Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Strategi Case Manager dalam Mengelola Kasus Pasien Rawat Inap di RSUD Tarutung Tahun 2019 Julietta, Martha Uli; Nadapdap, Thomson P; Harahap, Fatma Sylvana Dewi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2331

Abstract

Rumah sakit memerlukan desain atau strategi agar dapat melakukan proses pelayanan yang berkelanjutan. Salah satu model asuhan tersebut adalah case management. Case management merupakan sebuah strategi intervensi yang digunakan oleh penyedia dan sistem layanan kesehatan untuk menyokong klien, mengkordinasikan layanan kesehatan, dan menfasilitasi hasil baik dalam harga maupun kualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pengaruh strategi case manager dalam mengelola kasus pasien rawat inap di RSUD Tarutung tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian mixed metode yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas (variabel sebab) dan variabel terikat (akibat), yang dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Dimana data kuantitatif diperoleh dengan membuat dan menyebarkan kuisioner pertanyaan. Variabel ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, koordinasi, integrasi, advokasi, negosiasi, dan empowerment seorang case manager dalam mengelola kasus pasien rawat inap di RSUD Tarutung Tahun 2019. Jumlah sampel yang diteliti terdiri dari: case manager di RSUD Tarutung Tahun 2019 sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1 orang dokter dan 2 orang perawat dan kepala bidang di RSUD Tarutung Tahun 2019 (data utama), 87 responden data pasien dan pimpinan RSUD Tarutung yaitu 2 orang (data pendukung). Dari hasil penelitian kuantitatif diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh strategi case manager dalam mengelola kasus pasien rawat inap di RSUD Tarutung tahun 2019 adalah strategi komunikasi dan strategi koordinasi case manager berpengaruh secara signifikan dalam mengelola kasus pasien rawat inap di rumah sakit umum daerah Tarutung tahun 2019. Dari hasil penelitian kualitatif dengan dua orang pimpinan yang ada di rumah sakit umum daerah Tarutung tahun 2019 yaitu kepala bidang pelayanan dan kepala bidang keperawatan, diperoleh informasi bahwa Pelaksanaan sebagai case manager di rumah sakit tidak maksimal dikarenakan yang diberangkatkan oleh pimpinan rumah sakit beda orang yang menjadi case manager. Disarankan kepada pihak rumah sakit umum daerah Tarutung untuk mengevaluasi dokter dan perawat yang menjadi case manager untuk dapat meningkatkan pengetahuannya dan keterampilannya terhadap peran sebagai case manager di RSUD Tarutung dengan memberikan pelatihan secara berkesinambungan mengenai tanggung jawab case manager untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit daerah Tarutung.Kata Kunci: Case Manager, Mengelola Kasus Pasien Rawat Inap Hospitals need a design or strategy in order to carry out a continuous service process. One such model of care is case management. Case management is an intervention strategy used by health care providers and systems to support clients, coordinate health services, and facilitate outcomes in both price and quality. The purpose of this study was to determine the analysis of the effect of the case manager strategy in managing inpatient cases at Tarutung Hospital in 2019. The research design used was a mixed method study, namely quantitative and qualitative with a cross sectional approach where the data involved independent variables (causal variables) and dependent variable (effect), which is collected at the same time. Where quantitative data is obtained by creating and distributing question questionnaires. This variable was conducted to determine the effect of communication, coordination, integration, advocacy, negotiation, and empowerment of a case manager in managing inpatient cases at Tarutung Hospital in 2019. The number of samples studied consisted of: case managers at Tarutung Hospital in 2019 as many as 3 people. consisting of 1 doctor and 2 nurses and the head of the field at Tarutung Hospital in 2019 (main data), 87 patient data respondents and the leadership of Tarutung Hospital, namely 2 people (supporting data). From the results of quantitative research, research results show that the effect of the case manager strategy in managing inpatient cases at Tarutung Hospital in 2019 is a communication strategy and case manager coordination strategy that has a significant effect in managing inpatient cases at the Tarutung general hospital in 2019. From the results of qualitative research with two leaders at the Tarutung general hospital in 2019, namely the head of the service sector and the head of the nursing field, information was obtained that the implementation as a case manager in the hospital was not optimal because the hospital leadership was dispatched by different people who became the case manager. the actual case manager at the hospital. It is suggested to the Tarutung general hospital to evaluate doctors and nurses who become case managers to be able to improve their knowledge and skills towards the role of case manager in Tarutung Regional Hospital by providing continuous training on the responsibilities of case managers to improve the quality of services at Tarutung regional hospitals.Keywords: Case Manager, Managing Inpatient Cases
Keseimbangan fisik, psikis, dan spiritual Islam pada masa kehamilan dan persalinan Harahap, Fatma Sylvana Dewi
Jurnal Psikologi Islam Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Psikologi Islam
Publisher : Asosiasi Psikologi Islam (API) Himpsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.416 KB) | DOI: 10.47399/jpi.v5i1.54

Abstract

Pendidikan kebidanan telah mengalihkan pengelolaan persalinan dengan pendekatan penyakit tanpa melihat substansi yang perlu dikupas lebih luas dan mendalam baik secara fisik, psikis, dan spiritual. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana sinergi antara kebutuhan fisik, psikis, dan spiritual pada perempuan hamil dengan resiko rendah yang berakhir dengan persalinan normal dan pengalaman hamil yang berakhir dengan tindakan sectio caesarea. Hasil wawancara secara mendalam kepada 5 orang subjek menunjukkan bahwa sinergitas fisik, psikis, dan spiritual yang dibangun pada masa kehamilan secara signifikan berdampak baik pada hasil persalinan. Sinergi perempuan resiko rendah dan petugas kesehatan yang mendukung adanya aspek spiritualitas dalam persalinan pun dapat berakhir dengan persalinan normal. Sebaliknya, kesehatan kehamilan yang tidak mensinergikan spiritualitas terhadap fisik dan psikis selama kehamilan dapat berakhir dengan persalinan melalui tindakan section caesarea sebagaimana yang dialami salah satu partisipan. Merekonstruksi bangunan keseimbangan kesehatan dengan sinergitas fisik, psikis, dan spiritualitas perlu dilakukan melalui pendidikan kebidanan dan institusi pelayanan kebidanan. Kata Kunci : kebidanan, spiritualitas, psikis, sectio caesarea, melahirkan
PENGARUH PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 5 PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2020 Siregar, Rahmi Wahida; Harahap, Fatma Sylvana Dewi; Fitria, Aida; Rifai, Achmad; ., Yuniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1670

Abstract

ABSTRAK Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat meningkatkan risiko kesehatan reproduksinya. Hal ini terutama karena dapat meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan, pernikahan dini, penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan aborsi. Menurut data United Nation Population Fund dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional bahwa kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahun dan 10-30% diantaranya dilakukan oleh remaja. Artinya diperkirakan ada 230.000-575.000 remaja melakukan aborsi setiap tahunnya.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh peer group terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja awal. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif. Analisis kualitatif dianalisis secara reduksi, tampilan data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh peer group terhadap perilaku seksual berisko.Kesimpulan penelitian bahwa perilaku seksual berisiko yang di jalani oleh remaja adalah perilaku seksual berisiko berat seperti ciuman basah (cipokan), petting, berhubungan badan dan perilaku seksual berisiko ringan seperti pengangan tangan dan berpelukan. Peer group pramuka lebih berisiko berat daripada peer group tari.Diharapkan meningkatkan peran keluarga dalam tumbuh kembang remaja sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh remaja tetap dalam pengawasan orang tua, perlunya kerjasama antara orang tua, guru dan pihak sekolah untuk mengawasi pergaulan remaja, pembenahan moral dan menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat yang religious, Pentingnya pemberantasan produsen majalah porno yang beredar dimasyarakat khususnya dikalangan remaja.  Kata Kunci   : Peer Group, Perilaku Seksual Berisiko, Remaja
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Temperatur Terhadap Tubuh Bayi Sesudah 2 Jam Post Partum di Rumah Sakit Columbia Asia Medan Tahun 2021 Sari, Novita; Suroyo, Razia Begum; Harahap, Fatma Sylvana Dewi; Asriwati, Asriwati; Nasution, Ramadhani Syafitri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2827

Abstract

Bayi Baru Lahir (BBL) harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Salah satu adaptasi BBL normal adalah mengatur suhu tubuh walaupun BBL sangat rentan untuk mengalami hipotermi, yanag menjadi penyebab yang sangat serius terhadap kesakitan dan kematian BBL. Tujuan penelitian untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Temperatur Tubuh Bayi Sesudah 2 jam Post Partum di Rumah Sakit Columbia Asia Medan tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien bayi baru lahir di Rumah Sakit Columbia Asia Medan sebanyak 185 orang pada kurun waktu februari sampai dengan april 2021. Jumlah sampel yang akan di teliti adalah 65 orang. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian uji chi square menunjukkan bahwa variabel proses persalinan, suhu ruangan, lampu penghangat, metode skin to skin, mengeringkan bayi dengan seksama, selimut tubuh bayi dan tutup kepala bayi, menunda memandikan bayi 6 jam setelah lahir, bantalan penghangat, apgar score  nilai p-value = 0,000 < α 0,05, artinya ada pengaruh antara proses persalinan , terhadap perubahan temperature tubuh bayi sesudah 2 jam post pastum, dari hasil analisis multivariat didapatkan variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah variabel metode skin to skin. Kesimpulan ada pengaruh antara proses persalinan, suhu ruangan, lampu penghangat, metode skin to skin, mengeringkan bayi dengan seksama, selimut tubuh bayi dan tutup kepala bayi, menunda memandikan bayi 6 jam setelah lahir, bantalan penghangat, apgar score terhadap perubahan temperature tubuh bayi sesudah 2 jam post pastum. sedangkan analisa multivariat menunjukkan hasil bahwa faktor yang paling dominan adalah variabel metode skin to skin terhadap terhadap perubahan temperatur tubuh bayi sesudah 2 jam post pastum. Disarankan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan kompetensi metode skin to skin kepada perawat atau bidan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan cara mengadakan pelatihan dan workshop baik internal maupun eksternal, juga Rumah sakit Columbia Asia medan harus mendukung metode skin to skin dari segi kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan metode skin to skin.Kata Kunci : Bayi baru lahir, proses persalinan, metode skin to skinNewborns must adjust from intrauterine life to extrauterine life. One of the adaptations of normal newborns is to regulate body temperature even though they are very susceptible to hypothermia, which is a very serious cause of morbidity and mortality in newborn babies. The purpose of the study was to determine the Factors Affecting Changes in Infant Body Temperature After 2 hours Post Partum at Columbia Asia Hospital Medan in 2021. The research design used in this study was an analytic survey with a cross sectional design. The population in this study were all newborn patients at Columbia Asia Hospital Medan as many as 185 people from February to April 2021. The number of samples to be studied was 65 people. Data analysis was carried out by univariate, bivariate and multivariate analysis. The statistical test used is the chi square test and logistic regression. The results of the chi square test showed that the variables of the labor process, room temperature, heating lamp, skin to skin method, drying the baby thoroughly, baby blanket and baby headgear, delaying bathing the baby 6 hours after birth, heating pads, Apgar score p value -value = 0.000 < 0.05, meaning that there is an influence between the labor process and changes in the baby's body temperature after 2 hours post-pastum, from the results of multivariate analysis, the most influential variable in this study is the skin-to-skin method variable. The conclusion is that there is an influence between the delivery process, room temperature, heating lamp, skin to skin method, drying the baby thoroughly, baby blanket and baby headgear, delaying bathing the baby 6 hours after birth, heating pads, Apgar score on changes in the baby's body temperature after birth. 2 hours post pastum. while the multivariate analysis showed that the most dominant factor was the skin to skin method variable on changes in the baby's body temperature after 2 hours post-paste. It is recommended to the hospital to be able to improve the competence of the skin to skin method for nurses or midwives at Columbia Asia Hospital Medan by conducting training and workshops both internally and externally, also Columbia Asia Medan Hospital must support the skin to skin method in terms of completeness of facilities. and infrastructure that supports the service of the skin to skin method.Keywords : Newborn, delivery process, skin to skin method
Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea Periode 1 Januari – Desember 2019 di RSU Bandung Medan Dila, Wiliyana; Nadapda, Thomson P; Sibero, Jitasari Tarigan; Harahap, Fatma Sylvana Dewi; Marsaulina, Ivansri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1988

Abstract

Sectio Caesarea adalah cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.Hasil data dariWorld Health Organization (WHO) standart rata- rata angka oprasi Sectio caesarea di sebuah negara adalah 10-15% saja, tetapi secara keseluruhan persalinan secara Sectio caesarea dilaporkan terjadi 25-50%, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (usia, paritas, riwayat persalinan, Partus Tak Maju, Ketuban Pecah Dini) yang berhubungan dengan persalinan Sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Bandung Medan Periode 1 Januari – Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode Mix Methods. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami sectio caesarea sebanyak 550 kasus dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini 231 kasus, dilakukan dengan menggunakan analisa data yaitu analisa univariat,analisa bivariat dan multivariat. Dari hasil penelitian ini, dengan uji statistic pearson chi-square pada usia dengan sectio saecarea diperoleh nilai sig p=0,000<0,05. Paritas dengan sectio caesarea diperoleh hasil p=0,002=<0,05. riwayat persalinan dengan sectio saecarea diperoleh hasil p=0,000=<0,005, Partus Tak Maju diperoleh hasil p=0,007=<0,005, Ketuban Pecah Dini diperoleh hasil p=0,001=<0,005 Maka diperoleh ada hubungan usia, paritas, riwayat persalinan, partus tak maju, berat bayi lahir dengan sectio saecarea di RSU Bandung Medan dan faktor paling dominan dengan tingkat sectio caesarea adalah variabel riwayat persalinan dengan nilai signifikan 0,000 (p value < 0,05. Dari hasil kualitatif di dapatkan indikasi Ketuban Pecah Dini 1 orang, usia dan paritas yang beresiko 1 orang, usia dan Partus Tak Maju 1 orang,  Riwayat SC 1 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan faktor usia, paritas, riwayat persalinan, Partus Tak Maju, Ketuban Pecah Dini dengan sectio saecarea di RSU Bandung Medan Periode 1 Januari – Deesember 2019. Diharapkan pada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan konseling kehamilan terutama kepada ibu yang sedang hamil untuk menurunkan angka persalinan sectio caesarea.Kata Kunci: Usia, Paritas, Riwayat Persalinan, Partus Tak Maju, Ketuban Pecah DiniSectio Caesarea is a method of giving birth to a fetus by making an incision in the uterine wall through the front wall of the abdomen or vagina. The results of data from the World Health Organization (WHO) indicate that the average rate of Sectio Caesarea in a country is 10-15%, but overall deliveries are generally Sectio caesarea is reported to occur in 25-50%. The purpose of this study was to determine (age, parity, history of labor, Inadvertent Parturition, Premature rupture of membranes) associated with delivery of Sectio caesarea at Bandung General Hospital Medan Period 1 January – December 2019. This study uses the Mix Methods method. The population in this study were all maternity mothers who underwent sectio caesarea as many as 550 cases and the sample used in this study was 231 cases, carried out using data analysis, namely univariate analysis, bivariate and multivariate analysis. From the results of this study, with the Pearson chi-square statistical test on age with sectio caesarea, the value of sig p = 0.000 <0.05 was obtained. Parity with sectio caesarea obtained p=0.002=<0.05. history of labor with caesarean section obtained p = 0.000 = <0.005, Incomplete Parturition obtained p = 0.007 = <0.005, Premature rupture of membranes obtained p = 0.001 = <0.005 So there is a relationship between age, parity, history of labor, incomplete parturition advanced, the weight of the baby was born by sectio caesarea at RSU Bandung Medan and the most dominant factor with the rate of sectio caesarea was the birth history variable with a significant value of 0.000 (p value <0.05. From the qualitative results, it was obtained indications of premature rupture of membranes 1 person, age and parity at risk of 1 person, age and 1 person Inadvertent Parturition, History of SC 1 person. The conclusion of this study is the relationship between age, parity, history of childbirth, incomplete labor, premature rupture of membranes with sectio caesarea at RSU Bandung Medan Period 1 January - December 2019. It is hoped that health workers can improve pregnancy counseling services, especially to mothers who are pregnant. pregnant to reduce the rate of caesarean section delivery.Keywords: Age, Parity, History of Childbirth, Inadvertent Parturition, Premature Rupture of Membranes