Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA PADA BETON MUTU TINGGI METODE DREUX TERHADAP KUAT TEKAN, PERMEABILITAS DAN PENETRASI. Susanto, Muhammad Eko; Prayitno, Slamet; Purwanto, Purwanto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.943 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37265

Abstract

Struktur beton merupakan struktur yang sangat diandalkan kekuatannya saat ini dan banyak sekali dimanfaatkan dalam dunia sipil dan konstruksi.Beton mutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih besar dari 6000 Psi atau 41,4 MPa dan berfungsi untuk menopang komponen struktur beton.Maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu beton agar kualitas beton dapat lebih baik.Salah satunya adalah dengancara menambahkan serat pada beton segar,pada penelitian kali ini dipilih bahan tambah yaitu serat tembaga yang berasal dari bahan limbah kabel listrik, untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan tambah yang bertujuan meningkatkan mutu dan kualitas beton tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan serat tembaga terhadap Kuat tekan, permeabilitas dan penetrasi pada beton mutu tinggi metode Dreux setelah ditambahkan serat tembaga.Pada penelitian ini digunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan,dan 7,5 cm x 15 cm untuk uji permeabilitas dan penetrasi. Masing-masing benda uji berjumlah 4 buah dengan prosentase penambahan serat yang digunakan adalah 0%; 0,5%;1%; 1,5%; dan 2%. Pada pengujian kuat tekan digunakan alat CTM (Compression Testing Machine) yang ada dilaboratorium bahan,sedangkan untuk permeabilitas dan penetrasi menggunakan tabung dengan air bertekanan.Hasil pengujian akan diolah menggunakan program microsoft excel. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kuat tekan, permeabilitas, dan penetrasi beton mutu tinggi setelah adanya penambahan serat tembaga. Hasil paling maksimum diperoleh pada kadar penambahan serat sebesar 0,9% - 1,1% dari berat volume beton. Nilai kuat tekan beton pada kadar serat tembaga sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% adalah sebesar 41,61 MPa; 43,60 MPa; 46,43 MPa; 42,68 MPa; dan 42,04 MPa.Sementara untuk nilai koefisien permeabilitas beton dengan kadar serat tembaga sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% adalah 1.26E-09 m/detik; 9,33.10-10 m/detik; 6.32E-10 m/detik; 9.86E-10 m/detik; dan 1.41E-09 m/detik.Dan untuk penurunan penetrasi dengan serat tembaga sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% adalah sebesar 3.225 cm; 2.95 cm; 2.675 cm; 2.825 cm; dan 3.425 cm. Pada kadar serat 0,9% - 1,1% menghasilkan peningkatan kuat tekan, koefisien permeabilita, dan penetrasiyang paling maksimal berturut-turut sebesar 12,56%; 52,92%; dan 16,40% dibandingkan dengan beton mutu tinggi metode dreux tanpa serat.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT DAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON MUTU TINGGI Prayitno, Slamet; Rismunarsi, Endang; Mulatno, Untung Joko
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.019 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37084

Abstract

Disebabkan perkembangan zaman, struktur bangunan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatannya saat ini dan banyak dimanfaatkan pada pembangunan gedung-gedung tinggi, jembatan dengan bentang panjang, tower dan sebagainya. Struktur demikian membutuhkan beton mutu tinggi dengan kuat tekan lebih besar dari 6000 Psi atau 41,4 MPa yang digunakan untuk menopang komponen struktur. Dengan demikian perlu adanya peningkatan mutu beton dengan langkah menambahkan serat pada beton segar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat bendrat terhadap sifat-sifat mekanik beton berupa kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhirnya. Dalam pembuatan benda uji, metode yang digunakan adalah metode ACI. Benda uji berupa silinder 15cm x 30cm untuk pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine). Hasil penelitian ini adalah peningkatan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton mutu tinggi setelah ditambah serat bendrat pada kadar 1% dari berat volume dengan bahan tambah Abu Sekam Padi. Penambahan kadar serat sebesar 1% menghasilkan peningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 8,66%; 5,03%; dan 57,92% dibandingkan dengan beton mutu tinggi tanpa serat.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT, ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS Prayitno, Slamet; Sugiyarto, Sugiyarto; Nara Murti, Febryan Rochmadhona
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.745 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37100

Abstract

Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatannya saat ini dan banyak dimanfaatkan pada pembangunan gedung-gedung tinggi, tower, jalan beton dan bangunan air. Struktur demikian membutuhkan beton dengan kuat tekan lebih besar dari 6000 Psi atau 41,4 MPa. Dengan demikian perlu adanya peningkatan mutu beton dengan langkah menambahkan serat bendrat pada beton segar yang bertujuan meningkatkan kuat tekan beton. Selain itu dengan menambahkan abu sekam padi untuk menjaga kepadatan beton dan bestmittel untuk mempercepat pengerasan beton.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat bendrat, abu sekam padi dan bestmittel terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujiankuat tekan, dan kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Benda uji masing-masing berjumlah 4 buah untuk 1 variasi kadar penambahan serat. Persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,5%;1%; 1,5%; dan 2%. Pengujian dilakukan pada hari ke 14 menggunakan alat CTM (Compression Testing Machine). Perhitungan yang digunakan adalah analisis statistik dengan regresi linear pada batas elastis beton menggunakan program Microsoft Excel. Penambahan kadar serat sebesar 1% menghasilkan peningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 7,87 % 5,13 %; dan 75,98 % dibandingkan dengan beton tanpa serat. Berdasarkan grafik fungsi polynomial kuat tekan, kadar serat optimum pada 0,56% dengan nilai kuat tekan sebesar 37,22 MPa. Berdasarkan grafik fungsi polynomial kuat tarik belah, kadar serat optimum pada 0,5% dengan nilai kuat tarik belah sebesar 4,35 MPa. Berdasarkan grafik fungsi polynomial modulus elastisitas, kadar serat optimum pada 0,859% dengan nilai modulus elastisitas sebesar 43135,61 MPa.
Tinjauan Pemulihan Kapasitas Kuat Lentur Balok Beton Ringan (Beragregat Kasar Pecahan Genteng) Bertulang Pasca Bakar dengan Variasi Waktu Water Curing Rahmat, Dwi Nur; Mediyanto, Antonius; Prayitno, Slamet
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.327 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36918

Abstract

Beton ringan adalah suatu terobosan inovatif pengembangan beton, dengan mengganti komponen aggregat kasar dengan ALWA (Artificiall Lightweight Coarse Aggregate). Dalam penelitian ini ALWA yang digunakan adalah pecahan genteng sokka Kebumen. Tujuan penelitian adalah mengatahui tingkat pemulihan kekuatan beton ringan pasca bakar ditinjau dari kapasitas kuat lentur dengan variasi waktu water curing. Benda uji yang digunakan memiliki dimensi 170 x25 x12 cm sebanyak 15 benda uji. Proses pembakaran dilakukan tungku bakar tertutup dengan temperatur maksimum 500°C di Bayat, Klaten. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekuatan kepasitas kuat lentur rata-rata setelah beton mengalami proses perawatan ulang selama 28x24 jam, 42x24 jam, dan 56x24 jam. Berturut-turut hasilnya 0.9602 ton.m, 1.0452 ton.m dan 1.1132 ton.m; dan mengalami peningkatan berturut-turut sebesar; 5.61 % 14.95 % dan 22.43%.
PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN TULANGAN BAJA POLOS PADA BALOK BETON BERTULANG TERHADAP UJI LENTUR Prayitno, Slamet; Rismunarsi, Endang; Asidiq, Azis
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.96 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37047

Abstract

Beton merupakan salah satu faktor penting dalam dunia konstruksi, penggunaan beton masih banyak digunakan dalam dunia konstruksi karena biaya murah, gampang ditemukan dan penggunaan di lapangan. Salah satu masalah yang yang terjadi pada beton yaitu panjang besi tulangan yang dibatasi oleh pabrik, untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penyambungan besi tulangan. Penyambungan besi tulangan pada beton harus diperhitungkan dengan teliti dan juga cermat. Selain itu, dengan memperhitungkan sambungan besi tulangan pada balok juga dapat menghemat anggaran biaya dalam suatu proyek. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Panjang Sambungan Lewatan Tulangan Baja Polos Sepanjang 250 mm, 275 mm, dan 300 mm Pada Balok Beton Bertulang Terhadap Uji Lentur. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Pengujian kuat tekan beton menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM) dan pengujian kuat lentur menggunakan alat Bending Machine Test. Benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah 4 buah untuk pengujian kuat tekan dan berupa balok tulangan polos dengan dimensi 80 mm x 120 mm x 1100 mm untuk pengujian kuat lentur. Benda uji balok menggunakan variasi panjang sambungan lewatan 250 mm, 275 mm, 300 mm dan tulangan utuh dengan jumlah 3 benda uji untuk tiap variasi. Perhitungan yang digunakan adalah analisis berdasarkan SNI dan analisis statistik ditunjukkan dengan regresi linear menggunakan program Microsoft Excel. Dari pengujian balok tulangan polos mendapatkan hubungan antara momen nominal kuat lentur pada kondisi retak pertama dan panjang sambungan lewatan berdasarkan hasil regresi linier menghasilkan persamaan y = 0,1312x + 2,0309. Hubungan antara momen nominal kuat lentur pada kondisi runtuh dan panjang sambungan lewatan berdasarkan hasil regresi linier menghasilkan persamaan y = y = 0,4078 + 0,7342. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin panjang sambungan lewatan yang digunakan maka akan meningkatkan nilai momen nominal kuat lentur.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA PADA BETON MUTU TINGGI METODE DREUX TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS Budiyanto, Rahmat; Prayitno, Slamet; Rismunarsi, Endang
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.218 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37292

Abstract

Disebabkan perkembangan zaman, struktur bangunan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatannya saat ini dan banyak dimanfaatkan pada pembangunan gedung-gedung tinggi, jembatan dengan bentang panjang, tower dan sebagainya. Struktur demikian membutuhkan beton mutu tinggi dengan kuat tekan lebih besar dari 6000 Psi atau 41,4 MPa yang digunakan untuk menopang komponen struktur. Dengan demikian perlu adanya peningkatan mutu beton dengan langkah menambahkan serat pada beton segar, maka dipilihlah bahan tambah serat tembaga yang berasal dari bahan limbah kabel listrik atau daur ulang yang tidak bermanfaat, untuk dimanfaatkan kembali sebagai bahan tambah yang bertujuan meningkatkan kuat tekan beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat tembaga terhadap sifat-sifat mekanik beton berupa kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhirnya. Benda uji berupa silinder 15cmx30cm untuk pengujian kuat tekan, kuattarik belah dan modulus elastisitas.Alat yang digunakan untuk pengujian adalahCTM (Compression Testing Machine).Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton mutu tinggisetelah ditambah serat tembagapada kadar 1% dari berat volume.Penambahan kadar seratsebesar 1% menghasilkan peningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 11,56%; 49,37%; dan 17,15% dibandingkan dengan beton mutu tinggi tanpa serat.
Pengaruh Penambahan Serat Bendrat dan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan, Modulus Of Rupture dan Kuat Kejut Prayitno, Slamet; Sunarmasto, Sunarmasto; Putra, Candra Sedya
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.907 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37074

Abstract

Beton serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen, agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Prinsip penambahan serat yang disebar merata kedalam adukan beton dengan orientasi random untuk mencegah terjadinya retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan. Bahan tambah abu sekam padi diharapkan dapat menambah mutu beton, karena abu sekam padi bersifat seperti pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan beton normal dengan beton berserat bendrat dan abu sekam padi ditinjau dari kuat tekan, modulus of rupture dan kuat kejut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 54 buah. Benda uji terdiri dari beton normal tanpa bahan tambah, beton bahan tambah abu sekam padi serta beton bahan tambah serat bendrat dan abu sekam padi dangan variasi serat bendrat 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. Setiap jenis campuran beton dibuat 3 benda uji. Benda uji yang digunakan adalah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, balok dimensi 10 cm x 10 cm x 50 cm untuk pengujian modulus of rupture dan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 5 cm untuk pengujian kuat kejut (impact). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan kadar serat bendrat dari 0,79% - 0,97% memberikan nilai maksimal dari kuat tekan, modulus of rupture, dan kuat kejut. Masing-masing sebesar: 24,683 MPa; 2,688 MPa; 3555,14 J (pada saat retak pertama); 3973,05 J (pada saat runtuh total). Penambahan kadar serat bendrat diatas 1% tidak menunjukkan kenaikan nilai yang signifikan bahkan cenderung menurun.
KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BALOK BETON MUTU TINGGI BERSERAT BENDRATDENGANFLY ASH DAN BAHAN TAMBAH BESTMITTEL Prayitno, Slamet; Supardi, Supardi; Hamonangan, Mario Ota
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.293 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37234

Abstract

Salah satu struktur konstruksi yang masih banyak dipakai untuk konstruksi bangunan gedung, struktur pondasi, perkerasan jalan dan jembatan adalah beton. High strength concrete yaitu beton dengan kekuatan yang cukup tinggi atau diatas kekuatan standar yang dipengaruhi dari beberapa hal, seperti FAS (faktor air semen), kualitas agregat, bahan tambah dan kontrak kualitas dari pembuatan beton tersebut. Beton serat adalah beton yang tersusun dari semen hidrolis, agregat dan sejumlah kecil serat sebagai bahan tambahan yang tersebar secara merata berorientasi random dan dengan proporsi tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan data diolah menggunakan excel. Pengujian kuat tekan dilakukan pada silinder berukuran 15 cm x 30 cm dan kuat lentur dilakukan pada balok berukuran 8 cm x 12 cm x 100 cm dengan variasi persentase serat 0%; 0,5%; 1%; 1,5%, dan 2% berjumlah 4 buah per persentase serat. Mutu beton yang direncanakan adalah f'c ? 80 MPa. Uji Kuat tekan dan lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metoderancang campur American Concrete Institute. Nilai Kuat Tekan dengan penambahan serat bendrat 0 % 0,5% 1% 1,5 % dan 2% berturut turut adalah sebesar 72,75 MPa; 80,25 MPa; 86,06 MPa; 74,17 MPa; dan 72,05 MPa. Hasil momen nominal yang terjadi pada benda uji balok dengan penambahan serat bendrat 0 % 0,5 % 1 % 1,5 % dan 2 % berturut-turut adalah sebesar 0,371679 tonm; 0,412929 tonm; 0,420429 tonm; 0,403554 tonm dan 0,397929 tonm berdasarkan analisis hasil pengujian, berdasarkan analisis SNI dengan kuat tarik beton diperhitungkan(Suhendro) sebesar 0,33683 ton-m, 0,34525 ton-m, 0,39407 ton-m, 0,33901 ton-m dan 0,32914 ton-m dan berdasarkan analisis SNI dengan kuat tarik beton diabaikan sebesar 0,21135 tonm; 0,21190 tonm; 0,21226 tonm; 0,21146 tonm dan 0,211129 tonm.Pola retak lentur dan keruntuhan yang terjadi pada benda uji kuat lentur terjadi pada posisi 1/3 bentang tengah bentang sehingga dapat dikatakan keruntuhan adalah keruntuhan lentur.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT IKAT (BENDRAT) PADA KUAT TEKAN DAN LENTUR BETON BERTULANG DENGAN ABU SEKAM PADI DAN ACCELERATOR Prayitno, Slamet; Supardi, Supardi; Yudha Asmara, Amanda Ditya
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.976 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37099

Abstract

Beton memiliki beberapa kekurangan, berbagai usaha telah dilakukan untuk mendapatan beton dengan mutu tinggi dan memiliki sifat-sifat yang lebih baik. Penelitian - penelitian telah dilakukan dan dengan beberapa inovasi-inovasi baru, salah satunya adalah dengan penggantian sebagian semen dengan abu sekam padi dan menambahkan serat kawat ikat (bendrat) dan accelerator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian sebagian semen dengan abu sekam padi dan penambahan serat kawat ikat (bendrat) dan accelerator pada beton terhadap kuat tekan dan kuat lentur balok beton bertulang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah. Benda uji berbentuk balok dengan 8 cm x 12 cm x 100 cm untuk pengujian kuat lentur. Benda uji untuk setiap variasi kadar bendrat masing-masing berjumlah 4 buah untuk uji kuat tekan, berjumlah 4 buah untuk uji kuat tarik belah dan berjumlah 3 buah untuk uji kuat lentur. Persentase bendrat yang digunakan adalah 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%. Hasil dari penelitian penambahan serat kawat ikat (bendrat) pada beton adalah dapat meningkatan nilai kuat tekan dan kuat lentur. Kadar optimum kuat tekan berdasarkan grafik fungsi polinomial adalah pada kadar 0,51% dengan nilai kuat tekan sebesar 41,46 Mpa. Kadar optimum kuat lentur berdasarkan grafik fungsi polinomial adalah pada kadar 0,84% dengan nilai kuat lentur sebesar 7,48 kN.m.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS Romdhoni, Dini; Gunawan, Purnawan; Prayitno, Slamet
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.903 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37394

Abstract

Berat beton ditentukan oleh berat jenis dan volume beton itu sendiri, untuk mengurangi berat beton pada volume yang sama perlu adanya pengurangan berat jenis beton. Menurut SNI-03-2847-2002 menyatakan bahwa beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan dengan kepadatan lebih kecil dari 1900 kg/m³. Kuat tekan beton ringan yang berkisar antara 1 MPa sampai 15 MPa (Husin, A. dan Setiadji, R. 2008) membuat beton ini tidak bisa digunakan sebagai beton struktural yang memiliki kuat tekan minimal 17,5 MPa. Solusi yang dilakukan adalah pembuatan beton ringan dengan teknologi foam dengan penambahan berbagai variasi kadar serat nylon. Pembuatan beton ini adalah dengan cara menambahkan foam agent yang dibuat dengan pencampuran spectafoam, harder mill (HDM), dan polymer kedalam adukan mortar kemudian ditambahkan berbagai variasi kadar serat nylon. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhir. Benda uji berupa silinder 15 cm x 30 cm untuk pengujian modulus elastisitas, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine). Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan maksimum kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 34,47% pada kadar serat 1%; 45,60% pada kadar serat 0,5%; dan 59,47% pada kadar serat 1% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat nylon.