Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Menteng Palangka Raya Supriandi, Supriandi; Missesa, Missesa; Lestari, Mimin; Mulida, Mulida
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 15, No 1 (2024): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v15i1.943

Abstract

Latar Belakang: Komunikasi Interpersonal adalah sebuah sebuah proses membina hubungan antara pasien dengan Perawat. Komunikasi interpersonal yang dilakukan perawat mengenai kepatuhan minum obat pada penyakit DM memiliki proses penting agar tercapainya keberhasilan pengobatan.Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien DM Tipe 2.Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah 1000 populasi menggunakan Rumus Lameshow dengan total 40 responden Dilakukan mulai dari bulan Maret sampai April 2023..   .Hasil: Berdasarkan karakteristik responden mayoritas usia dari 45-59. Tahun sebanyak 25 orang (62,5%) dan Jenis Kelamin Laki-laki sebanyak 21 orang (52,5%) dengan tingkat komunikasi baik 26 orang (65%) dan tingkat kepatuhan patuh 23 orang (57,5%). Didapatkan nilai p0,05 = 0,0030,05 dengan korelasi 0,453 tingkat kekuatan hubungan sedang dan arah hubungan positif.Simpulan: Terdapat Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pada Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Menteng Palangka Raya tahun 2023. Meningkatkan komunikasi interpersonal perawat dengan kepatuhan berobat pasien DM Tipe 2 dapat memberikan kualitas yang baik pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Menteng Palangka Raya.. Background : Interpersonal Communication is a process of building relationships between patients and nurses. Interpersonal communication carried out by nurses regarding adherence to taking medication in DM disease has an important process in order to achieve successful treatment.Research Purpose : To find out the Relationship between Nurse Interpersonal Communication and Medication Compliance in Type 2 DM PatientsResearch Methods : The type of quantitative study with a cross sectional design. The population taken in this study was 1000 population using the Lameshow Formula with a total of 40 respondents. Conducted  from March to April 2023.Research Result : Based on the characteristics respondents majority of aged 45-59 years as many as 25 people (62.5%) and Gender Male as many as 21 people (52.5%) with a good level of communication 26 people (65%) and obedience level of 23 people (57.5%). The value of p 0.05 = 0.003 0.05 obtained with a correlation of 0.453, the strength of the relationship is moderate and the positive direction.Conclusion : There is relationship between interpersonal communication nurse and medication adherence in Type 2 DM Patients at the Puskesmas Menteng Palangka Raya in 2023. Improving nurse interpersonal communication with medication adherence Type 2 DM patients can provides good quality health services at the Puskesmas Menteng Palangka Raya.
Supportive EducativeBerbasis Integrasi Self Care Dan Family Centered Nursing Model Terhadap Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Status Gizi Penderita Tuberkulosis Supriandi, Supriandi; Lestari, Mimin
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 14, No 2 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v14i2.925

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis biasanya dikaitkan dengan kemiskinan, kepadatan penduduk, alkoholisme, stres, kecanduan narkoba dan kekurangan gizi. Gizi kurang dan tuberkulosis merupakan masalah yang saling berhubungan atau saling berinteraksi satu sama lain. Status gizi kurang akan mempengaruhi imunitas dan akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi yang selanjutnya menjadi TB. Dukungan keluarga berpengaruh positif terhadap status gizi dan kepatuhan berobat dan secara statistik dinyatakan signifikan. Salah satu contoh dukungan yang berpengaruh terhadap status gizi penderita adalah dukungan instrumental, seperti: menyediakan makanan yang bergizi dan yang dibutuhkan oleh tubuh penderita TB paru sehingga status gizinya menjadi lebih baik dan mendukung untuk dapat sembuh.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh intervensi supportive educative system berbasis integrasi self care dan family centered nursing model terhadap dukungan keluarga dalam status gizi penderita tuberkulosis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasy experimental,standar sampel penelitian dengan jumlah 30 sampel pada kelompok control dan 30 sampel pada kelompok intervensi dengan metode adalah simple random sampling.Hasil: Pengetahuan meningkat pada kelompok intervensi, dukungan emosi meningkat baik pada kelompok intervensi, dukungan keluarga pada aspekpenghargaanjuga meningkat baik, dukungan instrument meningkat menjadi baik, dukungan informasi meningkat menjadi baik.Simpulan: Setelah dilakukan intervensi dukungan keluarga untuk semua sub variable dukungan mengalami peningkatan pada kelompok control, sedangkan pada kelompok perlakuaan dukungan yang mengalami peningkatan adalah dukungan emosi. Background: Tuberculosis is usually associated with poverty, overcrowding, alcoholism, stress, drug addiction and malnutrition. Malnutrition and tuberculosis are problems that are interconnected or interact with each other. Poor nutritional status will affect immunity and will reduce the body's resistance so that it is susceptible to infection which then becomes TB. Family support has a positive effect on nutritional status and treatment compliance and is statistically significant. One example of support that influences the nutritional status of sufferers is instrumental support, such as: providing nutritious food that is needed by the body of pulmonary TB sufferers so that their nutritional status becomes better and supports them to recover.Research Objective: Determine the effect of a supportive educational system intervention based on the integration of self care and a family centered nursing model on family support in the nutritional status of tuberculosis sufferers.Method: This research is a quantitative study with a quasi-experimental design, standard research sample with a total of 30 samples in the control group and 30 samples in the intervention group with a simple random sampling method.Results: Knowledge increased in the intervention group, emotional support increased well in the intervention group, family support in the appreciation aspect also increased well, instrument support increased to good, information support increased to good.Conclusion: After theintervention family support for all sub-variables support increased in the control group, while in the treatment group the support what has increased is emotional support.
PELAKSANAAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER  (ILP) PADA MASYARAKAT DI DESA HIYANG BANA PALANGKARAYA Pujiastuti, Maria; Sulistyowati, Reny; Ratna, Tri; Purba, Maria Magdalena; Lestari, Mimin; Missesa
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan (JUPKes), Edisi Juni 2025
Publisher : STIKes Santa Elisabeth Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52317/jupkes.v4i2.54

Abstract

Integrasi Layanan Primer (ILP) merupakan pendekatan komprehensif dalam sistem kesehatan yang bertujuan mengintegrasikan berbagai layanan dasar untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat secara holistik. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada kelompok rentan di daerah pedesaan menunjukkan perlunya implementasi ILP sebagai upaya preventif dan promotif yang terintegrasi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan implementasi ILP bagi dua kelompok rentan di Desa Hiyang Bana, Kabupaten Katingan, Kota Palangka Raya, yaitu lansia dan ibu hamil. Metode yang digunakan adalah pendampingan berkelanjutan melalui pemeriksaan kesehatan komprehensif, edukasi kesehatan, dan pemberdayaan kader desa. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi kedua kelompok rentan tersebut, pendeteksian dini faktor risiko kesehatan, peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin, serta penguatan sistem rujukan kesehatan desa. Melalui pendekatan ILP yang berkelanjutan, kegiatan ini berhasil mengintegrasikan berbagai aspek pelayanan kesehatan primer untuk meningkatkan status kesehatan kelompok rentan di wilayah pedesaan. Model pendampingan berkelanjutan ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan program ILP di wilayah serupa lainnya.