Kesehatan mental menjadi asek krusial dalam mencapai kesehatan secara menyeluruh dan sangat berpengaruh terhadap produktivitas nasional. Data I-NAMH Survey tahun 2022 mencatat sebanyak 15,5 juta (34,9%) remaja usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental dan 2,45 juta (5,5%) remaja mengalami gangguan mental. Pengembangan media digital adalah untuk menjawab keterbatasan akses informasi kesehatan mental remaja dan memberikan ruang psikoedukasi untuk remaja memahami lingkup kesehatan mental, sehingga diharapkan dapat menurunkan risiko dan dampak masalah kesehatan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media promosi kesehatan yang inovatif dan layak dalam menyampaikan informasi kesehatan mental remaja. Metode yang digunakan adalah research and development (R&D) dengan mengacu pada model ADDIE yang dikembangkan oleh Robert Maribe Branch (2009) yang terdiri dari lima tahapan meliputi analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Responden dalam penelitian ini adalah 205 remaja usia 15-18 tahun di wilayah Kota Denpasar yang dipilih secara purposive sampling dan melibatkan ahli media, materi dan bahasa Bali. Hasil analisis kebutuhan terdapat 59 responden (42,1%) belum pernah mengakses informasi kesehatan mental remaja, sebanyak 123 responden (87,9%) merasa membutuhkan informasi kesehatan mental remaja. Sebanyak 80 responden (57,1%) menyukai bentuk sumber informasi berupa media digital. Hasil uji kelayakan media oleh ahli materi, media dan Bahasa Bali didapatkan rata-rata sebesar 95,88% (sangat layak). Hasil uji kelayakan pada remaja sebanyak 205 responden didapatkan hasil sebesar 79,26% (layak). Media komik digital kesehatan mental berbahasa Bali dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi remaja dan berdasarkan kualifikasi penilaian media dari aspek materi, media, dan Bahasa sudah layak.