Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Level of Knowledge and Self-Management is Related to the Quality of Life of Hypertensive Patients Fitriani, Januarty Nur; Rohmawati, Dhian Luluh; Lukitaningtyas, Dika
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i1.2705

Abstract

The level of knowledge, self-management, and self-efficacy is an individual's ability to control blood pressure, perform self-care, and adhere to treatment which in turn can affect a person’s quality of life. The level of knowledge, self-management, and self-efficacy is very necessary for people with hypertension because all three are an important part of determining the quality of life. The study aimed to analyze the relationship between the level of knowledge, self-management, and self-efficacy with the quality of life of hypertension sufferers. This research is a correlation descriptive study using a cross-sectional approach. A purposive sampling technique was used to select 95 respondents as the sample in this study. A knowledge level questionnaire, self-management behavior questionnaire, self-efficacy questionnaire, and WHOQOL-Bref questionnaire were used to collect data. Spearman rank is used for statistical tests. The results showed that the relationship between the level of knowledge and quality of life result was obtained ρ-value 0.005 r= -0.288, the relationship between self-management and quality of life was obtained result ρ-value 0.001 r = 0.330, the relationship between self-efficacy and quality of life obtained result ρ-value 0.095 r=0.172. There is a relationship between the level of knowledge and self-management and quality of life. There is no relationship between self-efficacy and quality of life in hypertension sufferers.
HIPERTENSI; ARTIKEL REVIEW Lukitaningtyas, Dika; Cahyono, Eko Agus
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2023): Volume 2, Nomor 2, April 2023
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v2i2.272

Abstract

Perubahan pola hidup yang terjadi dewasa ini mengakibatkan peningkatan angka kejadian penderita penyakit tidak menular (non communicable disease). Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, merupakan jenis penyakit yang tak bisa ditularkan oleh penderita ke orang lain, jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara di seluruh dunia. Salah satu penyakit tidak manular yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia adalah hipertensi. Hipertensi menjadi salah satu permasalahan kesehatan karena hipertensi merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes mellitus, dan stroke. Organisasi kesehatan dunia WHO memperkirakan sebanya 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi. Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan sebanyak 63 juta lebih penduduk Indonesia menyandang hipertensi. Seringkali penderita hipertensi tidak merasakan gejala atau tanda mengalami hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan dan penanganan secara cepat. Terdapat dua faktor risiko hipertensi yaitu, faktor risiko yang tidak dapat diubah (seperti usia, jenis kelamin, genetic) dan faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah (merokok, diet rendah serat, konsumsi makanan tinggi lemak, konsumsi natrium, dyslipidemia, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, stress, berat badan berlebih / kegemukan, dan konsumsi alcohol). Tatalaksana hipertensi dilakukan melalui dua cara yaitu terapi medikamentosa dan terapi komplementer
Pemberdayaan Keluarga Tentang Pentingnya Seks Edukasi Sebagai Upaya Preventif Mencegah Kenakalan Remaja Ekayamti, Endri; Lukitaningtyas, Dika; Maimunah, Siti
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v7i2.398

Abstract

Latar Belakang: Remaja memiliki emosi yang labil, masa ini terjadi perubahan perilaku, tindakan-tindakan yang dilakukan cenderung tidak difikirkan secara matang. Rasa keingintahuannya yang besar membuat mereka mencari tahu dengan caranya sendiri. Salah satunya adalah keingintahuan tentang seksualitas. Yang berbahaya adalah remaja mencari tahu mengenai rasa penasarannya tentang seksualitas dari sumber lain seperti melalui media social, internet, teman atau pada orang lain yang tidak tepat. Peran dan pengetahuan orang tua sangat penting didalam mendampingi remaja supaya tidak terjerumus dalam kenakalan remaja terutama pada perilaku seks bebas. Tujuan: meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan seks sejak dini pada remaja supaya tidak terjerumus dalam kenakalan remaja. Metode: penyuluhan dan pendampingan pada keluarga dalam memberikan pendidikan seks sejak dini pada remaja. Hasil: kegiatan pengabdian telah dilaksanakan dengan lancar, penyuluhan bertempat dibalai Desa Sambiroro yang dihadiri 67 warga. evaluasi kegiatan tingkat pengetahuan pada pre test sebagian besar orang tua dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 (44,7%), dan kategori baik sejumlah 12 (18%). Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan hasil menjadi pengetahuan baik sejumlah 47 (70,2%) dan cukup sebanyak 17 (15,3%). Pendampingan khusus dilakukan pada dua keluarga yang memiliki anak berisiko terjerumus kearah kenakalan remaja berjalan dengan lancar. Kesimpulan: edukasi seks sejak dini pada remaja penting guna mencegah kenakalan pada remaja, terutama dengan kamajuan tehnologi yang begitu pesat, orang tua harus memiliki pengetahuan yang baik sehingga bisa mendamping anak-anaknya untuk bertumbuh secara baik.
Penguatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Peningkatan Status Nutrisi Sebagai Upaya Pemberdayaan Dalam Mencegah Penyakit Infeksi Pada Balita Kurniasih, Erwin; Lukitaningtyas, Dika; Pariyem, Pariyem

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v7i3.397

Abstract

Balita merupakan kelompok yang rentan dengan penyakit infeksi. Hal ini dipengaruhi oleh status gizinya yang tidak baik sehingga daya tahan tubuhnya rendah yang berisiko untuk mengalami penyakit infeksi. Selain itu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga berperan dalam penyebaran penyakit infeksi yang dapat menularkan pada balita. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mencegah penyakit infeksi balita melalui penguatan PHBS dan peningkatan status nutrisi balita. Kegiatan dilaksanakan di Desa Pleset, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi dengan sasaran 52 ibu balita. Hasil dari kegiatan ini didapatkan mayoritas (82,6%) tingkat pengetahuan ibu baik. Hampir semua ibu balita dapat memahami dan  mampu untuk menyajikan menu dan variasi makanan sehat dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi balita.
Pemberdayaan Masyarakat dalam meningkatkan Sirkulasi dan Kontrol Gula Darah Melalui Edukasi Praktik Terapi Komplementer pada Penderita Diabetes Melitus Rohmawati, Dhian Luluh; Lukitaningtyas, Dika; Pariyem, Pariyem
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i9.21932

Abstract

ABSTRAK Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh pankreas yang tidak menghasilkan cukup insulin, yang menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Jumlah kasus telah meningkat secara signifikan di seluruh dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, masalah penglihatan, dan bahkan amputasi akibat kerusakan saraf dan pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan edukasi kepada penderita diabetes melitus untuk mengontrol sirkulasi dan kontrol gula darah dan melatih untuk simulasi terapi komplementer. Metode pengabdian masyarakat ini antara lain ceramah dan diskusi tentang penyakit diabetes melitus dan pelatihan terapi komplementer melalui senam kaki dan hidroterapi dengan air jahe. Adapun sasaran kegiatan ini adalah 50 peserta yang dilakukan pada bulan Juni 2025. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta sangat antusias dalam mendengarkan, memperhatikan, dan mengikuti praktik dengan baik, yang menunjukkan bahwa kegiatan berjalan lancar. Setelah sesi praktik selesai, sebagian besar peserta merasakan manfaat dari latihan kaki dan kompres hangat, dan mereka berencana melakukannya sendiri di rumah saat mengalami kesemutan atau gula darah tinggi. Kesimpulan kegiatan ini diharapkan dapat diaplikasikan di pelayanan untuk mengontrol gula darah dan meningkatkan sirkulasi kaki dengan terapi komplementer.  Kata Kunci: Diabetes Melitus, Kontrol Gula Darah, Sirkulasi, Terapi Komplementer  ABSTRACT Diabetes mellitus is a metabolic disease caused by the pancreas not producing enough insulin, leading to high blood sugar levels (hyperglycemia). The number of cases has increased significantly worldwide. This disease can lead to serious complications such as heart disease, stroke, kidney failure, vision problems, and even amputation due to nerve and blood vessel damage. The Purpose of this research is to provide education to diabetes mellitus patients on controlling circulation and blood sugar, and to train them in complementary therapy simulation. This community service method includes lectures and discussions about diabetes mellitus and training in complementary therapies such as foot exercises and hydrotherapy with ginger water. The target participants for this activity are 50 people, and it will be held in June 2025. The results of this activity are that the participants were very enthusiastic in listening, paying attention, and following the practice well, which indicates that the activity went smoothly. After the practice session was over, most participants felt the benefits of the leg exercises and warm compresses, and they planned to do them on their own at home when they experienced tingling or high blood sugar. This activity is expected to be applied in service to control blood sugar and improve leg circulation with complementary therapy. Keywords: Blood Sugar Control, Circulation, Complementary Therapy, Diabetes Mellitus