Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kejadian Astenopia Pada Mahasiswa Preklinik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Yunita, Renalta; Tanumihardja, Tommy Nugroho; Kuswidyati, Cisca
Bahasa Indonesia Vol 22 No 3 (2023): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v22i3.4591

Abstract

  Pendahuluan: Astenopia atau yang dikenal dengan mata lelah merupakan kelelahan okular atau ketegangan yang terjadi pada mata akibat penggunaan otot mata secara berlebih. Banyak faktor yang dapat memengaruhi astenopia salah satunya adalah kualitas tidur. Jika seorang individu mengalami gangguan tidur, hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang mudah lelah, salah satunya berefek pada mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan total 70 responden mahasiswa preklinik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan dilakukan secara Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index dan 17-item Asthenopia Survey Questionnaire. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara kualitas tidur dengan astenopia dengan nilai p sebesar 0,076. Simpulan: Tidak terdapat hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
HUBUNGAN DERAJAT MIOPISASI DENGAN KATARAK SENILIS TIPE NUKLEAR PADA PASIEN POLI KLINIK MATA RUMAH SAKIT ATMA JAYA JAKARTA TAHUN 2018-2023 Tjan, Vania Nirmala; Amita, Angela Shinta Dewi; Kuswidyati, Cisca; Margareta, Evi Ulina; Dewi, Rita
Bahasa Indonesia Vol 23 No 3 (2024): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v23i3.5048

Abstract

Pendahuluan: Katarak adalah penyebab utama gangguan penglihatan, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk 81% kasus kebutaan di Indonesia, terutama katarak senilis. Miopia, yang sering dikaitkan dengan katarak nuklear, terjadi akibat perubahan indeks bias pada lensa mata yang mengakibatkan "myopic shift" atau miopisasi. Miopisasi dapat memberikan ilusi perbaikan penglihatan dekat ("second-sight"), yang sering menunda diagnosis dan perawatan katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dan derajat miopisasi pada pasien katarak senilis di klinik mata Rumah Sakit Atma Jaya (RSAJ), Jakarta. Metode: Penelitian analitik dengan metode potong lintang retrospektif pada 92 sampel mata pasien di klinik mata RSAJ. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis pasien yang terdiagnosis katarak senilis tipe nuklear dan mengalami miopisasi. Pengambilan data rekam medis dilakukan di RSAJ pada bulan April 2023 – Juli 2023 kemudian dilanjutkan pengolahan data dengan uji Chi-square. Hasil: Penelitian ini menunjukkan insidensi miopisasi pada katarak senilis berjenis nuklear dengan derajat NO3-NO6 sebesar 39,1% dengan derajat miopia ringan terbanyak yaitu 88,1% dan terdapat hubungan bermakna antara derajat miopisasi ringan dengan katarak senilis tipe nuklear (p=<0,001). Hasil analisis data juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara derajat miopisasi sedang dengan katarak senilis tipe nuklear (p=0,056). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara derajat miopisasi ringan dan sedang dengan katarak senilis tipe nuklear pada pasien di klinik mata RSAJ.  
Selenium sebagai Terapi Oftalmopati Graves Derajat Ringan Djunaedi, Laura Agnestasia; Iskandar, Ferdy; Kuswidyati, Cisca
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 69 No 8 (2019): Journal of The Indonesian Medical Association - Majalah Kedokteran Indonesia, Vo
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47830/jinma-vol.69.8-2019-190

Abstract

Graves ophthalmopathy (GO) is the most common extrathyroid manifestation of Graves’ disease. More than 50% of Graves’ patients will experience it, even 10% of them will suffer severe GO. The mechanism of GO is associated with complex autoimmune reaction and suspected to be associated with an imbalance levels of antioxidants and oxidants in the body. Smoking and poor control of Graves’ disease also trigger the progression of ophthalmopathy.Selenium is one of the most abundant antioxidant components in the thyroid gland. Selenium can help overcome mild GO by correcting the imbalance between oxidant and antioxidant levels in the body. Nevertheless, selenium cannot be given carelessly because improper dosing can lead to the several types of cancer as well as type 2 diabetes mellitus.