Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMBERIAN OBAT ANTI EPILEPSI DENGAN KADAR KALSIUM SERUM PADA ANAK PENDERITA EPILEPSI: SEBUAH STUDI CROSS SECTIONAL Rahayu, Andi Utari Dwi; Angriani, Hadia; Fikri, Bahrul; Gandha, Idham Jaya; Artati, Ratna Dewi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i03.P06

Abstract

Epilepsi merupakan salah satu penyakit saraf yang paling umum di dunia, dan ditandai dengan kejang berulang yang tidak diprovokasi (serangan) yang dapat terjadi pada semua usia. Obat anti kejang merupakan terapi utama untuk epilepsi. Namun terdapat laporan bahwa obat anti kejang dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium serum dan menyebabkan osteomalasia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Makassar mulai bulan Agustus 2022 sampai September 2022. Sampel penelitian merupakan pasien anak dengan epilepsi usia 1 tahun hingga 18 tahun yang berobat di poliklinik neurologi anak dan telah mendapatkan obat antiepilepsi (OAE). Pemeriksaan kadar kalsium serum dinilai. Subjek dikelompokkan berdasarkan lama penggunaan obat anti epilepsi. Analisis data menggunakan SPSS software v.24. Spearman-Rho Correlation Test digunakan untuk menilai korelasi kadar kalsium serum dengan lama pengobatan anak epilepsi. Penelitian ini terdiri dari 46 subjek. 28 subjek merupakan laki-laki (60,9%) dan 18 subjek perempuan (39,1%). Tedapat hubungan linier negative antara kadar kalsium serum dengan lama pengobatan pada pasien yang mendapatkan OAE jangka panjang. (p<0,001). Pengobatan OAE >24 bulan menyebabkan kadar kalsium serum semakin menurun (p=0,009). Sehingga pada peneletian ini dapat disimpulkan semakin lama pengobatan, maka kadar kalsium serum semakin menurun. Kata Kunci: Epilepsi, Kalsium Serum, Obat Anti Epilepsi
Gambaran Jenjang Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue pada Anak Defianda, Amelia Ramadhanty; Rauf, Syarifuddin; Artati, Ratna Dewi; Darma, Sidrah; Kadir, Akhmad
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14701

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di beberapa daerah di dunia. Mengetahui bagaimana gambaran jenjang pendidikan dengan tingkat pengetahuan orang tua tentang pencegahan demam berdarah dengue pada anak. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang akan dibagikan kepada orang tua pasien anak di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data berdasarkan usia sebagian besar berusia 30-39 tahun yaitu sebanyak 38 (44.7%) dan yang paling sedikit usia 50-59 tahun yaitu 1 orang (1.2%). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden perempuan yaitu 72 orang (84.7%) dan laki-laki sebanyak 13 orang (15.3%). Berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil responden yang bekerja sebanyak 47 orang (55.3%) dan yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (44.7%).
Hubungan Asupan Makanan dengan Tingkat Prestasi Anak Sekolah Menengah Atas Latifah, Ifa; Darussalam, Husni Esa; Anastasia, Rizka; Artati, Ratna Dewi; Darma, Sidrah
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 5 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i5.15504

Abstract

High school students are usually between 15 and 18 years old. The results of by the OECD in 2018 showed that the literacy, mathematics and science abilities of 15 year old students in Indonesia were ranked 71st out of 78 countries. Students are in an important phase of development, both physically and cognitively, which makes good food intake especially important. This research using a literature review  method using Google Scholarand the National Center for Biotechnology Information (NCBI). Based on this research it was found that adequate balanced food intake has an influence on school children's achievement. Teenagers who eat breakfast regularly have better academic performance compared to those who don't eat breakfast. Breakfast contributes to improved attention, memory and problem-solving abilities. Studies show that a balanced breakfast can improve cognitive function which is important for academic performance as well as better mental health. Students who eat breakfast tend to have lower stress levels and higher emotional well-being. From this research, can be concluded that a significant relationship between food intake and the achievement level of high school and upper school children.
Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Infeksi Measles Pada Anak Perempuan 3 Tahun Rifani, Muhammad; Pelupessy, Ninny Meutia; Artati, Ratna Dewi; Baso, Aidah Juliaty A.
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20190

Abstract

Measles is a highly contagious infection that spreading especially in populations that are dense with exhibit low immunity. The best protection is active immunization during childhood. Without vaccination, measles morbidity and mortality is very high. Here, we report a case of a 3-year-old child presenting with fever, malaise, productive cough, runny nose, conjunctivitis with Koplik's spot and maculopapular rash. Suspected measles infection is confirmed by positive measles virus IgM antibody and reverse transcriptase polymerase chain reaction in blood and urine. The patients are isolated and treated symptomatically. Management is given to these patients includes educating the patient's parents about the patient's illness and complications of the disease and the provision of medical form of infusion RL 16 ml / hour, Paracetamol 150 mg / hour, Ambroxol 7 mg / 8 hours, and Vitamin A 200.000 IU for 2 days. Guidelines for measles immunization in infants given one at the age of 9 months given the measles antibody toddlers whose mothers had decreased at the age of 9 months. Methode : This case study was researched only in the form of a single unit, but was analyzed in depth covering a fairly wide range of aspects. Conclution : In young patients, complete recovery was achieved within two weeks. In patients with fever and maculopapular rash and fatigue, measles should be considered even in all children patients. Early diagnosis, followed by isolation and patient registration are important measures to prevent local outbreaks.