Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Handling Pandemic in Islamic Literature (Study of The Book "Badzlul Unto Fadhli ath-Thâ'un" by Imam Ibn Hajar al-Asqalani) Hariyadi, Sugeng; Muflihin, Ahmad
International Journal Ihya' 'Ulum al-Din Vol 23, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.432 KB) | DOI: 10.21580/ihya.23.1.7434

Abstract

In the 9th century of hijri., a big scholar in the field of Hadith, Ibn Hajar al-Asqalani has described the guidance of the Shariat in dealing with an pandemic which was packaged in his book "Badzlul Mâ'un fî Fadhli ath-Thâ'un ". This book should be noted through the comparison of the pandemic study between the arguments of the imam with the views of modern scholars, in order to weigh the weight of their respective views. With this comparison, a scientific method of hazanah Islam can be seen in looking at a problematic community that has repeatedly occurred, such as the pandemic COVID-19, as well as connecting the scientific chain and Islamic literature passed down from the Prophet to the next generation, as it is known that the scientific chain known as 'sanad' is part of religion. This research reveals 3 main topics related to pandemic management guidance, namely the validity of syahid status for the dead, the origin of quarantine, and guidance during and after the pandemic.
EVALUASI PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN ONLINE SELAMA PANDEMI COVID-19 DI SMA MUSLIM WANGTHONG WITTAYA THAILAND Mad-o-sot, Haravee; Muflihin, Ahmad; ., Samsudin
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi pelaksanaan metode pembelajaran online selama pandemi Covid-19 di SMA Muslim Wangthong Wittaya, Thailand. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online di institusi tersebut diatur dari Senin hingga Jumat dengan metode E-Learning yang memfasilitasi pembelajaran jarak jauh. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan memperdalam pemahaman materi. Namun, terdapat tantangan bagi siswa dengan keterbatasan alat belajar seperti ponsel atau tablet. Peran guru sangat krusial dalam evaluasi pembelajaran di masa pandemi. Guru harus beradaptasi dengan cepat untuk menggunakan alat baru dalam mengatur dan mengevaluasi pembelajaran siswa. Evaluasi daring dilakukan melalui dua jenis penilaian: evaluasi mingguan dengan menggunakan Google Form, serta evaluasi tengah dan akhir semester yang juga dilakukan secara online melalui Google Classroom. Keberhasilan pembelajaran online bergantung pada kerjasama antara guru, siswa, dan fasilitas pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat mampu mengatasi keterbatasan waktu dan sumber daya pendidikan. Meskipun pembelajaran online memudahkan akses materi ajar dan interaksi dengan guru, beberapa kesulitan masih muncul, termasuk tantangan bagi siswa dalam mengakses materi dan alat belajar secara optimal.Kata Kunci: pembelajaran online, pandemi, e-learning, peran guru, teknologi.
Strategies of Islamic Schools in Preparing for Accreditation A (Case Study of Muhammadiyah 05 Elementary School in Semarang) Alfiyaturohmaniyyah, Shicha; Warsiyah, Warsiyah; Muflihin, Ahmad
Al-Fikri: Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2023): Pendidikan Islam dan Pembentukan Karakter
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jspi.v6i2.34786

Abstract

Regulation of the Minister of National Education No. 63/2009 highlights the policy of improving the quality of education through the accreditation process in schools. BAN-S/M accreditation data in 2018 indicated that out of 51,979 Schools/Madrasahs accredited A as much as 20.51% and accredited B as much as 55.31%, showing the dominance of B accreditation and indicating that the achievement of education quality in Indonesia is still not optimal. This study aims to describe the strategies of Islamic Schools, particularly SD Muhammadiyah 05, in preparing for A Accreditation. Qualitative research using a case study approach involved observation, interviews, and documentation. Data triangulation with data analysis techniques, such as data reduction, data presentation, and conclusion drawing, were used to ensure data validity. The research object involved the environment of SD Muhammadiyah 05 with respondents from various parties, including the principal, staff, teachers, and students. The results showed that the strategies implemented by the school have progressed, as evidenced by the achievement of a score of 91 or A Accreditation. The strategies such as conducting socialization to stakeholders, analyzing the requirements of A accreditation, forming an accreditation team, school self-evaluation (EDS), training and development of human resources, improving facilities and infrastructure and commitment to improvement are continuously pursued to ensure compliance with accreditation standards and improve the overall quality of education.
IMPLEMENTATION OF AL-GHAZALI’S ISLAMIC EDUCATION PHILOSOPHY IN THE MODERN ERA Muflihin, Ahmad; Madrah, Muna Yastuti
Al-Fikri: Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2019): Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jspi.v2i1.4012

Abstract

ABSTRACTPhilosophy and education are two things that cannot be separated. Philosophy is the basic foundation or direction for achieving the implementation and goals of education. Education aims to shape human beings in achieving complete humanity. Even Islam offers a concept of human beings, namely the prototype of humans who carry out their duties as khalifatullah fil ardh; humans who not only have intellectual intelligence (IQ), but also spiritual (SQ) and emotional intelligence (EQ). The problems that arise, complaints about the increasingly widespread individualist, materialist, and pragmatic nature of the community are allegedly because the modern education system ignores the basics of the value of education and only pursues material benefits. This article offers a solution to answer the challenges of education in the modern era which refers to the philosophical value of education. Especially the concept of the philosophy of Islamic education taught by al-Ghazali. In his education philosophy, al-Ghazali did not recognize the separation between religious education and general education without linking of them. There is no aqliyah term without including syar'iyyah. Cognitive aspects are not developed without involving affective and psychomotor aspects at once. Because faith, knowledge, and charity always go side by side. Keywords: Philosophy, al-Ghazali, Education, Modern Era, Islamic Education
Integrasi Kearifan Lokal dan Literasi Digital dalam Pendidikan Islam untuk Menghadapi Tantangan Abad 21 Muflihin, Ahmad
Al-Fikri: Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2024): Tantangan Kontemporer dalam Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jspi.7.1.56-67

Abstract

Indonesia, sebagai negara multikultural terbesar di dunia, memiliki tantangan untuk menjaga harmoni sosial di tengah era disrupsi teknologi. Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dan literasi digital sebagai respons terhadap kebutuhan abad ke-21. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kearifan lokal dapat menjadi fondasi literasi digital dalam pembelajaran PAI, dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal, seperti toleransi, gotong royong, dan penghormatan terhadap keberagaman, sejalan dengan prinsip Islam rahmatan lil alamin. Nilai-nilai ini penting untuk diinternalisasi dalam pembelajaran PAI guna membangun karakter siswa yang inklusif dan toleran. Di sisi lain, literasi digital melibatkan kemampuan kritis dalam menggunakan teknologi, termasuk memverifikasi informasi dan berinteraksi secara etis di dunia maya. Strategi integrasi meliputi pembelajaran berbasis proyek, pengenalan tata krama digital, serta pemanfaatan konten digital yang mengangkat tema budaya lokal dan Islam. Pendekatan ini memperkuat identitas budaya, meningkatkan keterampilan digital, dan menumbuhkan kesadaran sosial siswa. Kesimpulannya, integrasi kearifan lokal dan literasi digital dalam pembelajaran PAI adalah solusi strategis untuk membangun generasi yang beriman, bertakwa, dan siap menghadapi tantangan era digital.
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL PADA PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Muflihin, Ahmad
Al-Fikri: Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam Vol 3, No 2 (2020): Sejarah dan Evolusi Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jspi.v3i2.15532

Abstract

Indonesia is one of the largest multi-cultural countries in the world. This can be seen from how wide and diversity of socio-cultural and geographical conditions. Diversity is wealth for a nation. However, it can also be a source of conflict that is not properly managed. As a religion with 87.2% or 207 million Muslims in Indonesia, Islam has a very important role in maintaining this diversity, and this must be taught in education, especially in the subject of Islam. This research uses a descriptive qualitative approach. The type of research is library research. This article will be used to develop a curriculum, based on the values of cultural wisdom as an effort to care for diversity.Keywords: Local Wisdom, Curriculum Development, Islamic Education
Urgensi Literasi Digital bagi Pendidik dalam Meningkatkan Keterampilan Mengelola Pembelajaran warsiyah, warsiyah; Madrah, Muna Yastuti; Muflihin, Ahmad; Irfan, Agus
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol. 22 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/dms.2022.221.10042

Abstract

The spread of the Covid-19 virus requires human interaction to be mediated by information and communication technology, including education. Educators must adapt to this change to become role models quickly. However, not all educators can use technology in online learning. For educators in the village who had never used information and communication technology for education, this adaptation process needed guidance in the acceleration, as a necessity of educators with ICT mastery capabilities in the information age and amid the pandemic situation. It takes a mentoring program for educators to improve their ability and competence on digital technology for learning management both luring and online. This program is intended for educators in MI Al-Hikmah Source of Simo Boyolali through a participatory approach. The training began by doing a pretest and continued FGD to map the potential and problems faced by the teacher. Based on the pretest and FGD,  we decided to conduct digital literacy training to improve educator competencies in managing online learning and luring. Penyebaran virus Covid-19 mengharuskan interaksi manusia termediasi oleh teknologi informasi dan komunikasi termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidik dituntut untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini agar tetap mampu menjadi role model. Namun demikian belum semua pendidik mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran daring. Bagi pendidik yang berada di desa yang sebelumnya tidak pernah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, bimbingan dalam percepatan proses adaptasi ini perlu dilakukan. Sebagai sebuah keniscayaan pendidik dengan kemampuan penguasaan TIK di era informasi dan ditengah situasi pandemic.  Dibutuhkan program pendampingan bagi pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi pendidik terhadap pemanfaatan teknologi digital untuk pengelolaan pembelajaran baik luring maupun daring. Program ini ditujukan untuk pendidik di MI Al Hikmah Sumber Simo Boyolali melalui pendekatan partisipatoris. Pelatihan dimulai dengan melakukan pretes dan dilanjutkan FGD untuk memetakan potensi dan masalah yang dihadapai guru. Berdasarkan hasil pretest dan FGD kemudian diputuskan untuk melakukan pelatihan literasi digital untuk meningkatkan kompetensi pendidik dalam mengelola pembelajaran daring dan luringKata kunci: Urgensi; Literasi Digital; Keterampilan; Pendidik; Pembelajaran 
Phenomenology Of Digital Culture In The Educational Area: An Epistemological Review Madrah, Muna Yastuti; Muflihin, Ahmad
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 11, No 1 (2017): Perkembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi digital telah membawa budaya baru ke kehidupan manusia. Salah satu budaya yang terbentuk oleh teknologi digital adalah cyberculture. Sebuah dunia baru yang lahir dari teknologi digital, ruang yang dipenuhi dengan manusia yang saling terhubung satu sama lain. Teknologi digital telah memungkinkan dunia untuk dimampatkan dalam sistem, jaringan, dan koneksi yang memaksa manusia modern untuk tetap selaras, ini termasuk juga dalam dunia pendidikan.Bagaimana fenomenologi melihat budaya digital dalam pendidikan? Artikel ini mencoba untuk memberikan gambaran umum tentang epistemologi budaya digital dalam perspektif fenomenologis. Mengapa fenomenologi? Fenomenologi sebagai pendekatan dapat memenuhi fungsi penting dalam penelitian teknologi. Fenomenologi memberikan teori dan filosofi dasar dengan metodologi dan metode yang konsisten; Selain itu, fenomenologi memberikan panduan yang jelas seperti bagaimana menentukan sumber informasi, pengumpulan data, analisis, dan validasi. Secara umum, ini memperkuat dasar penelitian kualitatif di bidang pendidikan dan teknologi (Cilesiz, 2011).Artikel ini menginisiasi upayauntuk lebih mengeksplorasi studi budaya dan teknologi khususnya di bidang pendidikan. Penelitian tentang teknologi pendidikan akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan penggunaan pendekatan kualitatif, yang akan sangat berguna untuk mengeksplorasi fenomena dan perkembangannya dan memperkaya temuan.Kata kunci: Budaya Digital, Fenomenologi, Epistemologi, Pendidikan
Tantangan Guru PAI dalam Menghadapi Generasi Alfa: Kebutuhan Pembaruan Metode Belajar di Era Digital Febriana, Nafi Laila; Muflihin, Ahmad
Cendekia: Jurnal Pengembangan Kurikulum dan Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2025): Contemporary Challenges in Islamic Education
Publisher : PT Faliha Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64683/cendekia.v2i1.15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tantangan yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menghadapi Generasi Alpha serta kebutuhan akan pembaruan metode belajar yang relevan di era digital. Generasi Alpha memiliki karakteristik unik seperti melek teknologi, rentang perhatian pendek, dan kecenderungan pada pembelajaran visual serta interaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di SDN 2 Sengonwetan Grobogan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap guru PAI dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi berbagai tantangan seperti rendahnya literasi digital, kurangnya inovasi metode belajar, serta keterbatasan dalam menyesuaikan materi PAI dengan gaya belajar digital siswa. Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru PAI melakukan berbagai upaya seperti pemanfaatan media digital, pengembangan metode interaktif, serta integrasi teknologi dalam pembelajaran PAI. Temuan ini menegaskan pentingnya inovasi pedagogik agar pembelajaran PAI tetap relevan, menarik, dan mampu menanamkan nilai-nilai keislaman pada generasi digital masa kini.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Moderasi Beragama Afnan, Muhammad Khamim; Muflihin, Ahmad
Cendekia: Jurnal Pengembangan Kurikulum dan Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2025): Contemporary Challenges in Islamic Education
Publisher : PT Faliha Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64683/cendekia.v2i2.31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru PAI dalam menanamkan moderasi beragama pada peserta didik di SMAN 10 Semarang dan faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan moderasi beragama di SMAN 10 Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru PAI dalam menanamkan moderasi beragama pada peserta didik secara umum telah melaksanakan perannya dengan sangat baik melalui pembelajaran dikelas maupun pembiasaan disekolah. Hal ini terlihat dari indikator-indikator peran guru sebagai pendidik, informator, motivator, dan inspirator dalam menanamkan moderasi beragama kepada peserta didik. Namun demikian, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. Adapun faktor pendukungnya adalah adanya program sekolah damai, kebijakan sekolah, maupun kegiatan pembiasaan moderasi beragama yang ada disekolah, sementara itu faktor penghambatnya berasal dari luar lingkungan sekolah.