Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGEMBANGAN FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIPCREAM EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SEBAGAI PEWARNA BIBIR Nita Amalia; Meta Safitri; Banu Kuncoro
Jurnal Farmagazine Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v4i1.70

Abstract

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan buah-buahan tropika yang berasal dari Malaysia dan Indonesia. Namun kulitya berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna merah tua terdapat antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami.Pada penelitian ini ekstrak etanol kulit buah rambutan diformulasikan menjadi sediaan lipcream dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6, 8%, dan 10%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik mencakup pemeriksaan homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji oles, pemeriksaan pH, uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test). Formulasi lipcream menggunakan ekstrak kulit rambutan menunjukkan sediaan yang dibuat homogen, mudah dioleskan, memilki pH diantara 7-6, tidak menyebabkan iritasi, sediaan yang disukai adalah formula V (8%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipcream, dan tidak menyebabkan iritasi sehingga cukup aman digunakan. Kata kunci : Rambutan (Nephelium lappaceum L.), antosianin, lipcream.
EVALUASI INTERAKSI OBAT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2017 Nur’aini ,; Banu Kuncoro; Yuli Yanti
Jurnal Farmagazine Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v6i1.128

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular di Indonesia dilaporkan menempati urutan pertama penyebab kematian sebesar 26,4%. Pasien dengan PJK biasanya juga mengalami penyakit penyerta, sehingga membutuhkan berbagai macam obat dalam terapinya. Penggunaan berbagai macam obat ini dapat beresiko terjadinya interaksi obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profil pengobatan pasien PJK dan interaksi obat pada pasien rawat inap jantung koroner di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2017. Metode penelitian non eksperimental secara deskriptif dengan menggunakan data retrospektif berdasarkan catatan rekam medik pasien. Analisis data dilakukan dengan cara melakukan skrining interaksi obat menggunakan Drug Interaction Checker. Hasil penelitian menunjukan bahwa kriteria pasien PJK banyak terjadi pada laki-laki (72,80%) pada usia 45-55 tahun (38,04%). Diagnosa PJK berdasarkan Klasifikasi paling banyak yaitu UAP (83,60%) dengan komplikasi paling banyak Hipertensi (68,51%) dan lama perawatan rata-rata selam 2 hari (58,70%). Peresepan pasien PJK mempunyai jumlah jenis obat paling banyak >5 (67,55%) macam obat dengan golongan obat paling banyak antiplatelet (32,63%) dengan jenis aspirin (17,71%). Interaksi obat pasien PJK yang berpotensi sebanyak (89,13%) dengan interaksi paling banyak aspirin dengan bisoprolol (17,80%) dan signifikasi klinis paling banyak level moderat (72,22%) dengan mekanisme interaksi farmakodinamik (86,84%).
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN FAST DISSOLVING TABLET AMLODIPINE BESYLATE MENGGUNAKAN SODIUM STARCH GLYCOLATE SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR Banu Kuncoro; Mohammad Zaky; Ida lestari
Jurnal Farmagazine Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v2i2.19

Abstract

Fast Dissolving Tablet merupakan tablet yang ketika diletakan di lidah akan terdisentegrasi serta melepaskan obat secara cepat dengan bantuan saliva. Fast Dissolving Tablet mengkombinasikan keuntungan obat pada sediaan cair dan tablet konvensional. Teknologi ini dapat memecahkan permasalahan pemberian obat secara oral pada pasien pediatric, geriatric maupun pada keadaan dimana pasien tidak mendapat air untuk menelan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimal penggunaan sodium starch glycolate sebagai superdisintegrant dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, 6% dan 8%. Metode pembuatan tablet ini menggunakan kempa langsung. Pengujian fisik dilakukan meliputi organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, keregasan, waktu hancur, waktu pembasahan dan uji kesukaan rasa. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi sodium starch glycolate, semakin menurunkan waktu hancur tablet. Sodium starch glycolate dengan konsentrasi 8% menghasilkan waktu hancur paling optimal dengan waktu hancur 16,7 detik.
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN TABLET ALLOPURINOL MENGGUNAKAN PATI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Nurjunaida Anggraini, S.Farm; Endang Sunariyanti, SFarm, M.Sc; Banu Kuncoro M.Farm, Apt
Jurnal Farmagazine Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v3i2.27

Abstract

Salah satu sumber pati adalah pati singkong. Dalam kondisi panas, gel masih memiliki kemampuan mengalir yang flexibel dan tidak kaku. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian menggunakan pati singkong sebagai pengikat secara granulasi basah dengan menggunakan allopurinol sebagai model obat.Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pati singkong terhadap fisik sediaan tablet allopurinol dan mengetahui konsentrasi yang paling baik pada formulasi tablet allopurinol.Pati singkong dibuat menjadi mucillago amily pada suhu 40°C selama ± 5 menit sampai terbentuk cairan berwarna putih bening seperti lem. Variasi konsentrasi pati singkong yang digunakan sebagai pengikat yaitu (F2) 7%, (F3) 9%, (F4) 13%, (F5) 15%, dan (F6) 17%. Uji preformulasi berupa laju alir, sudut diam, indeks kompresibilitas, kadar air dilakukan terhadap massa granul sebelum dicetak menjadi tablet. Setelah dicetak menjadi tablet dilakukan evaluasi tablet yaitu uji kekerasan, waktu hancur, kerenyahan, dan keseragaman bobot.Pati singkong dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada formulasi tablet allopurinol. Hasil uji preformulasi granul memenuhi syarat untuk semua formula. Pada evaluasi tablet allopurinol uji kekerasan, kerenyahan, dan waktu hancur memenuhi persyaratan. Semakin ditingkatkan konsentrasi pati singkong maka akan menghasilkan kekerasan dan kerenyahan yang baik, namun waktu hancur tablet semakin lambat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati singkong dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada formulasi tablet allopurinol secara granulasi basah dengan konsentrasi yang baik 13%. Kata kunci :Pati singkong, bahan pengikat, dan formulasi tablet allopurinol.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol 96% Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Sediaan Antinyamuk Aedes aegypti Sofi Nurmay Stiani; Siska Purnama Sari; Banu Kuncoro
Jurnal Farmagazine Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v5i2.93

Abstract

Tanaman Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mengandung insektisida berupa saponin dan polifenol yang dapat menghambat bahkan membunuh larva nyamuk, saponin dapat merusak membran sel dan mengganggu proses metabolisme serangga sedangkan polifenol sebagai inhibitor pencernaan serangga. Penelitian tentang formulasi dan evaluasi sediaan gel ekstrak etanol 96% daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai sediaan antinyamuk Aedes aegypti telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel. Formula dibuat dalam enam konsentrasi yaitu 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium.Formula optimum gel ditentukan berdasarkan variasi konsentrasi natrium karboksimetil selulosa (CMC-Na).Gel yang memenuhi kriteria organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar ditetapkan sebagai formula optimum.Keenam formula menghasilkan gel yang baik ditinjau dari segi organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, dan semua formula tidak menyebabkan iritasi. Uji aktivitas antinyamuk menunjukkan bahwa gel ekstrak etanol 96% daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan konsentrasi 0,5% efektif sebagai antinyamuk terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan waktu pengujian selama 6 jam. Kata kunci : Daun pandan wangi, gel, Aedes aegypti
UJI KESESUAIAN SISTEM KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA BAHAN BAKU PARASETAMOL Banu Kuncoro
Jurnal Farmagazine Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v1i2.46

Abstract

Parasetamol adalah obat analgetik dan antipiretik yang digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal atau sakit ringan dan demam. Parasetamol digunakan dalam sebagian resep obat analgetik selesma dan flu. Berbeda dengan obat analgetik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parastamol tidak memiliki sifat anti radang. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Obyek penelitiannya adalah bahan baku parasetamol yang diperoleh dari PT. Shunti Sepuri, cikupa, tangerang, menggunakan metode Kromatografi Cair KinerjaTinggi (KCKT) Fase Terbalik. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh parameter yang digunakan dalam uji kesesuaian sitem ini diperoleh hasil yang baik sehingga dapat digunakan untuk pengujian parasetamol. Retention time parasetamol berad pada kisaran menit 4,073. Limit deteksi metode ini adalah 2,26 µg/ml sementara limit kuantitasinya adalah 7,54 µg/ml. Pada uji linieritas dihasilkan nilai koefisien korelasi r = 0,9936. Nilai recovery berada pada rentang 97,59 % - 103,45 % dengan rata-rata % recovery 100,96 %. Kata Kunci :Uji Kesesuaian Sistem, KCKT, Parasetamol.
FORMULASI SEDIAAN SPRAY DAUN DAN BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.) SEBAGAI ANTINYAMUK Culex s.p La Ode Akbar Rasydy; Banu Kuncoro; Muhammad Yusuf Hasibuan
Jurnal Farmagazine Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v7i1.150

Abstract

Daun dan Batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan tanaman yang memiliki kandungan geraniol dan sitronelal yang berfungsi sebagai antinyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan spray antinyamuk dari tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan menggunakan metode destilasi yang akan diujikan terhadap aktivitas nyamuk Culex s.p. Bahan yang digunakan dalam pembuatan spray adalah minyak atsiri daun dan batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan variasi konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Semua formula sediaan spray diuji stabilitas meliputi (pH dan viskositas) serta efektivitas terhahap nyamuk Culex s.p. Dari hasil pengujian pH dan viskositas menunjukan bahwa pH sesuai dengan standar pH pada kulit dan memiliki viskositas yang cukup baik. Hasil dari efektifitas sediaan spray menyatakan bahwa pada sediaan spray dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki daya tolak nyamuk yang cukup efektif. Kata Kunci: Spray Antinyamuk, Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.), Nyamuk Culex
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan Dari Ekstrak Etanol 96% Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Siti Marina; Banu Kuncoro; Sofi Nurmay Stiani; Rahmawida Putri
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 2 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.168 KB) | DOI: 10.47065/jharma.v2i1.837

Abstract

Antiseptic serves to kill or inhibit the growth of bacteria that can cause the onset of disease. Antiseptics can be formulated with natural ingredients so that they are environmentally friendly. Pandan wangi leaf is a plant that is often used as a food additive leaves, as a green dye and aroma. Pandan fragrance is also one of the plants that can be used as antiseptic formulations because it has antibacterial activity and can be used as a topical preparation in the form of gels. The aim of this research is to know the difference of pandan wangi leaf extract concentration (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Which has optimum physical properties evaluation. This research is an experimental research, maseration method used to get extract with 96% ethanol. The gel was formulated into four formulas with various extract concentrations of 10%, 20%, 30%, and 40%. Evaluation tests include: organoleptic, homogeneity, pH, dispersion, viscosity, stability, hedonic, irritation and hand antiseptic testing. The results showed that the concentration of extract had no effect on pH and homogeneity. Increased concentration of extract effect on the color change and aroma. The higher concentration of extract will be more concentrated also color. The result of stability inspection showed that texture change in F2 and aroma change in F3. A good gel preparation formula based on physical quality and hedonic test is a concentration formula of 10% (F1). Keywords: Pandanus amaryllifolius Roxb., Hand Antiseptic, Gel.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes Jovita Almira; Yusransyah Yusransyah; Banu Kuncoro; Rahmawida Putri; Nuriyatul Fhatonah
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jharma.v2i2.841

Abstract

The treatment of bacterial infectious diseases using a semi synthetic antibiotic can lead to resistance, so that the search is necessary to overcome it the ingredients of natural medicine from plants, one of them namely bandotan leaf extract (Ageratum conyzoides l.). This research aims to identify the chemical compounds contained in leaf bandotan and knowing his activity as antibacterial against Pseudomonas aeruginosa and s. pyogenes. The leaves are extracted in bandotan maceration using solvent ethanol 96%. The extract was tested using the method of antibacterial activity of sumuran and clear zones are measured that is formed using a caliper and triplo. The results of the identification of a compound leaf bandotan secondary metabolite showed a group of compounds alkaloids, saponins, tannins, flavonoids, phenolic, triterpenoid glycosides, steroids,. Based on a test of antibacterial activity against s. pyogenes with the concentration of 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25% showed a clear zone on the concentration in a row with an average of 14.52 mm; 13.87 mm; 13.38 mm; 12.38 mm; 11.75 mm; 15.33 mm. While testing the antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa with the same concentrations did not show the presence of antibacterial activity of extracts of leaves of bandotan with no clear zone formation
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS RUANG PEMERIKSAAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ACTIVITY RELATIONSHIP CHART Rohimah, Anni; Istiyono, Yogi Priyo; Fhatonah, Nuriyatul; Pratiwi, Dina; Ghozali, Ahmad Sulthon; Rasydy, La Ode Akbar; Kuncoro, Banu; Sulistyo, Suryo
Jurnal Inkofar Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik META Industri Cikarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46846/jurnalinkofar.v7i2.297

Abstract

Health examinations are a program held by Muhammadiyah A.R. Fachruddin University. One of the health check activities carried out was a free health check in the context of the regional musda and the inauguration of the muhamamadiyah regional management of tangerang regency. There are no guidelines or guidelines used in preparing the parts in the health examination room. The layout is still based on space availability without paying attention to the level of importance of the relationship between parts. The method used in preparing the free health examination layout is the activity relationship chart (ARC) assisted by BLOCPLAN software and followed by simulation using promodel. From the simulation, it is known that the utilization of the tension room is 79,87 and the utilization of the gcu room is 79,56.