Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Trinitas dalam Pandangan Karl Barth Grace Son Nassa
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 10 No 1 (2020): Juli-Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v10i1.31

Abstract

Artikel ini bersifat pengantar ke dalam pemahaman seorang teolog tentang Trinitas yakni Karl Barth. Barth menitikberatkan penjelasannya pada kesatuan Trinitas. Meskipun hal itu terlihat mirip dengan pandangan para teolog sebelumnya, Barth tetap memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan kesatuan Trinitas. Kita akan melihat bahwa Barth seolah-olah menegaskan perbedaan pribadi Trinitas melalui penguatan pada kesatuan Trinitas. Melalui tinjauan kepustakaan, artikel ini mencoba melihat literatur yang berkaitan langsung dengan Barth serta tulisan lain yang dianggap kredibel dan mendukung fokus penelitian. Trinitas dalam pandangan Barth adalah Allah yang mewahyu, satu yakni Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang tidak dapat ditukar satu dengan yang lainnya. Dia adalah Allah yang bebas dan berbelas kasih sehingga melalui wahyu dan karya-Nya, Ia berkenan untuk diri-Nya sedikit diketahui oleh ciptaan khususnya manusia. Hal ini dapat menjadi sebuah sumbangsih pemikiran bagi para teolog ketika ingin memperluas pengetahuan mengenai Trinitas, maupun dalam upaya melihat lebih jauh cara Barth berpikir.
Maria sebagai "role model" bagi wanita Kristen masa kini berdasarkan kitab Injil Matius dan Lukas Frida Laurencia; Grace Son Nassa
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 11 No 1 (2021): Juli-Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v11i1.145

Abstract

This research highlights the profile of the life of Mary, the mother of Jesus, which is studied based on the Bible, especially the Gospels of Matthew and Luke. In this research, we will cover five aspects of Mary's life: her spiritual life, character, morality, mentality, and role as a wife and a mother. The goal of this research is for Christian women living today to understand these five perspectives of Mary's profile on how to serve their husbands and to set an example for the children God has entrusted to them. This research uses a qualitative approach with the method of literature. The results of the research shows that Mary’s spiritual life, character, mentality, morality, and her role as wife and mother are biblical according to the word of God. Thus, the values ​​of Mary's life are still relevant to be implemented into the daily lives of today's Christian women.
Pengantar ke Dalam Teologi Natural Alister E. McGrath Grace Son Nassa
Pengarah: Jurnal Teologi Kristen Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36270/pengarah.v2i1.20

Abstract

Penelitian ini bertujuan menyajikan sebuah pengantar ke dalam teologi natural berdasarkan konsep dari Alister E. McGrath yang dinilai memiliki sifat cukup berbeda dan lebih holistik daripada teologi natural lainnya. Jika teologi natural yang lain berdasar pada filsafat tertentu, konstruksi budaya manusia, atau konsep modernis dan posmodernis, McGrath justru mengembalikan teologi natural miliknya pada wahyu atau Alkitab sebagai sumber utama. Analisis tulisan ini pada umumnya didasarkan pada tulisan-tulisan karya McGrath yang sedikit dipertemukan dengan pandangan beberapa teolog lainnya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teologi natural tidak selamanya harus diletakkan di atas filsafat, konstruksi budaya manusia, atau konsep modernis dan posmodernis, tapi juga bisa dikembalikan ke Alkitab sebagai sumber utama. Selain itu, McGrath menampilkan relasi sains dan teologi tidak selamanya berlawanan atau berseberangan, justru relasi tersebut dapat menciptakan sebuah teologi natural yang menarik ketika keduanya saling mengisi dan mengoreksi. McGrath juga menunjukkan bahwa teologi natural bisa mencakup kategori teosentris, antroposentris, dan biosentris sekaligus. Inilah alasan mengapa teologi natural McGrath dinilai lebih holistik dari pada teologi natural yang lain.
PENTINGKAH KEANEKARAGAMAN HAYATI?: Sebuah Landasan Teologis Memperjuangkan Keberlanjutan Biodiversitas Grace Son Nassa
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 2 Desember 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v17i2.485

Abstract

Abstract: This research aims to construct a theological foundation on biodiversity as a guide used to defend biodiversity sustainability. The method used is literature study that focuses on three things, namely biodiversity crisis and forests as a home for biodiversity (land), the voice of the Bible on biodiversity and its relationship with humans, and the importance of the fight for biodiversity sustainability. The condition of biodiversity is critical. Meanwhile, the Bible emphasizes that biodiversity is a creation that is highly valued and blessed by God. In addition, humans are God's co-creators who should strive for the health of biodiversity sustainability for the sake of the sustainability of all life on earth. As humans are connected and tied to biodiversity, they are a part of biodiversity. Keywords: Biodiversity, creation, sacramental, sustainability. Abstrak: Penelitian ini bertujuan membangun sebuah landasan teologis mengenai biodiversitas dan menjadikannya sebagai petunjuk dalam upaya memperjuangkan keberlanjutan biodiversitas. Metode yang digunakan adalah metode studi literatur yang difokuskan pada tiga hal, yakni krisis biodiversitas dan hutan sebagai rumah biodiversitas (darat), suara Alkitab mengenai biodiversitas dan relasinya dengan manusia, serta pentingnya perjuangan bagi keberlanjutan biodiversitas. Kondisi biodiversitas sedang kritis. Sementara itu, Alkitab menekankan bahwa biodiversitas adalah ciptaan yang sangat dihargai dan diberkati Allah. Selain itu, manusia adalah co-creator Allah yang harusnya memperjuangkan dan mengupayakan keberlanjutan kesehatan biodiversitas demi keberlanjutan kehidupan bersama, dan karena terhubung dan terikat dengan biodiversitas, ia adalah kerabat biodiversitas. Kata-kata kunci: Biodiversitas, ciptaan, sakramental, keberlanjutan.
Trinitas dalam pandangan Agustinus dari Hippo Grace Son Nassa
Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 11 No 2 (2022): Januari-Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v11i2.191

Abstract

Tujuan artikel ini adalah mendeskripsikan pemahaman Agustinus dari Hippo mengenai Trinitas sebagai sebuah kontribusi teologis bagi para akademisi dalam menggali doktrin Trinitas. Pandangan Agustinus di kemudian hari sangat mempengaruhi banyak teolog mengenai Trinitas. Agustinus memiliki ciri khas sendiri dalam melihat Trinitas juga menggunakan metode khusus dalam upaya menjelaskan tentang Trinitas, salah satunya adalah analogi psikologikal. Meskipun tidak sempurna dan banyak dikritik, tetapi sumbangsih metode Agustinus dalam upaya memahami Trinitas tetap dapat diapresiasi. Artikel ini menggunakan metode analisis konten sehingga berfokus pada literatur yang ditulis oleh Agustinus serta didukung oleh tulisan-tulisan lain yang kredibel dalam melihat pandangan Agustinus mengenai Trinitas. Agustinus melihat Trinitas adalah Allah, satu yakni Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ia adalah The Origin dan The Creator, dan untuk sampai pada titik “sedikit” mengerti dan memahami tentang Trinitas, maka manusia memerlukan kasih yang lahir dari iman, sebab iman yang menuntun pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang Trinitas.
Mencintai Alam: Perspektif Agustinus Dari Hippo Nassa, Grace Son
Manna Rafflesia Vol. 8 No. 2 (2022): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.548 KB) | DOI: 10.38091/man_raf.v8i2.246

Abstract

This research is motivated by an ecological crisis that cannot be separated from the spiritual crisis of mankind. This research is constructive and offers a way of loving nature based on the perspective of Augustine from Hippo. The method used is content analysis, which requires the author to analyze primary and secondary writings related to the topic and then draw important points, process and present them in the form of descriptions. This research shows that Augustine's perspective on loving nature is significant for the current ecological crisis because Augustine does not agree with the utilitarian point of view in looking at nature and even suggests throwing it away because it is very detrimental to nature. In addition, renewal of the senses, mind, and heart, and contemplating God in nature and nature in God becomes a necessary thing and a way that can be used in an effort to love nature. These three things can be a positive contribution to efforts to find ways to love nature which are currently critical.
Biblical wisdom: rethinking Christian education according to Proverbs 1:2-7 and its relationship with national education philosophy Nassa, Grace Son; Latuihamallo, Yulianus
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/jupak.v3i2.130

Abstract

The purpose of this study is to discover the significance of biblical wisdom according to Proverbs 1:2-7 in Christian education and to use it as a point of view when highlighting the national education philosophy, as well as to see whether the nature of the two complement each other or sharpen each other when they meet? The method used was a combination of theological interpretation of Proverbs 1:2-7 and a synchronic perspective on the philosophy of the national education motto. This research found that Christian education has two sides when it meets the philosophy of the national education motto. First, Christian education remains based and aims at biblical wisdom, next, it can be open to the philosophy of the motto but applies analytical rigor and criticality.
Diskursus Guru Kristen: Diciptakan untuk Mendidik, Mengajar dan Melayani Nassa, Grace Son; Masinambow, Yornan; Rompa, Masye; Banfatin, Nahor
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55967/manthano.v3i2.74

Abstract

Abstract: This article describe and analyze the Christian teacher discursively, where the Christian teacher is created to educate also teach, and serve. Christian teachers must first understand the theological concepts of creation to redemption as fundamental in educating students. Christian teachers must rely on Christ as a guide for their teaching and education in addition to themselves with various scientific perspectives. In this article, a qualitative research approach with a literature study method is used to describe and analyze Christian teachers. The results found are that Christian teachers in their progress as educators must have biblical insights that are first attached to the teacher and then implemented in students. In addition, Christian teachers need to be creative and effective like Christ who in His teaching attracted the attention of many people, complicated teaching but simplified as best as possible but with the aim of proclaiming the Kingdom of God. The Christian teacher's biblical knowledge and creativity are based on introducing God based on His word to the learners. Christian teachers must upgrade themselves in teaching and educating, not be rigid and follow Christ who taught with power, creativity and effectiveness, in contrast to the scribes who taught as a formality and stuck to legalism. In this way, the Christian teacher's progress is discursively dynamic, meeting the challenges of the times while at the same time adhering to biblical insights based on the teaching of Jesus Christ, the Great Teacher.    Abstrak: Artikel menjabarkan serta menganalisis tentang guru Kristen secara diskursif, dimana guru Kristen dicipta untuk mendidik sekaligus mengajar dan melayani. Guru Kristen harus terlebih dahulu memahami konsep teologis penciptaan hingga penebusan sebagai hal fundamental dalam mendidik para peserta didik. Guru Kristen harus mengandalkan Kristus sebagai pedoman pengajaran dan pendidikannya selain diri mereka sendiri dengan berbagai perspektif keilmuan yang ada. Dalam artikel ini, pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan digunakan untuk mendeskripsikan serta menganalisis guru Kristen. Adapun hasil yang ditemukan adalah guru Kristen dalam kemajuannya sebagai pendidik harus memiliki wawasan alkitabiah yang terlebih dahulu melekat dalam diri guru lalu diimplementasikan pada peserta didik. Selain itu, guru Kristen perlu kreatif dan efektif seperti Kristus yang dalam pengajaran-Nya yang menarik perhatian banyak orang, pengajaran yang rumit namun disederhanakan sebaik mungkin namun dengan tujuan pewartaan Kerajaan Allah. Wawasan alkitabiah dan kreatifitas guru Kristen didasarkan pada memerkenalkan Allah berdasarkan firman-Nya kepada para peserta didik. Guru Kristen harus mengupgrade diri dalam mengajar dan mendidik, tidak kaku serta mengikuti Kristus yang mengajar dengan berotoritas, kreativitas, dan efektivitas, kontras dengan para ahli Taurat yang mengajar sebagai formalitas dan terjebak pada legalisme. Dengan begitu, kemajuan guru Kristen secara diskursif adalah bergerak dinamis, memenuhi tantangan zaman namun pada saat yang sama berpatokan pada wawasan alkitabiah berdasarkan pada pengajaran Yesus Kristus, Sang Guru Agung.
Teokrasi dalam Kitab Daniel sebagai Rujukan Prinsip Ketaatan pada Keputusan Pemerintah Eksekutif Nassa, Grace Son
KARDIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Parakletos Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69932/kardia.v2i2.29

Abstract

Abstract: This research aims to analyze and expose the theocracy in the book of Daniel, then use it as a reference for the principle of obedience to the executive government towards a decision on the proposed change in the nomenclature of Isa Almasih to Jesus Christ. Because there is very little or no research that links the theocracy of the book of Daniel with the issue of changing the nomenclature of Isa Almasih to Jesus Christ. The method used is content analysis. Thus, the book of Daniel will be analyzed, especially the theme of theocracy in it and then the pattern of theocracy will be constructed based on the findings. The pattern is then used as a principle of obedience to the government's decision regarding the proposed change in the nomenclature of Isa Almasih to Jesus Christ. As a result, the theocracy building constructed from the book of Daniel has effectiveness for His chosen people personally and communally, which has an apocalyptic dimension and is strongly tied to eschatological expectations. This cannot be separated from the Jewish tradition that is closely related to theocracy. This research can enrich the discourse on theocracy for Christians in particular through the perspective of the book of Daniel and can be used as a principle of obedience to the executive government's decision on a decision.   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengekspos teokrasi dalam kitab Daniel, lalu dijadikan sebagai rujukan prinsip ketaatan pada pemerintah eksekutif terhadap sebuah keputusan tentang usulan perubahan nomenklatur Isa Almasih menjadi Yesus Kristus. Sebab sangat sedikit bahkan belum ada penelitian yang mengaitkan teokrasi kitab Daniel dengan masalah perubahan nomenklatur Isa Almasih menjadi Yesus Kristus. Metode yang digunakan adalah analisis konten. Dengan demikian, kitab Daniel akan dianalisis khususnya tema teokrasi yang ada di dalamnya lalu dikonstruksi pola teokrasi berdasarkan hasil temuan tersebut. Pola itu kemudian dijadikan sebagai prinsip ketaatan pada keputusan pemerintah terkait usulan perubahan nomenklatur Isa Almasih menjadi Yesus Kristus. Hasilnya, bangunan teokrasi yang dikonstruksi dari kitab Daniel memiliki keefektifan bagi umat pilihan-Nya secara personal maupun komunal, yang memiliki dimensi apokaliptik dan terikat kuat dengan harapan eskatologis. Hal itu tidak lepas dari tradisi Yahudi yang berkait erat dengan teokrasi. Penelitian ini dapat memperkaya wacana tentang teokrasi bagi umat Kristen khususnya melalui perspektif kitab Daniel dan dapat dijadikan sebagai prinsip ketaatan terhadap keputusan pemerintah eksekutif tentang suatu keputusan
MELIHAT DAN MENGHARGAI ALAM DARI PERSPEKTIF TRINITAS Nassa, Grace Son
GENEVA: JURNAL TEOLOGI DAN MISI Vol. 12 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Abdi Allah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71361/gjtm.v12i1.71

Abstract

Tujuan artikel ini adalah menawarkan sebuah cara untuk melihat dan menghargai alam dari perspektif Trinitas. Berbasis pada studi literatur, metode yang digunakan adalah analisis konten. Buku, jurnal, dan sumber luring ataupun daring lainnya yang berbicara mengenai Trinitas dan alam sebagai ciptaan ditelaah untuk menarik butir-butir penting mengenai cara melihat dan menghargai alam dari perspektif Trinitas, yang kemudian diolah dalam bentuk deskriptif. Perspektif Trinitas dapat memberi sumbangsih positif bagi orang Kristen dalam cara melihat dan menghargai alam sebagai ciptaan. Hal ini signifikan bagi komunitas Kristen dalam konteks krisis ekologis yang terjadi saat ini. Melalui perspektif Trinitas, cara melihat dan menghargai alam berpatokan pada keyakinan iman bahwa alam adalah ciptaan Trinitas, dan relasi positif dengan alam didasarkan pada relasi Trinitas yang saling mengasihi dan menghormati.