Bell’s Palsy merupakan kondisi neurologis yang mempengaruhi fungsi motorik wajah, terdiri dari central facial palsy dan peripheral facial palsy. Central facial palsy terjadi akibat kerusakan segmen sentral saraf yaitu lesi pada upper motor neuron (UMN) sedangkan peripheral facial palsy terjadi akibat kerusakan perifer saraf yaitu lesi pada lower motor neuron (LMN). Pada paralisis atau kelumpuhan wajah nervus fasialis (N.VII atau N.facialis) dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu central palsy dan peripheral facial palsy. Tujuan penelitian; untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot dan mempercepat pemulihan fungsi facial pada kasus bell’s palsy dextra dengan pemberian massage, neuromuscular taping dan mirror exercise. Instrumen Penelitian; pengukuran kekuatan otot wajah dan fungsional pada bell palsy yaitu menggunakan pengukuran Ugo fisch scale. Metode Penelitian; penelitian ini bersifat studi kasus, mengangkat kasus pasien dan mengumpulkan data melalui proses fisioterapi, penelitian ini dilakukan di RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Hasil penelitian: Setelah dilakukan fisioterapi sebanyak enam kali selama 2 minggu didapatkan hasil adanya pengurangan dari derajat V menjadi derajat IV. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian massage, neuromuscular taping dan mirror exercise dapat meningkatkan kemampuan fungsional otot-otot wajah pada kasus bell’s palsy dextra.