectiveness of ESD implementation. The proposed model contributes to SDG 4 (Quality Education) by promoting a culturally grounded, student-centered, and sustainability-focused pedagogy for primary education across ASEAN.