Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pesona Kurikulum SMP Islam Terpadu ‘Al-Qalam’ Kota Kendari Marannu, Baso
PUSAKA Vol 5 No 2 (2017): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.839 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v5i2.182

Abstract

Tulisan ini adalah hasil penelitian kualitatif dengan berfokus pada Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Qalam Kota Kendari, khususnya pengembangan Kurikulum kekhasan bidang Pendidikan Agama Islam baik dalam pembelajaran sebagai kurikulum inti dan kurikulum lokal. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Landasan, komponen dan Prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama dan keagamaan di SMP IT Al-Qalam Kendari dikembangkan dari inovasi dan kreatifitas pengelola sekolah secara mandiri yang diajarkan pada peserta didik baik secara monolitik maupun holistik (integratif) yang disusun oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP-IT ‘Al-Qalam’ Kota Kendari dan atau mengadopsi dari kurikulum yang disepakati oleh sekolah-sekolah Islam Terpadu di Indonesia yang terhimpun dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di Indonesia. Kapasitas Pendidik yang mengajarkan pendidikan agama dan keagamaan baik secara monolitik maupun integratif sudah baik namun kapabilitasnya masih perlu dikembangkan. Rekomendasi dari penelitian ini diantaranya perlunya pemerintah terutama Kementerian Agama untuk mengkaji secara mendalam pola pengembangan kurikulum pendidikan agama dan keagamaan yang diterapkan di SMP IT secara umum terutama nilai budaya yang berkearifan lokal dan rasa nasionalisme, sesuai dengan tingkatan psikologi perkembangan anak dan tujuan pendidikan secara nasional, termasuk memberikan pelatihan bagi pengelola SMP IT untuk meningkatkan Kapabilitasnya.
EVOLUTION OF ISLAMIC EDUCATION: A COMPARATIVE STUDY OF CLASSICAL AND MODERN EDUCATIONAL PARADIGMS Kurnia Putra, Syawal; Marannu, Baso
Integrative Perspectives of Social and Science Journal Vol. 2 No. 2 Mei (2025): Integrative Perspectives of Social and Science Journal
Publisher : PT Wahana Global Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep karakter pendidikan Islam pada masa klasik dan modern. Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu Muslim, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih baik. Metode studi pustaka. Tujuan dalam penulisan ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pendidikan Islam pada masa klasik dan modern. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa Pada masa klasik, pakar pendidikan Islam menggunakan kata al-maddah untuk pengertian kurikulum, karena pada masa itu kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan pada murid dalam tingkat tertentu. Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga formal dengan mata pelajaran hadis, tafsir, fiqih, retorika dakwah. Periode modern dalam sejarah Islam dimulai dari tahun 1800 M dan berlangsung hingga sekarang. Pada masa modern, konsep karakter pendidikan Islam telah berkembang untuk mengatasi tantangan dan kebutuhan kontemporer. Pendidikan Islam modern menekankan pada pengembangan karakter yang inklusif, kritis, kolaboratif, dan berorientasi pada pemecahan masalah. Selain itu, pendidikan Islam modern juga mencakup pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan, teknologi, dan lingkungan hidup. Konsep karakter yang mendasari tetap mengedepankan prinsip-prinsip moral dan etika Islam yang universal. Baik pada masa klasik maupun modern, tujuan utama pendidikan Islam tetap sama, yaitu membentuk individu Muslim yang bertanggung jawab, bermoral, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan dunia di sekitarnya.
Compromises and Customs: Strategic Practices in Bugis Sinjai Traditional Marriages Muslim, Abu; Idham, Idham; Mujizatullah, Mujizatullah; Marannu, Baso; Yuwono, Dandung Budi
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol. 9 No. 2 (2025): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jj38ef75

Abstract

In the Bugis community of Sinjai, customary marriage practices embody sacred unity and family honor, often imposing strict conditions that can challenge individuals striving to achieve their marriage goals. One major obstacle is the high cost of marriage, which is further complicated by the influences of modernity and freer social interactions that have shifted the purpose of marriage away from its original religious intentions. As a result, marrying according to Bugis customs entails significant financial burdens, leading some individuals to adopt compromises and strategic tactics as alternative solutions. This research explores how such compromises and strategies are employed in Bugis marriages within Sinjai Regency, South Sulawesi. Using a qualitative case study approach, data were collected through observation, interviews, and documentation. The analysis draws on perspectives from Islamic jurisprudence, Bugis cultural traditions, and ethics. The research identifies two primary categories of strategies: first, compromises or strategies used to overcome obstacles in proceeding with marriage; second, strategies driven by specific goals or interests underlying the decision to marry. Five distinct case types are examined: political marriage, elopement, polygamy strategies, passampo siri (a form of symbolic compensation), and resource pooling (dui menre). Findings suggest that while these compromises and strategies may have limitations and potential negative consequences if misapplied, they also serve as practical adaptations to the rigid demands of Bugis customary marriage. The study underscores the importance of applying social ethics to frame marriage beyond legalistic terms, recognizing it as a genuine worldly and spiritual union that prioritizes public welfare and prevents harm