Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Kualitas Pelayanan Perizinan Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Konawe Takwim Takwim; Ansar, Tahmit
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.7797

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan kualitas pelayanan perizinan salah satunya adalah dengan disusun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Teori yang di gunakan untuk peneleitian yaitu Dzikra menyatakan bahwa untuk mengatur persepsi atas kualitas layanan meliputi 5 (lima) dimensi, yaitu: 1. Tangible(Bukti Fisik) 2. Reliability (Keandalan) 3. Responsiveness (Daya Tanggkap) 4. Assurance (Jaminan) 5. Empathy (Empati). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Adapaun informan penelitian ini adalah pegawai dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu kabupaten konawe serta masyarakat yang mengurus layanaan di dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu kabupaten konawe. Teknik pengumpulan data yang di perlukan penyelidikan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisisi data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan bahwa kualitas pelayanan sudah cukup mencapai tingkat terbaik sesuai dengan teori kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh dzikra. Kualitas pelayanan publik di dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu konawe menurut dimensi tangible sudah baik dengan tersedianya fasilitas dalam mengurus layanan dan website membuat surat izin usaha, dimensi reliability cukup baik dengan pegawai yang menguasai tugasnya, dimensi responsiviness sudah baik pihak instansi telah bertanggung jawab dengan menyediakan sistem untuk membantu setiap masyarakat yang melakukan perizinan. Dimensi assurance (Jaminan) sudah baik, Pemberian layanan sudah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Dimensi empathy sudah baik karena pegawai melakukan pelayanan dengan ramah dan tegas. Faktor penghambat kualitas pelayanan itu sendiri adalah sarana prasarana yang masih kurang yaitu belum tersedianya komputer staff from office digunakan untuk mencata data-data pengujung. Sedangkan untuk faktor, sistem pendaftaran pebuatan izin usaha sudah bisa melalui online dengan alamat website yang telah diberiakan dan fasilitas pelayanan serta kepegawaian atau staf yang berkompoten.
Peran Kearifan Lokal, Partisifasi Masyarakat, Dan Pemberdayaan Perempuan Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Daerah Tertinggal (Studi Pada Desa Ambuwiu Kec. Wonggeduku Barat Kab. Konawe) Nartin, Nartin; Rahmatyah, Sitti; Ansar, Tahmit
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.14083

Abstract

Kearifan lokal masyarakat Desa Ambuwiu, seperti tradisi gotong royong, sistem barter, dan pengelolaan sumber daya alam, terbukti memiliki peran penting dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan. Tradisi gotong royong memungkinkan masyarakat saling membantu dalam aktivitas ekonomi dan sosial, sehingga dapat meningkatkan akses dan kepemilikan sumber daya. Sistem barter memfasilitasi pertukaran barang dan jasa tanpa menggunakan uang, membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar. Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan menjamin ketersediaan pangan, bahan bakar, dan pendapatan bagi masyarakat. Kearifan lokal tersebut dapat menjadi modal sosial dan budaya yang dapat diintegrasikan ke dalam program pengentasan kemiskinan di daerah tertinggal. Partisipasi Masyarakat, terutama Perempuan, dalam Pengentasan Kemiskinan: Partisipasi masyarakat, khususnya perempuan, dalam program pengentasan kemiskinan di Desa Ambuwiu masih rendah. Faktor budaya yang menempatkan perempuan dalam peran domestik dan keterbatasan akses informasi menjadi kendala utama rendahnya partisipasi perempuan. Padahal, keterlibatan aktif perempuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan sangat penting, mengingat peran strategis mereka dalam pengelolaan sumber daya keluarga dan pembangunan masyarakat. Upaya peningkatan kapasitas dan akses informasi bagi masyarakat, terutama perempuan, diperlukan untuk mendorong partisipasi yang lebih aktif dalam program pengentasan kemiskinan. Pemberdayaan Perempuan dan Dampaknya terhadap Pengentasan Kemiskinan: Proses pemberdayaan perempuan melalui pelatihan dan pembentukan kelompok usaha di Desa Ambuwiu terbukti berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Perempuan yang diberdayakan mendapatkan keterampilan baru, akses modal, dan jaringan usaha, sehingga dapat mengembangkan aktivitas ekonomi produktif. Peningkatan pendapatan perempuan berdampak pada perbaikan kondisi ekonomi keluarga, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan. Pemberdayaan perempuan dapat menjadi strategi efektif dalam mendukung pengentasan kemiskinan di daerah tertinggal, dengan mempertimbangkan peran strategis mereka dalam pengelolaan sumber daya keluarga.