Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Modification of Double Helical Kapiler Pipe to Reduce Temperature in a 100 Liter Capacity Freezer on the Ship Prayogi, Urip; Felayati, Frengki Mohamad; Sugianto, Erik; Syaifuddin, Muhammad Rizal
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 21, No 2 (2024): June
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v21i2.63798

Abstract

The freezer machine is one of the tools on board and serves to maintain the temperature of food ingredients to keep it in good condition and fresh. Given the importance of this, the cooling machine is a tool that functions to make durable foodstuffs by naturally maintaining the temperature. Standard freezer machines produce temperatures only up to -15oC. Modification of the freezer machine needs to be done so that the temperature reaches a lower minus again by changing the capillary pipe from standard to double helical. The purpose of this study is to analyze the effect of double helical capillary pipes on the working performance of a 100-liter capacity freezer cooling machine using R600A refrigerant. In this study the frezzer machine was modified by replacing a single capillary pipe into a double helical. The method used is to conduct experiments to take data to determine the temperature produced and calculate the Coefficient of Performance (COP)  before and after modification. The results of this study are the lowest temperature in the double helical capillary pipe variation during the three-hour test obtained a temperature in the range of -20.2oC while the standard capillary pipe obtained a temperature in the range of -14.9oC. The average COP for standard capillary pipes is greater at 2.773 compared to the COP of double helical capillary pipes which is 2.421. At double helical temperature values are cooler than standard capillary pipes. However, the disadvantage is that the COP of the double-helical capillary pipe is lower than the COP of the standard capillary pipe.
RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG DAN MESIN PENGERING ATC (Alkali Treteated Cottonii) DI UD KARANG BARU KABUPATEN SUMENEP – MADURA Ma’luf, M. Alifil; Agustin, Titiek Indhira; Prayogi, Urip
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.6

Abstract

UD Karang Baru di Kabupaten Sumenep-Madura merupakan salah satu UKM yang mengolah rumputlaut menjadi ATC (Alkali Treteated Cottonii), pada saat ini konsumen lebih menyukai ATC chips.Pengeringan ATC hanya mengandalkan sinar matahari sehingga pada saat musm hujan tidak bisamelakukan proses pengeringan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian rancang bangun mesinperajang rumput laut untuk menghasilkan ATC chips dan mesin pengering berbahan bakar gas LPG.Rancang bangun mesin perajang rumput laut menjadi ATC chips berhasil dilakukan dibengkel sidoarjodan dioperasikan di UD karang baru dengan mesin pengerak diesel bertenaga 8 pk dan berkapasitas 180kg/jam. Rancang bangun mesin pengering rumput laut berbahan bakar gas LPG berhasil dilakukandibengkel sidoarjo dan dioperasikan di UD Karang Baru dengan kapasitas 30 kg ATC chips dan 15 kgATC utuh dengan 4 rak dan lama waktu pengeringan selama 3 jam setelah itu diangin-anginkan. KualitasATC chips yang dihasilkan rendemen karaginan terbesar di peroleh dari perlakuan ATC chips rajangsinar matahari yaitu 48,39 %, dengan kadar air 16,03 % dan kadar abu 17,49 %. Analisa usaha di UDKarang Baru Kabupaten Sumenep Madura dalam pengunaan mesin perajang dan mesin pengering rumputlaut menjadi ATC menguntungkan karena mampu menghasilkan Rp.10.220.000/bulan, sebelummenggunakan mesin perajang dan mesin pengering UD Karang Baru hanya mampu menghasilkan Rp.3.500.000/bulan
ANALISA PERBANDINGAN GLOBAL WARMING POTENTIAL (GWP) DAN OZONE DEPLETION POTENTIAL (ODP), PADA REFRIGERAN R32, R290, R407C, R410A, SEBAGAI PENGGANTI R22 sugiono, Rohman; Prayogi, Urip
Jurnal Teknik Mesin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ(Journal Of Mechanical Engineering) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v11i1.10992

Abstract

Kondisi lingkungan saat ini menjadi topik utama seluruh dunia, terutama masalah lingkungan seperti pemanasan global, penipisan lapisan ozon dan polusi udara. Ozone Depleting Potential (ODP) dan Global Warming Potential (GWP) menjadi masalah serius yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem pendingin. Refrigeran HCFC (R22) memiliki nilai ODP dan GWP tinggi yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan refrigeran ramah lingkungan berbasis hidrokarbon (HC). Refrigerant yang digunakan sebagai pembanding adalah R32, R290, R407C, dan R410A. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif untuk menjelaskan refrigerant yang ramah lingkungan dari refrigerant R32, R290, R407C dan R410A, yang akan digunakan sebagai pengganti dari refrigerant R22. Penekanan utama dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang Global Warning Potential dan Ozon Depletion Potential dari Refrigerant R32, R290, R407C, R410A. R-32 jauh lebih aman dibandingan dengan jenis refrigerant yang lainnya, namun beberapa mesin pendingin tidak compatible dengan refrigerant tersebut sehingga R-22 masih mendominasi penggunaan refrigerant. R-290 (propane) juga termasuk ke dalam klasifikasi hidrokarbon karena memiliki ODP dan GWP yang rendah. Jadi tersisa dua refrigerant yang bisa dijadikan sebagai pengganti R22, R407C dan R410A. Dibandingkan dengan R410A, R407C jauh lebih aman untuk lingkungan, karena memiliki nilai GWP yang lebih rendah dari R410A. Jika Protokol Montreal dan Kyoto dilaksanakan secara penuh dan konsisten, maka secara umum pada saat ini belum ada pilihan refrigerant komersial selain refrigerant alami.