Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm Budi, Agus Setiya; Rismunarsi, Endang; Kharir, Kharir
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 22, Nomor 2, DESEMBER 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.299 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v22i2.12879

Abstract

Bamboo is one of the potential material as a substitute for steel reinforcement. This paper will discuss the flexural capacity of concrete beam with Ori bamboo reinforcement notch V type. The use of the notch is expected to minimize the effects of shrinkage and slip. This study uses laboratory experimental method. Bamboo is used at least 2.5 years old. Bamboo in a notch with a V-shape with the distance between the notch is 2 cm and 3 cm. The sample size used in the form of a concrete beam is 11x15x170 cm. The compressive strength of concrete (fc’) used was 18.3 MPa, yield strength of bamboo (fyb) with nodia is 276.56 MPa, and a yield strength of steel (fys) is 486.6 MPa. Static loading is done with third point loading system. For comparison also tested steel reinforcement concrete beam with Ø-8 mm. Based on test results, the average value of flexural capacity test on a sample of concrete beams reinforced bamboo Ori V notches on the distance between the notch 20 mm is 0.412 tm, and the average value of flexural capacity on the distance between the notch 30 mm is 0.387 tm and the average value of flexural capacity of concrete beam test with steel reinforcement Ø-8 mm is 0.516 tm.
KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU ORI TAKIKAN TIPE U DENGAN JARAK TAKIKAN 10 CM Rohmad, Nur; Budi, Agus Setiya; Rismunarsi, Endang
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.887 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37052

Abstract

Beton bertulang baja merupakan komponen yang sering digunakan pada struktur bangunan dalam dunia konstruksi bangunan, dimana beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan baja memiliki kuat tarik yang tinggi. Salah satu persyaratan beton bertulang adalah Kuat lentur tulangan sehingga apabila pada struktur beton tersebut diberikan beban akan mampu menahan beban pada stuktur. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis berapa Kuat lentur balok beton bertulangan bambu ori takikan tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 15 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Lima buah menggunakan tulangan baja, 10 buah menggunakan tulangan bambu ori dengan dimensi 1650 x 20 x 5,2 mm menggunakan takikan tipe "U" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode three point loading. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin, FT UNS, pada umur beton 28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine( UTM)). Ditinjau dari Kuat lenturnya, momen hasil pengujian balok bertulangan bambu ori takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 10 mm setara 60,55 % sedangkan balok bertulangan bambu ori takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 20 mm juga setara 60,51 % terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu ori tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm terletak antara 1/3 bentang tengah.Sehingga termasuk dalam keruntuhan lentur.
Uji Lentur Balok Beton Bertulang Memadat Sendiri High Volume Fly Ash 50% Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah; Widya Nurhayati, Surya Perdana
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.841 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.45191

Abstract

Fly Ash yang merupakan sisa pembakaran batu bara memiliki ukuran butiran yang sangat halus sehingga berpotensi terhadap pencemaran udara. Dengan kehadiran air dan ukurannya yang halus, oksida silica yang dikandung di dalam fly ash akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan yang mengikat. Penggunaan kadar fly ash lebih besar sama dengan 50% dari total powder, serta penambahan super plasticizer agar beton mampu memadat sendiri, beton tersebut dapat disebut High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Untuk melihat perilaku beton HVFA-SCC pada komponen struktur penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% fly ash pada balok beton bertulang dan balok beton normal. Metode penelitian eksperimen menggunakan benda uji balok beton bertulang HVFA-SCC 50% dan balok beton normal dengan jumlah masing-masing 3 balok, dengan dimensi panjang 1550 mm, lebar 100 mm, dan tinggi 185 mm. Pengujian dilakukan dengan metode four point loading pada jarak 1/3 bentang. Dari hasil penelitian didapatkan balok HVFA-SCC 50% mendapatkan nilai lendutan sebesar 27,41 mm, 30 mm, dan 15,14 mm dan beban sebesar 51,5 kN, 52 kN, dan 54 kN sedangkan balok beton normal memiliki nilai lendutan maksimum sebesar 15,72 mm, 17,72 mm, dan 18,09 mm, dan beban maksimum sebesar 47,25 kN, 52 kN, dan 54,5 kN. Dengan nilai indeks kekakuan sebesar 19,706 pada saat retak dan 8,076 pada saat leleh untuk balok HVFA-SCC 50% serta 16,723 saat retak dan 7,017 pada saat leleh untuk balok beton normal.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP JARAK 15 CM PADA KULIT BAMBU DI SISI DALAM Indriyanto, Laras Ari; Budi, Agus Setiya; Sugiyarto, Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.623 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37063

Abstract

Bambu merupakan salah satu material yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengganti tulangan baja pada balok beton bertulang yang lebih murah, mudah diperoleh, dan dapat diperbaharui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur pada balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tidak sejajar tipe u dengan lebar takikan 10 mm tiap jarak 150 mm pada kulit bambu di sisi dalam. Dilakukan pengujian agregat halus, agregat kasar dan pengujian karakteristik bambu sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui kelayakan material. Perencanaan rancang campur beton menggunakan metode SK SNI 03 - 2834 - 2000. Dimensi bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Nilai kuat lentur balok beton tulangan bambu takikan 10 mm dari analisis hasil pengujian laboratorium adalah 5,2089 N/mm2.
KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM Sunaryo, Sunaryo; Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1603.905 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37413

Abstract

Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan dan mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air dan bahan tambahan lain bila diperlukan. Kelebihan beton yang lain adalah ekonomis, dapat dibentuk sesuai kebutuhan, mampu menerima kuat tekan dengan baik, tahan aus, rapat air, awet dan mudah perawatannya, maka beton sangat populer dipakai baik untuk struktur-struktur besar maupun kecil. Namun saat ini harga bahan bangunan termasuk tulangan baja cukup tinggi, oleh karena itu perlu dicari bahan bangunan alternatif pengganti tulangan baja yang memiliki kuat tarik yang cukup tinggi, lebih ekonomis dan mudah didapat. Bambu adalah sumber daya alam yang ekonomis serta dapat diperbaharui. Selain itu, bambu juga memiliki elastisitas dan kekuatan yang cukup baik sebagai alternatif pengganti tulangan baja pada beton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 12 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Tiga buah menggunakan tulangan baja, enam buah menggunakan tulangan bambu petung takikan tipe V dengan jarak takikan 4 dan 5 cm, dan tiga buah tanpa tulangan. Mutu beton yang direncanakan adalah fc' = 17,5 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode two point loading. Ditinjau dari kapasitas lenturnya, momen hasil pengujian balok beton dengan tulangan bambu petung dengan takikan 4 cm memiliki kapasitas lentur 0,432 tm setara dengan 83,72% dan balok beton dengan tulangan bambu petung dengan takikan 5 cm memiliki kapasitas lentur 0,403 tm setara dengan 78,10% terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm yang memiliki kuat lentur 0,516 tm. Balok beton tanpa tulangan memiiki kapasitas lentur 0.111 tm. Momen hasil analisis dengan mutu beton fc=17,5 Mpa, kuat tarik bambu fynodia=223,89 Mpa, fyinternodia=432,54 Mpa, dan kuat tarik baja fybaja=479,672 Mpa bambu petung jarak takikan 4 dan 5 cm diperoleh 0,269 tm pada bambu nodia, sedangkan pada bambu internodia diperoleh 0,491 tm, dan pada balok beton tulangan baja ?8 mm diperoleh 0,504 tm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu petung takikan tipe V dengan jarak takikan 4 dan 5 cm terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM Setiyawan, Chomarudin Haris; Budi, Agus Setiya; Supardi, Supardi
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.043 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37141

Abstract

Bambu merupakan salah satu alternatif pengganti tulangan baja untuk kebutuhan konstruksi rumah tinggal sederhana. Bambu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui yang keberadaannya mudah ditemukan di berbagai wilayah dan ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat lentur balok tulangan bambu petung vertikal dengan takikan sejajar tipe "U" lebar 1 cm dan 2 cm dengan jarak antar takikan 5 cm. Penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pengujian pendahuluan, tahap pembuatan benda uji, dan tahap pengujian kuat lentur. Dimensi bambu yang digunakan sebagai tulangan adalah 1650x20x5 mm. Dimensi balok adalah 1700x110x150 mm. Pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 03-4431-1997. Nilai kuat lentur rata-rata dari pengujian untuk tulangan bambu dengan takikan 1 cm sebesar 7,9679 N/mm2 dan tulangan bambu dengan takikan 2 cm sebesar 7,6972 N/mm2.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL DENGAN TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 10 DAN 20 MM PADA TIAP JARAK 15 MM Nugroho, I Sapto Agung; Budi, Agus Setiya; Rismunarsi, Endang
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.203 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37122

Abstract

Bambu merupakan bahan organik yang bisa digunakan untuk menjadi alternatif pengganti tulangan pada struktur sederhana beton bertulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur pada balok beton tulangan bambu petung dengan takikan sejajar tipe U dengan lebar takikan 10 mm dan 20 mm pada tiap jarak 150 mm. Pengujian agregat halus, agregat kasar dan pengujian karakteristik bambu digunakan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui kelayakan material. Perencanaan rancang campur beton menggunakan metode SK SNI 03 - 2834 - 2000. Dimensi bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Nilai kuat lentur analisis hasil pengujian laboratorium adalah 11,2654 N/mm2 untuk takikan 1 mm dan 14,6303N/mm2 untuk takikan 20 mm.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM Isman, Ayu Noviana; Budi, Agus Setiya; Santosa, Bambang
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.447 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37058

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang masih dipergunakan secara luas di Indonesia. Material ini memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menahan gaya tekan, namun beton lemah dalam menahan gaya tarik. Berkaca dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu material pendukung lain yang dapat membantu kinerja beton dalam menahan gaya tarik, salah satunya adalah bambu. Bambu mulai dikenal sebagai material lokal alternatif yang dapat digunakan sebagai tulangan beton ramah lingkungan dan mudah ditemui. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 30 mm tiap jarak 100 mm. Pengujian pendahuluan yang dilaksanakan untuk mengetahui kelayakan material meliputi pengujian agregat kasar, agregat halus, dan karakteristik bambu. Rancang campur beton menggunakan metode SK SNI 03 - 2834 - 2000. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 m sebanyak dua belas buah, enam balok beton bertulangan bambu dan enam balok beton lain bertulangan baja D 8 mm. Tulangan bambu berasal dari bambu petung dengan panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Nilai kuat lentur yang didapat dari hasil pengujian laboratorium adalah 12.3693 N/mm2 untuk balok beton bertulangan baja D 8 mm dan 6.6530 N/mm2 untuk balok beton bertulangan bambu petung. Prosentare perbandingan nilai kuat lentur rerata balok bertulangan bambu petung terhadap kuat lentur rerata balok beton bertulangan baja D 8 mm sebesar 53.79%.
KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM Pasa, Alsenda Kemal; Budi, Agus Setiya; Purwanto, Edy
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.879 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37106

Abstract

Bambu merupakan salah satu material yang memiliki kuat tarik yang tinggi, hampir sebanding dengan baja. Tujuan ini penelitian ini adalah mengetahui kuat lentur balok tulangan bambu petung dengan menggunakan kakikan tidak sejajar tipe U lebar 1 dan 2 cm pada tiap jarak 15 cm. Penggunaan takikan bertujuan untuk memperkuat ikatan antara bambu dengan beton. Proses pengawetan dilakukan pada bambu dengan menggunakan boraks dan asam boriks. Pengujian material dilakukan untuk mengetahui spesifikasi material. Mutu beton disyaratakan minimal 17,5 MPa dengan slump 6-18 cm, perancangan menggunakan SNI 03 - 2834 - 2000. Dimensi balok adalah 1700 mm x 110 mm x 150 mm. Panjang tulangan bambu adalah 1650 mm dengan luas penampang efektif 100 mm2 untuk dua tulangan bambu. Hasil pengujian kuat lentur sebesar 6,32 MPa untuk tipe tulangan takikan 1 cm dan 9,48 MPa untuk tipe tulangan takikan 2 cm.
KAJIAN TEGANGAN REGANGAN DAN KUAT TEKAN BETON HVFA MEMADAT SENDIRI TERHADAP BETON NORMAL Alisiyah, Syifa Rahma; Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.468 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38487

Abstract

Pemanfaatan limbah fly ash dari sisa pembakaran batu bara dapat digunakan dalam inovasi beton karena ukurannya yang kecil sebagai substitusi semen dan filler dengan proporsi ≥50%. Fly ash mengandung silika (SiO2) tinggi yang berfungsi sebagai pozolan yang dapat mengikat hasil sisa reaksi hidrasi semen dengan air berupa kristal Ca(OH)2 menjadi gel CSH yang dapat menambah kekuatan beton, inovasi tersebut dikenal sebagai beton High Volume Fly ash (HVFA). Penggunanaan bahan tambah lain berupa superplasticizer agar beton dapat memadat sendiri bertujuan untuk mengatasi permasalahan terbentuknya rongga pada beton bertulang, inovasi tersebut dikenal sebagai beton Self Compacting Concrete (SCC). Apabila inovasi tersebut dikombinasikan dapat disebut sebagai beton HVFA-SCC. Penelitian ini mengkaji tegangan-regangan dan kuat tekan beton HVFA-SCC terhadap beton normal dengan kadar fly ash 50% berumur 28 hari. Sampel beton yang dibuat berupa silinder berukuran 150 mm x 300 mm sebanyak 5 buah. Pengujian beton HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan maksimum antara beton HVFA-SCC dengan beton normal dicapai pada regangan tekan 0,005-0,006. Nilai kuat tekan beton HVFA-SCC lebih besar dari beton normal, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan fly ash dapat meningkatkan kekuatan beton.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adi Kusuma, Imam Brata Agus Supriyadi Aji Sutrasno, Muhammad Irsyad Aji, Gilang Dwi Aji, Sonny Bhaksono Akbar, Masdihar Alisiyah, Syifa Rahma Amalia, Karina Puspa Andrian, Dhimas Andrianing, Silvia Sabela Anes, Azwar Anggen, Wandrianto Arieffyanto, Farid Arieffyanto, Farid Arifia, Febri Arjiantoro, Feri Arjiantoro, Feri Aryono, Ilham Aulia, Putri Sukma Bambang Santosa Baridwan, Bagus Zaki Budi Utomo Cahyanto, Heru Dianata, Reidha Arif Dwi Budi Santoso Dwi Nugrahani, Dhani Ulfa Edy Purwanto Endah Safitri Endang Rismunarsi, Endang Fatah, Vicktoreza Fatah Fathoni, Helmi Fatimah, Isnadia Nurul Fauzi, Fery Gunawan, Purnawan Gunawan, Purnawan Hambali Hambali Hardiman, Satria Erlangga Hardiyanti, Putri Ayu Hartono, Oktavian Farrozy Himawan, Zainuddin Indra Himawan, Zainuddin Indra Ichsan, Riswanda Binta Indriyanto, Laras Ari Indriyanto, Laras Ari Isman, Ayu Noviana Isman, Ayu Noviana Juningsih, Eka Kharir Kharir, Kharir Kholifah, Kharir Nur Kholifah, Kharir Nur Krakata, Yudha Kristiawan, Stefanusi Adi Kurniawan, Dian Kurniawan, Ridlo Dwi Kusno Adi Sambowo Lintang, Karin Sebastia Luthfiana, Maulida Marwanto, Ary Mohammad, Rendy Muhadzib, Muhammad Tsaqif Muhanifah, Hevina Mukahar, Mukahar Mukti, Fajar Hari Mukti, Fajar Hari Mulya, Favian Gustav Mulya, Reza Pratama Mulyanto, Joni Mulyono, Andri Murti, Hudha Pramudya Nahar, M. Nanang Syaifun Nugroho, Hananto Nugroho, I Sapto Agung Nugroho, Okto Wisnu Nurfaizi, Elfizar Nurfuadianto, Aris Oktaviana, Fresta Oktavianto, Arizka Fadhil Pambudi, Cahyo Dwi Pasa, Alsenda Kemal Pasa, Alsenda Kemal Perwira, Eka Perwira, Eka Pradana, Anugerah Fajar Prasetyo, Benny Tri Pratama, Fajri Pratama, Kevin Ferdinand Prayitno, Slamet Prayitno, Slamet Priyono, Aris Putra, Fachri Ferdiansyah Putro, Shendy Nurcahyo Rahardian, Lutfi Dwi Ratih, Patria Eka Regkidiniyanto, Regkidiniyanto Regkidiniyanto, Regkidiniyanto Rohmad, Nur Rozani, Maulana Eva S. Anggen1, Wandrianto S. Anggen1, Wandrianto Safira, Hapsari Octa Saifullah, Halwan Alfisa Sanjaya, Adil Budi Sasmito, Alif Sekar Arum, Sekar Senot Sangadji, Senot Setiono Setiono Setiyawan, Chomarudin Haris Shelina, Sheilla Sri Kartika, Agelia Gita Stefanus Adi Kristiawan Suciandari, Ermadea Presty Sugianto, Putut Sugianto, Putut Sugiyarto Sugiyarto Sunarmasto, Sunarmasto Sunarmasto, Sunarmasto Sunaryo Sunaryo Supardi Supardi Suryani, Suci Indah Uswah, Hanafi Akhmad Wibowo Wibowo Widayanto, Totok Widya Nurhayati, Surya Perdana Wijaya, Reyhan Prastha Yolanda, Yulia Yudhanto, Faisal Arya Yulistanto, Nugroho