p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmiah KORPUS
Djunaidi, Bambang
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SEMIOTIKA UMPASA BAHASA BATAK TOBA: PENDEKATAN ROLAND BARTHES Sinaga, Putri Sion; Djunaidi, Bambang; Diani, Irma
Jurnal Korpus Vol 5 No 1: April 2021
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i1.12600

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna denotasi dan konotasi umpasa bahasa Batak Toba dengan menggunakan pendekatan Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berasal dari tiga sumber buku kumpulan umpasa dan adat Batak Toba. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik dokumentasi, sedangkan data dianalisis menggunakan pendekatan Roland Barthes. Berdasarkan hasil tabel klasifikasi penelitian dan pembahasan tentang makna denotasi dan konotasi, penulis menemukan dari 55 data umpasa, 46 di antaranya mengandung konotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umpasa dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya yaitu (1) pernikahan (2) kelahiran (3) kematian (4) memasuki rumah baru, dan (5) baptisan kudus yang terdiri dari makna denotasi dan konotasi. Tanda-tanda denotasi terletak di bagian sampiran yang menjadi petanda denotasi, sedangkan tanda konotasi terletak di bagian isi. Petanda denotasi dan petanda konotasi pada dua bagian tersebut menghasilkan hubungan semiotik yang menjadi sebuah pesan dalam setiap jenis umpasa. Tanda-tanda denotasi dan konotasi yang ditemukan pada; (1) umpasa pernikahan di antaranya berupa tumbuh-tumbuhan seperti andor halumpang dan padang togu, hewan seperti ular dari, sungai seperti sungai Sihoru-horu, bukit dan desa seperti Bukit Sitapongan dan tanda yang lainnya yang berhubungan dengan adat dan kehidupan masyarakat Batak Toba; (2) umpasa memasuki rumah baru di antaranya berupa tumbuh-tumbuhan seperti pakis dan andor, sungai seperti sungai Sihoru-horu, buah-buahan seperti buah labu; (3) umpasa kelahiran di antaranya berupa hewan seperti burung kutilang, tumbuhan seperti pohon beringin dan tambinsu; (4) umpasa kematian di antaranya berupa keindahan alam hutan Sipoholon, benda langit yaitu matahari dan bulan, tumbuhan seperti daun hahompu, serta Bukit Simalungun dan Bukit Simamora; (5) pohon tambinsu dan pohon Nangka serta benda langit seperti bulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umpasa bahasa Batak Toba mengandung makna denotasi dan konotasi sesuai dengan petanda denotasi dan petanda konotasi yang menghasilkan hubungan semiotik yang menjadi sebuah pesan dalam setiap jenis umpasa. 
ANALISIS RETORIKA KHOTBAH JUMAT DI MASJID NUR-ILAHI KELURAHAN GUNUNG ALAM KECAMATAN ARGA MAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Anggraini, Fifi Alfionita; Rahayu, Ngudining; Djunaidi, Bambang
Jurnal Korpus Vol 4 No 3: DESEMBER 2020
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i3.13101

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan teknik persuasi dan ciri penanda lingual dalam retorika khotbah Jumat di Masjid Nur-Ilahi Kelurahan Gunung Alam Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berasal dari tuturan khatib yang mengandung teknik persuasi dan ciri penanda lingual yang terdapat dalam teknik persuasi tersebut. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik rekaman. Teknik analisis data yang dilakukan adalah menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup khotbah ditemukan 5 teknik persuasi yaitu teknik persuasi secara langsung; teknik persuasi secara tidak langsung; teknik persuasi dengan menggunakan acuan/referensi; teknik persuasi dengan menggunakan analogi; dan teknik persuasi menggunakan harapan dan doa. Ciri penanda lingual dalam teknik persuasi tersebut adalah: (1) teknik persuasi secara langsung ditemukan enam variasi yang menjadi ciri penanda lingualnya yaitu menggunakan kata saya berpesan, marilah, kembali khatib mengingatkan, mari, kembali saya mengajak, dan selamatkan diri kita demi Allah selamatkan diri kita lari dari fitnah; (2) teknik persuasi secara tidak langsung ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu maksud/ makna dari kutipan khatib (dilihat berdasarkan maksud yang disampaikan dalam tuturan khatib); (3) teknik persuasi dengan menggunakan acuan/referensi ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu sebagaimana dalam Al-Quran, cerita hadits Nabi Muhammad, Allah berfirman, menurut Abdullah bin Mubarok (ulama), Nabi Muhammad bersabda, Abu Dzar berkata, Rasulullah bersabda, kata para ulama, dialog Nabi dengan para sahabat, dan dijelaskan dalam hadits; (4) teknik persuasi dengan menggunakan analogi ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu analogi balans atau neraca yang dianalogikakan dengan amal perbuatan manusia; (5) teknik persuasi menggunakan harapan dan doa ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu mudah-mudahan dan semoga.
ANALISIS KESANTUNAN BAHASA MAHASISWA DALAM PESAN WHATSAPP TERHADAP DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA Tubi, Dicko Mifrian; Djunaidi, Bambang; Rahayu, Ngudining
Jurnal Korpus Vol 5 No 1: April 2021
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i1.13157

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada pesan whatsapp yang dikirim mahasiswa kepada dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data berupa tuturan-tuturan dalam pesan whatsapp yang menunjukkan pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan bahasa. Sumber data penelitian ini berupa pesan whatsapp yang dikumpulkan  periode Januari sampai Juni 2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik dokumentasi. Langkah-langkah analisis data (1) mengumpulkan pesan whatsapp, (2) membaca pesan, (3) mengidentifikasi maksim-maksim, (4) mengklasifikasikan maksim-maksim, (5) menganalisis maksim-maksim, (6) kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) pematuhan maksim kebijaksanaan mengucapkan Assalamualaikum bapak, maaf mengganggu waktunya pak, menggunakan salam sebagai bentuk sapaan sekaligus penghormatan. (2) Pematuhan maksim kedermawanan penutur memiliki kesadaran untuk meringankan beban seperti mau mengembalikan buku. (3) Maksim penghargaan seperti terimakasih arahannya. (4) Maksim kesederhanaan penutur mengurangi pujian pada dirinya sendiri dan mencaci dirinya sendiri mohon maaf mengganggu waktunya. (5) Maksim pemufakatan, penutur memiliki kecocokan dengan mitra tutur supaya percakapan terasa santun. (6) Maksim kesimpatian mengucapkan Sebelumnya mohon maaf lahir batin ya pak penutur menunjukkan bentuk kepedulian. Pelanggaran kesantunan (1) maksim kebijaksanaan Hari senin bisa saya bimbingan ngga bun penutur tidak memberikan pilihan. (2) Maksim pemufakatan penutur tidak mampu menyiapkan dirinya dalam membentuk kesepakatan.
BAHASA GAUL DALAM MEDIA SOSIAL TIKTOK Putri, Yeri Septianti; Basuki, Rokhmat; Djunaidi, Bambang
Jurnal Korpus Vol 5 No 3: Desember 2021
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i3.17159

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna bahasa gaul dalam media sosial Tiktok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berasal dari tuturan atau ujaran bahasa gaul yang terdapat pada fitur komentar dalam media sosial Tiktok. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Langkah-langkah analisis data ada empat tahap yaitu, identifikasi data, klasifikasi data, analisis data dan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh enam bentuk bahasa gaul yang terdapat di dalam media sosial Tiktok, yaitu;  (1) bentuk singkatan (pen, gans, bet, fyp, gws, dc, p); (2) bentuk serapan (omaygatt, epribadeh, njungkel, membagongkan, insekiur, gais, fens); (3) bentuk akronim (boty, slowmo, gercep, salting, cogan, salpok); (4) bentuk metatesis (sabi, kuy, kane, ngab;  (5) bentuk kontraksi bund, notif);  (6) bentuk pemenggalan (gan, kak, bang). Makna yang didapatkan dalam bahasa gaul yaitu makna yang menyatakan pujian, bersimpati, ucapan selamat, pernyataan, penyampaian, pengakuan, harapan, permintaan dan ajakan. Simpulan penelitian bahwa bahasa gaul merupakan hasil kreatifitas dari para pengguna bahasa gaul itu sendiri yang meciptakan berbagai bentuk. Bentuk yang ditemukan dalam bahasa gaul media sosial Tiktok yaitu, bentuk singkatan, bentuk serapan, bentuk akronim, bentuk metatesis, bentuk kontraksi, dan bentuk pemenggalan. Makna yang terdapat dalam bahasa gaul yaitu makna yang sesuai dengan konteks penggunaan yaitu makna yang menyatakan pujian, pernyataan, harapan, ajakan, rasa simpati, penyampaian, bertanya dan ucapan selamat. Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti bahasa gaul dengan kajian ilmu yang berbeda seperti dengan menggunakan kajian sosiolinguistik dengan rumusan masalah penggunaan dan pembentukan bahasa gaul dalam media sosial seperti Snack Video dan Helo.
MAKNA DARI LIRIK DI DALAM REJUNG KHAS PADANG GUCI (KAJIAN PRAGMATIK) Putri, Dwi Syah; Rahayu, Ngudining; Djunaidi, Bambang
Jurnal Korpus Vol 6 No 1: April 2022
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v6i1.17166

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tindak tutur ilokusi yang ada di dalam lirik rejung khas Padang Guci. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode diskriptif. Objek penelitian ini adalah Daerah Padang Guci tempatnya di Desa Rigangan III dan Tanjung Ganti. Data dalam penelitian ini adalah lirik rejung yang akan diteliti maknanya berdasarkan hasil wawancara, rekam dan sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, rekaman dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tiga jenis tindak tutur ilokusi (1) Tindak tutur asertif, pada tindak tutur asertif ditemukan bentuk ujaran yang berisikan suatu makna ungkapan pernyataan dan ungkapan mengeluh (berupa keluhan hidup, keluhan percintaan maupun keluhan tentang sebuah kerinduan). (2) Tindak tutur ekspresif, pada tindak tutur ekspresif terdapat bentuk ujaran yang berisikan suatu makna ungkapan kesedihan (kesedihan hidup maupun percintaan dan sebagainya), ungkapan kebahagiaan (kebahagiaan bersama seseorang yang disayang maupun kebahagian bersama seorang sahabat) dan yang terakhir yaitu ungkapan kesukaan (lebih pada hubungan percintaan antara kedua laki-laki dan perempuan). (3) Tindak tutur direktif, pada tindak tutur direktif terdapat bentuk ujaran yang berisikan suatu makna ungkapan permohonan (memohon kepada seseorang yang dicintai maupun bentuk permohonan lainnya) dan ungkapan memberikan saran (memberikan saran kepada seseorang yang dicintai maupun memberikan saran pada seseorang yang ditinggalkan meninggal dunia)
ANALISIS KATA SAPAAN KEKERABATAN DAN NONKEKERABATAN PADA SUKU LEMBAK DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH MAYASARI, KORIA; Djunaidi, Bambang; Suryadi
Jurnal Korpus Vol 6 No 2: Agustus 2022
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v6i2.21037

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan pada bahasa Lembak yang digunakan oleh masyarakat Suku Lembak di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian ini termasuk pada penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Langkah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (observasi) dan metode cakap (wawancara). Langkah analisis dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan pada bahasa lembak yang digunakan oleh masyarakat suku lembak di kabupaten Bengkulu tengah. Sapaan kekerabatan kategori vertikal meliputi sapaan untuk orang tua dari moyang (moneng) hingga sapaan untuk anak dari cicit (cicit), serta  sapaan untuk kakak ayah dan ibu (pak wo, bak dang,mak wo, mak dang, wak) dan sapaan untuk adik ayah dan ibu (bak cik, mak cik, wan, cik, wancik, muwan, bucik, mak bungsu, bicik, bungsu). Sapaan kekerabatan kategori horizontal meliputi sapaan untuk saudara kandung dan sepupu (dang, do, wo, docik, donga, wocik, wonga, inga, dodo, adik, adi’, anak pisat, bungsu, pangil nama) serta sapaan untuk kemenakan (nakan, nak, kan, yung, pik, ponakan). Sapaan nonkekerabatan kategori vertikal meliputi sapaan untuk laki-laki dan perempuan yang usianya setara kakek/nenek dan ayah/ibu (datuk, nek, pak wo, mak wo, wak, wan, cik). Sapaan nonkekerabatan kategori horizontal meliputi sapaan untuk laki-laki dan perempuan yang usianya setara kakak dan adik (do, wo, cik), dan sapaan untuk laki-laki dan perempuan yang usianya setara (seumuran penulis: panggil nama, denga, nga, sanak, panggilan penghormatan). Sapaan nonkekerabatan berdasarkan kaitannya dengan status sosial dalam masyarakat meliputi sapaan untuk tokoh-tokoh masyarakat (pak kades, pak imam, ketue adat) dan juga sapaan karena pencapaian tertentu (pak guru, buk bidan, pak polisi, pak ustad, pak aji).