Articles
SIDHIKARA SEBAGAI PENGUATAN IKATAN SOSIAL MASYARAKAT BALI DI LOMBOK
Kembarawan, I Gusti Komang
Widya Sandhi Vol 9 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The Balinese community in Lombok has traditional social ties as a vehicle to help solve social, cultural and religious activities. Sidhikara in the historical range has been established when the Balinese came to Lombok in relatively large numbers at the time of the Kingdom of Karangasem extending the territory to Lombok. The Balinese who came to Lombok during the historic period built a social and cultural system in order to carry out the teachings of Hinduism. This sidhikara system has an important meaning in realizing the implementation of social, cultural and religious activities, especially those that require the participation of many people.The traditional social system of sidhikara in relation to the realization of social ties among Balinese in Lombok has been able to establish social interactions in order to complete Hindu social, cultural and religious activities. In this regard the social system of sidhikara has been able to show evidence of bringing the Balinese closer to the social fabric in religious activities, such as manusa yadnya and pitra yadnya. Both activities have been able to resolve the obligations of Hindus in the practice of religious culture.
MENGELOLA PLURALITAS DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN BERBANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA (Perspektif Pemahaman Ajaran Agama Hindu)
Kembarawan, I Gusti Komang
Widya Sandhi Vol 10 No 2 (2019): Nopember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pluralitas dalam kehidupan bangsa Indonesia jika dikelola dengan tepat dapat mewujudkan kerukunan. Kerukunan tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata ketika sikap-sikap yang saling menghargai antarpemeluk agama yang berbeda dapat ditumbuhkembangkan. Ajaran agama dapat dijadikan sebagai sumber pedoman dalam mewujudkan kehidupan yang saling menghormati satu sama lain dalam rangka mewujudkan kehidupan yang harmonis. Agama Hindu salah satu contoh yang di dalam ajarannya mengemukakan bahwa ajaran tat twam asi merupakan landasan di dalam membangun kasih sayang kepada semua makhluk hidup. Ajaran tersebut mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang paling utama hendaknya dapat memandang makhluk-makhluk lainnya yang lebih rendah dari dirinya sebagai makhluk yang harus dihormati. Jika ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya dapat membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia kendati di dalamnya ada keanekaragaman. Hal ini dalam penerapannya dapat mewujudkan kesatuan bangsa.
Social Organization Educational Through Forum Komunikasi Siswa Hindu (FOKUSH) In Mataram
I Gusti Komang Kembarawan
Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Jayapangus Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37329/cetta.v3i2.449
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pendidikan organisasi sosial melalui Forum Komunikasi Siswa Hindu (FOKUSH) di Kota Mataram. Para siswa yang bergabung dalam forum tersebut dididik untuk menumbuhkan sikap mental berorganisasi dan sekaligus sebagai media peningkatan kualitas beragama pada remaja Hindu. Penelitian ini dirancang dalam penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa eksistensi FOKUSH di Kota Mataram sampai saat ini masih dapat dipertahankan keberadaannya sebagai wahana untuk melakukan komunikasi dan interaksi di kalangan siswa Hindu. Bersamaan dengan itu, para siswa yang ikut aktif dalam FOKUSH memperoleh pendidikan berorganisasi sosial sehingga memiliki pengalaman yang digunakan sebagai bekal menapaki masa depan. Organisasi yang beranggotakan siswa Hindu ini memiliki peran yang sangat penting dalam membantu meningkatkan kesadaran berorganisasi dan meningkatkan kualitas beragama di kalangan para siswa Hindu. Aktivitas yang dilaksanakan oleh FOKUSH dalam rangka untuk aktif berorganisasi dan meningkatkan kualitas pelaksanaan agama Hindu ada beberapa jenis, seperti diskusi-diskusi keagamaan, melaksanakan bakti sosial, melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan sraddha dan bhakti, melaksanakan kegiatan manusa yadnya, melaksanakan kegiatan rsi yadnya, dan sejumlah kegiatan lainnya yang bernuansa peningkatan kesadaran beragama Hindu. Dampak yang ditimbulkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh FOKUSH Kota Mataram ada dua, yaitu dampak positif dan danpak negatif.
Ritual Communication Strategies In Strengthening Hindu Community Social Relations In Mataram City During The Covid-19 Pandemic
I Gusti Komang Kembarawan
Sadharananikarana: Jurnal Ilmiah Komunikasi Hindu Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister S2 Ilmu Komunikasi Hindu Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53977/sadharananikarana.v4i1.443
The Covid-19 pandemic has had a very significant impact on Hindu religious life in the city of Mataram, especially with regard to the implementation of a yajňa ceremony involving the presence of a number of Hindus. This phenomenon affects the social bonds that have been built for a long time. In this regard, in this research, a study was conducted on ritual communication strategies in order to strengthen social solidarity of the Hindu community in Mataram City during the Covid-19 Pandemic. This study was designed in a qualitative descriptive type. The data are presented and analyzed using narrative texts to find answers to the research focus. This study found that there are at least four ritual communication strategies in order to maintain the social ties of the Hindu community. First, intensify communication through social media. Second, to regulate the implementation of religious rituals by complying with health protocols. Third, participating in Hindu religious enlightenment activities online so that it is expected to maintain communication even though it is through a virtual face-to-face process. Fourth, build harmonization of interpersonal communication in the family environment.
SIDHIKARA SEBAGAI PENGUATAN IKATAN SOSIAL MASYARAKAT BALI DI LOMBOK
I Gusti Komang Kembarawan
Widya Sandhi: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The Balinese community in Lombok has traditional social ties as a vehicle to help solve social, cultural and religious activities. Sidhikara in the historical range has been established when the Balinese came to Lombok in relatively large numbers at the time of the Kingdom of Karangasem extending the territory to Lombok. The Balinese who came to Lombok during the historic period built a social and cultural system in order to carry out the teachings of Hinduism. This sidhikara system has an important meaning in realizing the implementation of social, cultural and religious activities, especially those that require the participation of many people.The traditional social system of sidhikara in relation to the realization of social ties among Balinese in Lombok has been able to establish social interactions in order to complete Hindu social, cultural and religious activities. In this regard the social system of sidhikara has been able to show evidence of bringing the Balinese closer to the social fabric in religious activities, such as manusa yadnya and pitra yadnya. Both activities have been able to resolve the obligations of Hindus in the practice of religious culture.
MENGELOLA PLURALITAS DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN BERBANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA (Perspektif Pemahaman Ajaran Agama Hindu)
I Gusti Komang Kembarawan
Widya Sandhi: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (208.365 KB)
Pluralitas dalam kehidupan bangsa Indonesia jika dikelola dengan tepat dapat mewujudkan kerukunan. Kerukunan tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata ketika sikap-sikap yang saling menghargai antarpemeluk agama yang berbeda dapat ditumbuhkembangkan. Ajaran agama dapat dijadikan sebagai sumber pedoman dalam mewujudkan kehidupan yang saling menghormati satu sama lain dalam rangka mewujudkan kehidupan yang harmonis. Agama Hindu salah satu contoh yang di dalam ajarannya mengemukakan bahwa ajaran tat twam asi merupakan landasan di dalam membangun kasih sayang kepada semua makhluk hidup. Ajaran tersebut mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang paling utama hendaknya dapat memandang makhluk-makhluk lainnya yang lebih rendah dari dirinya sebagai makhluk yang harus dihormati. Jika ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya dapat membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia kendati di dalamnya ada keanekaragaman. Hal ini dalam penerapannya dapat mewujudkan kesatuan bangsa.
LAW COMPLIANCE WITH THE IMPLEMENTATION OF HINDU RELIGIOUS CEREMINIES IN THE CITY OF MATARAM IN THE FRAMEWORK OF MAINTENANCE OF SOCIAL SOLIDARITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC
I Gusti Komang Kembarawan
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 5 No 01 (2022): Volume 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra IAHN Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (484.756 KB)
|
DOI: 10.53977/wk.v5i01.537
This study was conducted to analyze legal compliance in the implementation of Hindu religious ceremonies in the city of Mataram in the context of maintaining social solidarity during the COVID-19 pandemic. This phenomenon is related to the adaptation of the implementation of Hinduism in Mataram city regarding Social Restrictions during the Corona Virus Pandemic (Covid-19). This research is designed in a qualitative descriptive type. The results of this study obtained three answers from the formulation of research problems. First, legal compliance in carrying out religious ceremonies for Hindu communities in the city of Mataram in the midst of the implementation of social restrictions in preventing the spread of the COVID-19 pandemic is still being carried out by conditioning and complying with health protocols. Second, legal compliance in the implementation of Hinduism is indicated by a change in the implementation of religious ceremonies which are no longer performed lively, but are regulated by avoiding crowds. Third, legal compliance in a small scope is applied in carrying out religious ceremonies in the family environment and as much as possible reducing the implementation of religious ceremonies outside the home. Although there are people who carry out religious ceremonies outside their homes, they are required to comply with health protocols.
PENGUATAN HUBUNGAN SOSIAL DI KALANGAN WARGA PANDE DI KOTA MATARAM
I Gusti Komang Kembarawan
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (722.812 KB)
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk melakukan analisis terhadap penguatan ikatan sosial pada klan Pande terkait kehidupan beragama Hindu di Kota Mataram. Penelitian ini difokuskan pada gerakan sosial keagamaan yang dilakukan oleh klan Pande sebagai bagian dari upaya untuk membangun kesatuan di kalangan internal klan Pande. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menjawab ketiga rumusan masalah, yaitu latar belakang, dampak, dan makna penguatan hubungan sosial di kalangan warga Pande pada masyarakat Hindu di Kota Mataram.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa latar belakang terwujudnya hubungan sosial di kalangan warga Pande berkaitan adanya kesadaran untuk mengingat kawitan sesuai dengan yang diamanatkan dalam bhisama agar mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni mempererat tali persaudaraan di antara mereka yang berada dalam satu garis keturunan warga Pande. Dampak positif dari adanya penguatan ikatan-ikatan sosial tersebutcenderung untuk saling mengingat persaudaraan yang pada akhirnya dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis di kalangan sesama warga Pande. Dampak negatif yang ditimbulkan sampai saat ini adanya pengutuban dengan warga lain. Makna penguatan hubungan sosial di kalangan warga Pande, seperti makna solidaritas, makna religius, makna budaya, dan makna pendidikan. Makna solidaritas berkaitan dengan penguatan ikatan kekerabatan, khususnya di kalangan warga Pande. Makna religius berkaitan dengan adanya kesadaran untuk mengingat leluhur dan bhatara-bhatari melalui kegiatan-kegiatan upacara keagamaan. Makna budaya berkaitan dengan pelestarian budaya dalam wujud pelaksanaan ritual, seperti yang dilakukan para pendahulunya. Makna pendidikan berkaitan dengan peningkatkan pemahaman terhadap kegiatan-kegiatan sosial keagamaan sesuai yang diamanatkan dalam bhisama.
Meniti Teks Ajaran Hindu sebagai Inspirasi Mewujudkan Profesionalitas Kerja sesuai Guna dan Karma
I Gusti Komang Kembarawan
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (663.369 KB)
|
DOI: 10.53977/sd.v4i1.327
This study aims to conduct a study of Hindu literary texts that contain teachings about inspiration to realize work professionalism using the basis of guna and karma. The Hindu religious texts used as research data sources are the text of Agastya Parwa, the Vedic scriptures, and the Bhagavadgita. The text that is used as the source of research data is limited to aspects that contain aspects of the division of labor according to guna and karma. This study uses a qualitative descriptive method to analyze Hindu religious texts according to the research focus. More specifically, this study applies content analysis in order to find answers to the formulation of the problem posed. Based on the results of this study, two findings were found. First, the teachings that contain inspiration for work professionalism in Agastya Parwa's text are presented in the form of a dialogue which essentially states that work professionalism is inspired by grouping people based on chess colors. Second, the inspiration in building work professionalism contained in the teachings of the Agastya Parwa text is in harmony with the teachings of the Vedas and the Bhagavadgita, especially in determining professionalism based on guna and karma.
Construction Of Social Solidarity Between Hindus And Muslims At Ogoh-Ogoh Parade In Tanjung, North Lombok
I Gusti Komang Kembarawan
Kamaya: Jurnal Ilmu Agama Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : Jayapangus Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (343.828 KB)
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap konstruksi soliditas sosial antarumat Hindu dengan umat Islam melalui pawai ogoh-ogoh di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Fokus kajian dalam penelitian ini ada tiga, yaitu bentuk, proses, dan makna konstruksi soliditas sosial antarumat Hindu dengan umat Islam dalam pawai ogoh-ogoh di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini dirancang dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan memberikan deskripsi terhadap fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga temuan penelitian. Pertama, bentuk konstruksi soliditas sosial antarumat Hindu dengan umat Islam dalam pawai ogoh-ogoh, yaitu (1) pawai ogoh-ogoh umat Hindu mendapatkan perhatian dari masyarakat pemeluk agama lainnya; (2) mereka yang berperan serta dalam pawai ogoh-ogoh tersebut menjalin interaksi sosial; (3) terbangunnya toleransi dalam pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan; (4) kesadaran dalam memberikan ruang atraksi budaya kelompok etnis yang berbeda. Kedua, proses konstruksi soliditas sosial yang dalam pawai ogoh-ogoh memiliki landasan yang kuat, seperti (1) adanya kesadaran untuk saling menghormati dalam pelaksanaan hari besar keagamaan; (2) partisipasi umat lain dalam memeriahkan pawai ogoh-ogoh; (3) adanya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kesatuan di kalangan mereka. Ketiga, makna yang tersirat dalam pawai ogoh-ogoh berupa makna sosial, makna religius, dan makna kultural.