Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBENTUKAN KELOMPOK KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA MTs MUHAMMADIYAH 02 PEKANBARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO KOTA PEKANBARU Hasan, Zuchrah; Aryani, Yeni
EBIMA : Jurnal Edukasi Bidan di Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): EBIMA: Jurnal Edukasi Bidan di Masyarakat
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.131 KB) | DOI: 10.36929/ebima.v1i1.275

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan bagian dari sumber daya manusia serta masa depan bangsa. Sebagaigenerasi penerus bangsa, remaja akan berperan penting dalam melanjutkan pembangunan bangsaIndonesia serta mempunyai andil besar dalam menetukan nasib bangsa. Remaja diharapkanmemiliki moral dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Kelompok kesehatan reproduksi padaremaja merupakan upaya dibidang kesehatan yang bertujuan kepada kelompok-kelompokindividu yang terorganisasi untuk meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan khususnyakesehatan reproduksi pada remaja melalui promotif. Sekolah MTs Muhammadiyah meupakansekolah tingkat pertama yang sudah mempunyai Kelompok kesehatan Remaja (KKR) tetapibelum mempunyai terbentuk Kelompok kesehatan Reproduksi remaja (KRR) dan akan dibentukdalam 5 kelompok terdiri dari 50 orang. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalahterbentuknya kelompok kesehatan reproduksi pada remaja di sekolah MTs Muhammaddiyah 02wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru, meningkatkan pengetahuan kesehatanreproduksi pada remaja dan mampu memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja padaremaja lainnya. Adapun manfaat bagi siswa adalah dapat mengetahui dampak dari pergaulanbebas, penyakit menular sexsual dan pernikahan dini. Sasaran dalam kegiatan ini adalahkelompok remaja di sekolah MTs Muhammdiyah wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kotaPekanbaru. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan 31 Juli2018. Hasil pengabdian masyarakat pada kegiatan ini terbentuknya kelompok kesehatanreproduksi pada remaja yang terdiridari 5 kelompok dengan masing –masing anggota 10 orang.Penilaian dilakukan 2 kali kegiatan pertama pre tes nilainya 76 % meningkat setelah dilakukanpenyuluhan pada penilaian post test menjadi 92 %.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WANITA PASANGAN USIA SUBUR DALAM SKRINING KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS DURI KOTA KECAMATAN MANDAU TAHUN 2017 Dewi, Fitria; Alyensi, Fatiyani; Hasan, Zuchrah
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ibu dan Anak. Volume 5, Nomor 1, Mei 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.647 KB) | DOI: 10.36929/jia.v5i1.13

Abstract

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah serviks (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.Kanker serviks berkontribusi sebesar 15% dari seluruh kanker yang menyerang wanita.data Dinkes propinsi Riau, jumlah Wanita usia subur ( WUS ) yang melakukan pemeriksaan IVA pada tahun 2015 sebanyak 7802 orang. SedangkandiPuskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau dari tahun 2015 – 2016 terdapat 399 WUS (0.01 %) yang sudah melakukan pemeriksaan IVA dari 23079 wanita PUS, yang berarti cakupan untuk deteksi IVA masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita pasangan usia subur dalam skrining kanker serviks di Puskesmas Duri kota Kecamatan Mandau Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif analitik dengan desain Cross Sectional dilakukan Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau pada bulan Maret 2017. Populasi penelitian adalah wanita usia subur dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang diambil secara purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara cancerfatalism (p value 0,006) dan paparan informasi (p value 0,000) dengan perilaku wanita pasangan usia subur dalam skrining kanker serviks dan tidak ada hubungan bermakna antara riwayat keluarga (p value 0,736) dan pendidikan (p value 0,640) dengan kanker dengan perilaku wanita pasangan usia subur dalam skrining kanker serviks dengan p value 0,736. Diharapkan hasil penelitian dapat membantu tenaga kesehatan yang ada di Puksesmas Duri Kota dalam menyusun program pencegahan dini terhadap kanker serviks seperti melakukan promosi kesehatan.
PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANTARA BALITA RIWAYAT BBLR DENGAN BALITA BERAT LAHIR NORMAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI EkaPuteri, Nurkhoiri; Laila, Ani; Hasan, Zuchrah
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Ibu dan Anak VOLUME 6, NOMOR 2, NOVEMBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.7 KB) | DOI: 10.36929/jia.v6i2.95

Abstract

Balita mengalami proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor prenatal dengan riwayat lahir BBLR maupun riwayat lahir normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara balita riwayat BBLR dengan balita berat lahir normal di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan case control.Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki pada bulan September 2017 sampai Juni tahun 2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki berjumlah 2.047 balita pada tahun 2016. Sampel penelitian adalah kasus sebanyak 20 balita dan control sebanyak 20 balita dengan teknik Purposive Sampling. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pertumbuhan berat badan antara balita riwayat BBLR dengan balita riwayat berat lahir normal, ada perbedaan pertumbuhan tinggi badan antara balita riwayat BBLR dengan balita riwayat berat lahir normal dan ada perbedaan perkembangan antara balita riwayat BBLR dengan balita riwayat berat lahir normal. Disarankan kepada tenaga kesehatan bidan dan kader untuk meningkatkan upaya pencegahan kejadian BBLR pada bayi dengan cara promosi kesehatan nutrisi ibu selama hamil, promosi kesehatan nutrisi bayi setelah lahir dengan pemberian ASI Ekslusif dan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan di posyandu untuk melihat pertumbuhan balita serta bisa melakukan pra-skrining untuk memantau perkembangan secara dini.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI KELURAHAN KAMPUNG TENGAH KECAMATAN SUKAJADI PEKANBARU Sentana, Lyana Firsta; Hrp2, Juraida Roito; Hasan, Zuchrah
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 6 No 1 (2018): JURNAL IBU DAN ANAK VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.396 KB) | DOI: 10.36929/jia.v6i1.108

Abstract

Stunting akan memberikan dampak bagi kelangsungan hidup anak apabila tidak ditanggulangi secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 12-24 bulan di Kelurahan Kampung Tengah Kecamatan Sukajadi Pekanbaru berjumlah 199 anak dengan jumlah sampel 133 anak yang diambil dengan teknik quota sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 hingga Juli 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran panjang badan anak dan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting sebesar 22,6% , anak yang memiliki riwayat tidak Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 27,8%, usia pemberian MPASI risiko tinggi adalah 41,4%, dan panjang badan lahir anak dalam kategori tidak normal adalah 8,3%. Hasil uji chi square diperoleh terdapat hubungan bermakna antara pemberian IMD dengan kejadian stunting (p = 0,000 ) dengan OR sebesar 8,157 artinya anak yang tidak dilakukan IMD akan berisiko 8,157 kali mengalami stunting sedangkan usia pemberian MPASI dan panjang badan lahir anak tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting. Disarankan kepada bidan yang bertugas di Kecamatan Sukajadi agar dapat mendeteksi dini stunting dengan cara mengukur panjang atau tinggi badan balita yang berkunjung ke posyandu dan memberikan pendidikan kesehatan tentang stunting.
PERBEDAAN PIJAT WOOLWICH DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS HARI KE 1 – 3 DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN DINCE SAFRINA KOTA PEKANBARU Aryani, Yeni; Hasan, Zuchrah; Atikasari, Pratiwi
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ibu dan Anak. Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.991 KB) | DOI: 10.36929/jia.v7i1.220

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama untuk bayi diawal kehidupannya. Salah satu kendala dalam pemberian ASI secara dini adalah ketidaklancaran pengeluaran ASI pada ibu setelah melahirkan sebesar 67%. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melancarkan ASI adalah dengan melakukan pijat woolwich dan pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pijat woolwich dan pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas hari ke 1-3 di PMB Dince Safrina Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan two group post test design, penelitian ini dilakukan dari bulan Maret-Juni 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas normal di PMB Dince Safrina, sampel diambil dengan metode purposive sampling,jumlah responden 30 orang ibu nifas, kelompok intervensi pijat woolwich 15 responden dan kelompok intervensi pijat oksitosin 15 responden. Hasil penelitian didapatkan rata-rata pijat woolwich adalah 9,00 dan rata-rata pijat oksitosin adalah 9.93. Hasil uji statistik Mann Whitney U dengan taraf signifikansi 95%didapatkan hasil bahwa ada perbedaan kelancaran ASI antara ibu yang dilakukan pijat woolwich dan ibu yang dilakukan pijat oksitosin dengan p-value 0.001. Disarankan kepada para bidan untuk dapat menerapkan intervensi pijat oksitosin pada ibu nifas sebagai alternatif untuk melancarkan produksi ASI.