Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Transformasi Ritual Siat Sampian Dalam Tari Anggruwat Bumi Rani Franciska, Ni Luh Putu; Trisnawati, Ida Ayu; Suartini, Ni Wayan
Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 4 No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.072 KB) | DOI: 10.31091/kalangwan.v4i1.453

Abstract

Ritual dewasa ini banyak mengalami perkembangan baik digunakan sebagai pengobatan maupun pedoman hidup, namun banyak pula yang tetap menjadikan ritual sebagai sarana upacara untuk membersihkan segala sesuatu hal yang buruk menjadi suci. Sama halnya dengan tradisi siat sampian yang sekaligus merupakan ritual di Pura Samuantiga. Asumsi masyarakat khusunya di daerah setempat percaya bahwa ritual ini merupakan media pengobatan secara niskala, sejak berpuluh tahun lamanya kepercayaan terus dijadikan sebagai pedoman hidup oleh masyarakatnya, sehingga banyak pengkaji yang berusaha menelurusi jejak tentang ritual ini, apa penyebab dan siapa yang mengutarakan hal tersebut, apakah argumen tersebut benar atau tidak. Dengan adanya bukti bahwa ritual ini merupakan sebuah peninggalan sejak masa kekuasaan Raja Warmadewa. Sehingga pertanyaan yang muncul dapat dipertanggung jawabkan dan dijadikan sebuah pembelajaran. Kembali pada Pertunjukan tari yang erat berkaitan dengan ritual dimana pertunjukan sebagai pelengkap upacara dan sering kali pertunjukan bersumber dari ritual itu sendiri. Salah satu contoh adalah tari Angruwat Bumi yang merupakan karya tari yang mendapatkan inspirasi dari siat sampian yang di dalamnya mengupas tentang perjalanan ritual yang dilakukan pada saat berlangsungnya upacara di Pura Samuantiga diformuasikan dengan mengaplikasikan teori Cipta Seni oleh I Nyoman Sedana dengan menggunakan empat kerangka mencipta seni yaitu sumber cipta seni, sastra cipta seni, komposisi cipta seni, produk cipta seni. Bentuk dari karya adalah kreasi baru yang ditarikan oleh tujuh orang penari putri dan menggunakan empat bagian sebagai struktur dimana karya tari ini merupakan bentuk persembahan dimana kita terlahir untuk tuhan dan mati untuk tuhan, hanya saja tari ini terealisasikan dengan penyeimbangan keburukan dan kebaikan dan fungsi sendiri sebagai wujud bakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Today’s rituals have undergone many improvements both used as a treatment and life guide, but many still mantain as a ritual for the ceremonial means to clean up everything that is bad becomes scared. So with this tradition which is also a ritual in the temple. The assumption of the community, especially in the local area, believe that this ritual is a non-standard treatment medium. Since decades ago faith as has continued to serve as a guideline for life by its poeple, so many reviewers are trying to trace the ritual, what burden and ready to express it, whether the argument is true or not. With the evidence that this ritual is a legacy of the regin of the king of Warmadewa. So that question that appear can be justified and to be learning. Returning to dance performance that are closely related to the rituals of the performing performance are as a complement to the ceremony and are often sourched from the ritual itself. One example is the Angruwat Bumi dance which is dance work that get inspiration for the siat sampian in which peeled about the ritual journey that was done during the ceremony at the Samuantiga temple formulated with apply theory create of art by I Nyoman Sedana with to use four framework to create of art there are, the source to create of art, the literature to create of art, the composition to create of art, the product to create of art. The form of the creation is the new dance who to use seven girls dancers and used four part as structure where this creation is form of the offerings who we were born for god and die for god, only this creation is realized with balance of the kind and of the ugliness and than that function own as the form devotion the Ida Sang Hyang Widhi Wasa
PELATIHAN SQUAT JUMP TRAINING BERJARAK 5 METER 10 REPETISI 3SET TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER ATLETIK LOMPAT JAUH SMP NEGERI 3 UBUD TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Suartini, Ni Wayan; Segu, Agustinus Dei; Vanagosi, Kadek Dian
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 4 No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.861 KB)

Abstract

Berdasarkan pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 3 Ubud dalam even-even olahraga PORSENIJAR baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten belum menunjukkan hasil yang maksimal, terutama pada cabang olahraga yang dalam pelaksanaannya memerlukan kekuatan otot tungkai seperti lompat jauh. Oleh karena itu,masalah kekuatan otot tungkai merupakan masalah yang sangat serius harus ditangani oleh para guru, dan pelatih olahraga disekolah tersebut. Sehingga peneliti mencoba mengadakan penelitian tentang peningkatan kekuatan otot tungkai dengan judul :? Pelatihan Squat jump training berjarak 5 meter 10 repetisi 3 set terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai siswa putra peserta ekstra kurikuler atletik lompat jauh SMP Negeri 3 Ubud tahun pelajaran 2016/2017.?Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi diambil dari siswa putra peserta ekstra kurikuler atletik. Sampel berjumlah 36 orang diambil secara acak sederhana dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan teknik ordinal pairing yang masing-masing kelompok terdiri dari 18 orang. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah Pelatihan squat jump training berjarak 5 meter 10 repetisi 3 set untuk kelompok perlakuan frekuensi pelatihan 4 kali dalam seminggu selama 6 minggu pada siswa putra peserta ekstra kurikuler SMP Negeri 3 Ubud.Data berupa hasil pengukuran kekuatan otot tungkai dengan alat ukur leg dynamometer yang diambil sebelum dan sesudah pelatihan. Data yang diperoleh diuji menggunakan program computer SPSS 16. Data berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya diuji menggunkan uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing-masing kelompok, sedangkan uji t-test independent untuk mengetahui  rata-rata perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired kelompok perlakuan dan kelompok control terjadi peningkatan yang bermakna (p < 0,05). Hasil uji t-test independendt didapat bahwa kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah pelatihan tidak ada perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Simpulannya bahwa pelatihan squat jump training berjarak 5 meter meningkatkan kekuatan otot tungkai dan menyatakan hipotesis nol ditolak.
Pelatihan Tari Rejang Shanti Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali Ni Wayan Suartini; I Ketut Sariada; I Gede Mawan
Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni Vol. 10 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.911 KB) | DOI: 10.31091/sw.v10i1.1934

Abstract

PKM Pelatihan Tari Rejang Shanti ini bertujuan untuk memberikan pelatihan tari Rejang Shanti dalam mengiringi upacara piodalan di Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Keunikan Tari Rejang Shanti terletak pada gerak tarinya yang terinspirasi dari gerak papendetan yang ada di Banjar Desaaanyar. Analisis situasi di lapangan menunnjukkan belum ada tari ritual upacara piodalan seperti Tari Rejang di Pura tersebut. Selain itu tabuh pengiring juga belum dimiliki. Solusinya memberikan pelatihan tari dan tabuh Rejang Shanti kepada masyarakat Banjar Desaanyar, lokasi pelatihannya di Sanggar Seni Shanti Werdhi Gita Banjar Desaanyar. Metode pelaksanaannya dengan ceramah, demonstrasi, dan pendampingan dalam pelatihan. Selain memberikan pelatihan, peserta pelatihan juga diberikan tentang wawasan, filosofi, serta nilai-nilai luhur yang terkandung didalam tarian Rejang Shanti, sehingga dapat mengetahui makna dari tarian tersebut. Sehinga hasil dari pelatihan ini adalah tari Rejang Shanti dan tabuh Rejang Shanti. Dengan penanaman nilai-nilai lewat Tari Rejang Shanti maka masyarakat banjar Desaanyar dapat melestarikan Tari Rejang Shanti serta menjadi identitas bagi masyarakat banjar Desaanyar. Tari Rejang Shanti dilatih oleh tim pelaksana pelatihan merupakan pengajar tari Bali dan Karawitan dari Institut Seni Indonesia Denpasar, dibantu dua mahasiswa jurusan Tari.
CEMPAKA: BUNGA RITUAL SAKRAL MASYARAKAT BALI Ni Wayan Suartini
SURYA SENI Vol 3, No 2: September 2007
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/pasca.v3i2.75

Abstract

Cempaka: Sacred Ritual Flower of Balinese People, recounts about ritual dialogue of human being to nature, spirits, and gods. This is a performance art  that locates and signifi es the concept of space and time as a holistic unit toward movement arrangement upon artistic awareness and event creation.The Choreography of Cempaka is a revitalization of Puri Anyar palace as a  space governed by the concept of Tri Hita Karana (three causes harmony) and Tri Mandala (three integrated spaces) as a space that instigates choreographer’screative ideas to interact with the nature of Balinese cultural environment. This choreography integrates various aesthetic elements: dance, tembang song, music, decoration, and symbol of Balinese traditional house in the primary form ofpalace. Concept of the dance is derived from the function of space available in Puri Anyar palace.Puri Anyar palace has an historical and aesthetic values, which is traditional palace that observes the concept of Tri Mandala and in accordance with Asta Kosala-Kosali. The size dimension is suffi cient and has a complete facility for a performance site of milieu choreography.  As a performance site, Puri Anyar palace is employed for performance without border between dancers and audience. The performance is presented for the entire social levels of local community, which is an integrated parts of the performance structure.Keywords: Performance arts, Cempaka fl ower, Puri Anyar environment.
ASPEK KRIMINOLOGIS WHITE COLLAR CRIME DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DI BUMN Ni Wayan Suartini; Anak Agung Istri Ari Atu Dewi
Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum Vol 8 No 8 (2019)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

White collar crime merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok yang memiliki jabatan dengan menggunakan kewenangan yang dimiliki dalam pekerjaannya. White collar crime seringkali terjadi dalam tindak pidana korupsi yang tak terlepas dari korporasi terutama pada BUMN. Adanya kesempatan dalam jabatan di BUMN tersebut, membuka peluang maraknya terjadi kejahatan white collar crime. Adapun permasalahan hukum yang diangkat dalam penulisan ini yaitu aspek kriminologis yang terkait dengan kejahatan kerah putih dalam tindak pidana korupsi serta bagaimana upaya penanggulangan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kasus white collar crime di BUMN. Tujuan studi ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi aspek kriminologis terkait dengan white collar crime serta mengetahui upaya penanggulangan white collar crime dalam tindak pidana korupsi yang terjadi di BUMN. Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan kasus dan juga pendekatan perundang-undangan. Hasil analisis dari studi ini adalah terdapat empat faktor terjadinya white collar crime yaitu teori asosiasi diferensiasi, teori sub-budaya, teori netralisasi, dan teori kesempatan. Serta terdapat upaya preventif dan represif dalam penanggulangan white collar crime. Upaya preventif tersebut adalah mengadakan pengawasan internal keuangan dalam BUMN, melakukan Operasi Tangkap Tangan secara rutin oleh KPK, dan melakukan penyeleksian dengan meningkatkan kualifikasi secara ketat terhadap calon yang akan menduduki sebuah jabatan dalam BUMN. Sedangkan upaya represif yang dapat dilakukan adalah melakukan penindakan tegas terhadap pelaku white collar crime berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kata Kunci: Kriminologis, Korupsi, BUMN.
PENGEMBANGAN DESA WISATA PINGE KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN BALI I.M. Mega; N.W. Suartini; N.L.R. Purnawan; N.N. Candraasih K
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.709 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p07

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan Desa wisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Metode yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada kegiatan ipteks bagi wilayah ini adalah sebagai berikut: (1) Koordinasi dan komunikasi secara partisipasif dengan desa adat/pengelola desa wisata Pinge untuk merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi; (2) Pemetaan jalur tracking untuk perlintasan wisatawan berjalan-jalan menikmati alam perdesaan dilengkapi viewing deck/balai bengong.; 3) peningkatan kompetensi masyarakat dalam pemandu wisatawan dan ketrampilan berbahasa asing (Inggris); 6) Pendampingan yaitu pertemuan secara berkala dan berkelanjutan antara pendamping dengan masyarakat sasaran hingga ipteks yang dialihkan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat. Hasil yang diperoleh adalah : 1) Jalur trekking di sepanjang lahan persawahan sebagai perlintasan bagi wisatawan berkeliling areal sawah yang dilengkapi dengan tempat pemberhentian (bale bengong) untuk menikmati pemandangan dan hidangan; 2) Sebanyak 10 orang warga desa ( Kelompok Sadar Wisata) telah menguasai teknik memandu dan pelayanan prima kepada wisatawan serta trampil menggunakan bahasa inggris. Kata kunci : pemberdayaan, masyarakat, pengembangan, desa, wisata
REKONTRUKSI SENI TRADISI BUMBUNG GEBYOG UNTUK MENUNJANG DESA WISATA PINGE KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN I.M. mega; N.L.R. Purnawan; N.W. Suartini
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 1 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.673 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i01.p14

Abstract

Community service activities aims to reproduce the traditional dance "Bumbung Gebyog " into a peformancefor tourists in the village tourism Pinge, District of Marga, Kabupaten Tabanan. The method applied incommunity service are as follows: (1) coordination and participatory communication with indigenousvillages / manager of a tourist village Pinge to formulate a program from the planning, operational andevaluation; (2) gather information about the dance "bumbung gebyog" of the parties involved in the arts inthe past gebyog tube; (3) construction of dance movements and choreography performances gebyog tube; (4)Assistance is meeting regularly and sustainably among companion with target communities to science andtechnology transferred can be carried out independently by the community. The results obtained showed thatthe reconstruction activities bumbung dance gebyog already shooting went well marked by the mastery of thedancers and gamelan players were pretty good. After the 9 (nine) meetings throughout the dancers have beenable to practice dance moves independently. Similarly, the skills gambelan players, all musicians have beenable to play a dance tone drilled in accordance with their respective instruments. Dance tube gebyog result ofreconstruction has been staged at the Tourism Village louncing which was attended by Minister of StateOwned Enterprises (SOEs).
AMERTHA SANJIWANI Ni Putu Ayu Aneska Rastini Dewi; I Kt. Suteja; Ni Wayan Suartini
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 1 No 1 (2021): Terbitan Pertama Bulan Juni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.18 KB)

Abstract

Purana Pura Luhur Tirta Mas Manik Muncar tells the story of the sacrifice of Ida Ratu Ayu Mas Membah who is willing to change her form from beautiful to old grandmother. The meaning of this story is symbolic of water which has an important role in human life. The phenomenon of this story is very unique and aesthetically raised into a creative dance work, because in the story water flows from upstream to downstream or from clean to dirty things. Departing from this, then created a dance work entitled Amertha Sanjiwani. The process of creating Amertha Sanjiwani's dance works, using the creation method of Creating Through Dance by Y. Sumandiyo Hadi, includes assessment, experimentation and formation. To clarify the results of this creation, transformation theory is used, namely transferring the essence of the Puranas story into a dance work, as well as interpreting the values contained in the story. Amertha Sanjiwani's dance work is a creative dance work that interprets the philosophy of holy water of faith-affirming life, and is implemented in the form of a goddess' sacrifice by changing her form from a beautiful goddess to an old grandmother in order to carry out a good mission.Keywords: Amertha Sanjiwani, water, sacrifice
Rupaning Vrihannala Ketut Tara Listiawan; Ni Made Ruastiti; Ni Wayan Suartini
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 1 No 2 (2021): Terbitan Kedua Bulan Oktober tahun 2021
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.779 KB)

Abstract

Rupaning Vrihannala Is A New Dance Creation Based On The Mahabharata In The Story Of Wirataparwa. This Work Is Presented In The Form Of A Duet Dance, By Two Male And Female Dancers, And Is Presented In The Form Of A Freelance Dance With A Performance Structure : Pengawit, Pengawak, Pengecet And Pakaad. This New Dance Creation, Which Was Developed Based On Local Balinese Wisdom, Shows The Love Story Of Arjuna And Dewi Utari During The Panca Pandawa Disguise In The Wirata Kingdom.The Purpose Of This Dance Work Is To Visualize The Truth Values Contained In The Mahabrata Epic, Especially Related To The Wisdom Of Arjuna As A Dance Teacher In The Kingdom Of Wirata. The Admiration For The Wise, Handsome, Good Archery, And Romantic Arjuna Has Inspired The Creation Of This New Dance Creation. The Romance Between Arjuna And Dewi Utari Is Accompanied By Gamelan Gong Kebyar, Supported By Gerong Vocals. This New Dance Creation Was Created Using The Method Of Creating Works Of Art, Which Was Carried Out In Stages, Namely Ngerencana, Nuasen, And Ngebah. All Data That Has Been Collected Through Observation, Interviews, And Literature Studies Were Analyzed Using Art Creation Theory, Symbol Theory, And Imagination Theory. The Process Of Creating This Dance Work Resulted In A New Creation Dance, Rupaning Vrihannala, About The Romance Of Arjuna And Dewi Utari When They Were Disguised As Dance Teachers In The Wirata Kingdom. To Support The Characterizations, Balinese Fashion Make-Up Is Used As A Characteristic, A Symbol Of Local Culture.Keywords: Rupaning Vrihannala, Proses Penciptaan, Struktur Pertunjukan, Tari Kreasi Baru.
Tari Dapul Pande Ketut Ayu Windasari; Sulistyani; Ni Wayan Suartini
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 1 (2022): Terbitan Pertama Bulan Juni tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.838 KB)

Abstract

Abstrak Karya Tari Dapul (Dangsil Punggel) merupakan sebuah karya tari yang ditarikan oleh enam orang penari putri dalam bentuk tari kreasi baru dengan tema persembahan yang diiringi oleh gamelan selonding. Tari Dapul menginterprestasikan tentang sarana upacara yang dipersembahkan sebelum digelarnya prosesi Siat Sampian yaitu Banten Dangsil Punggel. Garapan Tari Dapul berpijak pada tari rakyat yang dikembangkan dan dikreasikan sehingga menghasilkan gerak inovatif serta menciptakan gerak baru namun tidak terlepas dari pakem yang ada. Tari Dapul terinspirasi dari Tari Nyutri yang sederhana, mudah dipelajari, namun memiliki estetika yang membuat tarian tersebut menarik. Melalui karya tari ini pencipta ingin memperkenalkan Banten Dangsil Punggel kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat mengetahui bahwa banten tersebut saling berkaitan dengan prosesi Siat Sampian, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tetap melestarikan tradisi yang sudah diwariskan khusnya tradisi Siat Sampian. Kata kunci : Tari Kreasi, Banten Dangsil Punggel, Siat Sampian, Sampian Dangsil