Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembuatan Sistem Administrasi dan Batas Wilayah Desa RT 31 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara Amelia, Rizky; Pratama, Boby Mugi; Nuralimsyah, Muhammad; Syahfa, Reyhana Nuri; Donita, Sabrina Putri; Agustina, Trie Wahyu; Panggabean, Tasya P.; Erlangga, Muhammad
Wahana Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2024): Edisi Desember
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56211/wahana.v3i2.700

Abstract

Di dalam organisasi masyarakat khususnya perangkat desa memiliki kewajiban untuk melaksanakan proses administrasi kependudukan sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat. Wilayah RT 31, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, memiliki populasi penduduk pekerja pendatang serta penduduk asli yang mayoritas merupakan orang tua dan anak-anak mereka yang telah berkeluarga. Sistem administrasi saat ini masih dilakukan secara manual, termasuk dalam pengurusan surat pengantar, belum menikah, maupun yang telah wafat, yang mengharuskan warga mendatangi Ketua RT untuk meminta surat, membawanya pulang untuk diisi, dan mengembalikannya kepada Ketua RT. Proses ini dinilai kurang efisien, sehingga dilakukan pengembangan sistem administrasi RT berbasis digital yang diharapkan dapat mempermudah pembuatan dan pengelolaan surat administrasi tanpa perlu melalui proses manual yang berulang. Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pemasangan plang batas wilayah dan penanda batas RT untuk memperjelas wilayah administratif secara visual.
The Use of Inhalers While Fasting from the Perspective of Ibnu Mas’ud Al-Kasani and Ibnu Qudamah: A Case Study in Pegajahan District Erlangga, Muhammad; Sudianto, Sudianto
Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari'ah dan Ahwal Al-Syakhsiyyah Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syariah dan Ahwal Al-Syakhsiyyah
Publisher : Islamic Family Law Department, STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58824/mediasas.v8i1.305

Abstract

This study examines the use of inhalers by individuals observing fasting, a topic that has sparked differing opinions among Islamic scholars. The background of this issue lies in the divergent interpretations and understandings of the concept between Ibnu Mas‘ud Al-Kasani and Ibnu Qudamah. The research employs a normative sociological methodology with a comparative approach. Primary data were obtained directly from the works of Ibnu Mas‘ud Al-Kasani and Ibnu Qudamah, as well as through interviews conducted at the research site. Data analysis was carried out qualitatively using a comparative framework. The findings indicate a significant difference in perspective between the two scholars. Ibnu Mas‘ud Al-Kasani prohibits the use of inhalers during fasting, arguing that it invalidates the fast if the inhaled substance reaches the *jauf* (internal cavity). In contrast, Ibnu Qudamah rejects this view and offers a different interpretation of *jauf*. In Pegajahan District, cases of inhaler use during fasting have been observed, despite varying understandings of its legal basis. This study highlights the need for further public education on the diverse scholarly opinions regarding this matter and encourages dialogue among local religious leaders. [Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan Inhaler pada orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa, sebuah masalah yang selama ini menuai perbedaan pendapat di kalangan ulama. Latar belakang permasalahan ini adalah perbedaan penafsiran dan pemahaman makna antara Ibnu Mas’ud Al-kasani dan Ibnu Qudamah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sosiologis normatif yang bersifat komparatif. Data primer diperoleh secara langsung dari karya-karya Ibnu Mas’ud Al-kasani dan Ibnu Qudamah, serta melalui wawancara dilokasi penelitian. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan komparatif. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara kedua ulama tersebut. Ibnu Mas’ud Al-kasani tidak membolehkan penggunaan inhaler saat berpuasa karena dapat membatalkan puasa ketika aroma yang dihirup masuk sampai kedalam jauf. Sementara itu, Ibnu Qudamah menolak pendapat tersebut dan memiliki pandangan yang berbeda mengenai jauf. Di Kecamatan Pegajahan, ada kasus mengenai inhaler yang digunakan saat sedang berpuasa, meskipun pemahaman tentang dasar hukumnya berbeda-beda. Penelitian ini menyarankan perlunya edukasi lebih lanjut kepada Masyarakat tentang berbagai pendapat ulama terkait hal ini, dan mendorong dialog antar tokoh agama setempat untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif].