Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Urgency of Classification of the Voter List as a Fulfillment of Political Rights Yandra, Alexsander; Faridhi, Adrian; Andrizal, Andrizal; Setiawan, Husni; Nurchotimah, Aulia Sholichah Iman
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 7, No 1 (2022): Politics and Development
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ipsr.v7i1.38484

Abstract

This study discusses the accuracy of the final voter list (DPT) with a focus on the process of classifying voter data. At the stage of determining the DPT by the Riau KPUD, it was found that 51,469 voters Did Not Meet the Requirements (Tidak Memenuhi Syarat/TMS) registered as permanent voters. On the other hand, there are still many potential voters who are 17 years old or married and are not registered as voters. This phenomenon is a problem that has always been an evaluation material for every general election organizer. This research was conducted using a qualitative method with a case study approach. Data were obtained by means of in-depth interviews with informants and collecting literature related to research issues. As a reference for analysis, this study uses the theory of democracy and the political rights of voters. The data were processed using an etic-emic approach so that a comprehensive analysis was found. The main argument of this research is that the classification and updating of data is an important step in determining the DPT to ensure that every citizen has good political rights.
Dynamics of Change in Customary Actor Authority After Determining the Status of Indigenous Villages in Siak Regency Setiawan, Husni
Komunitas Vol 11, No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v11i1.18559

Abstract

This study discusses the status of adat which has the power of formal law which gradually impacts on the addition and strengthening of political rights of traditional leaders. This phenomenon occurs in the Sakai Minas Traditional Village, Siak Regency. The community of the traditional village made a rule that the chief (Village Chief) must come from ethnic Sakai or who have blood ties with the Sakai community. On the other hand, there is a dichotomy of the political rights of people outside of Sakai Ethnicity. This study aims to analyze the strengthening of the authority of indigenous actors in Kabupaten Siak. This study uses a qualitative method. Analysis of data using emik based on the results of in-depth interviews and related documents. The results of the study showed that after the establishment of Sakai Minas Traditional Village status, customary actors experienced formal political authority (de jure) strengthening compared to before the establishment of traditional village status. Strengthening this authority comes from the interpretation of the Perda Kabupaten Siak No. 2 of 2015 concerning the Establishment of Traditional Villages.
Cultural Development Dalam Sistem Pemerintahan Lokal: Sistem Pemerintahan Nagari pada Masyarakat Etnis Mandailing di Nagari Rabi Jonggor Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Rozi, Fachrur; Setiawan, Husni
Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik Vol. 3 No. 2 (2018): April
Publisher : Laboratorium Administrasi Publik FISIP Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jakp.3.2.125-142.2018

Abstract

Pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, semakin memberikan penguatan dalam pembangunan sistem pemerintahan lokal yang didasarkan pada hak asal usul dan hak adat istiadat masyarakat setempat. Di Provinsi Sumatera Barat, sistem pemerintahan desa atau yang disebut dengan nagari merupakan sistem pemerintahan lokal yang menggunakan adat Minangkabau sebagai landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, sistem Pemerintahan Nagari ini tidak sesuai dengan realitas yang terjadi pada masyarakat di Nagari Rabi Jonggor Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat yang ber-etnis Mandailing. Masyarakat Nagari Rabi Jonggor mempraktekkan Sistem Raja yang didasarkan pada adat istiadat Mandailing, meskipun dalam sistem Pemerintahan Nagari tidak mengenal raja. Artikel ini adalah hasil dari sebuah kajian yang ditujukan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisispembangunan sistem pemerintahan lokal yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Kasus yang dikaji adalah kasus yang terjadi pada sistem pemerintahan lokal di Nagari Rabi Jonggor Kabupaten Pasaman Barat. Di dalam pelaksanaan sistem pemerintahan lokal di Nagari Rabi Jonggor, terlihat bahwa adanya praktek sistem Pemerintahan Raja di dalam sistem Pemerintahan Nagari. Hal ini terjadi karena Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Pasaman Barat cenderung memaksakan pelaksanaan sistem Pemerintahan Nagari pada masyarakat yang ber-etnis Mandailing. Pemerintah Daerah tidak mengatur dan memberi kepastian hukum terhadap peran dan fungsi Raja Adat Mandailing dalam sistem kehidupan bernagari. Padahal peran dan fungsi Raja Adat ini dipandang sebagai sebuah status yang penting dalam pengendalian masalah dan pengaturan kehidupan masyarakat setempat. Kondisi ini, menimbulkan kesan bahwa pembangunan sistem pemerintahan lokal yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan dengan setengah hati. Penting kiranya bagi Pemerintah Daerah untuk mempertimbangkan dimensi cultural development dalam pembangunan sistem pemerintahan lokal. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Di dalam Peratutan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari pasal 23 dinyatakan bahwa pembentukan Desa Adat di Kabupaten Kepulauan Mentawai diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Strengthening Authority Of Indigenous Actors Post-Determination Of Kampung Adat Status In Kabupaten Siak Setiawan, Husni; Zetra, Aidinil
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.522 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v7i2.2884

Abstract

Studi ini membahas tentang status adat yang memiliki kekuatan hukum formal secara berangsur berdampak pada penambahan dan penguatan hak politik tokoh adat. Fenomena ini terjadi di Kampung Adat Sakai Minas, Kabupaten Siak. Masyarakat kampung adat tersebut membuat aturan kepemimpinan penghulu harus berasal dari Etnis Sakai atau yang memiliki pertalian darah dengan masyarakat Sakai. Disisi lain, terjadi dikotomi hak politik masyarakat diluar Etnis Sakai yaitu tidak berhak menjadi penghulu kampung. Penelitian ini bertujuan menganalisis penguatan otoritas aktor adat di Kabupaten Siak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe fenomenologi. Analisis data menggunakan etik dan emik berdasarkan hasil wawancara mendalam dan dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor adat masyarakat Etnis Sakai di Kabupaten Siak mendapat penguatan otoritas secara tradisi dan hukum formal pemerintahan. Penguatan otoritas merupakan penerjemahan terhadap Peraturan daerah Kabupaten Siak No. 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Kampung Adat.Kata Kunci: Otoritas, Aktor Adat dan Kampung Adat Sakai
Maintaining Voting Rights Outside the Election Period: Evidence of Continuous Voter Data Updating (DPB) Riau Province, Indonesia Yandra, Alexsander; Sudaryanto, Sudaryanto; Asnawi, Eddy; Hernimawati, Hernimawati; Setiawan, Husni; Wijaya, Junior Hendri; Etebom, John Monday
Journal of Governance and Public Policy Vol. 12 No. 3 (2025): October 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgpp.v12i3.24348

Abstract

This study examines the continuous updating of voter data by the General Elections Commission (KPU) based on data self-sufficiency. While previous research has emphasized multi-stakeholder approaches, limited attention has been given to the potential collaboration between the KPU and the Department of Population and Civil Registration (Disdukcapil). Addressing this gap, the study analyzes mechanisms for strengthening inter-agency collaboration to ensure sustainable voter data management. Voting rights are fundamental to political participation and the quality of elections. However, significant gaps persist, as seen in Riau Province where 7,375 citizens were excluded from the voter list before the 2024 Election. This underscores the need for electoral organizers to continuously evaluate and update voter data beyond the election period. Using a qualitative method with an empirical case study approach, the study applies theories of democracy and voters’ political rights, complemented by an ethical–emic analysis. Findings reveal that the KPU remains largely passive in updating sustainable voter data, creating risks of regressive records. Furthermore, coordination with Disdukcapil is one-directional, restricting open access to population data. The novelty of this research lies in highlighting the underexplored institutional collaboration between the KPU and Disdukcapil. Unlike previous studies that focus on broad multi-stakeholder dynamics, this study shows how a targeted inter-agency partnership can directly address voter registration gaps and improve electoral accountability. Strengthening institutional relations through high-level collaboration, routine synchronization, and establishing a dedicated institution for voter data management is therefore essential.