Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PERAIRAN DANAU TOBA Abdina, Muhammad Fadly; Alqamari, Muhammad; Sitorus, Reyza Suwanto; Br Kabeakan, Nana Trisna Mei
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3770

Abstract

The total number of Floating Net Cages (KJA) in 2015 decreased by around 49% from 2014 (23,042 in 2014 and 11,781 in 2015), but experienced a fairly high increase in Humbang Hasundutan and Dairi Regencies. The number of cages in Humbahas Regency increased from 64 in 2014 to 1,290 in 2015 and the increase also occurred in Dairi Regency from 882 in 2014 to 2,360 in 2015. Fish production in the waters of Lake Toba is currently experiencing a significant increase, this is It can be seen from the total production in 2015 that it reached 84,806.9 tons, sourced from the community's Floating Net Cage (KJA) production of 29,806.9 tons, PT.AN's production of 34,000 tons, and PT.SP's production of 21,000 tons. The average economic value turnover from Floating Net Cage (KJA) cultivation activities is IDR 4,028,327,750,000 with details of fresh fish amounting to IDR 2,120,172,500,000, feed IDR 636,051,750,000, and seeds amounting to IDR 1,272,103,500,000,-. Several strategies for developing Lake Toba: (1) SO Strategy (Strengths and Opportunities) including (2) WO Strategy (Weaknesses and Opportunities) (3) ST Strategy (Strengths and Threats) (4) WT Strategy (Weaknesses and Threats). Keywords, Lake Toba, KJA, Keramba INTISARITotal jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) Tahun 2015 menurun sekitar 49% dari Tahun 2014 (23.042 tahun 2014 dan 11.781 tahun 2015), akan tetapi mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Dairi. Peningkatan jumlah keramba di Kabupaten Humbahas dari Tahun 2014 sebesar 64 menjadi 1.290 pada tahun 2015 dan peningkatan juga terjadi pada kabupaten Dairi sebesar 882 pada tahun 2014 menjadi 2.360 pada tahun 2015.Produksi ikan yang terdapat di perairan danau toba saat ini sangat mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat dari total jumlah produksi pada Tahun 2015 mencapai 84.806,9 ton yang bersumber dari Produksi Keramba Jaring Apung (KJA) milik masyarakat sebanyak 29.806,9 ton, Produksi PT.AN sebesar 34.000 ton, dan produksi PT.SP sebesar 21.000 ton. Perputaran nilai ekonomi rata-rata dari aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) sebesar Rp 4.028.327.750.000 dengan rincian ikan segar sebesar Rp 2.120.172.500.000,-, pakan sebesar Rp 636.051.750.000, dan benih sebesar Rp 1.272.103.500.000. Beberapa strategi pengembangan danau toba : (1) Strategi SO (Kekuatan dan Peluang) diantaranya (2) Strategi WO (Kelemahan dan Peluang) (3) Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman) (4) Strategi WT (Kelemahan dan Ancaman). Kata Kunci, Danau Toba, KJA, Keramba
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PETANI SAYUR PADA KELOMPOK TANI MAKMUR SEJAHTERA DI KELURAHAN DENAI KOTA MEDAN Br Kabeakan, Nana Trisna Mei; Alqamari, Muhammad; Susanti, Rini; Yusuf, Mukhtar
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 8 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i8.2953-2958

Abstract

Tanah yang subur dan terpenuhi unsur hara merupakan bagian penting dalam proses budidaya tanaman sayur, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi unsur hara pada tanah adalah proses pemupukan. Selama ini pupuk yang digunakan oleh petani merupakan pupuk kimia yang memiliki dampak kurang baik bagi lingkungan dan kesehatan, mengingat tanaman sayuran merupakan tanaman yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu pada kegiatan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) ini, solusi yang ditawarkan adalah melakukan kegiatan sosialisasi cara pembuatan dan juga menjelasakan pengaplikasian MOL (Mikroorganisme Lokal) dan pupuk organik dalam hal ini adalah pupuk bokashi  sehingga petani lebih memahami tentang Mikroorganisme Lokal dan pupuk organik dan melakukan kegiatan pertanian yang lebih ramah lingkungan.  Kegiatan yang dilakukan adalah dengan cara sosialisasi dilanjutkan dengan praktik cara pembuatan MOL dan pupuk bokashi dan juga menjelaskan cara pengaplikasian MOL dan pupuk bokashi selanjutnya pemberian sprayer yang dapat digunakan secara elektrik dan manual untuk mempermudah petani dalam melakukan kegiatan penyemprotan guna pengendalian hama pada tanaman dan juga memberikan benih tanaman sayuran kepada petani.
SOSIALISASI PENGENDALIAN HAMA KUTU PUTIH (PARACOCCUS MARGINATUS) PADA TANAMAN PEPAYA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PUNTUNG ROKOK YANG EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN DI DESA STUNGKIT KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT Susanti, Rini; Yusuf, Mukhtar; Br Kabeakan, Nana Trisna Mei
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 10 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i10.3493-3497

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan meningkatkan produktivitas hasil tanaman pepaya dan meningkatkan pendapatan petani dengan pemanfaatkan limbah puntung rokok sebagai biopestisida dalam mengendalikan hama kutu putih Paracoccus marginatus, dengan mitra Kelompok Tani berkah bertujuan agar kelompok tani yang ada di desa Situngkit Kecamatam Wampu kabupaten langkat dapat memanfaatkan dan mengelola limbah puntung rokok menjadi biopestisida dari serangan hama Paracoccus marginatus yang dapat mematikan tanaman dan merugikan petani, serta tingginya harga Pestisida kimiawi untuk mengendalikan hama tersebut, Kondisi saat ini  yang yang terjadi pada petani pepaya yaitu  pengetahuan limbah puntung rokok sebagai biopestisida yang sangat minim, ketrampilan dalam pemanfaatan puntung rokok menjadi biopestisida bagi Paracoccus marginatus belum didapatkan, Tingkat Pendidikan sumber daya manusia Desa Situngkit masih tergolong rendah; sehingga perlu memberi pengetahuan dan pelatihan cara.membuat biopestisida hama yang ekonomis dan ramah lingkungan dengan menggunakan limbah puntung rokok sebagai biopestisda untuk mengendalikan hama kutu putih Paracoccus marginatus pada tanaman pepaya