Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA DIBAYARKAN PADAAKHIR TAHUN KEMATIAN DENGAN MENGGUNAKAN PACKAGE PERANGKAT LUNAK R Hikmah, Yulial; Hikmah, Ira Rosianal
Jurnal Vokasi Indonesia Vol. 8, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In calculating premiums, many insurance companies use commutation tables. Premium calculation can also be done with R software by making the function. Besides that, there is a set of packages available to make it efficient in solving various problems. One of the R packages in the field of insurance and actuarial is lifecontingencies, which can be used to manage life tables, actuarial tables, and perform calculations in actuarial mathematics. To calculate premiums for some customers, the use of lifecontingencies package is more efficient in terms of time because the calculations are carried out simultaneously for all customers compared to calculations using commutation tables manually. Therefore, this research discusses how to calculate the annual premium on an n-year end-to-end life insurance product by using a commutation table manually and by using the lifecontingencies package in Software R based on the illustration given. The results show that by using the commutation table manually and by using lifecontingencies package, the premium calculation results are the same. So, it can be concluded that the calculation of the premium with lifecontingencies package on R is better than the manual calculation because the premium results are the same but with a shorter time.
Analisis Komparatif Keamanan Aplikasi Pengelola Kata Sandi Berbayar Lastpass, 1Password, dan Keeper Berdasarkan ISO/IEC 25010 Whisnu Yudha Aditama; Ira Rosianal Hikmah; Dimas Febriyan Priambodo
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 10 No 4: Agustus 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25126/jtiik.20231036544

Abstract

Authentikasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam ruang lingkup keamanan komputer, penggunaan kata sandi menjadi metode autentikasi yang dominan diterapkan pada website ataupun desktop. Penanganan yang buruk terhadap kata sandi dapat memicu berbagai risiko seperti pencurian data sensitif, dan kerusakan reputasi, yang dapat dirasakan baik individu maupun organisasi. Aplikasi pengelola kata sandi tersedia secara gratis maupun berbayar untuk membantu pengguna dalam mengelola banyaknya kata sandi. Aplikasi pengelola kata sandi berbayar memiliki keunggulan dalam hal popularitas dan fungsi yang ditawarkan kepada pengguna. Akan teteapi banyaknya penyedia aplikasi pengelola kata sandi membuat pengguna menghadapi banyak pilihan, sehingga perlu dilakukan komparasi mengenai keamanan pada aplikasi pengelola kata sandi yang akan digunakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis komparasi keamanan pada aplikasi pengelola kata sandi berbayar Lastpass, 1Password, dan Keeper sebagai aplikasi yang populer berdasarkan ISO/IEC 25010 untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing aplikasi. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan tiga tahapan penelitian. Hasil penelitian ini adalah Aplikasi Keeper lebih unggul dalam menerapkan pencegahan kerusakan data dan kebijakan autentikasi yang diperlukan. Sedangkan, aplikasi 1Password lebih unggul dalam membuktikan identitas pengguna sebagai yang diklaim dan mampu mencatat setiap aktivitas pengguna ke dalam log. dan aplikasi Lastpass memiliki keunggulan yang sama dengan aplikasi Keeper dalam durasi menyimpan log di dalam sistem. Selain itu, ketiga aplikasi memiliki tingkat keamanan yang sama dalam mengamankan data pengguna dari otoritas tidak sah, serta menerapkan penggunaan tanda tangan atau sertifikat digital untuk mencegah terjadinya penyangkalan.  Abstract Authentication is one of the most important factors in the scope of computer security, passwords are the dominant authentication method applied to websites or desktops. Poor handling of passwords can lead to various risks such as theft of sensitive data, and reputational damage, which can be felt by both individuals and organizations. Password manager apps are available both free and paid to help users manage multiple passwords. Paid password manager apps have an edge in terms of popularity and functionality offered to users. However, the many providers of password manager applications make users face many choices, so it is necessary to make a comparison regarding the security of the password manager application that will be used. In this study, a comparative security analysis was conducted on the paid password manager applications Lastpass, 1Password, and Keeper as popular applications based on ISO/IEC 25010 to determine the advantages and disadvantages of each application. This research is a comparative causal research with three stages of research. The results of this study are the Keeper application is superior in implementing data corruption prevention and authentication policies required. Meanwhile, the 1Password application is superior in proving the identity of the user as claimed and is able to log every user activity into a log. and the Lastpass application has the same advantages as Keeper application in the duration of keeping logs in the system. In addition, three applications have the same level of security in securing user data from unauthorized parties, and implement the use of digital signatures or certificates to prevent denial.
Perbandingan Hasil Prediksi Diagnosis pada Indian Liver Patient Dataset (ILPD) dengan Teknik Supervised Learning Menggunakan Software Orange Hikmah, Ira Rosianal; Yasa, Ray Novita
Jurnal Telematika Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Petra Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61769/telematika.v16i2.402

Abstract

The development of the volume of data every day has resulted in the need for data mining to obtain valuable and meaningful data. There are many data mining software that has been developed, both free and paid. One of the free data mining software is Orange. This software provides modeling, both supervised and unsupervised learning. Orange also provides model evaluation features, such as accuracy, precision, the time required for training and testing, specificity, and other evaluation measures. Therefore, Orange makes it easy for users to perform data mining. One of the users who need Orange is a user with a non-IT background, such as a health user who can make predictions for the diagnosis of a disease. Users do not need to focus on syntax to perform data mining. With Orange, healthcare users can easily and faster predict the diagnosis of the disease. This study uses Indian Liver Patient (ILPD) data from the UCI-Machine Learning Repository. The objective of the diagnosis is to determine whether the patient has a liver disorder or not. The methods that are used in this study are Decision Tree, Random Forest, SVM, Neural Network, Naïve Bayes, k-NN, and Logistic Regression. This study evaluates using a confusion matrix, accuracy level, precision level, training time, and testing time. The results show that the time required for training and testing is relatively short. With the data used, this study has proved that the four best methods based on accuracy are Logistic Regression, Neural Network, Random Forest, and Naïve Bayes.  Perkembangan volume data setiap hari mengakibatkan perlunya data mining untuk mendapatkan data berharga dan berguna. Terdapat banyak data mining software yang telah dikembangkan, baik gratis maupun berbayar. Salah satu data mining software yang gratis adalah Orange. Sofware ini menyediakan pemodelan, baik supervised maupun unsupervised learning. Orange juga menyediakan fitur evaluasi model, seperti akurasi, presisi, waktu yang dibutuhkan untuk training dan testing, spesifisitas, dan ukuran evaluasi lainnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Orange memudahkan pengguna untuk melakukan data mining. Salah satu pengguna yang membutuhkan Orange adalah pengguna dengan latar belakang non-IT, seperti pengguna bidang kesehatan yang dapat melakukan prediksi untuk diagnosis suatu penyakit. Pengguna tidak perlu berfokus pada sintaks untuk melakukan data mining. Dengan Orange, pengguna bidang kesehatan dapat memprediksi diagnosis suatu penyakit dengan lebih mudah dan lebih cepat. Penelitian ini menggunakan data Indian Liver Patient (ILPD) dari UCI-Machine Learning Repository. Targetnya adalah menentukan diagnosis pasien apakah memiliki ganguan hati atau tidak. Metode yang digunakan adalah Decision Tree, Random Forest, SVM, Neural Network, Naïve Bayes, k-NN, dan Regresi Logistik. Penelitian ini melakukan evaluasi dengan menggunakan confusion matrix, tingkat akurasi, tingkat presisi, waktu training, dan waktu testing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk training dan testing terbilang singkat. Dengan data yang digunakan, dalam penelitian ini diperoleh hasil pula empat metode terbaik berdasarkan tingkat akurasi adalah Regresi Logistik, Neural Network, Random Forest, dan Naïve Bayes.
Cyber-Risk Management Menggunakan NIST Cyber Security Framework (CSF) dan Cobit 2019 pada Instansi XYZ Julianto, Andhika Sigit; Hikmah, Ira Rosianal; Yasa, Ray Novita
Info Kripto Vol 18 No 2 (2024)
Publisher : Politeknik Siber dan Sandi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56706/ik.v18i2.99

Abstract

Current technological developments trigger companies or organizations to use Information Technology (IT) as a service base and optimize business processes. IT can provide opportunities in the government sector to develop state apparatus through implementing the Electronic-Based Government System (SPBE). Central and Local Government Agencies have implemented SPBE and contributed to the efficiency and effectiveness of government administration. Ensuring the sustainability of SPBE and reducing the impact of risk is the goal of risk management, with a process of identification, analysis, control, monitoring, and evaluation of risks based on risk management determined by the government. XYZ Agency is an agency that operates in the fields of communication and information, coding and statistics. XYZ Agency also implemented an Electronic Based Government System (SPBE). In this study, Cyber-risk management was designed using NIST CSF and COBIT 2019. In designing cyber-risk management, using 6 stages, namely Prioritized and Scope, Orient, Create a Current Profile, Conduct Risk Assessment, Create a Target Profile, and Determine, Analyze, and Prioritize Gaps. In this study, there are 28 assets, 17 threats, 13 vulnerabilities, and 12 controls implemented. With these results obtained 111 risks, there are 35 risks in the high category, 63 risks in the medium category, and 13 risks in the low category. The final result of this research is the preparation preparation of a cyber-risk management design by grouping the recommended actions based on Work Products (WP) and Generic Work Products (GWP) which become a work program for XYZ Agency.
PERHITUNGAN PREMI LANJUTAN (RENEWAL PREMIUM) PADA ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN MENGGUNAKAN METODE EXPERIENCE RATING DI PT ABC Clarissa, Putri Rumondang; Hikmah, Yulial; Hikmah, Ira Rosianal
MAp (Mathematics and Applications) Journal Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/map.v6i1.8556

Abstract

Asuransi Kesehatan merupakan suatu perlindungan keuangan untuk memberikan jaminan atas biaya pengobatan dan perawatan medis yang dibutuhkan seseorang ketika sakit. Asuransi Kesehatan dibagi menjadi dua kategori, yaitu Asuransi Kesehatan Individu dan Asuransi Kesehatan Kumpulan. Asuransi Kesehatan Kumpulan ditujukan untuk para karyawan dengan Perusahaan Pemberi Kerja sebagai pemegang polisnya. Pada umumnya, Asuransi Kesehatan Kumpulan memiliki kontrak polis yang berjangka satu tahun, dimana ketika polis tersebut sudah berakhir, maka akan dilakukan evaluasi ulang untuk menentukan premi lanjutan (renewal premium). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menetapkan tarif premi lanjutan pada Asuransi Kesehatan Kumpulan, diantaranya manual rating, experience rating, dan blended rating. Umumnya, perusahaan asuransi menggunakan metode experience rating untuk menghitung premi lanjutan karena metode ini menggunakan data pengalaman klaim dan biaya-biaya yang terjadi di masa lalu. Pada penelitian ini dijelaskan bagaimana proses perhitungan premi lanjutan menggunakan metode experience rating dengan loss ratio. Hasil menunjukkan bahwa proses perhitungan dapat dilakukan dengan empat tahap, yaitu: menghitung loss ratio, menghitung permissible loss ratio, menghitung gross rate, dan terakhir menghitung premi lanjutan (renewal premium). Berdasarkan studi kasus di PT ABC, akan diberikan dua kemungkinan dalam penentuan besar premi lanjutan. Kemungkinan pertama yaitu besar premi lanjutan akan naik (meningkat) dari premi awal. Sementara, kemungkinan keduanya yaitu besar premi lanjutan akan tetap sama pada premi awal sebelumnya. Semakin tinggi besar klaim daripada besar premi pada suatu polis, maka akan semakin tinggi juga kemungkinan premi lanjutan (renewal premium) pada polis tersebut.
Cyberaksi 3.0 Empowering Cybersecurity Skill Arizal; Amiruddin; Priambodo, Dimas Febriyan; Sidabutar, Jeckson; Hikmah, Ira Rosianal; Sunaringtyas, Septia Ulfa; Yulita, Tiyas
Jurnal Pelita Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/jpp.v2i2.4870

Abstract

Kesadartahuan terhadap keamanan siber menjadi salah satu hal yang perlu dimiliki oleh masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satunya pemanfaatan teknologi jaringan 5G selain meningkatkan kualitas layanan berbasis internet, juga memberikan ancaman baru yang patut diwaspadai. Program kesadartahuan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait pemanfaatan teknologi 5G, berbagai ancaman keamanan siber yang muncul akibat adanya teknologi ini serta rekomendasi aksi yang bisa dilaksakan untuk memitigasi risiko yang muncul. Program pengabdian masyarakat ini disampaikan dalam bentuk webinar dilengkapi dengan workshop Capture The Flag untuk meningkatkan kemampuan peserta mengidentifikasi kerawanan. Dari hasil analisis pretest-posttest sejumlah 544 peserta, dinyatakan bahwa program kesadartahuan Cyberaksi 3.0 dengan tema empowering cybersecurity skill efektif meningkatkan pengetahuan peserta dengan nilai t_((0,025;107))=1,98.
Security Testing of XYZ Website Application Using ISSAF and OWASP WSTG v4.2 Methods Yusuf, Muhammad Firdaus; Hikmah, Ira Rosianal; Amiruddin; Sunaringtyas, Septia Ulfa
Teknika Vol. 14 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Center for Research and Community Service, Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34148/teknika.v14i1.1156

Abstract

The research focuses on improving the security of information systems in ABC City, specifically on the XYZ website application developed by the Communication and Informatics Office ABC to assist in governmental administration and manage various critical data. This study is motivated by the high incidence of cybersecurity threats in the governmental administration sector, as reported by Badan Siber dan Sandi Negara in November 2023. The primary objective of this research is to identify security vulnerabilities within the XYZ website application. The research employs the Information Systems Security Assessment Framework (ISSAF) as the primary security testing framework and the OWASP Web Security Testing Guide (WSTG) version 4.2 as the guide for the penetration testing phase, one of the stages in ISSAF for validating vulnerabilities. Validated vulnerabilities are further assessed for severity using the OWASP Risk Rating guidelines to estimate the risk and impact of potential attacks on the Communication and Informatics Office ABC. The research methodology uses a black-box testing approach. To ensure a structured approach, it provides security recommendations using the SMAACT method. This research includes a report on the identified vulnerabilities and recommendations that the Communication and Informatics Office ABC can implement to address these vulnerabilities. The findings of this study are expected to provide insights into existing security vulnerabilities within the website application and practical recommendations for improvement, benefiting both the practical context of enhancing information security at the Communication and Informatics Office ABC and the theoretical context as a reference for similar future research.
Perancangan Kriteria CSA Sektor Industri Energi berdasarkan CIS Control dan Peraturan Menteri BUMN Andriawan, Melandy; Hikmah, Ira Rosianal; Yulita, Tiyas
Info Kripto Vol 19 No 2 (2025)
Publisher : Politeknik Siber dan Sandi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56706/ik.v19i2.126

Abstract

Perkembangan teknologi digital di Indonesia tumbuh sangat pesat dan telah mendorong lonjakan pemanfaatan ruang siber. Dengan kemudahan akses serta fleksibilitasnya, ruang siber kini menjadi tulang punggung utama aktivitas di era modern. Tidak hanya digunakan masyarakat luas, ruang siber juga menopang berbagai sektor strategis nasional yang tergolong sebagai Infrastruktur Informasi Vital Nasional (IIVN), termasuk sektor industri energi. Namun, di balik peluang besar tersebut, ruang siber menyimpan berbagai kerentanan yang berpotensi menjadi celah serangan siber. Untuk menjawab tantangan ini, organisasi perlu menerapkan Cyber Security Audit (CSA) sebagai upaya evaluasi menyeluruh atas tingkat keamanan sistem yang mereka kelola. CSA dapat mengacu pada standar internasional, seperti NIST Cybersecurity Framework (CSF), CIS Controls, maupun COBIT. Dalam penelitian ini, NIST CSF dan CIS Controls dipilih karena memiliki struktur hierarkis yang jelas, terukur, serta mudah diimplementasikan. Lebih jauh, kedua standar tersebut diselaraskan dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/02/2018 dan PER-03/MBU/02/2018 sebagai landasan hukum pelaksanaan audit. Hasil dari proses harmonisasi ini melahirkan seperangkat 160 pertanyaan audit, yang dikelompokkan ke dalam empat domain utama: Identify (23 pertanyaan), Protect (90 pertanyaan), Detect (35 pertanyaan), dan Respond (12 pertanyaan).