Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Anteseden Manajemen Rantai Pasok Terhadap Kinerja Distributor Di Pulau Batam Yang Dimediasi Oleh Keunggulan Kompetitif Septriana, Septriana; Zai, Immanuel
MBIA Vol. 22 No. 3 (2023): Management, Business, and Accounting (MBIA)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/mbia.v22i3.2682

Abstract

This research aims to analyze the influence of Supply Chain Management antecedents on Distributor Performance mediated by Competitive Advantage on Batam Island. This research uses quantitative methods, and the sampling technique is non-random (purposive sampling). The population includes manufacturing companies, suppliers and distributors on the island of Batam. This research targets 250 respondents, with sample criteria being distributors, procurement, purchasing, general suppliers, agents, retailers and resellers. The total number of questionnaires was 250, distributed online via Google Forms—data processing and analysis through the SMART-PLS application and Structure Equation Modeling. The results of this research state that Supply Chain Management consisting of Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship Management, and Level of Information Sharing has an insignificant effect on Distributor Performance but has a significant positive effect on Competitive Advantage. Competitive advantage has a significant positive effect on Distributor Performance, and Competitive advantage has a significant positive effect on the relationship between Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship Management and Level of Information Sharing on distributor performance. Keywords: Distributor performance, Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship Management, Level Of Information Sharing, Competitive Advantage Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh anteseden Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Distributor yang dimediasi oleh Keunggulan Kompetitif di Pulau Batam. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan sampelnya secara tidak acak (purposive sampling). Populasi nya mencakup perusahaan-perusahaan manufaktur, supplier, dan distributor di pulau Batam. Penelitian ini menargetkan 250 responden dengan kriteria sampelnya adalah distributor, procurement, purchasing, general supplier, agen, retailer, dan pengecer. Jumlah keseluruhan kuisioner sebanyak 250 disebarkan secara online melalui Google Form. Pengolahan data dan analisis data melalui aplikasi SMART-PLS dan menggunakan Structure Equation Modelling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Manajemen Rantai Pasok yang terdiri dari Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship Management, dan Level of Information Sharing berpengaruh tidak signifikan terhadap Distributor Performance namun berpengaruh signifikan positif terhadap Competitive advantage. Competitive advantage berpengaruh signifikan positif terhadap Distributor Performance dan juga Competitive advantage berpengaruh signifikan positif dalam hubungan Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship Management, dan Level of Information Sharing terhadap distributor performance. Kata kunci: Kinerja Distributor, Kemitraan Pemasok Strategis, Pengelolaan Hubungan Pelanggan, Tingkat Pembagian Informasi, Keunggulan kompetitif.
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I, YOGYAKARTA Marbun, Rini; Septriana, Septriana; Yuliati, Endri
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 2 (2024): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i2.24901

Abstract

Berdasarkan hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) tahun 2016, DIY berada pada urutan ke-21 dari 34 provinsi di Indonesia dalam kasus gizi kurang dan buruk. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi balita adalah pola asuh ibu. Wilayah kerja Puskesmas Danurejan I berada di bantaran Sungai Code dengan kehidupan social ekonomi menengah ke bawah. Kebaruan penelitian ini mengetahui hubungan pola asuh dengan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross-sectional, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Yogyakarta pada bulan Mei–Juni 2018. Besar sampel adalah 139 balita, ditentukan dengan metode simple random sampling. Variabel bebas adalah pola asuh ibu (dukungan dalam pemberian makan, perawatan kesehatan, dan rangsangan psikososial) sedangkan variabel terikat berupa status gizi balita. Data pola asuh ibu diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan status gizi balita ditentukan berdasarkan indeks BB/U. Analisis bivariate menggunakan uji Fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15,1% ibu mempunyai pola asuh yang kurang baik dalam pemberian makan, perawatan kesehatan (1,40%), dan rangsangan psikososial (3,60%). Uji bivariate menunjukan adanya hubungan pola asuh ibu dalam dukungan pemberian makan dan status gizi  (p=0,000), sedangkan perawatan kesehatan (p=0,720) dan rangsangan psikososial (p=0,435) tidak berhubungan dengan status gizi.  Kesimpulan menunjukkan bahwa pola asuh ibu, terutama dalam pemberian makan berkaitan dengan status gizi balita.
FREKUENSI MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MEMBER AKTIF DI EMPIRE GYM Ayu Ningsih, Ni Luh Rahma; Septriana, Septriana; Prasetyaningrum, Yunita Indah
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 19, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/mr.v19i4.1238

Abstract

Latar belakang: Obesitas adalah seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan karena terdapat penumpukan lemak dalam jaringan subkutan, persentase lemak tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup yaitu frekuensi makan dan aktvitas fisik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan terdapat hubungan antara frekuensi makan dan aktivitas fisik dengen persentase lemak tubuh pada member aktif di Empire Gym Maguwoharjo Yogyakarta. Metode :  Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah member aktif di Empire Gym Maguwoharjo Yogyakarta yang berjumlah 67 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner FFQ untuk mengukur frekuensi makan, kuesioner GPAQ untuk mengukur aktivitas fisik, dan BIA untuk mengukur persentase lemak tubuh. Analisa data menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Sebagian besar responden memiliki frekuensi makan dalam kategori rendah (49,3%), aktivitas fisik dalam kategori tinggi (70,1%), lemak tubuh dalam kategori overfat (80,6%). serta diperoleh nilai p-value sebesar 0,668 untuk frekuensi makan dengan lemak tubuh. Hubungan antara aktivitas fisik dan frekuensi makan dengan persentase lemak tubuh memiliki nilai p-value sebesar 0,668 dan 0,330. Nilai tersebut berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dan aktivitas fisik dengan persentase lemak tubuh pada member aktif di Empire Gym Maguwoharjo Yogyakarta. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan dan aktivitas fisik dengen persentase lemak tubuh pada member aktif di Empire Gym Maguwoharjo Yogyakarta.
Penerapan Strategi Pemasaran Digital Pada UMKM Fur Elise Café Batam Lady, Lady; Sentoso, Antony; Lysion, Olivia; Angelina, Angelina; Septriana, Septriana; Cindy, Cindy
Bata Ilyas Educational Management Review Vol. 3 No. 1 (2023): January - June
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/biemr.v3i1.568

Abstract

Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin kompleks. Hal ini terlihat dari keadaan saat ini yang persaingan antar usaha kuliner semakin ketat dan kondisi pasar kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk melakukan promosi melalui sosial media marketing agar dapat mengikuti perkembangan terkini. Penelitian ini dilakukan di Fur Elise Café dengan meggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dominan melakukan pengamatan dan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Fur Elise Café lebih mengenal langkah dengan menggunakan media sosial. Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara. Fur Elise Café ini menggunakan instagram untuk memasarkan produknya. UMKM ini juga memiliki whatsapp business sebagai sarana untuk konsumen dapat membeli produk mereka dengan mudah dan dapat dikirimkan melalui perantara dan dapat dibayar melalui pembayaran digital untuk mempermudah konsumen. Fur Elise Café harus memanfaatkan platform media sosial lainnya untuk menyebarkan iklan. Dalam menjalankan digital marketing Fur Elise Café harus bisa memilih influencer yang memiliki citra yang baik.
Predisposing Factors with Complementary Feeding Practices among 9-11 Month-Old Infants in Jakarta Urban Slum Area Septriana, Septriana; Suhartono, Gita Ardelia
Kesmas Vol. 10, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama kekurangan gizi selain dari penyakit infeksi adalah pola asuh yang tidak sesuai dan pemberian makan yang optimal menjadi salah satu cara untuk mengatasi konsekuensi jangka panjang dari kekurangan zat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor pendukung praktik pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada bayi usia 9 - 11 bulan di daerah kumuh perkotaan Jakarta. Penelitian potong lintang ini melibatkan 50 orang pengasuh bayi usia 9 – 11 bulan. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pengasuh dengan praktik pemberian makan (nilai p = 0,645). Demikian juga dengan hubungan antara pengasuh dengan bayi (nilai p = 0,724), pekerjaan pengasuh (nilai p = 1,000), dan jumlah bayi dalam satu keluarga (nilai p = 0,738) yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan praktik pemberian makanan. Sebaliknya, terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pengetahuan pengasuh dengan praktik pemberian makanan (nilai p = 0,012 dan nilai p = 0.005). The main cause of the undernutrition beside the infectious diseases is inappropriate caring practice and optimum feeding becomes one of ways to overcome long-term consequences of undernutrition. This study aimed to determine correlation between predisposing factors with complementary feeding practice among 9 – 11 month-old infants in Jakarta urban slum area. This cross-sectional study included 50 sitters of 9 – 11 month-old infants on May 2012. Data was collected through interview using questionnaire. There was no significant correlation between age of the sitters with the complementary feeding practice (p value = 0.645) as well as correlation between sitters with infants (p value = 0.724), occupation of sitters (p value = 1.000) and the number of infants in a family (p value = 0.738) which showed there was no significant correlation between those three factors with complementary feeding practice. Otherwise, there was a significant correlation between education and knowledge of sitters with complementary feeding practice (p value = 0.012 and p value = 0.005).
Hubungan Tingkat Stres, Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi pada Remaja Syahrainy, Syahrainy; Khasana, Tri Mei; Septriana, Septriana
Student Journal Nutrition (SJ Nutrition) Vol. 2 No. 2 (2023): Student Journal Nutrition (SJ NUTRITION)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/sjn.v2i2.26

Abstract

Background: One of the main health indicators of a country is nutritional status. There are various factors that can influence nutritional status, one of which is stress levels and fastfood consumption habits, excessive stress levels and consuming fast food too often will have an impact on changes in a person's nutritional status, which will then pose a risk of health problems in the future. Objective: To determine the relationship between stress levels, fast food consumption habits and nutritional status of adolescents at SMAN 1 Kalasan Yogyakarta. Methods: This research uses a cross-sectional design, with a proportional random sampling technique, the number of research respondents was 77 respondents. Weight and height measurement data is carried out directly to determine nutritional status (BMI/U), stress levels were measured using the DASS questionnaire, fast food consumption habits using the fastfood consumption habit questionnaire form. Data analysis used univariate and bivariate tests with the Chi-Square test. Results: There were 57,1% of adolescents with normal nutritional status, 51,9% of adolescents with stress levels in the no-stress category, 50,6% of adolescents with frequent fast food consumption habits. The results showed that there was no relationship between stress levels and the nutritional status of adolescents (p-value = 0,449). There was no relationship between the habit of consuming fast food and the nutritional status of adolescents (p-value = 0,576). Conclusion: There is no relationship between stress levels, fast food consumption habits and nutritional status of adolescents at SMAN 1 Kalasan Yogyakarta.
Strategi Peningkatan Pengetahuan dan Perilaku dengan Blended Learning di Masa Pandemi Covid-19 Dewi Gunawan, Delima Citra; Nita, Vio; Septriana, Septriana; Indrayani, Novi; Arintasari, Farida; Erni Sutarni, Ni Made; Septiana, Marseliana Avila
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3222

Abstract

AbstrakDi masa Pandemi Covid 19 ini kegiatan posyandu sebagai sarana edukasi mengenai tumbuh kembang balita menjadi terhambat. Kurangnya informasi secara tidak langsung akan menganggu tumbuh kembang balita. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu balita mengenai MP-ASI 4 bintang dengan menggunakan metode blended learning. Metode daring pada edukasi gizi ini mengunakan live Instagram, sedangkan metode luring dilakukan edukasi gizi langsung ke Posyandu Ringinsari Kecamatan Prambanan Yogyakarta. Edukasi gizi ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan selama tiga minggu. Sebelum dan sesudah edukasi gizi dilakukan pre test dan post test untuk melihat perbedaan pengetahuan dan perilaku dengan menyebarkan link google form melalui whatsapp. Hasil dari kegiatan edukasi gizi ini menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan kategori baik meningkat dari 44.11% menjadi 52.94% setelah edukasi gizi sedangkan perilaku ibu balita dengan kategori baik meningkat dari 26.47% menjadi 44.12%. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan edukasi gizi menggunakan metode blended learning atau metode dimana proses edukasi gizi terpadu secara harmonis antara daring dan luring mampu meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu balitaKata Kunci: Blended learning, Pengetahuan, Perilaku, Ibu Balita, Pandemi Covid-19 AbstractDuring the Covid-19 pandemic, posyandu activities as a means of education regarding the growth and development of toddlers were hampered. Lack of information will indirectly interfere with the growth and development of toddlers. The purpose is to increase the knowledge and behavior of mothers of toddlers using the blended learning method. The online method for nutrition education uses live Instagram, while the offline method provides nutrition education directly to the Ringinsari Posyandu, Prambanan District, Yogyakarta. This nutrition education was conducted in three meetings for three weeks. Before and after nutrition education, pre-test and post-test were carried out to see the difference in knowledge and behavior by spreading the google form link via whatsapp. The results of this nutrition education activity showed that the knowledge of mothers of toddlers in good category increased from 44.11% to 52.94% after nutrition education, while the behavior of mothers of children under five in good category increased from 26.47% to 44.12%. From the results, it can be concluded that nutrition education using the blended learning method or a method in which the process of integrated nutrition education harmoniously between online and offline is able to increase the knowledge and behavior of mothers of toddlersKeywords: Blended learning, Knowledge, Behavior, Mother of Toddlers, Pandemic Covid-19