Suteja, I Kt.
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tari Aswamanu Putriandini, Putu Gita Rahayu; Suteja, I Kt.; Sudarta, I Gusti Putu
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 22 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10136260

Abstract

The history of the sacred life of the people of Endut Hamlet, West Lombok Regency regarding This phenomenon became the trigger for the creation of a contemporary work entitled Aswamanu Dance. This creation uses the Manujar (human-horse) creation method, namely combining the Manujar (human-horse) creation method, which combines human movement and character with horse (horse) concept, creates the concept of dreams and reality. To analyze image theory and imagination, namely certain images according to the power possessed are implemented into motion motives. The stages are through the method of Creating Through Dance by Y. Sumadiyo Hadi namely; the stages of assessment, experimentation, and formation, as well as the theory of creativity by Nur Iswantara, namely the ability to produce something new. To realize the idea, the surrealist approach is used, which is a visual language that moves away from realism, by making it up or using imagination to reveal one's own visual style. Aswamanu's dance work is to tell the mystery of a human character resembling a horse, supported by nine female dancers, the musical accompaniment of MIDI (Musical Instrument Digital Interface) is performed on the proscenium stage.
PELATIHAN WAYANG PARWA GAYA BEBADUNGAN DI SANGGAR MAJALANGU, KELURAHAN KEROBOKAN, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG Marajaya, I Made; Marheni, Ni Komang Sekar; Suteja, I Kt.
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini pertunjukan wayang kulit khususnya Wayang Parwa semakin jarang ditemukan dalam masyarakat. Pertunjukan Wayang Parwa dengan sumber lakon Epos Mahabharata dan diiringi dengan gamelan Gender Wayang termasuk golongan paling tertua dari jenis pertunjukan wayang lainnya. Wayang Parwa biasanya dipakai sebagai dasar untuk belajar praktek pakeliran baik melalui pendidikan formal maupun non formal seperti halnya di sanggar-sanggar maupun di masyarakat. Wayang Parwa memiliki banyak versi yang disebut dengan gaya/styl. Di Bali ditemukan empat gaya Wayang Kulit Parwa yaitu; Gaya Bebadungan, Gaya Sukawati, Gaya Tunjuk, dan Gaya Bali Utara (Buleleng). Meredupnya popularitas Wayang Kulit Parwa juga disebabkan oleh munculnya berbagai varian wayang kulit inovatif seperti; Wayang Cenk Blonk, Wayang Joblar, Wayang D’Karbit, Wayang Genjek, Wayang Kang Cing Wi, dan lain-lain yang memiliki ciri khas tersendiri. Untuk menjaga kelestarian pertunjukan Wayang Parwa Gaya Bebadungan khususnya di Kabupaten Badung perlu dilakukan upaya-upaya konservatif yang salah satunya adalah melalui pelatihan. Kegiatan pelatihan dilakukan bekerjasama dengan Sanggar Majalangu, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung yang dipimpin oleh I Made Agus Adi Santika. Kegiatan ini didanai oleh dana DIPA ISI Denpasar tahun 2023 melalui LP2MPP. Pelatihan diberikan kepada salah satu dari anggota Sanggar Majalangu dengan menggunakan metode pembelajaran teori praktek pakeliran. Proses pelatihan dilakukan secara bertahap mulai dari adegan pamungkah, igel Kayonan, panyahcah parwa, bebaturan, sendu samita, panggalang ratu, pangalang penasar (Tualen), angkat-angkatan, pepeson, dan pangkat siat.
KARYA TARI “ANAK YANG TERTUNDA” Karyana, I Made Dendi Dwi; Suteja, I Kt.; Satyani, Ida Ayu Wayan Arya
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025 In Proccess
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.30697

Abstract

Karya Tari Anak yang Tertunda merupakan refleksi atas kasus sosial dan medis mengenai kemandulan pria akibat penyakit varikokel. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran pria terhadap kesehatan reproduksi, dan anggapan tabu masyarakat menjadi urgensi penciptaan karya ini. Melalui pendekatan artistik dan refleksi personal studi kasus diatas pencipta transformasikan ke dalam karya seni tari kontemporer dengan rumusan masalah penciptaan: 1) Bagaimana proses kreatif penciptaannya, 2) Bagaimana wujud penciptaannya, 3) Apa pesan yang ingin disampaikan. Karya ini bertujuan mengedukasi dan mengkritisi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas sperma sebagai bagian dari tanggung jawab reproduksi. Proses penciptaan menggunakan metode angripta-sesolahan, yang melibatkan tahapan ngarencana, nuasen, makalin, nelesin, ngebah, dan presentasi. Dalam merealisasikan karya, digunakan tiga teori utama: teori Imaji dan Imajinasi oleh H. Tedjoworo sebagai dasar eksplorasi visual dan simbolik; teori Kreativitas dari Sternberg dan Lubart dalam Nur Iswantara sebagai panduan dalam membangun gagasan orisinal; serta teori Hermeneutika oleh Richard E. Palmer untuk menyampaikan pesan melalui interpretasi gerak. Gerak dalam karya ini merupakan elaborasi antara gerak keseharian, gerak tari Bali (ngelo dan ngotag), serta gerak hewan invertebrata seperti cacing, yang melambangkan karakteristik sperma. Karya ditampilkan pada panggung proscenium, melibatkan sembilan orang penari. Komposisi gerak disusun dalam bentuk duet, kelompok kecil, dan ensamble untuk menggambarkan dinamika tema. Sebagai penguat suasana, digunakan iringan musik elektronik Musical Intrument Digital Interface (MIDI) yang fleksibel dalam membangun nuansa emosional dan dramatik. Karya ini tidak hanya menghadirkan estetika visual, tetapi juga sebagai media penyadaran dan edukasi tentang kesehatan reproduksi pria kepada masyarakat luas, terutama generasi muda, melalui pendekatan seni pertunjukan kontemporer yang bermuatan lokal dan universal.