Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Gambaran Pengetahuan Masyarakat Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap Sanitasi Lingkungan Di Wilayah Pesisir Kecamatan Manganitu Kasaluhe, Meityn Disye; Hinonaung, Jelita Siska Herlina; Mahihody, Astri Juwita; Gansalangi, Ferdinand; Patras, Mareike Doherty; Wuaten, Grace Angel
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 4 No 1 (2025): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jkj.Vol4.Iss1.1412

Abstract

Sanitasi dasar merupakan usaha upaya dasar dalam meningkatkan kesehatan manusia melalui penyediaan lingkungan yang sehat dan memenuhi standar kesehatan. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa dari 4,2 miliar penduduk masih terdapat keluarga yang memiliki sanitasi yang buruk. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2022, sebanyak 8,95% masyarakat Indonesia belum memiliki akses terhadap sumber air minum yang layak dan 8,7% masyarakat belum memiliki fasilitas jamban yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan masyarakat dan sikap petugas kesehatan terkait sanitasi lingkungan di Wilayah Pesisir Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan metode proportional sampling dengan jumlah sampel 123 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar responden adalah perempuan 108 (87,8%), kategori usia 19-59 tahun 104 (84,6%), tingkat pendidikan rendah 63 (51,2%) dan memiliki penghasilan rendah 109 (88,6%). Responden dengan kategori pengetahuan baik yaitu 70 (56,9%) dan sikap petugas kesehatan termasuk pada kategori baik 72 (58,5%). Masyarakat telah memiliki pengetahuan yang baik tentang sanitasi lingkungan serta menilai bahwa petugas kesehatan telah memiliki sikap yang baik dalam hal memberikan informasi tentang sanitasi kepada masyarakat di wilayah pesisir. Perlu diadakan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap kodisi sanitasi lingkungan serta penilaian terhadap konsistensi sikap petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi tentang sanitasi lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Manganitu.
Kondisi Hidro-Oseanografi di Pulau Marore, Sangihe Kumaseh, Eunike Irene; Sarapil, Costantein Imanuel; Patras, Mareike Doherty; Tatontos, Yuliana Varala; Ikhtiagung, Ganjar Ndaru
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 3 No 01 (2025): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v3i01.6320

Abstract

Pulau Marore, termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Kepulauan Marore, merupakan sebuah pulau yang terletak di kawasan perbatasan Indonesia dengan Pulau Balut dan Pulau Saranggane (Filipina). Penelitian ini bertujuan untuk penentuan karakteristik hidro – oseanografi yang lebih tepat di Pulau Marore, demi perencanaan & pelaksanaan pembangunan yang tepat sasaran bagi masyarakat di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil. Metode perhitungan pasang surut menggunakan Metode Admiralty. Dalam penentuan perhitungan tinggi dan periode gelombang diperoleh dengan menggunakan metode Hind Casting (metode peramalan gelombang laut berdasarkan data kecepatan angin yang terjadi di beberapa waktu sebelumnya dan peta lokasi yang ditinjau. Sedangkan untuk penentuan pola arus dilakukan pengukuran secara in-situ di lokasi penelitian. Arah angin dominan di Pulau Marore yaitu arah Timur Laut. Intensitas arah gelombang bulan Januari – Februari di wilayah perairan Pulau Marore hingga Pulau Miangas bisa mencapai 4 – 5 meter. Pada bulan Agustus – September, kondisi perairan menjadi lebih ekstrim, intensitas arah gelombang mengarah ke Samudera Pasitik yaitu arah Utara – Barat Laut Perairan Sangihe - Talaud, serta tinggi gelombang bisa mencapai lebih dari 5 meter. Jenis pasang surut di Pulau Marore yaitu semi-diurnal, 2x terjadi pasang dan 2x terjadi air surut. Arus terjadi sebesar 0,33 m/s. Perbedaan kemiringan morfologi dasar yang berpengaruh langsung terhadap tinggi gelombang yang terjadi di sekitar pantai. Gelombang datang dari laut lepas tidak mengalami peredaman energi oleh dasar laut, sehingga gelombang pecah di daerah pantai. Kondisi hidro – oseanografi di Pulau Marore terbilang ekstrim, sehingga perlu adanya perencanaan pembangunan struktur pelindung pantai yang lebih kuat dari struktur pantai pada umumnya.
Pemeriksaan Golongan Darah Pada Siswa SMP Negeri 2 Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe Kasaluhe, Meityn Disye; Hinonaung, Jelita Siska Herlina; Mahihody, Astri Juwita; Gansalangi, Ferdinand; Wuaten, Grace Angel; Patras, Mareike Doherty; Hapsari, Destu Ayu; Kakambong, Ardhia Regita Cahyani; Sutono, Privyandini Citra Dwi; Medellu, Shania Jovanca Michelle
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v4i2.1592

Abstract

Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja perlu mengenal dan memahami kondisi kesehatan dirinya termasuk informasi tentang golongan darah. Informasi terkait golongan darah termasuk informasi dasar yang berguna dalam situasi darurat seperti kecelakaan maupun untuk kebutuhan transfusi darah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melakukan upaya promosi kesehatan lewat edukasi kepada siswa tentang pentingnya informasi golongan darah serta memfasilitasi siswa untuk dapat melakukan pemeriksaan golongan darah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu perencanaan dan identifikasi masalah, koordinasi dan perizinan, pelaksanaan serta evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menujukkan bahwa terdapat 86 siswa yang melakukan pemeriksaan golongan darah. Dilihat berdasarkan jenis kelamin sebagian besar peserta berjenis kelamin laki-laki (51,2%). Pada kategori Usia, sebagian besar peserta berusia 13 tahun (36,05%). Berdasarkan hasil pemeriksaan golongan darah mayoritas peserta memiliki golongan darah O (51,16%), golongan darah B (22,09%), golongan darah A (20,93%) serta golongan darah AB (5,18%). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pemeriksaan golongan darah pada siswa SMP Negeri 2 Manganitu telah memberikan kontribusi yang positif dalam penyediaan data kesehatan dasar. Selain itu edukasi kesehatan yang dilakukan memberi manfaat bagi para siswa mengenai pentingnya golongan darah masing-masing.
PEMBERDAYAAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DAN PENGGUNAAN SAMPAH PLASTIK DI KAMPUNG BEENG LAUT KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH Patras, Mareike Doherty; Tinungki, Yeanneke L.
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v5i1.318

Abstract

Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam penanganan masalah sampah diwujudkan dengan adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di desa-desa. Budaya lama membakar dan membuang sampah ke selokan dan sungai serta laut menunjukkan bahwa setiap upaya untuk membersihkan lingkungan membutuhkan perubahan besar dalam pola pikir masyarakat. Perilaku membuang sampah pada tempat sampah dan penggunaan ulang sampah plastik mengurangi persentase sampah berdasar jenis di Kepulauan Sangihe. PKMS ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat tentang perilaku membuang sampah, memanfaatkan limbah wadah minuman plastik dan pembuatan tempat sampah. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, demonstrasi dan kerja bakti. Hasil dari Program Kemitraan Masyarakat Stimulus berupa penyuluhan tentang penanganan dan pengolahan sampah, penyuluhan penanganan Covid 19, pembuatan keranjang sampah dari gelas aqua serta pembuatan tempat sampah. Kegiatan PKMS di Kampung Beng Laut terlaksana dengan baik, dengan harapan masyarakat membuang sampah di tempat sampah yang telah disiapkan dan menggunakan kembali sampah plastik untuk menjadi barang yang bernilai. Community empowerment in handling waste problems is realized through community participation in waste management in the villages. The old culture of throwing trash into rivers and seas shows that any attempt to clean up the environment requires a major change in people mindsets. Behavior of throwing trash and reuse plastic and reduces the percentage of trash by type in the Sangihe Islands. Those PKMS aim to empower the people in Beng Laut about throw of plastics trash, used of plastics drink glass waste and make trash can. The method used were form of counseling, demonstrations and community service. The results of the Stimulus Community Partnership Program were form of counseling on waste handling and processing, counseling on handling Covid 19, make of baskets trash from aqua glass plastics and trash bins. PKMS activities in village Beng Laut going smoothly, hope that people could throwing trash in garbage and make use of plastics trash are become goods value.
PENINGKATAN KAPASITAS IBU DALAM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN STUNTING DI KAMPUNG PINTARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGGARA Simanjorang, Chandrayani; Patras, Mareike Doherty
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v5i2.442

Abstract

Salah satu intervensi bidang kesehatan untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia adalah dengan intervensi gizi spesifik. Di antaranya dengan memberikan edukasi kepada Ibu yang memiliki balita terkait stunting. Strategi ini dapat diperkuat melalui peran perguruan tinggi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Ibu dalam deteksi dini dan pencegahan stunting. Semua anak balita dari Ibu yang menjadi sasaran penyuluhan mendapatkan makanan tambahan berupa susu dan biskuit. Kegiatan pengabdian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pintareng pada Maret-Agustus 2021. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan kepada Ibu yang memiliki balita tertkait stunting dan deteksi dini stunting. Penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Dengan meningkatnya pengetahuan Ibu maka diharapkan dapat menjadi salah satu upaya menurunkan prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Pintareng. Selain penyuluhan dilakukan juga pemberian makanan tambahan berupa susu dan biscuit. Hasil kegiatan ditemukan bahwa terdapat 7 orang anak stunting sementara 3 orang lainnya masuk kategori normal. Berdasarkan wawancara terdapat faktor risiko stunting pada anak diantanya faktor ekonomi, faktor pengasuhan yang kurang baik, anak sering sakit infeksi, dan anak tidak mau makan. Sebanyak 10 orang Ibu dan 1 orang petugas kesehatan mendapatkan penyuluhan terkait stunting dan deteksi dini stunting. Sebelum dilakukan penyuluhan, mayoritas tingkat pengetahuan ibu masih kurang (90 persen) dan hanya 1 orang Ibu (1 persen) yang memiliki pengetahuan baik terkait stunting. Setelah penyuluhan, pengetahuan ibu menjadi meningkat meskipun pengukurannya dilakukan secara kualitatif (wawancara) dengan demikian kapasitas Ibu dalam deteksi dini stunting juga semakin meningkat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses yang harus dilakukan secara terus menerus sehingga disarankan kepada Puskesmas untuk menyisipkan kegiatan penyuluhan terkait stunting dalam posyandu rutin. One of the interventions in the health sector to reduce the prevalence of stunting in Indonesia is specific nutrition interventions. Among them by providing education to mothers who have toddlers who stunting. This strategy can be strengthened through the role of universities in community service activities. Therefore, this activity aims to increase the capacity of mothers in the early detection and prevention of stunting. All children under five from mothers who were the target of counseling received additional food in the form of milk and biscuits. Service activities are carried out in the work area of ​​the Pintareng Health Center. The method used is to provide counseling to mothers who have toddlers related to stunting and early detection of stunting. Counseling is carried out from door to door by implementing good health protocols. With the good knowledge of mothers, it is hoped that it can be one of the efforts to reduce the prevalence of stunting in ​​the Pintareng Health Center. In addition to counseling, additional food was also provided in the form of milk and biscuits. The results of the activity found that there were 7 stunting children while 3 others were in the normal category. Based on interviews, there are risk factors for stunting in children including economic factors, poor parents, children often getting infections, and children don't want to eat. A total of 10 mothers and 1 health worker received counseling related to stunting and early detection of stunting. Before the counseling was carried out, the majority of mothers' knowledge levels were still lacking (90 percent) and only 1 mother (1 percent) had good knowledge regarding stunting. After counseling, the mother's knowledge increased even though the measurement was done qualitatively (interview). The process of health education is a process that must be carried out continuously so it is recommended to the Puskesmas to insert the outreach activities in Health Center.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DALAM PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI LEHUPU KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Patras, Mareike Doherty; Gansalangi, Ferdinan; Simanjorang, Chandrayani
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Ilmia Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v7i1.464

Abstract

Salah satu cara mengatasi masalah sampah adalah dengan membuat tempat penampungan sampah sementara (TPS) atau tempat penampungan akhir (TPA). Hal ini diharapkan agar dapat mengurangi volume sampah dan masalah sampah yang mengaibatkkan dampak lingkungan kesehatan pada masyarakat pesisir dan laut serta mempermudah manajemen pengelolaan sampah. Berdasarkan data dari mahasiswa KKL Politeknik Negeri Nusa Utara di Kampung Lehupu Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Tahun Akademik 2019/2020 ada 30 rumah 34 persen yang membuang sampah di laut dengan menenggelamkannya ke dasar laut dan 25 rumah (29 persen) dibakar, 21 rumah (24 persen) di buang sembarang, 10 rumah (12 persen) dibuang di kebun dan hanya 1 rumah yang menggali lubang untuk membuang sampah. Berdasarkan latar belakang masalah, tim pengabdi telah melakukan pengabdian tentang “PKMS Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Sehat Melalui Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah. Kegiatan dilaksanakan di Kampung Lehupu Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada Juni-Agustus 2021. Tahapan kegiatan pengabdian diawali dengan melakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga, pandemi COVID-19, vaksinasi COVID-19 dan pemberian bantuan 3 sak semen dan cat guna pembuatan tempat sampah dengan tujuan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di laut tapi membuang sampah di tempat sampah yang tersedia. Pembuatan tempat sampah dilakukan oleh masyarakat secara suka rela dan bergotong royong. Adanya kegiatan yang sama dan berkelanjutan sangat diharapkan agar perilaku membuang sampah pada tempatnya menetap pada masyarakat Lehupu. One way to overcome the waste problem is to create a temporary waste shelter (TPS) or final shelter (TPA). This is expected to reduce the volume of waste and waste problems that cause environmental health impacts on coastal and marine communities and facilitate waste management. Based on data from KKL (Community Service Program) at the State Polytechnic of North Nusa in Lehupu Village, South Tabukan District, Middle of the Academic Year 2019/2020, there were 30 houses, 34 percent of which were thrown garbage in the sea in sinking it into the seabed and 25 houses (29 percent) were burned, 21 houses (24 percent) ) was thrown away, 10 houses (12 percent) were dumped in the garden and only 1 house dug a hole to dispose of garbage. Based on the background of the problem, the service team has done service on "PKMS for Empowering Coastal Communities in Improving Clean and Healthy Life Behaviors through the Construction of a Garbage Disposal Site”. The activity was carried out in Lehupu Village, South Central Tabukan District, Sangihe Islands Regency in June-August 2021. The stages of service activities begin with conducting counseling on household waste management, the COVID-19 pandemic, and COVID-19 vaccination, and providing assistance with 3 bags of cement and paint for making trash cans with the aim that people no longer throw garbage in the sea but throw garbage in the trash. which is available. The construction of garbage dumb is carried out by the community voluntarily and by working together. The existence of the same and sustainable activities is highly recommended so that the behavior of disposing of waste in its place remains in the Lehupu community.
EDUKASI TERAPI NON FARMAKOLOGIS PEMANFAATAN MENTIMUN DAN JAHE DALAM PENANGGULANGAN HIPERTENSI DI PULAU MARORE Tatangindatu, Maryati Agustina; Tooy, Gracia; Hinonaung, Jelita Siska Herlina; Patras, Mareike Doherty
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v7i2.612

Abstract

Salah satu penyakit tidak menular yang seringkali tidak menimbulkan gejala sehingga menyebabkan penderita terbesar tidak patuh dalam melaksanakan pengobatan yaitu hipertensi. Oleh sebab itu, perlu adanya pencegahan terjadinya masalah terkait penyakit hipertensi dan kejenuhan untuk mengonsumsi obat hipertensi setiap hari melalui pemberian edukasi. Tujuan pengabdian ini untuk memberikan edukasi terapi Non farmokologis pemanfaatan jus mentimun dan rendaman air jahe dalam penanggulangan hipertensi di Pulau Marore. Pada tanggal 17 Juli dilakukan kegiatan pengabdian di Aula Kantor Kecamatan Marore. Hasil menunjukkan adanya peningkatan rerata pengetahuan dibandingkan sebelum edukasi diberikan dengan nilai selisih 20,3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi berpengaruh cukup efektif terhadap peningkatan pengetahuan partisipan. Kesimpulan adanya peningkatan pengetahuan sesudah dilakukan edukasi terapi non farmakologis pemanfaatan mentimun dan jahe dalam penanggulangan hipertensi di Pulau Marore One of the non-communicable diseases that often does not cause symptoms, causing the majority of sufferers to be non-compliant with treatment, is hypertension. Therefore, it is necessary to prevent problems related to hypertension and boredom from taking hypertension medication every day by providing education. The aim of this service is to provide non-pharmacological therapy education on the use of cucumber juice and ginger water soaks in treating hypertension on Marore Island. On July 17, service activities were carried out in the Marore District Office Hall. The results show an increase in the average knowledge compared to before education was provided with a difference value of 20.3. This shows that providing education has a quite effective effect on increasing participants' knowledge. The conclusion is that there is an increase in knowledge after providing education on non-pharmacological therapy on the use of cucumber and ginger in treating hypertension on Marore Island
Gamblang (Steel and Brilliant Mental Generation) as an Effort to Improve Mental Health of School-Based Adolescents at SMK Negeri III Tahuna Tooy, Gracia Christy; Bajak, Chatrina Maria Agustina; Umboh, Melanthon Junaedi; Patras, Mareike Doherty; Tatangindatu, Maryati Agustina; Wuaten, Grace Angel
Abdimas Indonesian Journal Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Civiliza Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/aij.v5i2.872

Abstract

The Sangihe Islands Regency is an outermost Indonesian archipelago with a significant number of adolescents and faces serious challenges related to adolescent mental health. One prominent case was a suicide attempt by a student at SMK Negeri 3 Tahuna due to depression, reflecting the importance of psychosocial interventions in the school environment. The "GAMBLANG" Community Service Program (PMUP) was implemented as a promotional and preventive effort to increase students' knowledge and awareness of mental health. Activities included counseling, pre-post tests, and early detection of mental health using the LiveWell by Zurich application. The analysis showed a significant increase in student knowledge (p < 0.05) after the counseling, and 1 in 12 students showed signs of a real mental disorder. This program was also followed by the provision of a first aid kit to support the establishment of a school health center (UKS). The GAMBLANG program is expected to become an effective school-based intervention model in increasing the mental resilience of adolescents in border areas.
Socio-economic Impact of the Development of Para Lelle Tourism Village, Tatoareng District, Sangihe Kumaseh, Eunike Irene; Sarapil, Costantein Imanuel; Ikhtiagung, Ganjar Ndaru; Patras, Mareike Doherty
Maritime Park: Journal of Maritime Technology and Society Volume 4, Issue 3, 2025
Publisher : Department of Ocean Engineering, Faculty of Engineering, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/mp.vi.44425

Abstract

This research aims to determine the impact of developing the Para Lelle tourist village on the socio-economic conditions of fishermen as well as formulating policies for the Government based on this impact analysis. Data collection was carried out by collecting data directly through interviews and observation (direct observation) using questionnaires on fishermen in Para Lelle Village (Para Island) Tatoareng District, Sangihe Islands Regency. Qualitative descriptive data analysis for socio-economic conditions and level of community welfare using a Likert scale approach. Quantitative data analysis to determine the influence of the development of the Para Lelle tourist village on the socio-economic conditions of fishermen using statistical regression analysis methods. Currently, marine tourism activities do not have a significant impact on people's income. Policies that can be taken for the development of the Para Lelle Developing Tourism Village are increasing coordination & communication between the Village Government and Regional Government as well as other stakeholders, increasing the development of public facilities in tourist areas, and increasing the capabilities of local communities.
Edukasi Eco-Lifestyle Pada Siswa SMP Negeri 3 Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Gansalangi, Ferdinand; Kasaluhe, Meityn Disye; Mahihody, Astri Juwita; Hinonaung, Jelita Siska Herlina; Patras, Mareike Doherty; Lalombo, Agneta Sartika; Hapsari, Destu Ayu; Maanaiya, Juanda Putri A.; Wuwung, Indra Berliant; Kaunang, Vicky
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2025): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v4i4.2142

Abstract

Timbulan sampah di wilayah Indonesia mencapai 36 ton per tahun dan 67, 62% diantaranya merupakan sampah yang tidak terkelola. Banyaknya timbulan sampah disebabkan karena berbagai faktor baik dari aspek perilaku, lingkungan serta fasilitas pembuangan sampah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran serta keterlibatan siswa dalam penggunaan sampah plastik dan pengelolaan sampah. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam berbagai langkah yakni analisis situasi, koordinasi, pelaksanaan hingga evaluasi. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan diikuti oleh 101 peserta.  Berdasarkan karakteristik, 55 (54,5%) merupakan peserta perempuan dan 46 (45,54%) peserta laki-laki. Peserta mayoritas berusia 12 tahun dengan jumlah 44 (43,6%). Skor rerata pengetahuan peserta pada lembar pretest yakni 7 dan rerata pada lembar posttest menjadi 9,5 dari skor maksimal 10. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mampu meningkatkan pegetahuan dan kesadaran siswa tentang pentingnya penerapan eco-lifestyle. Keterlibatan siswa dalam praktik daur ulang turut memicu kreativitas siswa serta memberikan perspektif baru tentang potensi sampah menjadi barang bermanfaat.