Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Upaya Penurunan Kejadian Penyimpangan Perilaku Seksual Remaja melalui Komunikasi Efektif antara Orangtua dengan Remaja Aprilia, Eva Nurlina
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i2.1665

Abstract

Kejadian kehamilan remaja tidak hanya terjadi di dunia maupun di kota-kota besar di Indonesia, akan tetapi juga banyak terjadi di daerah pedesaan, salah satu contohnya adalah daerah Gunungkidul di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyimpangan perilaku seksual remaja melalui komunikasi efektif antara orangtua dengan remaja. Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan dengan acara tatap muka dan roleplay. Pelaksanan kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan oleh 1 orang pelaksana yaitu dari Dosen STIKES Notokusumo Yogyakarta. Komunikasi efektif orangtua dengan remaja sebagai bentuk pencegahan penyimpangan perilaku seksual dengan remaja menjadi meningkat dan hanya terdapat 2 (dua) kategori saja yaitu baik dan cukup. Adapun kategori baik yaitu 11 (68,75%). Setelah remaja mendapatkan penyuluhan dan pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan yang baik sebesar 37,5% dari hasil sebelum dilakukan penyuluhan dan pelatihan adalah 31,25% menjadi 68,75%. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, setelah orangtua remaja mendapatkan penyuluhan dan pelatihan terjadi peningkatan sikap yang baik adalah 68,5% dari hasil sebelum dilakukan penyuluhan dan pelatihan hanya terdapat 1 (6,25%) yang kategori baik dan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan meningkat menjadi 12 (75%).
Efektifitas Senam Otak sebagai Upaya Preventif Pengendalian Dimensia pada Lansia di Posyandu Lansia Sari Suyamto, Suyamto; Aprilia, Eva Nurlina
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 4 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i4.2428

Abstract

Senam otak (brain gym): serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan, digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. (Yulisetyaningruma, Dewi Hartinahb & Rahmawatic, 2023). Tujuannya sebagai upaya preventif Pengendalian Dimensia, senam otak membuat otak bekerja aktif, otak seseorang yang aktif lebih sehat secara keseluruhan dari orang yang tidak atau jarang menggunakan otaknya, senam otak sangat praktis. Porsi latihan 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Latihan senam otak ini adalah inti Educational Kinesiology yang artinya ilmu tentang gerakan tubuh manusia (Yanuarita, 2013). Metode ini untuk mengendalikan dimensia pada lansia yaitu dengan penkes dan simulasi senam otak. Berikut kegiatannya :1. Persiapan diawali kontrak dengan kader posyandu, membuat media, SAP, serta persiapan lainnya seperti administrasi dan surat menyurat. 2.Pelaksanaan Penkes dan simulasi senam otak yaitu : dilakukan tanggal 18 Juli 2023 pukul 15.25 -17.45 wib. Didampingi ketua kader: pembukaan, penkes senam otak, simulasi dan praktek. 3.Evaluasi ini berjalan dengan baik dan lancar, lansia mengerti senam otak, manfaatya, dan melakukan senam otak serta pentingnya senam otak. 4. RTL dibentuk program rutin senam otak sebelum posyandu dimulai selama 15 menit. Hasil: dilakukannya secara teratur dalam 1 minggu 2 x, latihan 10-15 menit mampu mengendalikan dimensia pada lansia.
Deteksi Dini GDS dan Asam Urat melalui Prolanis pada Lansia Posbindu Sehati, Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Suyamto, Suyamto; Aprilia, Eva Nurlina
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.3102

Abstract

Deteksi dini merupakan upaya preventif dalam peningkatan derajat kesehatan untuk mencegah terjadinya beberapa masalah kesehatan pada lansia. Deteksi dini merupakan cara mengetahui beberapa masalah kesehatan di masyarakat. Dari beberpa jenis deteksi dini, diantaranya yang dilakukan adalah melakukan skrining pemeriksaan GDS dan Aasam Urat. Dua hal tersebut tersebut sangat sering mucul pada lansia di kalangan masyarakat kususnya lansia, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin pada lansia, tetapi bisa dilakukan pula pada pre lansia, dewasa maupun pada remaja. Tujuan: meningkatkan derajat kesehatan pada lansia dan meningkatan kesadaran tentang deteksi dini Gula Darah Sewaktu dan Asam Urat pada lansia di posbindu SEHATI Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta. Metode: PKM dilaksanakan dengan dengan cara pemeriksaan GDS dan Asam Urat dengan alat easy Touch. Hasil: Terdapat lansia yang dilakukan pemeriksaan sebanyaka 46 lansia yang terdiri 32 lansia perempuan dan lansai laki laki 14. Terdapat GDS tertinggi 276 mmHg dan terendah 90 mmHg. Adapun untuk pemeriksaan Asam Urat tertinggi 9 mg/dl dan terendah 5 mg/dl. Pembahasan: Diketahui lansia dengan kadar GDS dan Asam Urat dari nilai normal sampai dengan hasil pemeriksaannya tinggi, kegiatan dilakukan evaluasi dengan melihat hasil pemeriksaan kadar GDS dan Asam Urat serta jumlah peserta dalam kegiatan dengan mengikuti proses pemeriksaan dengan baik, selanjutnya dilaporkan hasil kegiatan ke Puskesmas. Kesimpulan terdapat GDS tertinggi 276 mmHg, Asam Urat tertinggi 9mm/dl. Saran diharapkan dengan hal tersebut lansia menyadari mengenai pentingnya dalam menjaga dan memperbaiki pola hidup agar lebih sehat.
The Efforts to Improve Adolescent’s Self-Resilience in Facing The Risk of Teenager Sexual Behavior Aprilia, Eva Nurlina
Indonesian Journal of Community Development Vol 2, No 1 (2022): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v2i1.46019

Abstract

The large proportion of adolescent population leads teenagers into groups at risk and vulnerable to health problems, namely smoking, alcohol consumption, drug consumption, depression or risk of suicide, emotional, physical problems, school problems, and sexual behavior. Based on this case, health promotion needs to be carried out through counseling or health education regarding efforts to improve adolescents’ self-resilience in facing adolescent problems.  This research was conducted by providing training in the form of pre-test, role play, and post-test. The research subjects consisted of 19 adolescents with the characteristics of the respondents consisted of age, occupation, knowledge, and attitude. The research result showed that knowledge of the adolescents after receiving counseling and training regarding to efforts to improve adolescent self-resilience in facing the risks of teenager sexual behavior increased to 5.26% (from 26.31% pre-test results and post-test results to 31.57 %). Meanwhile, the attitude towardfamily awareness increased to 10.52% from the results of the pre-test which were not in the good category, and the results of the post-test to 10.52%). The conclusion from the research results was that there was an improvement in knowledge and attitude, both before and after counseling and training actions which were carried out regarding the efforts to improve adolescent self-resilience in facing the Risks of teenage Sexual Behavior.   
The Efforts to Improve Adolescent’s Self-Resilience in Facing The Risk of Teenager Sexual Behavior Aprilia, Eva Nurlina
Indonesian Journal of Community Development Vol 2, No 1 (2022): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v2i1.46020

Abstract

The large proportion of adolescent population leads teenagers into groups at risk and vulnerable to health problems, namely smoking, alcohol consumption, drug consumption, depression or risk of suicide, emotional, physical problems, school problems, and sexual behavior. Based on this case, health promotion needs to be carried out through counseling or health education regarding efforts to improve adolescents’ self-resilience in facing adolescent problems.  This research was conducted by providing training in the form of pre-test, role play, and post-test. The research subjects consisted of 19 adolescents with the characteristics of the respondents consisted of age, occupation, knowledge, and attitude. The research result showed that knowledge of the adolescents after receiving counseling and training regarding to efforts to improve adolescent self-resilience in facing the risks of teenager sexual behavior increased to 5.26% (from 26.31% pre-test results and post-test results to 31.57 %). Meanwhile, the attitude towardfamily awareness increased to 10.52% from the results of the pre-test which were not in the good category, and the results of the post-test to 10.52%). The conclusion from the research results was that there was an improvement in knowledge and attitude, both before and after counseling and training actions which were carried out regarding the efforts to improve adolescent self-resilience in facing the Risks of teenage Sexual Behavior.   
The Efforts to Improve Adolescent’s Self-Resilience in Facing The Risk of Teenager Sexual Behavior Aprilia, Eva Nurlina
Indonesian Journal of Community Development Vol 2, No 1 (2022): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v2i1.46022

Abstract

The large proportion of adolescent population leads teenagers into groups at risk and vulnerable to health problems, namely smoking, alcohol consumption, drug consumption, depression or risk of suicide, emotional, physical problems, school problems, and sexual behavior. Based on this case, health promotion needs to be carried out through counseling or health education regarding efforts to improve adolescents’ self-resilience in facing adolescent problems.  This research was conducted by providing training in the form of pre-test, role play, and post-test. The research subjects consisted of 19 adolescents with the characteristics of the respondents consisted of age, occupation, knowledge, and attitude. The research result showed that knowledge of the adolescents after receiving counseling and training regarding to efforts to improve adolescent self-resilience in facing the risks of teenager sexual behavior increased to 5.26% (from 26.31% pre-test results and post-test results to 31.57 %). Meanwhile, the attitude towardfamily awareness increased to 10.52% from the results of the pre-test which were not in the good category, and the results of the post-test to 10.52%). The conclusion from the research results was that there was an improvement in knowledge and attitude, both before and after counseling and training actions which were carried out regarding the efforts to improve adolescent self-resilience in facing the Risks of teenage Sexual Behavior.   
The Efforts to Improve Adolescent’s Self-Resilience in Facing The Risk of Teenager Sexual Behavior Aprilia, Eva Nurlina
Indonesian Journal of Community Development Vol 1, No 2 (2021): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v1i2.46016

Abstract

The large proportion of adolescent population leads teenagers into groups at risk and vulnerable to health problems, namely smoking, alcohol consumption, drug consumption, depression or risk of suicide, emotional, physical problems, school problems, and sexual behavior. Based on this case, health promotion needs to be carried out through counseling or health education regarding efforts to improve adolescents’ self-resilience in facing adolescent problems.  This research was conducted by providing training in the form of pre-test, role play, and post-test. The research subjects consisted of 19 adolescents with the characteristics of the respondents consisted of age, occupation, knowledge, and attitude. The research result showed that knowledge of the adolescents after receiving counseling and training regarding to efforts to improve adolescent self-resilience in facing the risks of teenager sexual behavior increased to 5.26% (from 26.31% pre-test results and post-test results to 31.57 %). Meanwhile, the attitude towardfamily awareness increased to 10.52% from the results of the pre-test which were not in the good category, and the results of the post-test to 10.52%). The conclusion from the research results was that there was an improvement in knowledge and attitude, both before and after counseling and training actions which were carried out regarding the efforts to improve adolescent self-resilience in facing the Risks of teenage Sexual Behavior.   
The Efforts to Improve Adolescent’s Self-Resilience in Facing The Risk of Teenager Sexual Behavior Aprilia, Eva Nurlina
Indonesian Journal of Community Development Vol 2, No 1 (2022): Indonesian Journal of Community Development
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijcd.v2i1.46018

Abstract

The large proportion of adolescent population leads teenagers into groups at risk and vulnerable to health problems, namely smoking, alcohol consumption, drug consumption, depression or risk of suicide, emotional, physical problems, school problems, and sexual behavior. Based on this case, health promotion needs to be carried out through counseling or health education regarding efforts to improve adolescents’ self-resilience in facing adolescent problems.  This research was conducted by providing training in the form of pre-test, role play, and post-test. The research subjects consisted of 19 adolescents with the characteristics of the respondents consisted of age, occupation, knowledge, and attitude. The research result showed that knowledge of the adolescents after receiving counseling and training regarding to efforts to improve adolescent self-resilience in facing the risks of teenager sexual behavior increased to 5.26% (from 26.31% pre-test results and post-test results to 31.57 %). Meanwhile, the attitude towardfamily awareness increased to 10.52% from the results of the pre-test which were not in the good category, and the results of the post-test to 10.52%). The conclusion from the research results was that there was an improvement in knowledge and attitude, both before and after counseling and training actions which were carried out regarding the efforts to improve adolescent self-resilience in facing the Risks of teenage Sexual Behavior.   
Efektifitas Senam Bugar Lansia sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Fisik dalam Mendukung Lansia Tangguh Suyamto, Suyamto; Aprilia, Eva Nurlina
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 4 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i4.4667

Abstract

Senam bugar atau olah raga akan membawa pengaruh pada sistem kardiovaskuler untuk memperbaiki system kerja jantung kemampuannya. Terdapat banyak pembuluh darah yang dibentuk dalam jaringan yang aktif supaya mampu memperbaiki penyediaan makanan serta oksigen, gerak badan akan membakar lemak berlebihan didalam system serta menghambat kandungan lemak di dalam pembuluh darah, dengan demikan mampu mengurangi terjadinya thrombosis Tujuan dari senam ini adalah meningkatkan kesehatan fisik pada lansia. Adapun untuk latihan 15-20 menit, sebanyak 1 minggu sekali latihan senam bugar ini dilakukan. Metode ini dilakukan pada lansia untuk meningkatkan derajat kesehatan pada lansia yaitu dengan Pendidikan kesehatan dilanjutkan untuk senam bugar lansia Kegiatan ini dilakukan :1. Persiapan pembuatan proposal, 2. Pengajuan ijin PKM melalui dinas kesehatan, 3. Melakukan kontrak dengan posyandu lansia, 4. Pelaksanaan kegiatan penkes dan simulasi senam bugar lansia yaitu: dilakukan tanggal 14 Oktober 2024 pukul 09.00-12.30 wib. Didampingi ketua kader, bidan desa, penggerak pkk simulasi dan praktek. 5.Evaluasi ini berjalan dengan baik dan lancar, lansia mengikuti penjelasan dan senam bugar lansia, manfaatya, dan melakukan senam bugar lansia dan pentingnya senam bugar lansia. 6.RTL dalam kegiatan ini adalah dibentuknhya program rutin senam bugar lansia dalam posyandu. Hasil: dilakukannya secara teratur dalam kurun waktu 1x dalam satu minggu, latihan 15-20 akan meningkatkan derajat kesehatan lansia.
Peran Parenting dan Grand Parenting sebagai Upaya Penerapan Tugas Perkembangan Keluarga dalam Menurunkan Kejadian Stunting pada Balita Suyamto, Suyamto; Aprilia, Eva Nurlina
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i2.5997

Abstract

Salah satu indikator Kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam SDG’s (Sustainable Development Goals) adalah status gizi anak balita. Masa anak balita merupakan kelompok yang rentan mengalami kurang gizi salah satunya adalah Stunting. Stunting merupakan kondisi tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Tinggi badan merupakan salah satu jenis pemeriksaan antropometri dan menunjukkan status gizi seseorang. Adanya stunting menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis). Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak balita dibawah 5 (lima) tahun yang disebabkan karena kekurangan gizi sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kegiatan ini dilakukan pada orangtua yang memiliki balita dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua melalui peran parenting dan grand parenting sebagai upaya dalam menurunkan kejadian stunting pada balita. Kegiatan ini dilakukan :1. Persiapan pembuatan proposal, 2. Pengajuan ijin PKM melalui dinas kesehatan, 3. Melakukan kontrak dengan posyandu Lansia, 4. Pelaksanaan pre test, 5. Pelaksanaan kegiatan penkes dan 6. Pelaksaan post test, yaitu : dilaksanakan tanggal 14 Oktober 2024 pukul 09.00-12.30 WIB. Didampingi ketua kader, bidan desa, penggerak PKK. Evaluasi kegiatan berjalan dengan baik dan lancar serta terjadi peningkatan pengetahuan peran parenting dan grand parenting sebesar 26,6%.