Articles
EVALUASI PELAKSANAAN LATIHAN BEBAN PADA PERIODE PERSIAPAN TIGA CABANG OLAHRAGA DALAM PERSIAPAN PON BANDUNG 2016
Samodra, Touvan Juni
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Keolahragaan Volume 1 Nomor 1 Oktober 2018
Publisher : Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (357.756 KB)
|
DOI: 10.26418/jilo.v1i1.31348
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan latihan beban pada periode persiapan tiga cabang olaharaga dalam persiapan PON bandung 2016. Sampel penelitian adalah cabang olahra panahan, tinju dan tarung drajat pelatih dan atlet. Data diperoleh dengan menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode persiapan pada adaptasi anatomi cabang panahan dan tinju masih kurang dalam melakukan pembebanan kepada ateltnya. Pada periode peningkatan kekuatan maksimal cabang pahanan dan tinju terlalu over load memberikan beban kepada atlet yang dibinanya. Cabang tarung drajat dari awal menggunkan repetisi maksimal dalam melaksanakan pembebanan kepada atlet.
MENINGKATKAN KOORDINASI MATA TANGAN MELALUI LEMPAR TANGKAP BOLA KECIL PESERTA DIDIK TUNARUNGU
Deki, .;
G. Simanjuntak, Victor;
Samodra, Touvan Juni
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2016): Februari 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Abstrak: Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah terjadi peningkatan koordinasi mata tangan pada permainan bola kasti peserta didik kelas B tunarungu SMP Luar Biasa Dharma Asih Pontianak dengan permainan lempar tangkap bola kecil. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas B tunarungu Sekolah Dharma Asih Pontianak jumlah sampel sebanyak 25. Hasil penelitian menunjukan peningkatan sebesar 8% pada akhir siklus II. Sedangkan pada siklus I tidak terjadi peningkatan. Jumlah peserta didik yang mendapat nilai kriteria sangat baik pada tes awal dan siklus I sampai siklus II tidak ada (0%) Jumlah peserta didik kriteria nilai baik yang semula pada tes awal tidak ada (0%), pada siklus II meningkat menjadi 8%. Jumlah peserta didik yang mendapat kriteria cukup pada sikuls I adalah 0%, pada siklus II sebanyak 28%. Sedangkan untuk kategori nilai kurang pada siklus I tidak ada atau 0%, pada siklus II sebanyak 28%. Pada kategori amat kurang pada siklus I terdapat 100% dan pada siklus II 36%. Kata Kunci : Koordinasi, Tunarungu, Bola Kasti Abstract: The formulation of problem in this research is "whether an increase hand-eye coordination to play baseball learners class B junior deaf Extraordinary Dharma Asih Pontianak to catch a small ball throwing game. The method used was classroom action research. Subjects were students of class B Dharma Asih Deaf School Pontianak total sample peelitian 25. The results showed an increase of 8% at the end of the second cycle. While in the first cycle is not increased. The number of students who scored criteria very well in initial tests and the first cycle to the second cycle no (0%) Number of students criteria for a good value that was originally in early tests no (0%), on the second cycle increased to 8%. Number of students who received sufficient criteria on sikuls I is 0%, the second cycle as much as 28%. As for the category of less value in the first cycle does not exist or 0%, in the second cycle as much as 28%. In the category of very less in the first cycle there is 100% and the second cycle 36%.  Key Words: Coordination, Hearing Impairment, Baseball Â
PEMAHAMAN KONSEP BERMAIN SISWA MOTORIK TINGGI DAN RENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERTANDING (TGfU)
Samodra, Touvan Juni
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jiku.v8i2.31105
Pendidikan jasmani dipahami sebagai pendidikan melalui gerak dan tentang gerak. Melalui gerak dipahami siswa dididik dengan media gerak, pembelajaran tentang gerak merupakan ranah kognisi untuk memahami gerak yang dipelajari. Gerak merupakan sajian utama yang dipergunakan dalam pendidikan.  Kegiatan bermain merupakan aktivitas yang disenangi dalam pendidikan jasmani. Agar dapat berpartisipasi dalam permainan selain keterampilan gerak sebagai modal dasar, tidak kalah penting adalah pemahaman terhadap permainan. Pemahaman ini akan memberikan bakal untuk peserta didik memutuskan apakah akan bergerak, kemana bergerak, dengan gerakan apa, atau bahkan memutuskan untuk tidak bergerak. Penelitian ini focus pada bagaimana pengaruh intervensi model pembelajaran Teaching Game for Understanding (TGfU) terhadap pemahaman konsep bermain pada siswa sekolah dasar. Penelitian dilakukan dengan eksperimen dengan membandingkan kemampua dua kelompok eksperiman. Sampel adalah siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan perspsi tinggi 10 rendah masing masing 10 siswa.  Instrument penelitian adalah lembar pengamatan Game performance Assesment Instrumen (GPAI), tes persepsi motorik. Data dianalisis dengan menggunakan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki perspsi motorik tinggi dan rendah sama hasilnya dalam pemahaman konsep bermain.Kata Kunci: TGfU, Persepsi Motorik, GPAI
Percepatan Recovery setelah Melakukan Olahraga Basket Man To Man 10 Menit Berdasarkan Nadi Awal Tinggi dan Rendah
Samodra, Touvan Juni;
Gustian, Uray;
Wati, Isti Dwi Puspita;
Supriatna, Eka
Journal of Sport Coaching and Physical Education Vol 7 No 1 (2022): The Inspiring Role for Better Sport Coaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kecepatan pemulihan menjadi bagian yang penting dalam latihan. Denyut nadi awal dapat merupakan indikator tingkat kesiapan dalam melakukan latihan. Diasumsikan jika denyut nadi rendah, maka istirahat yang dilakukan telah terpenuhi. Aktivitas olahraga akan menaikkan denyut nadi, kemampuan untuk kembali atau menurunkan denyut nadi merupakan salah satu indikator tingkat keterlatihan. Penelitian ini memcoba membuktikan perbedaan kecepatan menurunkan denyut nadi dengan istirahat pasif setelah melakukan aktivitas olaharaga. Desain penelitian menggunakan one shost case study. Sampel sebanyak 22 mahasiswa, yang terbagi atas denyut nadi di atas 65 dan di bawah 65 dengan masing-masing kelompok jumlahnya 11. Pengukuran nadi dilakukan selama 30 detik. Data dianalisis dengan ANAVA. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata terjadi perbedaan kemampuan recovery yang ditunjukkan dengan menurunnya denyut nadi. Kelompok dengan nadi awal di bawah 65 secara rerata dari 4 kali pengukuran setiap 3 menit, di setiap pengukuran reratanya lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki denyut nadi awal di atas 65 pada saat awal sebelum mendapatkan perlakuan. Perbedaan rerata ini ketika dilakukan pengujian uji beda ternyata secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
PROFIL HB DAN VO2 MAX ATLET BALAP SEPEDA PRA PON
Samodra, Touvan Juni;
Wati, Isti Dwi Puspita;
Gustian, Uray;
Supriatna, Eka;
Yosika, Ghana Firsta
Journal of Sport Science and Fitness Vol 8 No 1 (2022): Journal of Sport Science and Fitness
Publisher : Department of Sports Science, Faculty of Sports Science, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/jssf.v8i1.58447
Abstrak Olahraga daya tahan kemampuan jantung dan paru sangat vital, dan tidak kalah lagi adalah kadar HB sebaga pengikat oksigen untuk proses oksidasi aerobik selama perlombaan. Memiliki VO2max dan Kadar Hb yang tinggi merupakan kunci utama dalam pemilihan atlet yang dapat diasumsikan dapat memperoleh prestasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan VO2max dan kadar HB dalam darah atlet Seleksi Pra PON 2021 Kalimantan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Populasi adalah Atlet balap sepeda di Pontianak yang mengikuti seleksi untuk PON Papua 2021. Seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 18 atlet 4 putri dan 14 putra. Pengukuran VO2max dilakukan dengan bleep test dan tes HB dengan easy one touch. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji korelasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa rerata kadar HB sebesar 14.5 dan Kemampuan VO2max sebesar 43,15. Hasil Korelasi antara VO2max dan Hb ini dikorelasikan ternyata berkorelasi rendah yaitu 0.235. Berdasarkan hasil penelitian ini ternyata kondisi VO2max atlet balap sepeda 44,44% masuk dalam kategori baik dan kadar HB masuk dalam kategori normal. Abstract Cycling is a type of endurance sport. Endurance exercise, the ability of the heart and lungs is very vital, and no less is the level of HB as an oxygen binder for the aerobic oxidation process during the race. Having high VO2max and Hb levels is the main key in selecting athletes who can be assumed to get good performance. This study aims to determine the ability of VO2max and HB levels in the blood of athletes in the 2021 Pre-PON Selection in West Kalimantan. This research is a survey research. The population is cycling athletes in Pontianak who are participating in the selection for PON Papua 2021. The entire population is sampled in this study with a total sample of 18 athletes, 4 female and 14 male athletes. V02max measurement is done by bleep test and HB test with easy one touch. Data were analyzed by descriptive statistics and correlation test. Based on the results of data analysis, it was found that the average HB level was 14.5 and the VO2max ability was 43.15. The result of the correlation between VO2max and Hb is that the correlation turns out to be low at 0.235. Based on the results of this study, it turns out that the VO2max condition of cycling athletes is 44.44% in the good category and HB levels are in the normal category.
APAKAH JOGGING 2 KILOMETER BERPENGARUH TERHADAP KELENTURAN
Wansah, Syahbayu Dinda;
Samodra, touvan Juni;
Yosika, Ghana Firsta;
Gandasari, Maharani Fatima;
Sastaman B, Putra Sastaman
Journal of Sport Science and Fitness Vol 8 No 2 (2022): Journal of Sport Science and Fitness
Publisher : Department of Sports Science, Faculty of Sports Science, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/jssf.v8i2.63043
Abstrak Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jogging 2km terhadap kelenturan. Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan Desain One Group Pretest – Post Design. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester satu berjumlah 22 orang yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pengetesan sit and reach sebelum dan sesudah melakukan jogging 2km. Teknik analisis data menggunakan deskriptif dan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan kelenturan sebelum melakukan jogging sebesar 11,09 cm, setelah melakukan jogging 2km sebesar 13,44 cm, dengan demikian melakukan jogging 2km juga sangat efektif digunakan untuk mengolah tubuh menjadi lentur Abstract The study aimed to determine the effect of jogging for 2km on flexibility. The method used in this research is an experiment using the One Group Pretest – Post Design. The sample used in this study was students in the first semester of the Sports Coaching Education Study Program, totaling 22 students, who voluntarily participated in the research. This Study used sit-and-reach testing before and after jogging 2km—data analysis techniques using descriptive and t-tests. The results showed a difference in flexibility before jogging of 11.09 cm and after jogging 2km of 13.44 cm. Thus, jogging for 2km is also very effective in making the body more flexible.
Perbedaan Kemampuan Drible Siswa Sekolah Dasar Putra Dan Putri
Samodra, Touvan Juni
STAMINA Vol 6 No 4 (2023): Jurnal Stamina Edisi Desember
Publisher : DEPARTEMEN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/jst.v6i4.1229
The ability to dribble is one of the skills needed to play basketball. Elementary school age, especially the lower grades (1,2, 3) can already be introduced to basic dribbling movements and techniques. Between boys and girls at the age of the lower classes should have the same abilities if they get the same opportunity to learn motion. The purpose of this study was to reveal differences in the dribbling ability of elementary school students. The samples were elementary school students grades 1 to 3 in SDN 10 Anjungan elemantery school. With a total of 52 male and 65 female students. The instrument used was a zigzag dribbling ability test by recording the speed of completing drible assignments. Data were analyzed with no parametric statistics. The results showed that there was no difference in the ability to dribble in male and female elementary school students
PERBANDINGAN PENGARUH DOSIS 75% DAN 100% TERHADAP PENURUNAN BERAT SETELAH MELAKUKAN LATIHAN
samodra, touvan Juni
Jurnal Sporta Saintika Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Sporta Saintika Edisi September 2021
Publisher : Departemen Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/sporta.v6i2.159
The exercise dose needs to be selected to determine the expected results. The exercise dosage is also chosen based on the training objectives. The application of exercise doses will influence the expected variables. Exercises for weight loss are characterized by burning fat. There are options in determining the exercise dose for weight loss. This study aimed to compare the 75% and 100% exercise intensity doses to fluctuations in weight loss. This study does not focus on the press and post-test alone, but rather on proving how effective it is between 75% and 100%. Experimental research design provides 75% treatment of circuit training with 100% weights and circuits. The research was conducted on 12 students as a sample. Exercises are performed using 12 tools. Before and after exercise, weigh the body. Based on the recording during exercise, it turns out that the bodyweight will decrease more if you use a higher intensity (100%) with a mean value of 0.3113 and 0.2592, based on the normality test, it turns out that the data is not normal. Non-parametric analysis with Wilcoxon W has a significance value of 0.033, so it can be concluded, first, that 75% and 100% intensity affects the weight loss after exercise, that there is a difference between the two intensities with 100% more effective intensity.
PENGARUH MODEL LATIHAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TEHADAP KEMAMPUAN BERMAIN FUTSAL
Bukari, Bukari;
Gustian, Uray;
Samodra, Touvan Juni
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Vol 12, No 5 (2023): Mei, 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jppk.v12i5.65112
Futsal is a sport that requires a lot of basic technical skills. One sport that really requires the ability to play futsal skills. The ability to play is one way how a player is able to master the game. By improving the basic techniques, adjustments and support in the game.. So that when you control the ball it is less effective to control it. So for that in need of directed and appropriate training. One of them is playing practice, so that players don't get bored while doing practice. A good training model is the Teaching Game for Understanding (TGfU) training model. The purpose of this research is to find out how effective the effect of the Teaching Game for Understanding training model is on the ability to play futsal. This research method uses the experimental method "pretest posttest group design". The subject of this research is the futsal extracurricular club at Pancasila Kubu Raya Vocational School. Data collection using GPAI. Data analysis used the statistical calculation of the Wilcoxon test, previously carried out the normality and homogeneity tests. The tactical game training model with the results of the ability to play futsal obtained a significance value of 0.004 <0.05 so there is already a significant difference. So there is an influence of the teaching game for understanding training model on the ability to play futsal. Keywords: practice playing futsal teaching game for understanding (TGfU.
PEMAHAMAN KONSEP BERMAIN SISWA MOTORIK TINGGI DAN RENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERTANDING (TGfU)
Samodra, Touvan Juni
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jiku.v8i2.31105
Pendidikan jasmani dipahami sebagai pendidikan melalui gerak dan tentang gerak. Melalui gerak dipahami siswa dididik dengan media gerak, pembelajaran tentang gerak merupakan ranah kognisi untuk memahami gerak yang dipelajari. Gerak merupakan sajian utama yang dipergunakan dalam pendidikan. Kegiatan bermain merupakan aktivitas yang disenangi dalam pendidikan jasmani. Agar dapat berpartisipasi dalam permainan selain keterampilan gerak sebagai modal dasar, tidak kalah penting adalah pemahaman terhadap permainan. Pemahaman ini akan memberikan bakal untuk peserta didik memutuskan apakah akan bergerak, kemana bergerak, dengan gerakan apa, atau bahkan memutuskan untuk tidak bergerak. Penelitian ini focus pada bagaimana pengaruh intervensi model pembelajaran Teaching Game for Understanding (TGfU) terhadap pemahaman konsep bermain pada siswa sekolah dasar. Penelitian dilakukan dengan eksperimen dengan membandingkan kemampua dua kelompok eksperiman. Sampel adalah siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan perspsi tinggi 10 rendah masing masing 10 siswa. Instrument penelitian adalah lembar pengamatan Game performance Assesment Instrumen (GPAI), tes persepsi motorik. Data dianalisis dengan menggunakan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki perspsi motorik tinggi dan rendah sama hasilnya dalam pemahaman konsep bermain.Kata Kunci: TGfU, Persepsi Motorik, GPAI