Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perancangan Youth Center di Tebing Tinggi dengan Pendekatan Arsitektur Metafora Dwi Annisa; Wahyuni Zahrah
Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain Vol. 1 No. 4 (2024): Juli : Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/abstrak.v1i4.221

Abstract

Tebing Tinggi is experiencing rapid development, with the youth population becoming an important asset because they will be the next generation in shaping the quality of life in the future. This study aims to design a youth center that can be a place for recreation and develop talent interests through various activities for teenagers so they can grow in a positive and healthy environment both indoors and outdoors. The research method used is a quantitative approach, where a survey is carried out using a questionnaire and also concept exploration by collecting information which includes a literature review and analysis of related case studies. Next, the collected data is analyzed to produce a design concept. The theme raised is metaphorical architecture to create architecture that symbolizes inspiration, creativity and collaborative growth with teenagers. The research results found that the design aspect involved the use of symbols and creative elements that convey messages, as well as paying attention to symbolic meanings that could inspire teenagers. Symbolic principles communicate positive messages, provide unique experiences, and allow for flexibility in the use of space. Symbolic architecture is applied through the metaphor of nerve cells, with the concept of togetherness and unity where the building and outdoor space are connected to each other, thereby optimizing outdoor space to avoid negative space and creating connections for visitors. The nerve cell metaphor is applied to the shape of the building which can be seen through the facade and bird's eye view with the presence of a plaza in the site plan and easy access to reach the entire building with the pavement around the site. Apart from that, transparent material is also an architectural element that is used to create a connected visual impression.
KEMAMPUAN GURU PENJASOR MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMAN 3 SALAHUTU Souisa, Mieke; Jacob Anaktototy; Dwi Annisa
Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olahraga (KEJAORA) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Kejaora (Kesehatan Jasmani dan Olah Raga)
Publisher : Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.334 KB) | DOI: 10.36526/kejaora.v5i1.856

Abstract

Saat ini Kurikulum 2013 telah sah digunakan dalam pembelajaran, demikian pula pada matapelajaran pendidikan jasmani, namun belum nampak dalam realita penerapannya dilapangan. Berdasarkkan penelitian terdahulu yang dilaksanakan bagi guru penjasor pada beberapa sekolah dikota Ambon, ternyata masih saja ada sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan kurikulum 2013 hanya sebagai cover saja, tetapi sesungguhnya dalam proses pembelajaran masih menerapkan prosedur KTSP. Tujuan dari penelitian ini yaitu “untuk mengetahui kemampuan guru pendidikan jasmani mengelola pembelajaran pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salahutu Kabupaten Maluku Tengah”. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan fakta tentang bagaimana kemampuan guru pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah SMA Negeri 3 Salahutu Kabupaten Maluku Tengah melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; (1) observasi, (2) Dokumentasi, (3) wawancara, dan (4) triangulasi. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan peneliti yaitu analisis reduksi data (data reduction) dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan DT dalam kegiatan pendahuluan dikategorikan rendah, dengan rata-rata kemampuan sebesar 35% dari skor maximal 20. (2) Kemampuan DT dalam kegiatan inti pembelajaran dikategorikan rendah, dengan rata-rata 37% dari skor maksimal 90. (3) Kemampuan DT dalam kegiatan menutup pembelajaran dikategorikan cukup, dengan rata-rata 34% dari skor maksimal 10. Sedangkan secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebesar 42.50% dari skor maksimal 120. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan DT dalam mengelola pembelajaran pendidikan jasmani masih dikategorikan rendah.
Analisis Dampak Pola Konsumsi Masyarakat Miskin Setelah Kenaikan Harga Beras Di Kelurahan Tempino Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Habriyanto; Saijun; Dwi Annisa
Journal of Student Research Vol. 1 No. 4 (2023): Juli: Journal of Student Research
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jsr.v1i4.1546

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap pola konsumsi masyarakat miskin dan Dampak Pola Konsumsi Masyarakat Miskin Setelah Kenaikan Harga Beras di Kelurahan Tempino Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis data regresi linier sederhana dan metode kualitatif deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah 55 sampel masyarakat miskin yang ada di Kelurahan Tempino Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil analisis data yang diolah menggunakan metode penelitian kuantitatif, menunjukkan koefisien harga (X) sebesar 0,464 dan bertanda positif. maka konsumsi sebesar 0,464%, artinya variabel harga ada hubungan positif dan signifikan dengan variabel konsumsi. Selanjutnya Konsumsi beras dan pembelian beras masyarakat miskin menjadi berkurang pengeluaran menjadi bertambah dari sebelumnya karena semua kebutuhan sehari – hari harganya mulai malonjak naik. Pembelian kebutuhan yang lain pun menjadi berkurang karena harga yang melonjak naik.
PHATIC EXPRESSIONS USED IN BUILDING A CONDUCIVE ATMOSPHERE AT PT BOSOWA BERLIAN MOTOR Dwi Annisa; Fatimah Hidayahni Amin; Lely Novia
International Journal of Business English and Communication Vol 3 No 4 (2025): October
Publisher : Bahasa Inggris Program Sarjana Terapan, Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijobec.v3i4.1702

Abstract

This research aims to find out what are the phatic expressions and the ways used by employees in using phatic expressions. This research uses a qualitative research design with a descriptive approach to describe the research subject. Data collection techniques used observation and audio recording and observation checklist. The result of this study shows that the use of phatic expressions in the office environment can create a conducive working environment. In this study, the employees used the types of phatic communication in three phases namely opening, medial, and closing phases. The phatic expressions are also adapted with three conditions, namely physical, psychological and security conditions. The ways they use communication are six ways namely greetings and small talk, expressing politeness and gratitude, acknowledging information, closing and farewells, team-building encouragement and expression of empathy. Using phatic expressions can establish good relationships between employees and can create a conducive work environment.