Rohmawati, Hanung Sito
Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kerokhanian Sapta Darma dan Permasalahan Hak-hak Sipil Penghayat di Indonesia Hanung Sito Rohmawati
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v6i1.6156

Abstract

Kerokhanian Sapta Darma merupakan salah satu aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan Penetapan Presiden RI Nomor 1/PNPS Tahun 1965 Aliran kepercayaan berbeda dengan agama. Adanya pembedaan ini berimplikasi pada perbedaan kebijakan Negara untuk penganut agama dan penghayat kepercayaan sehingga menimbulkan permasalahan hak-hak sipil penghayat kepercayaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penulis menggunakan metode wawancara dan observasi untuk pengumpulan data penelitian. Fokus penelitian ini yaitu penghayat Kerokhanian Sapta Darma di Sanggar Candi Sapta Rengga. Dari penelitian ini penulis menemukan bahwa terdapat beberapa permasalahan hak-hak sipil penghayat Kerokhanian Sapta Darma, terutama sebelum adanya UU No. 23/2006. Permasalah hak-hak sipil antara lain hak atas pencantuman identitas di kolom agama dalam KTP; hak atas pencatatan dan registrasi perkawinan antar penghayat di Kantor Catatan Sipil; hak atas pendidikan, dalam hal ini hak anak-anak penghayat untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan kepercayaannya; hak atas sumpah jabatan sesuai dengan kepercayaannya bagi PNS; hak atas lahan pemakaman dan penguburan sesuai dengan kepercayannya; hak untuk berkumpul dan membangun rumah ibadah.
Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Hanung Sito Rohmawati
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v3i2.9844

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan kedudukan perempuan dalam pandangan aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Metode penelitian yang digunakan adalah library research. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ada yang memberikan kedudukan istimewa bahkan sangat menghormati perempuan dan ada juga sebaliknya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh ajaran tiap-tiap kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hasil dari tulisan ini dapat dijadikan landasan untuk memahami bagaimana kedudukan perempuan dalam pandangan aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pandangan ini dapat digunakan untuk mengembangkan penelitan lebih lanjut, baik mengenai perempuan maupun aliran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang akan memperkaya khazanah keilmuan, terutama dalam kajian gender, kepercayaan lokal dan sosial keagamaan.
Kontribusi Filsafat Moral dalam Meningkatkan Karakter Kinerja pada Masyarakat Produktif Indra Gunawan; Mustopa Mustopa; Fuad Nawawi; Hanung Sito Rohmawati
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v5i1.42290

Abstract

Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kerumitan hidup. Hal ini dapat terjadi karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya. Beragam permasalahan bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, terlepas dari profesi sehari-hari mereka. Pengetahuan itu digunakan untuk menyempurnakan kehidupannya, termasuk dalam hal ini karakter kinerjanya. Sebab konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, dunia, dan Tuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana filsafat moral dapat diaplikasikan dalam membentuk karakter kinerja di masyarakat usia produktif. Hasil dari penelitian adalah gejala-gejala kelemahkarsaan seorang individu dapat diminimalisir bahkan dihilangkan apabila seorang individu dapat memposisikan diri sebagai filsuf moral yang mampu menemukan jawaban-jawaban atas nilai keyakinan bagi karakter diri maupun kehidupannya. Pola semacam ini akan sangat berguna bagi kualitas kehidupan seorang individu di masa yang sedang dijalani maupun di masa depan, hal tersebut dikarenakan konstruksi berpikir filsafat dapat meredam gejolak-gejolak negatif di tengah-tengah kehidupan yang selalu bergerak dinamis dan fluktuatif.
BUSANA MUSLIMAH DAN DINAMIKANYA DI INDONESIA Hanung Sito Rohmawati
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.5 KB) | DOI: 10.30984/ajip.v5i1.1151

Abstract

Abstract: Muslimah fashion has become a tren and debate in Muslim society. Amid its growing popularity, some Muslims consider jilbab is the Muslimah fashion in accordance with Islamic sharia. Some other Muslims consider jilbab is only  an Arab tradition and a cultural issue so that this group considers women not required to wear jilbab. The author focuses on the concept of Muslim fashion, the history of Muslimah dress, the pros and cons of Muslimah fashion and the phenomenon of Muslimah fashion in Indonesia. This research shows that Muslimah fashion in it varieties is a symbol of religiosity for its users. The use of Muslimah clothing is interpreted as one of the observances of Muslim women in practicing their religion, covering their “aurat.” Key Words: Muslimah Clothes, Headscarves, Prohibitions and Coercion in Muslimah ClothingAbstrak: Tren berbusana muslimah merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat Muslim. Sebagian muslim menganggap berbusana muslimah harus sesuai syari’at Islam. Sebagian muslim yang lain menganggap persoalan busana muslimah hanyalah tradisi Arab dan merupakan persoalan budaya sehingga kelompok ini menggap wanita tidak wajib mengenakan busana muslimah. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk meneliti tentang konsep busana muslimah, sejarah busana muslimah, pro-kontra busana muslimah dan Fenomena busana muslimah di Indonesia. Penelitian ini menunjukan bahwa busana muslimah merupakan simbol religiusitas bagi penggunanya. Penggunaan busana muslimah dimaknai sebagai salah satu ketaatan muslimah dalam menjalankan agamanya, menutup aurat. Kata Kunci: Busana Muslimah, jilbab, larangan dan paksaan berbusana muslimah
KONFLIK MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN (MTA) DAN NAHDLATUL ULAMA (NU) (ANALISIS HABITUS PIERE BOURDIEU) Hanung Sito Rohmawati
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v8i2.11108

Abstract

Tulisan ini mengulas tentang konflik antara Majlis Tafsir Al-Qur’an dan Nahdlatul Ulama yang terjadi sekitar tahun 1990-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah library research, sumber primer dalam penelitian ini yakni penelitian-penelitan tentang konflik antara MTA dan NU. Tulisan ini menggunakan perspektif Piere Bourdieu melalui teori habitus. Dalam  konteks  konflik MTA dan NU menurut kacamata teori habitus Bourdieu bahwa dua organisasi masa Islam ini mempengaruhi habitus para warganya. MTA yang merupakan kelompok muslim puritan sedangkan NU adalah kelompok Muslim kultural. Dalam hal ini konflik MTA dan NU dapat dianalisis bahwa habitus yang berbeda diantara keduanya membuat adanya camp atau perjuangan diantara keduanya bahwa masing-masing dari keduanya ada yang merasa dikuasai dan menguasai
Perlindungan Agama Islam terhadap Anak dari Kekerasan Seksual Fauzan Hilmi Gunawan; Hanung Sito Rohmawati
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v4i2.12903

Abstract

Aturan yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah aturan yang baku yang harus diterapkan dalam kehidupan di dunia, aturan tersebut disebut dengan agama. Dalam kaitannya antara hubungan agama dan manusia bukan merupakan bentuk definitif dari pengertian agama secara umum yang diakui dan dijadikan sebagai referensi. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya definisi yang pasti mengenai agama. Hubungan agama dan manusia juga tidak terlepas dari kegiatan manusia tersebut dalam kesehariannya, baik berupa kebaikan ataupun keburukan. Kebaikan yang dmaksud misalkan melakukan ritual ibadah dan keburukan yang dimaksud misalkan melakukan kekerasan. Kekerasan adalah kesenangan tanpa hati nurani, bisa menimpa terhadap siapapun dan dari kalangan manapun. Kekerasan terhadap anak merupakan bentuk dari kesenangan tanpa memperdulikan nasib anak, anak yang terkena kekerasan akan mengalami benturan dari fisik maupun mental. Kekerasan seksualitas pada anak juga merupakan bentuk dari kesenangan tanpa hati nurani. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Agama dan Islam. (2) Untuk mengetahui kekerasan seksual pada anak. (3) Untuk mengetahui perlindungan Agama Islam terhadap anak dari kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil yang didapat adalah (1) Agama diciptakan untuk masyarakat agar saling hidup rukun dan Islam datang sebagai pembawa dari kerukunan tersebut. (2) Kekerasan seksual terhadap anak merupakan hal yang sangat tidak dibenarkan dan sangat tidak manusiawi (3) Islam menjadi pelindung dari kekerasan seksual pada anak.Kata kunci: Agama Islam; Kekerasan Seksual; Perlindungan anak
BUSANA MUSLIMAH DAN DINAMIKANYA DI INDONESIA Hanung Sito Rohmawati
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/ajip.v5i1.1151

Abstract

Abstract: Muslimah fashion has become a tren and debate in Muslim society. Amid its growing popularity, some Muslims consider jilbab is the Muslimah fashion in accordance with Islamic sharia. Some other Muslims consider jilbab is only  an Arab tradition and a cultural issue so that this group considers women not required to wear jilbab. The author focuses on the concept of Muslim fashion, the history of Muslimah dress, the pros and cons of Muslimah fashion and the phenomenon of Muslimah fashion in Indonesia. This research shows that Muslimah fashion in it varieties is a symbol of religiosity for its users. The use of Muslimah clothing is interpreted as one of the observances of Muslim women in practicing their religion, covering their “aurat.” Key Words: Muslimah Clothes, Headscarves, Prohibitions and Coercion in Muslimah ClothingAbstrak: Tren berbusana muslimah merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat Muslim. Sebagian muslim menganggap berbusana muslimah harus sesuai syari’at Islam. Sebagian muslim yang lain menganggap persoalan busana muslimah hanyalah tradisi Arab dan merupakan persoalan budaya sehingga kelompok ini menggap wanita tidak wajib mengenakan busana muslimah. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk meneliti tentang konsep busana muslimah, sejarah busana muslimah, pro-kontra busana muslimah dan Fenomena busana muslimah di Indonesia. Penelitian ini menunjukan bahwa busana muslimah merupakan simbol religiusitas bagi penggunanya. Penggunaan busana muslimah dimaknai sebagai salah satu ketaatan muslimah dalam menjalankan agamanya, menutup aurat. Kata Kunci: Busana Muslimah, jilbab, larangan dan paksaan berbusana muslimah
A Study of the Atheist View on Religion Rohmawati, Hanung Sito
Jurnal Studi Sosial Keagamaan Syekh Nurjati Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Rumah Moderasi Beragama of Cyber Islamic University Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sejati.v2i2.20

Abstract

Abstract: Religion is not always glorified like religious adherents glorify it. Moreover, scientific and technological progress has given birth to a new spirit of autonomy and independence that has encouraged most people to declare freedom from God. Atheists offer a concept in the form of freedom to have no religion at this time. And atheism has become a trend in the West, atheism that has developed in the West is not just a Western issue or program in various fields such as politics, economics and culture. Therefore, it is important to study to see the perspective of religion. In this article, the author only describes three influential atheists in the early 21st century. Namely Richard Dawkins, Christopher Hitchen and Sam Harris. The three figures have phenomenal works in and the existence of God. Although the three figures mentioned above are religious critics, there will be differences between them. Richard Dawkins is more concerned with the problem that religion is a delusion, Hitchen criticizes religion in terms of religious institutions. While Harris criticizes religion in terms of the things that religion has to offer, for him religion does not offer peace but the opposite. Abstrak: Agama tidak selamanya dimuliakan seperti para penganut agama memuliakanya. Apalagi kemajuan sanis dan tekhnologi melahirkan semangat autonomi dan independensi baru yang mendorong sebagian orang untuk mendeklarasikan kebebasan dari Tuhan. Kalangan ateis menawarkan konsep dalam bentuk kebebasan untuk tidak memiliki agama pada saat ini. Dan ateisme telah menjadi tren di tren bagi orang Barat, ateisme yang berkembang di Barat bukan hanya sekedar isu atau program Barat di berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Oleh karena itu penting dikaji untuk melihat cara pandang ateis terhadap agama. Dalam artikel ini penulis hanya menjabarkan tiga tokoh ateis yang berpengaruh pada awal abad ke-21. Yaitu Richard Dawkins, Christopher Hitchen dan Sam Harris. Ketiga tokoh tersebut mempunyai karya-karya fenomenal dalam menentang keberadaan Tuhan. Meskipun ketiga tokoh yang disebut di atas merupakan pengkritik agama, akan tetapi ada perbedaan antara mereka. Richard Dawkins lebih ke persoalan bahwa agama merupakan delusi, Hitchen mengkritik agama dari segi institusi agama. Sedangkan Harris mengkritik agama dari segi ha-hal yang ditawarkan oleh agama, baginya agama itu tidak menawarkan perdamaian akan tetapi sebaliknya.
Mediatization and Hypermediation in Digital Religion and the Transformation of Indonesian Muslim Religious Practices through Social Media Usage Sito Rohmawati, Hanung; Zulkifli; Hakiem, Nashrul
Jurnal Sosiologi Agama Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsa.2024.182-01

Abstract

This article examines mediatization and hypermediation in digital religion concerning contemporary Muslim religious practices, particularly in Indonesia, through social media. This study employed a qualitative approach through library study of offline and online sources. The findings reveal that mediatization has altered the way Indonesian Muslims understand and practice their religion. Social media facilitates virtual religious practices and creates a hybrid space between online and offline religious activities. Hypermediation, through platforms such as Instagram and WhatsApp, strengthens individual religious identity and collectively reinforces religious communities. Social media also affects the structure of religious communities by challenging traditional authority through the emergence of popular religious figures in the virtual world. This article contributes significantly to understanding religious transformation in the digital age and is a foundation for further research. The article emphasizes the importance of understanding the social and cultural implications of integrating social media into Muslim religious practices in Indonesia. It highlights the complexity of the relationship between religion, technology, and identity in the current context of digital globalization
The Role of Sufi Orders in Social Change in Indonesia: A Systematic Literature Review Rohmawati, Hanung Sito; Zulkifli, Zulkifli
Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism Vol. 13 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora - UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/tos.v13i2.22567

Abstract

Abstract: This research examines the role of Sufi orders in social change in Indonesia. Based on a Systematic Literature Review (SLR) following the PRISMA 2020 guidelines, the study reviews journal articles from Google Scholar. The analysis of 14 articles indicates that Sufi orders in Indonesia play a significant role in various fields: socio-political, educational, philanthropic, economic, personal, and spiritual transformation, as well as da'wa> and religious dissemination. The reviewed articles demonstrate that Sufi orders function as effective agents of social change with adaptive, evolutionary, and contextual approaches to the needs of society. This research provides a comprehensive perspective on how Sufi orders contribute to social change and offers practical methods to support sustainable social transformation in Indonesia. Contribution: The results of this research will help future researchers identify the role of Sufi orders in social change in Indonesia. Additionally, Muslims and the general public can understand and apply these roles in daily activities to encourage positive social change. This research will provide a comprehensive perspective on how Sufi orders contribute to social change and offer practical methods to support better social transformation.