Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MENINGKATKAN PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA MENCEGAH BBLR PADA IBU HAMIL Rianti, Emy; Desmarnita, Ulty; Usna, Nurfisca Agustin Al; Wati, Patma; Rahmadanti, Qaisa Nur
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v3i2.1411

Abstract

Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan penyebab tertinggi kematian pada neonatal, yang disebabkan oleh antara lain: faktor ibu, faktor janin juga faktor lingkungan. Pencegahan BBLR dapat dilakukan dengan memantau kesehatan ibu hamil dimasyarakat dengan pemberdayaan kader kesehatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengidentifikasi peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang pencegahan BBLR pada ibu hamil, setelah diberikan edukasi melalui media booklet. Responden peserta latih adalah 31 orang kader kesehatan dari wilayah Puskesmas Kelurahan Ragunan, Jakarta Selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang pencegahan BBLR pada ibu hamil setelah diberikan edukasi dengan media booklet, dengan tingkat kemaknaan p-value = 0,001, lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan dari pelatihan ini adalah bahwa terdapat dampak positif pada pengetahuan kader kesehatan guna mencegah kejadian BBLR pada ibu hamil. Saran bagi kader kesehatan diharapkan dengan koordinasi Puskesmas, tetap melakukan edukasi dan motivasi kepada ibu hamil tentang pencegahan BBLR.
Relationship Between Activities Of Daily Living And Depression In Elderly Dominica, Diva Shirleen; Solihah, Ii; Rianti, Emy
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 10 No 2 (2024): August 2024
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v10i2.961

Abstract

Background. Activities of daily living are activities that are carried out routinely. Elderly who experience physical changes and decreased body function will show a lack of independence in daily activities, one of the causes of the elderly being susceptible to mental changes, namely depression. This study aims to analyze the relationship between the ability to carry out activities of daily living and depression in the elderly. Method. This research is a cross sectional research. The population of this study is the elderly who live in RW 08 Kebagusan Village with a sample of 100 people. Sampling using simple random sampling. Data analysis used the Spearman Rank test. Result. Bivariate analysis using the Spearman Rank test. Statistically, the results of basic ADL with depression in the elderly (r=0.60, p=0.000) and instrumental ADL with depression in the elderly (r=0.68, p=0.000). Conclusion. There is a significant relationship between the ability to carry out activities of daily living and depression in the elderly in RW 08 Kebagusan Village, South Jakarta City.
PENGARUH PEMBENTUKAN SELF-HELP GROUP (SHG) REMAJA MEROKOK TERHADAP SKOR PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN GURU DI SMA DEPOK Nurhaeni, Heni; Niswati Ilhamy, Hilmiyah; Rianti, Emy; Dinarti, Dinarti
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 13, No 3 (2025): Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.13.3.2025.604-616

Abstract

Pengaruh teman sebaya memegang peranan penting, begitu pula dengan kehadiran guru sebagai role model dalam keseharian remaja di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh pembentukan kelompok swadaya bagi remaja perokok terhadap nilai pengetahuan dan keterampilan guru di SMA Depok-Jawa Barat. Self-Help Group (SHG) merupakan sekelompok orang yang mempunyai permasalahan yang sama dan bekerja sama untuk memecahkan permasalahan tersebut. SHGs efektif dalam membantu individu untuk mencegah masalah yang mereka hadapi. SHG dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan guru.  Mendeskripsikan pengaruh pembentukan SHG di kalangan remaja perokok terhadap nilai pengetahuan dan keterampilan guru di SMA Depok-Jawa Barat. Desain quasi eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest control group design untuk mengetahui pengaruh pembentukan SHG pada remaja perokok terhadap hasil pengukuran skor pengetahuan dan keterampilan guru. Dengan sampel sebanyak 30 responden terdapat perbedaan skor pengetahuan dan keterampilan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi pendidikan dan pembentukan kelompok swadaya pada kelompok intervensi dengan (p=0,001). Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan dan keterampilan guru sebelum dan sesudah intervensi pendidikan dan pembentukan kelompok swadaya pada kelompok intervensi dan terdapat perbedaan yang signifikan skor pengetahuan dan keterampilan guru pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kontrol. . kelompok. setelah pendidikan menggunakan selebaran dan membentuk kelompok swadaya/kelompok bantuan. Peneliti menyarankan untuk menggunakan metode pendidikan dengan berbagai media atau menggunakan instrumen penelitian dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan melakukan penelitian dengan menambahkan variabel sikap dan motivasi.
Relationship Between Activities Of Daily Living And Depression In Elderly Dominica, Diva Shirleen; Solihah, Ii; Rianti, Emy
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 10 No 2 (2024): August 2024
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v10i2.961

Abstract

Background. Activities of daily living are activities that are carried out routinely. Elderly who experience physical changes and decreased body function will show a lack of independence in daily activities, one of the causes of the elderly being susceptible to mental changes, namely depression. This study aims to analyze the relationship between the ability to carry out activities of daily living and depression in the elderly. Method. This research is a cross sectional research. The population of this study is the elderly who live in RW 08 Kebagusan Village with a sample of 100 people. Sampling using simple random sampling. Data analysis used the Spearman Rank test. Result. Bivariate analysis using the Spearman Rank test. Statistically, the results of basic ADL with depression in the elderly (r=0.60, p=0.000) and instrumental ADL with depression in the elderly (r=0.68, p=0.000). Conclusion. There is a significant relationship between the ability to carry out activities of daily living and depression in the elderly in RW 08 Kebagusan Village, South Jakarta City.
Edukasi gizi seimbang pada ibu paska melahirkan dan pencegahan stunting melalui deteksi dini neonatus Manurung, Suryani; Amanah, Dinny Atin; Nuraeni, Ani; Rianti, Emy; Desmarnita, Ulty
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 9 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i9.1766

Abstract

Background: Stunting remains a major health issue for toddlers in Indonesia. This remains an unresolved challenge for toddlers. Neonatal stunting is caused by multidimensional factors. Low nutritional intake and health status during pregnancy are direct causes of stunting. Purpose: To increase postpartum mothers' knowledge about preventing and detecting stunting in neonates and providing supplementary feeding to mothers after delivery to increase the quantity and quality of breast milk production. Method: The program was conducted from May to October 2025 at the Ragunan Community Health Center (Puskesmas) in Pasar Minggu District. The program was attended by the immunization and Maternal and Child Health (KIA) personnel of the Pasar Minggu District Health Center, as well as 20 postpartum mothers with neonates aged 0-28 days. The program targeted postpartum mothers with infants aged 0-1 month. The program included two educational materials: screening for early detection of neonates at risk of stunting and providing supplementary feeding to mothers after delivery. Evaluation of program achievement is assessed by analyzing the risk level of babies experiencing stunting, measuring the level of ability of postpartum mothers to implement stunting prevention programs. Results: Shows that the majority of neonates who participated in the early detection of stunting screening were male, namely 12 (60.0%) and female neonates were 8 (40.0%). The majority of maternal delivery histories were carried out by caesarean section (CS) namely 14 (70.0%) and vaginal delivery history as many as 6 (30.0%). Meanwhile, for the risk status of neonatal stunting, most were in the low category as many as 19 (95.0%) and only 1 (5.0%) was in the moderate category. Meanwhile, the average age of neonates who participated in the early detection of stunting screening was 19.5 days from the age range of 1-28 days. Meanwhile, the average stunting risk score in neonates was 1.4, with a range of 0 to 5. Conclusion: Community service activities, including education on stunting prevention through early neonatal detection, education about stunting, and providing supplementary food to postpartum mothers, were highly effective in increasing mothers' knowledge and understanding of meeting the balanced nutritional needs during the neonatal period. Increasing postpartum mothers' knowledge and understanding of appropriate food choices for neonates will positively impact the early prevention of stunting. Suggestion: It is hoped that early detection of stunting in neonates will be integrated into integrated health post (Posyandu) activities, with a clear pathway for high-risk infants. It is also hoped that future Community Service Program (PKM) activities will provide training for cadres and health workers in early detection of stunting in neonates, lactation counseling, and postpartum education for mothers. Keywords: Early detection; Health education; Neonates; Nutrition; Postpartum mothers; Stunting Pendahuluan: Masalah stunting hingga saat ini masih menjadi topik masalah kesehatan balita di Indonesia. Kejadian ini masih menjadi tantangan yang masih belum teratasi pada kelompok balita. Stunting yang terjadi pada neonatus disebabkan oleh faktor multi dimensi. Rendahnya asupan gizi dan status kesehatan pada saat kehamilan merupakan penyebab langsung dari terjadinya stunting. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan ibu pasca melahirkan tentang pencegahan deteksi dini stunting pada neonatus dan pemberian makanan tambahan bagi ibu paska melahirkan sebagai upaya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi Air Susu Ibu (ASI). Metode: Kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei-Oktober 2025 di Wilayah Kerja Puskesmas Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu. Kegiatan diikuti oleh penanggung jawab imunisasi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu serta 20 peserta ibu paska melahirkan dengan neonatus berusia 0 – 28 hari. Sasaran dalam kegiatan program adalah ibu paska melahirkan dengan bayi 0-1 bulan. Kegiatan dilakukan dengan dua materi edukasi yaitu skrining deteksi dini neonatus berisiko stunting dan pemberian makanan tambahan untuk ibu paska melahirkan. Evaluasi pencapaian program dikaji dengan menganalisis tingkat risiko bayi yang mengalami stunting, mengukur tingkat kemampuan ibu paska melahirkan menerapkan program pencegahan stunting. Hasil: Menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin neonatus yang mengikuti skrining deteksi dini stunting adalah laki-laki, yaitu sejumlah 12 (60.0%) dan neonatus yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 8 (40.0%). Mayoritas riwayat persalinan ibu dilakukan dengan sectio caessarea (SC) yaitu sebanyak 14 (70.0%) dan riwayat persalinan pervaginam sebanyak 6 (30.0%). Sedangkan untuk status risiko stunting neonatus, sebagian besar dalam kategori rendah yaitu sebanyak 19 (95.0%) dan hanya 1 (5.0%) yang dalam kategori sedang. Sementara itu, untuk rerata usia neonatus yang mengikuti skrining deteksi dini stunting adalah 19.5 hari dari rentang usia 1-28 hari. Sedangkan rata-rata skor risiko stunting pada neonatus adalah 1.4 dari rentang skor terendah 0 hingga skor tertinggi 5. Simpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi pencegahan stunting melalui deteksi dini neonatus, edukasi tentang stunting dan pemberian makanan tambahan pada ibu paska melahirkan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para ibu tentang pemenuhan gizi seimbang yang dibutuhkan selama periode neonatus. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman para ibu paska melahirkan tentang jenis makanan yang sesuai kebutuhan neonatus akan berdampak positif terhadap pencegahan terjadinya stunting sejak dini. Saran: Diharapkan untuk tindakan deteksi dini stunting pada neonatus perlu diintegrasikan dalam kegiatan posyandu dengan alur yang jelas untuk bayi berisiko tinggi. Diharapkan juga dalam kegiatan PKM berikutnya untuk memberikan pelatihan pada kader dan tenaga kesehatan dalam melakukan deteksi dini stunting pada neonatus, konseling laktasi, dan edukasi bagi ibu paska melahirkan.