Fadhilah, Affan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Data Backscatter Multibeam Echosounder Dalam Pembuatan AML Layer Environment, Seabed And Beach (ESB) (Studi Kasus Teluk Sengiap Natuna ): Study Of Multibeam Echosounder Backscatter Data in The Development of AML Layer Environment, Seabed And Beach (ESB) (Case Study of Natuna Sengiap Bay) Setiawan, Siswanto Bennie; Amarona, Qisthi; Fadhilah, Affan
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i1.266

Abstract

Dalam kondisi persiapan perang TNI Angkatan Laut harus menyiapkan sejak dini kebutuhan apa saja yang disiapkan untuk menghadapi kondisi perang dikemudian hari, salah satu yang harus disiapkan adalah Warship Electronic Chart Display Information System (WECDIS) merupakan perangkat keras untuk menampilkan peta khusus yang dilengkapi Additional Military Layers (AML). Layers khusus yang digunakan untuk mendukung operasi militer agar dapat mensajikan informasi penting sesuai dengan kebutuhan operasi militer seperti menentukan jenis dasar laut. Dari hasil data backscatter kemudian dilaksanakan analisa menggunakan metode Angular Response Analysis (ARA) dengan bantuan software Fladermaust FMGT versi 7.8 melalui penerapan prinsip homogenitas dan estimasi nilai rata-rata pengukuran hamburan balik yang diperoleh dari luas sapuan. File dengan format shapefile dibutuhkan untuk pengolahan pembuatan AML layer Environment Seabed and Beach (ESB) menggunakan software Caris Hips & Sips versi 11.3. Pada saat pembuatan layer ESB dengan luas 16.129 Km2 dapat tersimpan dalam format HOB dengan kapasitas 57 Kb, sebagai validasi data digunakan hasil dari sample Grab Sampling yang sudah melalui proses penyaringan di laboratorium Disosemet Pushidrosal dengan hasil nilai interpretasi koefisien nilai R Squeare sebesar 0.3034 dengan tingkat hubungan rendah.
Perbandingan Data Pasang Surut, Arus, dan Angin dengan Prediksi pada Musim Peralihan Kedua di Laut Timor Tahun 2023: Comparison Between Tide, Current, and Wind Data with Prediction During Second Monsoon Transition in Timor Sea 2023 Dharma, Candrasa Surya; Rizki Khair, Deirus; Abimanyu, Alin; Fadhilah, Affan; Budi Sukoco, Nawanto; Arochim; Ronaldy, Tomy; Sugiyanto, Dedi; Setiyo Pranowo, Widodo; Herho, Sandy; Yusron, Ahmad; Alfahmi, Furqon; Fahim, Akhmad; Andika; Cahyono, Sigit
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 7 No 1 (2025): Jurnal hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v7i1.156

Abstract

Laut Timor memiliki peran geostrategis yang sangat tinggi bagi negara Indonesia dan Australia. Latihan survey bersama perdana antara kedua negara diberi nama Coordinated Hydrography Survey Exercise (CHSE) diselenggarakan pada tahun 2023. CHSE dilaksanakan dengan menggerakkan kapal riset perang KRI Spica milik TNI-AL Indonesia dan HMS Leeuwin milik Royal Navy Australia, yang masing-masing melakukan survey hidro-oseanografi dan meteorologi di wilayah teritorialnya. Data arus dan angin dari hasil survey kemudian dibandingkan dengan data sekunder Copernicus, sedangkan untuk data angin terhadap prediksi BMKG. Tidak terjadi kemunculan siklon selama kegiatan latihan, Kondisi batimetri di Perairan Laut Timor dalam penelitian ini bervariasi dari kedalaman 16,8 s.d. 218,7meter, dengan luas area sebesar 302NM2. Sirkulasi arus diukur menggunakan underway vessel mounted ADCP hingga kedalaman 40 meter, dengan interval rekaman data bervariasi antara 1 menit sampai 45 menit. Selain itu dipasang pula fix mooring current meter pada satu stasiun tetap. Hasil pengukuran menunjukkan pola sirkulasi arus dominan bergerak antara Timur Laut dan Barat Daya, dengan pola keseragaman secara vertikal. Kecepatan arus maksimum 0,273m/s, dan minimum 0,005m/s ke arah Barat Daya. Hal ini sejalan dengan data klimatologis yang menunjukkan pola arus dominan menuju ke Barat Daya dengan kecepatan 0,1 – 0,5 knot. Pola sirkulasi tersebut menunjukkan bahwa Laut Timor dipengaruhi oleh Indonesian Throughflow (ITF), dengan 30% dari variabilitasnya dipengaruhi oleh siklus musiman dari angin monsoon. Laut Timor, pada lapisan kolom airnya, mendapatkan pengaruh lokal dari gelombang kelvin pada kedalaman di bawah 600 meter, dilapisan yang lebih dangkal, arus dibangkitkan oleh kopling siklus gaya pasang surut diurnal dari Laut Banda, semidiurnal dari Samudera Hindia, dan siklus musiman dari gaya angin monsoon.