Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keberlanjutan Kearifan Lokal Lubuk Larangan di Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat: Kasus Lubuk Larangan Bulaan Indah Gusmal, Ade; Taryoto, Andin H; Fatimah, Fatia
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v17i3.438

Abstract

Tradisi Lubuk Larangan merupakan kearifan lokal yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya perikanan dengan cara melarang aktivitas penangkapan ikan di perairan umum pada kawasan dan jangka waktu tertentu karena pemanfaatan secara berlebihan telah mengancam keberlanjutan tradisi Lubuk Larangan. Untuk itu diperlukan kajian untuk mendiagnosis keberlanjutan kearifan lokal Lubuk Larangan ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi dan sosial. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pasaman dengan kasus di Lubuk Larangan Bulaan Indah, pada bulan Desember 2022 sampai Februari 2023. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis prinsip dan model pengelolaan Lubuk Larangan, indeks dan status keberlanjutan serta atribut sensitif keberlanjutan kearifan lokal Lubuk Larangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Analisis dilakukan menggunakan metode Multi Dimensional Scalling (MDS) yang dikembangkan dalam perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (Rap-Fish). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Lubuk Larangan dilakukan dengan prinsip partisipatif oleh masyarakat dengan dua model yaitu sistem zonasi dan tanpa zonasi. Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi dan sosial yang diperoleh adalah 64.18, 53.89, dan 51.38 sehingga berada pada status “cukup berkelanjutan”. Atribut sensitif keberlanjutan Lubuk Larangan meliputi (1) penambangan pasir dan batu, (2) pengelolaan sampah, (3) produksi Lubuk Larangan, (4) pendapatan rata-rata masyarakat, (5) kontribusi terhadap masyarakat, (6) konflik pemanfaatan sumber daya, (7) keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan, (8) dukungan tokoh masyarakat dan perantau, (9) persentase rumah tangga perikanan, (10) pemahaman tentang lingkungan hidup, dan (11) pertumbuhan penduduk. Pengelola direkomendasikan untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki (sense of belonging) seluruh elemen masyarakat serta menjadikan atribut sensitif sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan supaya kearifan lokal Lubuk Larangan tetap berkelanjutan
Dinamika Kebijakan Penerapan Penyuluhan Perikanan: Kasus Kota Probolinggo Tahun 2009-2024 Favendri, Yoga Yonut; Taryoto, Andin H; Astarika, Rina
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 19, No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v19i2.551

Abstract

Penyuluhan perikanan sebagai instrumen penting peningkatan kapasitas dan produktifitas pelaku utama, penyuluhan akan efektif jika didukung kebijakan selaras dari pusat hingga daerah yang sesuai amanah UU No. 16 Tahun 2006. Upaya tersebut akan menimbulkan pertanyaan akan dinamika kebijakan pemerintah daerah khususnya Kota Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Historis Komparatif, mencakup kebijakan penyuluhan perikanan dalam aspek kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana prasarana, pendanaan, serta pembinaan dan pengawasan pada periode (2009-2024). Selama tiga periode pemerintahan, terdapat tiga kelembagaan penyuluhan yang berbeda dan perubahan dalam ketenagaan penyuluh. Kegiatan penyuluhan dimulai dengan pembuatan program dan rencana kegiatan, menggunakan metode yang sesuai dengan pelaku utama perikanan. Sarana dan prasarana penyuluhan disediakan sejak 2009, meski hanya sebagian yang digunakan. Pendanaan berasal dari APBD dan APBN untuk kegiatan penyuluhan dan operasional, sedangkan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh instansi pemerintah terkait di Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Diperlukan sinergitas kebijakan penyuluhan perikanan dari pusat hingga daerah, sehingga dapat membuat pelayanan terhadap masyarakat perikanan dapat terlayani dengan baik. 
ANALISIS ADOPSI TEKNOLOGI PEMBUATAN PETIS DARI LIMBAH PENGOLAHAN PINDANG DI KABUPATEN SUKABUMI Prasetyati, Sukma Budi; Permadi, Aef; Taryoto, Andin H
PELAGICUS Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v2i2.8874

Abstract

ABSTRAKAdopsi dalam proses penyuluhan adalah penerimaan responden terhadap inovasi teknologi yang diberikan melalui kegiatan penyuluhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara variabel karakteristik inovasi (X1); karakteristik pengolah pindang (X2); serta metode pelatihan dan kunjungan (X3) terhadap tingkat adopsi inovasi teknologi pembuatan petis (Y) pada pengolah pindang. Jumlah responden yang diamati adalah 41 orang. Analisis deskriptif digunakan sebagai metode analisis. Selain itu juga digunakan analisis korelasional rank-spearman dan uji z untuk menentukan signifikansi hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi variabel X1 dan Y adalah 0, 640 yang berarti kuat, signifikan dan searah; nilai koefisien korelasi variabel X2 dan Y adalah 0,358 yang berarti rendah, signifikan dan searah; dan nilai koefisien korelasi variabel X3 dan Y adalah 0,578 yang berarti cukup kuat, signifikan dan searah. Berdasarkan analisis usaha diketahui bahwa produk petis memberikan tambahan pendapatan bagi pengolah pindang. ABSTRACTAdoption in the extension learning process is a changing of knowledge, attitude, or skill after received innovation technology from extension agent. The aims of this research were knowing the correlation between innovation characteristic (X1); potential users characteristic (X2); training and visit method (X3) to the innovation adoption rate of pindang processors (Y). Observed respondents were 41. The data analysis method that was used were descriptive analysis; correlation rank spearman analysis, and z-test to determine correlation significance between the variables. The results showed that the correlation coefficient value between X1 and Y was 0,640 which mean high, significant, and positive; the correlation coefficient value between X2 and Y was 0,358 which mean low, significant, positive; and the correlation coefficient value between X3 and Y was 0,578 which mean moderate high, significant, positive. According to business analysis, petis has been giving additional revenue for pindang processors.