Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dalam Mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh Selama Masa Pandemi COVID-19 Simanjuntak, Sarah Michelle; Diniari, Ni Ketut Sri; Wiguna, I Gusti Rai Putra; Aryani, Luh Nyoman Alit
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i03.P08

Abstract

Kecemasan merupakan sebuah respons adaptif yang mendorong seseorang untuk dapat mengambil langkah kedepannya. Mahasiswa rentan terhadap gangguan kecemasan, khususnya pada masa pandemi COVID-19. WHO menetapkan bahwa COVID-19 sebagai pandemi. Upaya untuk tetap melanjutkan pendidikan sambil mencegah penyebaran penyakit adalah penyelenggaraan program Pembelajaran Jarak Jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dalam mengikuti sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode cross-sectional­ menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana semester 1 angkatan 2020, semester 3 angkatan 2019, dan semester 5 angkatan 2018. Sampel diambil menggunakan metode stratified random sampling dengan total 260 sampel. Data diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic Version 22. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat sebesar 54.2% mahasiswa tidak memiliki kecemasan dan sebesar 45.8% mahasiswa memiliki kecemasan dengan tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Karakteristik yang terbanyak pada responden adalah mahasiswa berjenis kelamin perempuan, mahasiswa semester 3 angkatan 2019, mahasiswa yang berusia 19 tahun, mahasiswa yang memiliki dukungan finansial yang cukup, mahasiswa dengan kapasitas gawai dan jaringan yang cukup memadai, mahasiswa dengan situasi dan kondisi ruang belajar yang cukup memadai, mahasiswa dengan cara belajar sesuai mood, dan mahasiswa yang tidak memiliki riwayat gangguan kecemasan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat sebesar 45.8% mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan dengan kecemasan yang berbeda-beda pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh.
TERAPI PERILAKU KOGNITIF PADA EPISODE DEPRESIF SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK DAN GANGGUAN CEMAS MENYELURUH: LAPORAN KASUS WIGUNA, I GUSTI RAI PUTRA; SUTRISNA, I PUTU BELLY; TULUS, ANGELINA
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i1.3261

Abstract

A moderate depressive episode with somatic symptoms accompanied by generalized anxiety disorder disrupts the patient's daily functioning and affects their quality of life. Individuals with feelings of sadness and anxiety often hold various irrational beliefs that require therapeutic intervention. One potential treatment is cognitive behavioral therapy (CBT). This study will present the effectiveness of CBT in addressing cases of depression and anxiety. CBT sessions, which typically consist of 8-12 sessions, not only alleviate mood disturbances but also improve cognitive processes. This case report will also highlight the importance of CBT in managing the patient’s condition, in conjunction with pharmacotherapy and supportive psychotherapy. It is hoped that this study will pave the way for the future development of CBT. ABSTRAKEpisode depresif sedang dengan gejala somatik disertai dengan gangguan cemas menyeluruh menimbulkan gangguan dalam fungsi sehari-hari pasien dan mempengaruhi kesejahteraan hidup. Seseorang dengan suasana perasaan sedih dan cemas memiliki berbagai kepercayaan irasional yang perlu untuk diberi terapi. Salah satu terapi yang dapat diberikan adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Studi ini akan memaparkan tentang efektivitas CBT dalam menangani kasus depresi dan cemas. Adapun sesi CBT terdiri dari 8-12 sesi yang tidak hanya dapat meredahkan gangguan suasana perasaan, tetapi juga memperbaiki cara berpikir. Laporan kasus ini akan menunjukkan pula pentingnya CBT untuk menangani kondisi pasien diimbangi dengan psikofarmaka dan psikoterapi suportif. Diharapkan penelitian ini dapat membuka jalan untuk pengembangan CBT di masa mendatang.
PENDEKATAN TERINTEGRASI HIPNOTERAPI DAN COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY DALAM PENANGANAN PASIEN JIWA WIGUNA, I GUSTI RAI PUTRA; WATI, WATI; MARIANTO, MARIANTO
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/healthy.v3i2.3435

Abstract

Hypnotherapy and Cognitive Behavioral Therapy (CBT) are two psychotherapy approaches that have proven effective in treating various psychological disorders, such as anxiety, depression and trauma. Despite having different mechanisms, the combination of these two therapies offers better results compared to using each separately. Hypnotherapy works by accessing the subconscious mind to address hidden emotional problems, while CBT focuses on changing negative thought patterns. Integration of the two can speed up the healing process by reducing emotional resistance and modifying basic beliefs that inhibit change. Research shows that this combination is effective for a variety of disorders, including anxiety, depression, PTSD, and addiction. This literature aims to explain the basic concepts of hypnotherapy and CBT, the effectiveness of each in treating psychological disorders, as well as the clinical application of the integration of the two methods. It is hoped that these findings will provide a deeper understanding for psychotherapy practitioners and mental health professionals in applying this combined therapy. ABSTRAKHipnoterapi dan Terapi Kognitif Perilaku (CBT) adalah dua pendekatan psikoterapi yang terbukti efektif dalam menangani berbagai gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan trauma. Meskipun memiliki mekanisme yang berbeda, kombinasi kedua terapi ini menawarkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan masing-masing secara terpisah. Hipnoterapi bekerja dengan mengakses pikiran bawah sadar untuk mengatasi masalah emosional yang tersembunyi, sementara CBT fokus pada perubahan pola pikir negatif. Integrasi keduanya dapat mempercepat proses penyembuhan dengan mengurangi resistensi emosional dan memodifikasi keyakinan dasar yang menghambat perubahan. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ini efektif untuk berbagai gangguan, termasuk kecemasan, depresi, PTSD, dan kecanduan. Literatur ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar hipnoterapi dan CBT, efektivitas masing-masing dalam mengatasi gangguan psikologis, serta aplikasi klinis integrasi kedua metode tersebut. Diharapkan, temuan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi praktisi psikoterapi dan profesional kesehatan mental dalam mengaplikasikan terapi gabungan ini.
WAHAM SOMATIK : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA WIGUNA, I GUSTI RAI PUTRA; WAHYUNI, ANAK AYU SRI; ADITYA, MIKAEL
Jurnal Hasil Penelitian dan Pengembangan (JHPP) Vol. 1 No. 3 (2023): Juli
Publisher : Perkumpulan Cendekia Muda Kreatif Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61116/jhpp.v1i3.156

Abstract

Waham merupakan keyakinan yang salah berdasarkan interpretasi yang tidak benar dari realitas eksternal meskipun ada bukti sebaliknya. Keyakinan itu tidak sesuai dengan budaya atau subkultur seseorang, dan hampir semua orang tahu itu salah. Prevalensi gangguan waham seumur hidup adalah sekitar 0,2%. Subtipe waham presekutorik adalah yang paling umum dan subtipe somatik sangat jarang. Desain penelitian ini adalah Literature Review atau tinjauan pustaka. Penyebab gangguan waham belum diketahui secara pasti dan gangguan waham somatik cukup sulit dibedakan. Manifestasi klinis waham somatik yang paling umum adalah yang berhubungan dengan infestation (termasuk infestasi parasit); distorsi bentuk, ketiadaan, atau kerusakan bagian tubuh; nyeri dan kelemahan tubuh; atau kehilangan identitas di mana suatu bagian tubuh tampak terpisah atau asing. Pasien sangat yakin akan keparahan gejalanya.. Perlu dilakukannya pendekatan lebih pada pangobatan waham somatik, dapat diberikan antipsikotik dan SSRI. Kesan klinis menunjukkan bahwa prognosis gangguan waham buruk. Pada beberapa pasien, pengobatan dapat dikurangi atau dihentikan tanpa efek buruk, sementara pada pasien lain waham kambuh dengan cepat setelah penghentian, dan pengobatan harus dipertahankan untuk waktu yang lama.