Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Strategi Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Sumatera Utara Abdina, Muhammad Fadly; Sembiring, Sarim
Agriprimatech Vol. 6 No. 1 (2023): Agriprimatech
Publisher : Prodi Agribisnis Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan luas lahan sawah di sumatera Utara sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 luas lahan sawah di Sumatera Utara sekitar 236826,96 hektar atau sekitar 3,34 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara menjadi sekitar 284906,3 hektar atau 4,02 % pada tahun 2009. Setelah itu tidak mengalami perubahan luas lahan hingga tahun 2012. Alih fungsi lahan sawah umumnya dimulai sejak tahun 1996-2009 sebagaimana dilihat pada Tabel 1. Alih fungsi lahan terbanyak untuk tanaman pertanian kering sebanyak 35 %, untuk tanaman sawit 30 % ,untuk bangunan 15 %, kebun kakao 7,5 %, untuk pembuatan batu bata 5 %, untuk tanaman gaharu dan rambutan 5 %, serta untuk kolam ikan 2,5 %. Strategi Memanfaatkan Peluang dengan Kekuatan (SO) diantaranya : Perluasan areal tanam dan areal panen dengan cara mempertahankan lahan sesuai dengan perda alih fungsi lahan yang memberi peluang untuk tanaman padi, Peningkatan produkstivitas dengan penggunaan benih bermutu dan varietas yang sesuai dengan teknologi budidaya yang efektif dan efisien, dan Keterlibatan pemerintah untuk memberikan bantuan dengan mempertimbangkan ketepatan waktu dan kebutuhan yang specifik dengan lokasi yang menjadi sasaran pengembangan Strategi Memanfaatkan Peluang dengan Kelemahan (WO) diantaranya : Meningkatkan pengetahuan petani, Pemberian kredit petani, Kemitraan dengan pengelola dan pemasaran padi, dan Pembentukan lembaga petani yang efektif. Strategi Menghadapi Ancaman dengan Kekuatan (ST) diantaranya : Penyediaan Saprodi yang mudah dan murah didapatkan, Peningkatan sistem Mekanisasi, Jaminan harga dari pemerintah, Kebijakan Ketahanan pangan, dan Penyediaan teknologi.Kebijakan Mensiasati Ancaman dengan Kelemahan (WT) diantaranya : Pemberian bantuan saprodi dan mekanisasi, Peningkatan produksi pupuk, dan Perbaikan sarana dan prasarana.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Siregar, Tommy Josua; Abdina, Muhammad Fadly; Sitorus, Reyza Suwanto
Jurnal SOMASI (Sosial Humaniora Komunikasi) Vol. 5 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CERED Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/js.v5i2.1213

Abstract

Ketersediaan sumber energi alternatif di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah biomassa yang berasal dari limbah organik. Seiring meningkatnya kebutuhan bahan bakar setiap tahun, diperlukan solusi inovatif untuk mengantisipasi keterbatasan sumber energi. Briqball hadir sebagai produk briket ramah lingkungan yang memanfaatkan residu arang tempurung kelapa dan ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pasar dan kelayakan ekonomi Briqball sebagai alternatif bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan biaya, penerimaan, keuntungan, BEP, R/C Ratio, B/C Ratio dan ROI. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa usaha briqball atau inovasi briket yang terbuat dari residu tempurung arang kelapa dan ampas tebu menguntungkan dengan total keuntungan yang diperoleh sebesar 2.021.667/bulan. Hasil perhitungan nilai BEP produksi 94,4 kg, BEP harga Rp Rp 1.228,3/kg, nilai R/C rasio sebesar 2,6, nilai B/C rasio sebesar 1,64 dan nilai ROI sebesar 21,9% sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha briqball layak untuk diusahakan dan dijalankan.
Identifikasi Karakter Petani dan Peran Penyuluh Pada Kelompok Tani Padi di Desa Siaro Sihombing, Shelly M.; Abdina, Muhammad Fadly
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v7i1.4472

Abstract

This research aims to determine the identification of farmer characteristics and the role of agricultural instructors in lowland rice farmer groups (Case Study: Siaro Village, Siborongborong District, North Tapanuli Regency). The data analysis method for this research is descriptive qualitative, with the research object being 37 farmers from the lowland rice farming group. Primary data was obtained through a questionnaire that identified the characteristics of farmers and the role of extension workers, as well as interviews with respondents using a prepared questionnaire. The research results show that the majority of lowland rice farmers in Siaro Village are men (59.5%), and most have a high school education level (73%). In terms of farming experience, the majority of respondents had 21-30 years of experience (29.7%). The role of agricultural instructors in rice farming groups in this village has proven to be significant, with instructors functioning as educators, facilitators, communicators, innovators and motivators. According to the data, 67.6% of farmers feel that extension workers play an important role in their farming business, according to an interval scale of 75-104.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PERAIRAN DANAU TOBA Abdina, Muhammad Fadly; Alqamari, Muhammad; Sitorus, Reyza Suwanto; Br Kabeakan, Nana Trisna Mei
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3770

Abstract

The total number of Floating Net Cages (KJA) in 2015 decreased by around 49% from 2014 (23,042 in 2014 and 11,781 in 2015), but experienced a fairly high increase in Humbang Hasundutan and Dairi Regencies. The number of cages in Humbahas Regency increased from 64 in 2014 to 1,290 in 2015 and the increase also occurred in Dairi Regency from 882 in 2014 to 2,360 in 2015. Fish production in the waters of Lake Toba is currently experiencing a significant increase, this is It can be seen from the total production in 2015 that it reached 84,806.9 tons, sourced from the community's Floating Net Cage (KJA) production of 29,806.9 tons, PT.AN's production of 34,000 tons, and PT.SP's production of 21,000 tons. The average economic value turnover from Floating Net Cage (KJA) cultivation activities is IDR 4,028,327,750,000 with details of fresh fish amounting to IDR 2,120,172,500,000, feed IDR 636,051,750,000, and seeds amounting to IDR 1,272,103,500,000,-. Several strategies for developing Lake Toba: (1) SO Strategy (Strengths and Opportunities) including (2) WO Strategy (Weaknesses and Opportunities) (3) ST Strategy (Strengths and Threats) (4) WT Strategy (Weaknesses and Threats). Keywords, Lake Toba, KJA, Keramba INTISARITotal jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) Tahun 2015 menurun sekitar 49% dari Tahun 2014 (23.042 tahun 2014 dan 11.781 tahun 2015), akan tetapi mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Dairi. Peningkatan jumlah keramba di Kabupaten Humbahas dari Tahun 2014 sebesar 64 menjadi 1.290 pada tahun 2015 dan peningkatan juga terjadi pada kabupaten Dairi sebesar 882 pada tahun 2014 menjadi 2.360 pada tahun 2015.Produksi ikan yang terdapat di perairan danau toba saat ini sangat mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat dari total jumlah produksi pada Tahun 2015 mencapai 84.806,9 ton yang bersumber dari Produksi Keramba Jaring Apung (KJA) milik masyarakat sebanyak 29.806,9 ton, Produksi PT.AN sebesar 34.000 ton, dan produksi PT.SP sebesar 21.000 ton. Perputaran nilai ekonomi rata-rata dari aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) sebesar Rp 4.028.327.750.000 dengan rincian ikan segar sebesar Rp 2.120.172.500.000,-, pakan sebesar Rp 636.051.750.000, dan benih sebesar Rp 1.272.103.500.000. Beberapa strategi pengembangan danau toba : (1) Strategi SO (Kekuatan dan Peluang) diantaranya (2) Strategi WO (Kelemahan dan Peluang) (3) Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman) (4) Strategi WT (Kelemahan dan Ancaman). Kata Kunci, Danau Toba, KJA, Keramba
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian di Kierantea Tea & Coffee House Binjai Pasaribu, Bonardo; Abdina, Muhammad Fadly
AGRISAINS: Jurnal Ilmiah Magister Agribisnis Vol 7, No 1 (2025): AGRISAINS: Jurnal Ilmiah Magister Agribisnis JANUARI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrisains.v7i1.6025

Abstract

This study aims to determine the effect of price and product quality on purchasing decisions at Kierantea Tea Coffee House. This research method uses mixed methods (qualitative and quantitative research). The results of this study indicate that price has a positive and significant effect on purchasing decisions with a Thitung Ttabel value of 3,344 2,011 and a significance value of 0.002 0.05, product quality has a positive and significant effect on purchasing decisions with a Thitung Ttabel value of 4,100 2,011, a significance value of 0.001 0.05, and simultaneously price and product quality have a positive and significant effect on purchasing decisions by 72.3% and the rest is influenced by other factors.
Analisis Strategi Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Sumatera Utara Abdina, Muhammad Fadly; Sembiring, Sarim
Agriprimatech Vol. 6 No. 1 (2023): Agriprimatech
Publisher : Prodi Agribisnis Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/agriprimatech.v6i1.3543

Abstract

Perubahan luas lahan sawah di sumatera Utara sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 luas lahan sawah di Sumatera Utara sekitar 236826,96 hektar atau sekitar 3,34 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara menjadi sekitar 284906,3 hektar atau 4,02 % pada tahun 2009. Setelah itu tidak mengalami perubahan luas lahan hingga tahun 2012. Alih fungsi lahan sawah umumnya dimulai sejak tahun 1996-2009 sebagaimana dilihat pada Tabel 1. Alih fungsi lahan terbanyak untuk tanaman pertanian kering sebanyak 35 %, untuk tanaman sawit 30 % ,untuk bangunan 15 %, kebun kakao 7,5 %, untuk pembuatan batu bata 5 %, untuk tanaman gaharu dan rambutan 5 %, serta untuk kolam ikan 2,5 %. Strategi Memanfaatkan Peluang dengan Kekuatan (SO) diantaranya : Perluasan areal tanam dan areal panen dengan cara mempertahankan lahan sesuai dengan perda alih fungsi lahan yang memberi peluang untuk tanaman padi, Peningkatan produkstivitas dengan penggunaan benih bermutu dan varietas yang sesuai dengan teknologi budidaya yang efektif dan efisien, dan Keterlibatan pemerintah untuk memberikan bantuan dengan mempertimbangkan ketepatan waktu dan kebutuhan yang specifik dengan lokasi yang menjadi sasaran pengembangan Strategi Memanfaatkan Peluang dengan Kelemahan (WO) diantaranya : Meningkatkan pengetahuan petani, Pemberian kredit petani, Kemitraan dengan pengelola dan pemasaran padi, dan Pembentukan lembaga petani yang efektif. Strategi Menghadapi Ancaman dengan Kekuatan (ST) diantaranya : Penyediaan Saprodi yang mudah dan murah didapatkan, Peningkatan sistem Mekanisasi, Jaminan harga dari pemerintah, Kebijakan Ketahanan pangan, dan Penyediaan teknologi.Kebijakan Mensiasati Ancaman dengan Kelemahan (WT) diantaranya : Pemberian bantuan saprodi dan mekanisasi, Peningkatan produksi pupuk, dan Perbaikan sarana dan prasarana.
KAJIAN ANALISIS CADANGAN PANGAN STRATEGIS TINGKAT RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN Abdina, Muhammad Fadly; Sitorus, Reyza Suwanto; Qamari, Muhammad Al; Cemda, Abdul Rahmad
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3493

Abstract

Food is everything that is a human need, which can come from water and biological sources, either through processing or not (direct consumption). Food is a source of strength needed by humans as an effort to maintain life, either as a source of energy or health. The purpose of this study is to determine the strategy for providing strategic food reserves at the household level, especially in food insecure areas in the city of Medan. The methodology used in the implementation of this activity is a qualitative approach (qualitative method). Qualitative research is research that seeks to find theories derived from data. The results of this study indicate that the performance of food production. The agricultural potential in Medan City is spread over 10 sub-districts including Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Deli, Medan Labuhan, and Medan Marelan. Food reserves, especially rice for the city of Medan, still have to be imported from other regions/regions, because the amount of harvest in the city of Medan is very disproportionate to the population of the city of Medan. Keywords: food security, food availability, food accessibility, food production INTISARIPangan adalah segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia, yang bisa saja berasal dari sumber air dan hayati, baik melalui proses pengolahan ataupun tidak (langsung dijadikan konsumsi). Pangan adalah sumber kekuatan yang dibutuhkan oleh manusia sebagai upaya mempertahankan kehidupan, baik sebagai sumber tenaga atau kesehatan. Tujuan dari penelitian ini Mengetahui strategi penyediaan cadangan pangan strategis tingkat rumah tangga terutama di daerah rawan pangan di kota medan. Metodelogi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan pendekatan secara kualitatif (qualitative methode). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha menemukan teori yang berasal dari data. Hasil penelitian ini menunjukkan  bahwa kinerja produksi pangan Potensi pertanian yang terdapat di Kota Medan tersebar pada 10 kecamatan diantaranya, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Deli, Medan Labuhan, dan Medan Marelan. Cadangan pangan terutama beras kota Medan masih harus didatangkan dari daerah/wilayah lain, karena jumlah panen yang ada di kota Medan sangat tidak sebanding dengan jumlah penduduk kota Medan. Kata kunci: ketahanan pangan, ketersediaan pangan, aksesibilitas pangan, produksi pangan