Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analysis of Entomological Parameters Using RT-PCR Method The Post-Popm in Simbang Kulon Village, Buaran District, Pekalongan Regency Hasan, Nurmaliza; Setyowati, Endang Ariyani; Rejeki, Dwi Sarwani Sri
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v5i2.4481

Abstract

Lymphatic filariasis is spread almost throughout Indonesia, some areas are categorized as filariasis endemic areas. The endemicity of filariasis in an area is determined by the microfilariae number (MF rate) above 1% by means of a finger blood survey (SDJ). Simbang Kulon Village in Buaran District, Pekalongan Regency is one of the filariasis endemic areas with an MF rate of 2.65%. This study aims to measure the entomological parameters and molecular examination of the transmission of lymphatic filariasis in Simbang Kulon Village. This study used a survey with a cross-sectional study design. Mosquito catching was carried out using the Human Landing Collection and Resting method both inside and outside the house. The results of the mosquito catching were brought to the laboratory for rearing process for 14 days. Data were analyzed descriptively. The results of the identification of 50 mosquitoes found 94% Culex quinquefasciatus mosquitoes and 6% Culex vishnui mosquitoes. Parous rate, infection rate and infective rate of Culex quinquefasciatus and Culex vishnui were zero per cent. Culex quinquefasciatus had the highest relative abundance (23.5%). Based on the results of the analysis of research data, filaria larvae were not found in the mosquito body because the two Culex mosquito species had never laid eggs (nulliparous).
Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Jahe dan Kunyit sebagai Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Pernapasan Siregar, Sepridawati; Octariany; Fernenda, Larysa; Hasan, Nurmaliza
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v5i1.1337

Abstract

Infeksi pernapasan merupakan salah satu masalah kesehatan utama di daerah tropis, terutama saat musim hujan karena kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan mikroorganisme patogen. Penyakit seperti flu dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih umum terjadi, dan pengobatan berbasis bahan kimia sering menjadi pilihan utama masyarakat. Namun, kesadaran akan alternatif pengobatan alami masih rendah, terutama di kalangan pelajar. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, dan antivirus yang dapat membantu dalam pencegahan serta pengobatan infeksi pernapasan. Sayangnya, belum banyak siswa yang memahami manfaat dan cara pengolahan tanaman herbal ini secara optimal. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa SMA Babussalam Pekanbaru dalam memanfaatkan jahe dan kunyit sebagai alternatif alami untuk kesehatan pernapasan. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, pelatihan praktik pembuatan minuman herbal, serta evaluasi efektivitas melalui pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa dari 40% sebelum program menjadi 85% setelah penyuluhan. Selain itu, keterampilan siswa dalam mengolah bahan herbal meningkat dari 30% menjadi 80%, dan 90% siswa mulai mengonsumsi minuman herbal secara rutin sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Program ini tidak hanya meningkatkan wawasan siswa, tetapi juga mendorong perubahan kebiasaan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Keberlanjutan program dapat diperkuat dengan mengintegrasikan edukasi herbal dalam kurikulum sekolah, memperluas kolaborasi dengan tenaga kesehatan, serta mengembangkan program serupa di komunitas yang lebih luas. Dengan edukasi yang tepat, pemanfaatan tanaman herbal dapat menjadi langkah preventif yang efektif dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue melalui Edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Langkah 3M Plus Sari, Tyagita Widya; Hasan, Nurmaliza; Putri, Retno; Fitri, Imelda; Aiyuda, Nurul
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar Vol 7, No 1 (2025): Januari-Juni
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/baktiku.v7i1.9256

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus and transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. DHF always increases at the start of every rainy season and causes Extraordinary Events (KLB) in several regions in Indonesia, including Riau Province. Eradicating dengue fever should prioritize prevention efforts by carrying out 3M Plus Mosquito Nest Eradication on an ongoing basis rather than focused fogging actions which are more frequently implemented nowadays. The aim of this service activity is to provide education on the 3M Plus Mosquito Nests Eradication so that it is hoped that it can increase knowledge and attitudes about dengue prevention behavior in children assisted by the As-Salaam Orphanage Pekanbaru City. Knowledge and attitudes about dengue prevention behavior are one of the factors that influence dengue prevention behavior in everyday life. Delivery of health material using the Leaflet tool was carried out by the head of the lecturer service team, while filling out the knowledge questionnaire about dengue prevention before and after health education, as well as documentation was carried out by members of the lecturer service team and students. The service activities lasted for ± 60 minutes and were attended by 13 children assisted by the orphanage. Descriptively, there is an increase in the knowledge of target children about dengue prevention, but this cannot be proven statistically. Health assistance efforts are sufficient to achieve goals, as shown by changes in results on the pretest and posttest questionnaires, but improvements need to be made in subsequent service activities, by combining health education methods with other relevant service methods.