Suryani, Ni Nyoman Manik
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit 
The Effect of Kebyar Duduk Peliatan™s Performance During the Covid-19 Pandemic in Bali Suryani, Ni Nyoman Manik
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol. 7 No. 2 (2023): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, DECEMBER 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v7i2.49317

Abstract

The purpose of this research was to reveal the phenomenon of the kebyar dudukpeliatan dance during the COVID-19 pandemic. In general, Balinese performing arts activities are very rare because of the red zone and demands for adaptation to health protocols. However, the kebyar duduk dance in the peliatan style was seen being performed. The performance of the kebyar duduk dance in the peliatan style during the COVID-19 pandemic looked different from usual. The questions are: 1) What is the form of the kebyar dudukpeliatan performance during the COVID-19 pandemic?; 2) What was the impact of staging the kebyar duduk peliatanperformance during the COVID-19 pandemic?. This research was completed based on qualitative methods. Secondary data was obtained through literature studies on COVID-19 and the kebyar duduk dance. While the primary data was obtained by means of observation and interviews with informants in Ubud. All data were analyzed qualitatively with aesthetic theory and practice theory. The results of the research show : (1) the people of Ubud present the kebyar duduk peliatan dance through digital technology; (2) the presentation of the kebyar dudukpeliatan dance through digital media has a positive impact on flexibility in learning the kebyar duduk peliatan dance and has a negative impact on the enculturation of the kebyar duduk peliatanperformance in the culture of the Ubud people.
Tari Kreasi Mapepare Maharani, Putu Devia; Suryani, Ni Nyoman Manik; Ruspawati, Ida Ayu Wimba
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 1 No 2 (2021): Terbitan Kedua Bulan Oktober tahun 2021
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.593 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v1i2.865

Abstract

Mapepare is a new dance creation that describes the activities of a group of Tenganan Pegringsingan women who offer Pepare offerings during Ngusaba Kasa in Tenganan Pegringsingan Village. Every ceremonial procession held in Tenganan Pegringsingan Village requires careful preparation, both physically and mentally, because if something unwanted happens in the procession, customary sanctions will be imposed. This applies in the procession of the Pepare offerings, if one of the people in charge of the Pepare offerings accidentally drops one of the elements in the Pepare ceremony, it will be subject to customary sanctions that apply in Tenganan Pegringsingan Village. The method of creation used in the Mapepare dance work is the method of creation by Alma M. Hawkins which includes the exploration, improvisation, and forming stages, so as to give birth to patterns of motion both in physical form, as well as exploration of ideas so that the concept of the work to be worked on appears. Mapepare dance works using the concept of a large group with seven female dancers. The movement patterns used are derived from movements in Balinese dance such as agem, away, badminton, and tangkep which are then redeveloped according to the ideas and themes used. The property used is the Pepare offering which was arranged by the dancers. The accompaniment music used is the Selonding gamelan. The overall duration of the work is 13 minutes, Mapepare dance works are perfomed at the Pelangi Budaya NusantaraStudio, Denpasar.Keywords: Mapepare, mesuunan, customary sanctions
Tari Kreasi Bebarisan Bala Maya, Sebuah Kisah Prajurit Kupu-kupu Arimbawa, I Wayan Wira; Suteja, I Kt.; Suryani, Ni Nyoman Manik
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 1 (2022): Terbitan Pertama Bulan Juni tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.053 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i1.1577

Abstract

Reading a book Kupu Kupu Kuning Yang Terbang Di Selat Lombok, tell about history of struggle the kingdom of Karangasem defeating the Selaparang kingdom Lombok. The victory of the kingdom of Karangasem blessing from yellow butterfly troops which can be seen or invisible, panugrahan (Grace) from Ida Bhatara Alit Sakti at Pura Bukit Karangasem. The meaning of the struggle is very phenomenal, if it is related to the concept sekala and niskala, that is devotion of forefather and human relationship with universe. Oriented from the phenomenon came up with an idea to create a work creation dance with the title Bala Maya in bebarisan creation. In the creation of this dance, using theory image and imagination by Tetdjoworo,H, that is can imagining and manifest in the motive of movement.The process uses the method Mencipta Lewat Tari by Y.Sumadiyo Hadi translation of the book Creating Through Dance by Alma M.Hawkins consists of three step that is, exploration, improvisation, and forming step.   Bala Maya is a bebarisan dance creation have a heroism theme, tell about Laskar Karangasem troops which interpreting the yellow butterfly attack Seleparang Lombok Kingdom. Invisible soldier is the character and characteristic of yellow butterfly called Bala Maya. Keywords : Bebarisan dance, Bala Maya, sekala-niskala, creating.
Tari Bidak Isolasi, Sebuah Refleksi Diri Terhadap Kehendak Berkuasa Mahendra, I Gede Adi; Suryani, Ni Nyoman Manik; Gunarta, I Wayan Adi
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.662 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1875

Abstract

Tari Bidak Isolasi adalah sebuah karya tari baru dengan wujud kontemporer yang terinspirasi dari permainan catur. Dalam realitas kehidupan, penata merasakan perilaku banyak orang yang “haus” kekuasaan dikehidupan duniawi dan saling berebut atau beradu, layaknya seperti bidak dalam permainan catur. Tujuan penciptaan karya tari ini adalah untuk mengkomunikasikan pesan bahwa pentingnya suatu pengendalian diri agar tidak terlena terhadap kekuasaan duniawi sehingga pesan pada karya ini diharapkan dapat diterima oleh masyarakat. Tari Bidak Isolasi tercipta melalui proses penciptaan dengan menggunakan metode penciptaan oleh Alma M. Hawkins dengan tiga tahapannya, yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Karya tari Bidak Isolasi berbentuk kelompok besar, ditarikan oleh delapan orang penari putra, dengan wujud kontemporer, yang strukturnya terdiri dari bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga. Beberapa gerak yang digunakan yaitu gerak dari langkah-langkah bidak yang terdapat pada permaianan catur serta gestur orang bermain catur yang distilirisasikan sesuai kebutuhan koreografi sehingga menjadi wujud baru. Musik karya tari ini digarap menggunakan aplikasi musik FL Studio 2020 bernuansa Bali-Modern. Tata rias yang digunakan yaitu tata rias yang difantasikan disesuaikan dengan konsep estetika karya penata terhadap sebuah obyek permainan catur. Sedangkan tata busana yang digunakan berupa busana baju lengan pendek, celana panjang serta pada badan penari berisikan uang koin dengan tato di bagian hulu hati. Karya Bidak Isolasi dipentaskan secara daring (dalam jaringan) melalui live streming Youtube dengan konsep pemanggungan proscenium.   Kata kunci : Bidak Isolasi, Catur, Kekuasaan, Kontemporer
Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit 
Discovery in the Pramesti Ulangun Dance: A Possibility for Innovation in the Form of Balinese Dance Creations Suryani, Ni Nyoman Manik; Suartini, Ni Wayan; Parta, I Ketut
IJCAS (International Journal of Creative and Arts Studies) Vol 11, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Graduate School of Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijcas.v11i1.11022

Abstract

This article is dedicated to exploring the novelty of Pramesti Ulangun as a Balinese dance. Pramesti Ulangun presents a new Balinese dance for entertainment purposes. However, as a new dance, some audiences in Bali still doubt that this dance is a new dance. The problems are: 1) How is the process of creating the Pramesti Ulangun dance? 2) What is the form of discovery in the Pramesti Ulangun dance? 3) What are the advantages of discovery in the Pramesti Ulangun dance? Qualitative approaches were used to carry out this research. All primary data were collected through observation and interviews with informants. The data set is strengthened by the data obtained from the literature study. All data were analyzed qualitatively by using dance creation process theory and reception theory. The results of the research show: 1) the Pramesti Ulangun dance was created starting from an exploration of the story in the kakawin Niti Sastra. The next stage was experimentation and motion improvisation based on the choreographer's understanding of the characteristics of the God character from kakawin Niti Sastra. This dance choreography was then formed and tested with the dancers with the help of composers and traditional Balinese gamelan musicians. After that, the final form of the Pramesti Ulangun dance choreography was tested by involving dancers, musicians, and the audience; 2) Discovery in the Pramesti Ulangun dance can be seen from the combination of costumes, make-up, choreography, music, story, and various movements; 3) The advantage of discovery in the Pramesti Ulangun dance is the formation of movements and the meaning of the tale message.Kebaruan dalam Tari Pramesti Ulangun: Sebuah Peluang Inovasi Seni Pertunjukan Kreasi Bali Abstrak Artikel ini didedikasikan untuk mengeksplorasi unsur kebaruan Pramesti Ulangun sebagai tarian Bali. Tari Pramesti Ulangun merupakan sebuah tari kreasi Bali yang baru untuk hiburan. Namun, sebagai sebuah tarian baru, sebagian penonton di Bali masih ragu jika tarian ini merupakan tarian baru. Permasalahannya adalah : 1) Bagaimana proses terciptanya tari Pramesti Ulangun?; 2) Bagaimana bentuk kebaruan dalam tari Pramesti Ulangun?; 3) Apa kelebihan kebaruan dalam tari Pramesti Ulangun?. Metode kualitatif telah digunakan untuk melakukan penelitian ini. Seluruh data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara terhadap informan. Kumpulan data tersebut diperkuat dengan data yang diperoleh dari studi literatur. Seluruh data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teori proses penciptaan tari dan teori resepsi. Hasil penelitian menunjukkan : 1) tari Pramesti Ulangun tercipta bermula dari eksplorasi cerita dalam kakawin Niti Sastra. Tahap selanjutnya adalah eksperimen dan improvisasi gerak berdasarkan pemahaman koreografer terhadap Tuhan dalam kakawin Niti Sastra. Koreografi tari ini kemudian dibentuk dan diuji-coba kepada para penari dengan bantuan komposer dan penabuh gamelan tradisional Bali. Setelah itu, dilakukan uji coba bentuk akhir koreografi tari Pramesti Ulangun dengan melibatkan penari, pemusik dan penonton.; 2) Kebaruan dalam tari Pramesti Ulangun dapat dilihat dari perpaduan kostum, tata rias, koreografi, musik, cerita dan berbagai gerak; 3) Keunggulan kebaruan dalam tari Pramesti Ulangun adalah terbentuknya formasi gerak baru dan makna pesan kisah mitologi.