Articles
Pengaruh Passionate love Terhadap Kepuasan Relasi Romantis Pada Emerging Adulthood yang Sedang Menjalin Hubungan Jarak Jauh (Long Distance Relationship)
Widiastuti, Yulista;
Widhyastuti, Cahyaning;
Kuswartanti, Dyah Rachman;
Limin, Debby Sutanti
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/insight.v8i2.74938
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh passionate love terhadap kepuasan relasi romantis pada emerging adulthood yang sedang menjalin hubungan jarak jauh (LDR). Responden dalam penelitian ini berjumlah 256 orang yang berusia 18-29 tahun, sedang menjalani LDR dan belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik convenience sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner yang berisi 2 skala, yaitu skala passionate love dan skala relationship assessment scale. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS Versi 25 dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif passionate love terhadap kepuasan relasi romantis dengan nilai signifikansi 0,000. Artinya semakin tinggi passionate love maka akan semakin tinggi juga kepuasan relasi romantis, sebaliknya semakin rendah passionate love maka akan semakin rendah kepuasan relasi romantis.
“Kita Satu, Kita Berkorban”: Identity Fusion dan Willingness To Sacrifice Pada Kelompok Suporter Sepak Bola Indonesia
Widhyastuti, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (190.571 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v2i1.300
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara identity fusion dan willingness tosacrifice pada salah satu kelompok suporter yang ada di Indonesia. Penelitian ini melibatkkan 122(82 laki-laki) responden, dengan rentang usia 15-34 tahun (M = 19,67, SD = 3,19), yang merupakananggota suatu kelompok suporter sepak bola di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif korelasional. Analisis data penelitian menggunakan analisis korelasi product momentdengan bantuan SPSS version 22, yang mengkorelasikan identity fusion dan willingness to sacrifice.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara identity fusion dan willingness tosacrifice pada kelompok suporter sepak bola. Artinya, semakin responden merasa menyatu dengankelompok suporter diamana ia berada, maka semakin tinggi keinginan mereka untuk berkorbanmembela kelompok mereka.
“Ku Rela Demi Kau”: Willingness To Sacrifice Pada Kelompok Suporter Sepak Bola di Indonesia
Widhyastuti, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (434.846 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v2i2.368
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran willingness to sacrifice (kesediaan berkorban) pada anggota kelompok suporter sepak bola di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 143 (112 laki-laki) anggota kelompok suporter sepak bola di Indonesia. Responden penelitian ini beragam, yaitu memiliki rentang usia 17 – 32 tahun (M = 20.57, SD = 3.15 tahun). Keseluruhan responden penelitian merupakan anggota aktif kelompok suporter sepak bola di Indonesia dengan rentang pendidikan antara SMP – Sarjana. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software JASP (Jeffreys’s Amazing Statistics Program) versi 0.14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki willingness to sacrifice pada tingkat sedang (67.8%). Responden lainnya sebanyak 18.3% memiliki skor willingness to sacrifice pada tingkat rendah, dan sisanya sebanyak 13.9% berada pada kategori willingness to sacrifice yang tinggi.
Studi Pendahuluan Fear Of COVID-19: Bagaimana Orang Memandang COVID-19
Widhyastuti, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (314.906 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v3i01.406
This study is a preliminary study conducted by researches on how people deal with the COVID-19 pandemic. In this study, researcher wanted to show how people's views of COVID-19. In addition, researcher in this initial study also wanted to see how the validity and reliability of the fear of Covid-19 scale which was the result of language translation. The 71 respondents (21 males) were involved in this preliminary study with the age range of respondents ranging from 17-32 years (M = 21.79, SD = 3,468). The respondents in this study came from several cities in Indonesia with various activity backgrounds. Furthermore, the descriptive analysis in this study was carried out with the help of SPSS for windows version 22. The results of the analysis show that most of the respondents in this study have a moderate level of fear of Covid-19 with a percentage of 73% of respondents. against COVID-19, which is 14% of respondents. Meanwhile, at a low and very high level of fear, there were 13% and 14% of respondents, respectively.
“Membantu tapi takut”: Studi tentang Fear of Covid-19 dan Perilaku Menolong
Widhyastuti, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (359.028 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v3i2.440
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-experimental dengan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of covid-19 dan perilaku menolong. Responden penelitian melibatkan 82 responden (32 laki-laki) dengan rentang usia responden berkisar antara 17-32 tahun (M = 21.67, SD = 3.300). Mereka berasal dari beberapa kota di Indonesia dengan berbagai latar belakang aktivitas. Kemudian untuk analisis korelasional, penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdadap korelasi negatif antara fear of covid dan perilaku menolong. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi perasaan takut seseorang terhadap covid-19 maka seseorang akan cenderung tidak mau menolong orang lain. Begitupula sebaliknya, apabila perasaan takut terhadap covid-19 rendah maka seseorang akan cenderung bersedia menolong orang lain.
“My Husband dan Me”: Bagaimana Co-parenting pada Ibu?
Widhyastuti, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (358.181 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v4i1.495
Menjadi ibu merupakan harapan banyak perempuan. Namun di balik itu, banyak peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Salah satunya yaitu pengasuhan. Pengasuhan atau mengasuh anak memang tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, melainkan tanggung jawab bersama dengan suami. Akan tetapi budaya masyarakat patriarki masih memandang bahwa pekerjaan domestic, yang salah satunya adalah mengasuh anak, menjadi tanggung jawab Ibu. Melihat hal itu, pada penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana Ibu merasakan dan menilai sejauhmana suami mereka berperan dalam mengasuh anak bersama-sama. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang dilakukan peneliti dengan melibatkan 52 orang ibu sebagai responden penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan prosesnya dilakukan dengan bantuan SPSS versi 25. Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa 51.9% responden berada pada kategori cukup, yang artinya bahwa responden merasa bahwa pasangan mereka cukup berperan dalam pengasuhan anak. Selanjutnya 30.8% berada pada kategori kurang, yaitu responden merasa pasangan atau suami kurang berperan dalam membantu mengasuh anak. Sisanya sebesar 17.3% responden merasa bahwa pasangan mereka baik dalam berperan membantu mengasuh anak bersama-sama.
“We Are One and As A Team”: Peran Co-Parenting dan Matiral Satisfaction Terhadap Parental Stress Pada Ibu
Widhyastuti, Cahyaning;
Annisa, Nida Muthi
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (534.044 KB)
|
DOI: 10.37278/jipsi.v4i2.548
Pengasuhan pada anak idealnya dilakukan oleh pasangan suami istri. Peran orang tua yang dijalankan secara bersama-sama akan menumbuhkan kerjasama pengasuhan (co-parenting). Ketika co-parenting dilakukan dan dijalankan oleh orang tua, diharapkan tidak muncul perasaan terbebani pada salah satu pihak dalam mengasuh orang tua yang dapat memicu munculnya stress. Di sisi lain, co-parenting berkaitan juga marital satisfaction. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui peran co-parenting dan marital satisfaction dalam mempengaruhi parental stress. Penelitian dilakukan secara daring dengan memberikan link berisi kuesioner penelitian kepada responden penelitian. Analisis data penelitian dilakukan secara regresi berganda dengan dua variable independent yaitu co-parenting dan marital satisfaction, serta satu variabel dependen yaitu parental stress. Hasilnya menunjukkan bahwa secara bersamaan co-parenting dan marital satisfaction berpengaruh pada parental stress ibu (p<0.05). Hal ini berarti seorang ibu akan mungkin mengalami stress apabila kerjasama pengasuhan antar pasangan tidak berjalan dengan baik dan juga memiliki penilaian yang rendah pada kepuasan pernikahannya. Sebaliknya ketika seorang ibu merasa pasangan turut berperan dalam pengasuhan dan juga memiliki kepuasan pernikahan yang baik maka cenderung tidak mengalami stress pengasuhan.
Dampak Parenting Education terhadap Parenting Sense of Competence dalam Mempersiapkan Dewasa Awal Menjadi Orangtua sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian dan Kesehatan Mental Keluarga
Putri, Pradiptya Septyani;
Widhyastuti, Cahyaning;
P. S., Adinda Destia;
Stiffany, Luccyana
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37278/jipsi.v5i2.773
In Indonesia, there are still many cases related to feelings of incompetence during the process of raising children or what is usually called parental sense of competence (PSOC). Feelings of incompetence during the parenting process can affect the child's future growth and development. One way to anticipate this is by preparing prospective parents to feel competent in parenting. This research was conducted with the aim of looking at the impact of providing psychoeducation on parenting education on parental sense of competence in early adulthood to prepare them as parents in an effort to increase family independence and mental health. This research used a one group pretest-posttest experimental method, with 49 respondents who had the criteria of early adulthood, not being married and not having children. Data was collected using the PSOC questionnaire adapted from Gibaud-Wallston & Wandersman's PSOC measuring tool with a validity score between 0.25-0.74 (<0.25), and a reliability score of 0.726. The collected data was analyzed using paired sample t-test data analysis techniques with the help of SPSS 27. The results of the test obtained a significance score of 0.036 (<0.05), which means the hypothesis is accepted, namely that there is an impact of parenting education on parenting sense of competence in preparing for early adulthood. become a parent.
Marriage Readiness and Fear of Commitment in Unmarried Early Adults
Annisa, Nida Muthi;
Widhyastuti, Cahyaning;
Hermawan, Cyndi Fiolandha;
Amos, Amos;
Nahrudin, Muhammad Novan Rhamdani
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 6 No 2 (2024): Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37278/jipsi.v6i2.999
Individu dewasa perlu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tahapan baru yaitu sebuah hubungan pernikahan. Namun, terkadang ada hal yang membuat individu dewasa merasa takut untuk bisa membangun pernikahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara marriage readiness dan fear of commitment pada dewasa awal yang belum menikah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif korelasional. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik convenience sampling dan didapatkan sebanyak 184 orang dewasa awal yang belum menikah. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sukoon Marital Readiness Scale dan Fear of Relationship Commitment Scale. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis pearson product moment dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.00 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat hubungan antara marriage readiness dan fear of commitment pada dewasa awal yang belum menikah.
Efektivitas Psikoedukasi “Bersiaga” dalam Menurunkan Tingkat Fear of Commitment pada Dewasa Awal
Widhyastuti, Cahyaning;
Putri, Pradiptya Septyanti;
Limin, Debby Sutanty
Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI) Vol 6 No 2 (2024): Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Psikologi (JIPSI)
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37278/jipsi.v6i2.1014
Establishing a commitment in a relationship is not easy, especially negative information about marriage relationships on social media that is very easy to access. This condition can have an impact on the feelings and perceptions of individuals in building a committed relationship, namely the emergence of feelings of fear and worry. This study aims to see how psychoeducation about marriage readiness can reduce fear of marriage in early adulthood. The study was conducted using an experimental method that provided treatment in the form of psychoeducation. Fear of marriage in this study was measured using the fear of relationship commitment scale. The results of the study showed that providing psychoeducation can reduce fear of commitment in early adults involved in the study.