Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit 
The Relationship Between Work Environment Factors, Communication, And Teamwork with The Implementation of Patient Safety Culture: A Literature Review Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari; Wahyuni, Ni Komang Sri; Mahaputra, I Nyoman Arya; Putri, Ni Made Manik Elisa
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.61463

Abstract

Introduction: A key component of quality management in the healthcare industry is the patient safety culture, which involves initiatives to prevent and reduce the likelihood of patient harm or injury during medical care. This literature review aims to explore the relationship between the implementation of a patient safety culture and factors such as work environment, communication, and teamwork. Method: This review was based on an analysis of published articles presenting findings from previous research. Using the search terms “patient safety culture” AND “factors” AND “work environment” AND “communication” AND “teamwork,” articles were retrieved from PubMed, ScienceDirect, and additional sources in Bahasa. A total of 17 articles met the inclusion criteria. The analysis employed a critical review approach to assess the strengths and limitations of the included studies, ensuring a comprehensive understanding of the current research landscape in this field. Result: The primary factors influencing a strong patient safety culture include teamwork, effective communication between supervisors and nursing staff as well as between departments, a supportive work environment, adequate nursing staff, and access to high-quality resources. Conclusion: Hospital management should prioritize improving patient safety culture through effective staff training programs, fostering clear and efficient communication, promoting teamwork, and ensuring a well-supported work environment.
Pemberdayaan Keluarga Berbasis Video Edukasi dalam Pencegahan dan Perawatan Dekubitus Pada Pasien Post Stroke di RSUD Kabupaten Klungkung Susanti, Ni Putu Aries; Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari; Wahyuni, Ni Komang Sri; Wahyu, I Made Yudi; Israfil, Israfil; Indrayani, Ni Luh Dwi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 4 (2025): Volume 8 No 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i4.18074

Abstract

ABSTRAK Stroke merupakan penyebab utama gangguan neurologis di seluruh dunia, dengan sepertiga dari penderitanya memerlukan istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama. Efek samping yang umum terjadi akibat istirahat di tempat tidur yang lama adalah dekubitus. Dengan menggunakan materi edukasi berbasis video, kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan anggota keluarga dalam mencegah dan menangani dekubitus pada pasien stroke. Perencanaan, implementasi, dan evaluasi merupakan teknik yang digunakan. Akun media sosial resmi rumah sakit (YouTube, Instagram, dan Facebook) digunakan untuk menyebarluaskan video edukasi secara daring. Selanjutnya dilakukan pula penyuluhan secara langsung pada 26 keluarga pasien stroke dari ruang perawatan Kamasan, Takmung, dan Pikat. Terakhir, video edukasi diputar berulang-ulang di ruang tunggu Poliklinik, ruang operasi, dan unit perawatan intensif. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta pada penyuluhan langsung. Evaluasi setelah satu bulan, video yang diunggah di media sosial Youtube telah ditonton lebih dari 600 kali, menunjukkan keberhasilan penyampaian informasi. Sebanyak 92,3% peserta penyuluhan langsung menunjukkan pengetahuan kurang pada pre-test. Setelah edukasi, semua peserta pada post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan yang baik. Peserta yang menonton video di ruang tunggu, selama satu bulan dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner pengetahuan. Sebanyak 32 peserta didapatkan memiliki pengetahuan yang baik. Edukasi melalui media video efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan perawatan dekubitus pada pasien stroke. Dengan kemajuan teknologi, diharapkan masyarakat lebih mudah mengakses pengetahuan kesehatan melalui media sosial, dan petugas kesehatan dapat lebih kreatif dalam menyajikan informasi kesehatan. Kata Kunci:  Dekubitus, Penyuluhan, Sosial Media, Stroke,Video Edukasi  ABSTRACT Stroke is a leading cause of neurological disorders worldwide, with one-third of sufferers requiring prolonged bed rest. A common side effect of prolonged bed rest is pressure ulcers. By using video-based educational materials, this community service activity (PKM) aims to improve the understanding and skills of family members in preventing and treating pressure ulcers in stroke patients. Planning, implementation, and evaluation are the techniques used. The hospital's official social media accounts (YouTube, Instagram, and Facebook) were used to disseminate educational videos online. Furthermore, direct counseling was also carried out on 26 families of stroke patients from the Kamasan, Takmung, and Pikat treatment rooms. Finally, the educational video was played repeatedly in the Polyclinic waiting room, operating room, and intensive care unit. A questionnaire was used to measure the level of knowledge of participants in direct counseling. Evaluation after one month, the video uploaded on social media Youtube had been watched more than 600 times, indicating the success of information delivery. A total of 92.3% of direct counseling participants showed insufficient knowledge in the pre-test. After education, all participants in the post-test showed a good increase in knowledge. Participants who watched the video in the waiting room, for two weeks were randomly selected to fill out a knowledge questionnaire. A total of 32 participants were found to have good knowledge. Education through video media is effective in increasing public knowledge about prevention and care of pressure ulcers in stroke patients. With the advancement of technology, it is expected that the public will find it easier to access health knowledge through social media, and health workers can be more creative in presenting health information. Keywords: Decubitus, Counseling, Social Media, Stroke, Educational Videos
Baris Sesandaran Dance as a Medium in Developing Character Education Negara, I Gede Oka Surya; Wahyuni, Ni Komang Sri; Sustiawati, Ni Luh
Bali Membangun Bali: Jurnal Bappeda Litbang Vol 4 No 3 (2023): SettingsVol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51172/jbmb.v4i3.304

Abstract

Purpose: Sesandaran Baris Dance was created as a medium for developing character education. Research method: The creation method involves three stages, namely exploration, improvisation and forming which are still based on the basic elements of Balinese dance such as agem, tandang, tangkis, dan tangkep. The structure of the work consists of pepeson, pengawit, pengawak, pengecet, and pekaad. Furthermore, the study is descriptive qualitative in order to explain that the Baris Sesandaran dance is able to show as a medium for developing character education. Results and discussion: Baris Sesandaran Dance, a new creation inspired by the art of Barong Landung from Banjar Kaliungu Kelod Denpasar which has been stored for 17 years. This dance has a religious theme, puts more emphasis on the expression of will, performed by 8 male dancers carrying incense props, dancing while interspersed with singing songs together and shouting at each other as an identity in the Barong Landung art. This reciprocal song is called Sesandaran. Implications: The Baris Sesandaran dance is able to show as a vehicle for developing character education and as the development of the Barong Landung art in the form of a creational dance so that it can be passed on to the next generation.abstracts in English.
Tari Cakrângga, Mengkaitkan Bentuk Chakrasana Dengan Cakra Manggilingan Ke Tari Kontemporer Wahyuni, Ni Komang Sri; Kustiyanti, Dyah; Suartini, Ni Wayan
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.535 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1880

Abstract

Karya Tari Cakrângga merupakan karya tari kontemporer dengan tipe tari studi gerak dan berawal dari pengalaman pribadi pencipta pada tahun 2018. Karya tari ini memfokuskan pada bentuk dari Chakrasana dengan istilah lain disebut dengan kayang, bentuk lengkungan tersebut dikembangkan oleh pencipta dengan kreativitas dan imajinasinya. Terbentuknya karya tari ini dalam kurikulum baru yakni MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) yang bekerja sama dengan Mitra Bumi Bajra Sandhi. Proses penciptaan karya tari menggunakan metode konstruksi Jacqueline Smith, yang terdiri dari lima metode konstruksi yaitu metode konstruksi I sampai dengan metode konstruksi V, berbentuk karya kelompok berjumlah lima orang penari, yaitu tiga penari pria dan dua penari wanita dengan durasi karya kurang lebih 11 menit. Bentuk gerak pada chakrasana yang merupakan bahan yang dijadikan konsep pada karya tari ini, difokuskan pada bentuk dari lengkungan yang dihasilkan oleh pencipta, merupakan tantangan dalam bereksperimen mengunakan tubuh manusia sebagai medianya. Fleksibelitas, ketuntasan dalam bergerak menjadi basic pada karya ini, sehingga terbentuk suatu karya tari yang bernuansa kebaharuan. Harapan dari pencipta melalui karya ini agar dapat dijadikan inspirasi dan panutan bagi generasi muda di dalam berkesenian.    
Tari Bebotoh Dari Karakter Seorang Pejudi Sabung Ayam Dalam Bentuk Tari Rakyat Widnyana, Putu Widia; Padmini, Tjok Istri Putra; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.567 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1882

Abstract

Tari Bebotoh adalah karya tari kerakyatan yang mengambil tema kehidupan sosial yang terinspirasi dari karakter seorang pejudi sabung ayam, dengan karakter tegas dan selalu ingin kemenangan. Penata tertarik untuk mengangkat karakter bebotoh. Karya tari ini ditarikan oleh tujuh orang penari putra dengan postur tubuh yang tidak sama. Tujuan penciptaan karya tari ini adalah untuk mengingatkan semua orang agar tidak menjadi seorang bebotoh yang dikenal sebagai penjudi sabung ayam. Metode penciptaan yang digunakan dalam penciptaan karya ini menggunakan metode Alma M. Hawkins yang mencakup penjajagan, percobaan, pembentukan, karena metode tersebut lebih mudah penata pahami untuk digunakan sebagai metode dalam penciptaan karya seni. Karya tari ini menggunakan tata rias wajah dan busana berupa celana hitam, baju hitam, kamen prada, sabuk pinggang, udeng prada yang ditata sesederhana mungkin. Diharapkan karya tari ini menjadi sebuah karya seni pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat dari semua golongan dan mampu memberikan pesan di dalam sebuah perjudian itu tidak baik.   Kata kunci : Bebotoh, kerakyatan, karya tari, tradisi
Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit 
Cleanliness Management as an Effort To Realize SGDs Principles in Penglipuran Tourism Village WARDHANI, Luh Gede Sintiawati Diah Kusuma; WAHYUNI, Ni Komang Sri; DARMAYANTI, Ni Luh Putu Septi; HERLINAYANTI, Ni Made
Journal Management and Hospitality Vol. 2 No. 3 (2025): Journal Management and Hospitality (August - November 2025)
Publisher : PT Batara Swastika Harati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sustainable tourism management in Penglipuran Tourism Village is a strategic step towards achieving the Sustainable Development Goals (SDGs), which highlight the importance of balancing economic growth, environmental protection, and socio-cultural empowerment of local communities. Sustainable tourism management in Penglipuran Village emphasizes cultural and environmental preservation and involves the active participation of village communities in various aspects of tourism. Sustainable tourism management in Penglipuran Village is implemented by emphasizing cultural preservation, environmental protection, and active empowerment of local communities. The village adopts the teachings of Tri Hita Karana, which emphasizes the importance of balance between humans and God, the relationship between humans, and the relationship between humans and nature. This concept serves as the philosophical basis and implementation of tourism management. The community continues to practice traditions and culture in their daily lives without being affected by tourist activities, thus preserving their culture and becoming a major tourist attraction. Tourism village management is carried out systematically, involving local communities as primary managers, who hold responsibility and possess local knowledge to preserve natural and cultural resources. This method ensures the sustainable use of resources and fosters accountability at the local level. Penglipuran Village is an example of successful tourism management that applies sustainability principles by combining cultural preservation, environmental protection, and community empowerment. This provides sustainable social, economic, and cultural benefits for all parties involved.