Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Improving Student Lifestyles through Health Quality Assurance Nadya; Mabruroh; Naufal
Journal of Educational Management Research Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Al-Qalam Institue

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61987/jemr.v2i2.169

Abstract

This paper describes the quality assurance of health in improving the healthy lifestyle of students in Islamic boarding schools, highlighting its impact on students' comfort in learning. The research was conducted at the Nurul Jadid Islamic Boarding School. The research employed a qualitative descriptive method with a case study approach. Data collection techniques included interviews, observation, and documentation. Informants comprised health sector consultants, health division coordinators, and students selected through purposive sampling. Data analysis followed the Milles and Huberman framework, involving data presentation, reduction, and conclusion. The results indicate that the quality of health services at Nurul Jadid is well-assured, evidenced by the numerous health service programs provided by the Health Division. This research is expected to offer contributions and benefits, including (1) an assessment of the extent to which Nurul Jadid Islamic Boarding School has improved student health, (2) evaluation materials for the health service coordinator, and (3) considerations on the importance of enhancing health services for students.
Peningkatan Kemampuan Mengontrol Halusinasi Melalui Terapi Aktivitas Kelompok pada Pasien dengan Halusinasi di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Wulandari Arifin, Nur Afni; Sinta Fresia; Imelda Avia; Naufal; Amanda
Jurnal Bakti Dirgantara Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Bakti Dirgantara
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/05abwx65

Abstract

Prevalensi gangguan jiwa berat mengalami kenaikan yang signifikan. Penderitanya merasakan sensori yang tidak bersumber dari kehidupan nyata melainkan dari pasien itu sendiri, sensori palsu tersebut antara lain  berupa penglihatan, suara, perabaan, pengecapan, atau penghidu. Danpak yang dapat di timbulkan oleh sensori palsu (halusinasi) tersebut adalah pasien kehilangan kontrol terhadap dirinya sehingga pasien akan merasa panik dan sulit untuk mengendalikan perilakunya. Pasien yang dalam pengaruh halusinasinya dapat melukai dirinya sendiri dengan cara melakukan bunuh diri (suicide), merusak lingkungan yang ada disekitarnya menyakiti bahkan membunuh orang lain (homicide). Terapi aktivitas kelompok sensori persepsi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasinya. Pasien diseleksi dengan lembar obsrvasi tanda dan gejala halusinasi, sebanyak 7 orang pasien halusinasi yang lolos seleksi dipilih sebagai peserta terapi aktivitas kelompok sensori persepsi. Terapi dilaksanakan secara berkelompok ini dievaluasi dengan lembar observasi terapi aktiitas kelompok sensori persepsi. Kegiatan dilaksanakan secara terorganisir dan telah mendapat persetujuan dari pihak Panti Sosial. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pasien dalam mengenal dan mengontrol halusinasinya. Seluruh pasien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Kgiatan ini direncanakan akan berlanjut dengan pemberian pelatihan kepada caregiver ataupun perawat agar tetap dapat dilanjutkan terapi kelompok seperti ini.    The prevalence of severe mental disorders has significantly increased. People suffering from these disorders experience false sensations that are not based on real stimuli, such as visual, auditory, tactile, gustatory, or olfactory hallucinations. These false sensory perceptions can cause individuals to lose control, leading to panic and difficulty managing their behavior. Patients under the influence of hallucinations may harm themselves by attempting suicide, causing damage to their surroundings, or even harming or killing others (homicide). Sensory perception group activity therapy aims to enhance patients' ability to manage their hallucinations. Participants are selected based on the signs and symptoms of hallucinations, and a total of 7 patients have been chosen to take part in the therapy. The therapy's effectiveness is measured using an observation sheet. The activities are carefully planned, organized, and approved by the relevant social institution. Evaluation results have shown improvement in patients' ability to recognize and control their hallucinations. All patients were able to demonstrate how to reject their hallucinations. There are plans to continue this activity by training caregivers or nurses to ensure the continuity of group therapy.
Pendekatan Transfer Learning untuk Klasifikasi Penyakit Mata Menggunakan Citra dengan CNN InceptionV3 Gunawan, Rahmad; Fathurrahman, Raihan; Widyaningrum, Amelia Ismania Sita; Issandra, Febri; Abdurachman, Muhammad Andhika; Putra, Yogi Ernanda; Naufal
Computer Science and Information Technology Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Computer Science and Information Technology (CoSciTech)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/coscitech.v6i1.8509

Abstract

Eye diseases are a leading cause of vision impairment and blindness worldwide. Therefore, detection of eye diseases is crucial in the prevention of blindness. This study develops an eye disease classification model based on Convolutional Neural Network (CNN) using Transfer Learning with InceptionV3. The dataset consists of 1559 images, divided into 1249 training images and 310 validation images, covering 8 eye disease classes. The model was trained using 40 epochs with the Adam optimizer. Evaluation results show a validation accuracy of 81.29%. While the model performed well, some classes, such as hordeolum, showed lower accuracy, indicating areas that need further improvement. This study confirms that Transfer Learning with InceptionV3 is an effective approach for eye disease classification.
A Pembentukan Nilai Karakter Melalui Sinergi Hidden Curriculum Di Ma Pembangunan Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta Naufal; Mohammad Syaifuddin; Gunawan Santoso
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 3 No. 3 (2024): Juni 2024
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jpt.v3i3.1886

Abstract

Ungkapan “hidden curriculum” kurang dipahami di banyak kalangan pendidikan. Kekhawatiran terhadap permasalahan siswa, seperti perilaku menyimpang, yang sering disebut dengan kenakalan remaja, juga ditambah dengan hal ini. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menghindari kriminalitas remaja. dengan mencoba mengubah cara pandang siswa tentang cara mengatasi kenakalan remaja melalui pendidikan karakter. Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji dan mendemonstrasikan lebih jauh bagaimana hidden curriculum membentuk kepribadian siswa Madrasah. Metodologi penelitian memadukan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis temuan peneliti mengungkapkan bahwa beberapa aspek hidden curriculum dapat diungkapkan melalui kebiasaan membaca, menabung untuk amal shaleh, kegiatan ibadah (seperti sholat Jumat, sholat berjamaah, Tadarrus Al-Qur'an, sholat Dhuha), ekstrakurikuler kegiatan olah raga dan seni, fasilitas sekolah, dan kegiatan rutin yang membantu membentuk karakter. Madrasah menciptakan hidden curriculum untuk membantu siswa mengembangkan serat moralnya. Tujuh karakter siswa—jujur, tanggung jawab, toleransi, disiplin, religius, mandiri, dan empati—berhasil dibentuk melalui praktik hidden curriculum di madrasah.