Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Atlet Tarung Derajat Aceh Nazalia, Nazalia; Aramico, Basri; Amin, Fauzi Ali
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi derajat kesehatan dan kebugaran atlet. Status gizi atlet diukur dengan menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan status gizi pada atlet Tarung Derajat Aceh. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dan menggunakan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan penyebaran angket. Sampel adalah seluruh populasi - seluruh atlet tarung derajat Aceh telah memasuki masa Training Center (TC) sejumlah 51 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square dan dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet tarung derajat yang status gizi kurus 13.7%, status gizi normal 74.5%, dan status gizi gemuk 11.8%. Berdasarkan analisa univariat terdapat atlet dengan pola makan salah 47.1%, melakukan aktivitas fisik yang berat 33.3%, aktivitas ringan 23.5%, pengetahuan gizi kurang 43.1%, intensitas latihan kurang 29.4% dan intensitas latihan berat 25.5%. Berdasarkan hasil bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan (p-value 0.040), aktivitas fisik (p-value 0.031), pengetahuan gizi (p-value 0.016) dan intensitas latihan (p-value 0.043) dengan status gizi atlet. Saran: Diharapkan kepada para pengurus dan pelatih tarung derajat Aceh agar lebih memperhatikan pola makan atlet sesuai dengan kebutuhannya, jumlah kalori yang dikonsumsi dan jadwal yang teratur dapat membantu proses pemenuhan gizi menjadi lebih baik, serta mengadakan penyuluhan gizi yang melibatkan atlet dan para pelatih guna meningkatkan pengetahuan tentang gizi
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif, Pengetahuan, Pendapatan dan Pola Asuh dengan Tumbuh Kembang Anak Balita di Desa Ilie, Banda Aceh Aramico, Basri; Amin, Fauzi Ali; Novita, Riska
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v2i1.553

Abstract

Latar Belakang: Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu  mendapat perhatian serius. Berdasarkan data puskesmas Ulee Kareng (2013) diketahui 15.8% balita gizi kurang, 29.3% balita stunted, 7.2% balita kurus, 0.5% balita kurus sekali dan 8.8% gemuk. Hal ini perlu mendapat  perhatian agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya dan mampu bersaing di era global Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita di Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh berjumlah 226 orang. Sampel penelitian secara proporsional random sampling sebanyak 70 orang. Data analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square (α = 0.05). Data primer melalui observasi langsung dengan pengamatan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui pertumbuhan  dan perkembangan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan persentase anak balita dengan tumbuh kembang yang tidak sesuai pada  balita yang tidak ada diberikan ASI eksklusif sebanyak 45.2%, pengetahuan orang tua kurang sebanyak 60.6%, pendapatan keluarga rendah 71.4% dan pola asuh salah 58.1%. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan ada hubungan antara  pemberian ASI eksklusif (P value 0.006), pengetahuan  (P value 0.002), pendapatan keluarga (P value 0.001) dan pola asuh (P value 0.012) dengan tumbuh kembang anak balita. Saran: Puskesmas Ulee Kareng agar memberikan penyuluhan tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif dan melakukan stimulasi perkembangan motorik kasar anak balita. 
Mukjizat Pembagian Waktu Shalat Fauzi Ali Amin
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v3i2.668

Abstract

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada waktu malam dan supaya kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur pada-Nya”. QS Al Qashas:73.Maksud ayat ini Allah menjadikan peredaran waktu setiap hari seiring pergantian siang dan malam. Allah menjadikan malam gelap dan dingin yang menyebabkan tubuh lemah dan melahirkan ketenangan perangkat indriawi (Al-Lusi 2011). Allah menciptakan jam biologis untuk mengatur jadwal aktivitas seluruh organ tubuh. Hypothalamus merupakan organ yang mengatur jadwal pengeluaran dan penarikan hormon melatonin dan kortisol. Organ ini meransang kelenjar peneal tubuh  memproduksi hormon melatonin saat mentari terbenam.Pada saat itu tubuh merasa ngantuk, butuh istirahat, santai, dan tenang serta memproduksi sel baru dan sel darah putih guna meningkatkan kekebalan tubuh. Pada sepertiga akhir malam tubuh perlu bergerak karena melatonin menurun dan kortisol meningkat yang menyebabkan terjadi kekentalan darah, aliran listrik otak, detak jantung, kadar gula dan asam urat meningkat. Allah SWT mensunatkan manusia salat tahjud dan ibadah lainnya yang dapat mengaktifkan fisik dan menormalkan semua keadaan di atas.Produksi hormon kortisol dimulai sepertiga akhir malam memuncak di waktu zuha 21 mg/1dl darah diiringi dengan penebalan lapisan ozon, menurun waktu zuhur meningkat waktu asar menjadi 16 mg menurun saat mentari terbenam. Allah mewajibkan manusia Shalat Zuhur serta istirahat sejenak siang hari diikuti Salat Asar, Magrib dan Isya. Hampir sepanjang malam, kecuali sepertiga akhir, seluruhnya dipergunakan untuk istirahat, sementara waktu siang dipergunakan untuk beraktivitas dan bekerja, kecuali sedikit waktu bakda zuhur. Perputaran waktu ini sesuai dengan jam biologis yang merupakan perubahan aktivitas metabolisme setiap makhluk hidup dengan seluruh organnya. Perubahan aktivitas ini mulai  dari keadaan yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi kembali ke keadaan yang paling rendah. Perputaran ini tidak pernah berubah dari waktu ke waktu dari dulu hingga sekarang.Kronobiologis ilmu yang mempelajari dan menganalisis fenomena perubahan organisme hidup dan penyesuaiannya dengan peredaran matahari dan bulan. Perputaran siklus ini disebut ritme atau jam biologis (Elzaky 2011). Jam biologis manusia bekerja sesuai dengan ketentuan Ilahi yang tak pernah berubah sepanjang masa mengikuti sunnatullah yang memperedarkan siang dan malam yang menciptakan kehidupan sehat, keselamatan, kesempurnaan, dan kepatuhannya. Mari kita mengamalkan petunjuk Ilahi salah satunya adalah QS Al Qashas:73
Factors Associated to The Use of Iodized Salt by Housewives in Kecamatan Mila Kabupaten Pidie in 2020 Ramadhaniah Ramadhaniah; Juwita Juwita; Fauzi Ali Amin; Afwa Hayuningtyas
Journal of Nutrition Science Vol 2, No 2 (2021): November, 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.409 KB) | DOI: 10.35308/jns.v2i2.4334

Abstract

To improve the nutritional quality of individuals and communities through improving consumption patterns, it could be obtained by the achievement of household nutrition indicators in Kecamatan Mila Kabupaten Pidie. The intensity of households consuming iodized salt has decreased by year in 2017 (51%), 2018 (44%), and 2019 (31%). This condition resulted in 10 person having disorders due to iodine deficiency, 9 of them suffering goiter and 1 person suffering thyroid disease. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of iodized salt by housewives in Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie in 2020. This study used a cross-sectional analysis method. The result showed that based on univariate analysis family knowledge and support were the most related variables with the use of iodized salt, while the health education variable (1.00) has no significant relationship with the use of iodized salt (p-value = 0.00).
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Simpang Jaya Kabupaten Nagan Raya Tahun 2022 Sawita Utami, Fauzi Ali Amin, Nova Khairunnisa
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 3 Juli 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.078 KB)

Abstract

Laporan Puskesmas Simpang Jaya menunjukkan 52,38% balita di wilayah kerjanya mengalami stunting, dampak stunting adalah 12 tahun yang akan datang lebih dari 50% anak SLTA disini bertubuh pendek dengan kecerdasan rendah, produktivitas dan stamina rendah dan kapasitas belajar mengalami penyakit degenerative pada masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko apa yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada balita di Puskesmas Simpang Jaya Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi sebanyak 891 balita dan sampel yaitu 100 balita. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa balita yang mengalami stunting (67%), umur ibu beresiko (66%), ibu pendek (66%), pendidikan menengah (64%), balita BBLR (66%), balita tidak eksklusif (64%), biaya beli pangan rendah (61%), ibu KEK (66%), balita asupan energy kurang cukup (64%), dan balita asupan protein kurang cukup (63%). Hasil uji statistik bivariate diperoleh ada hubungan umur ibu ( p = 0,001), tinggi badan ( p= 0,001), pendidikan (p= 0,001), BBLR ( p= 0,001), pemberian ASI ( p= 0,001), biaya beli pangan ( p= 0,008), KEK(p= 0,001), asupan energi ( p= 0,002), dan asupan protein ( p= 0,011) dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Simpang Jaya Tahun 2022.Kesimpulan dari penelitian ini adalah umur ibu, tinggi ibu, pendidikan Ibu, BBLR, pemberian ASI eksklusif, biaya beli pangan, KEK, asupan energy, dan asupan protein menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Simpang Jaya Tahun 2022.Disarankan pada petugas puskesmas dalam pencegahan promosi kesehatan dengan melakukan strategi promosi kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan perorangan di posyandu saja.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Sosial Budaya Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 7-12 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kecamatan Sukajaya Kota Sabang Tahun 2021 Rana Rizka Maulidza, Fauzi Ali Amin, Nova Khairunnisa
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 3 Juli 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.493 KB)

Abstract

ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan apapun atau makanan apapun. Masalah dari pemberian ASI Eksklusif pada wilayah kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang sebagian dari ibu yang menyusui masih kurang pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif dan pengaruh ibu atau mertua tentang budaya sosial yang berlaku dilingkungan tempat tinggal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sosial budaya dengan pemberian ASI Eksklusf pada bayi 7-12 bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan diwilayah kerja Puskesmas Sukajaya berjumlah 110 bayi. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Sebanyak 52 responden kelompok kasus dan 52 responden kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 20 September 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji statistic dengan uji Chi-Square data dianalisis dengan menggunakan STATA. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 50% responden tidak memberikan ASI Eksklusif, 35% responden memiliki produksi ASI tidak cukup, 38% mengalami KEK, 20% memiliki paritas berisiko, 34% mendapat dukungan keluarga kurang baik, 35% pengetahuan kurang baik, 35% bekerja, 38% pendapatan tinggi dan 34% memiliki sosial budaya mendukung. Hasil bivariat dapat disimpulkan adanya hubungan antara produksi ASI (p- value=0,000 dan OR=4,6), status gizi ibu hamil (p-value=0,007 dan OR=0,3), paritas (p- value=0,009 dan OR=2,7), dukungan keluarga (p-value=0,003 dan OR=3,2), pengetahuan (p- value=0,001 dan OR=3,6), pekerjaan (p-value=0,001 dan OR= 0,2), pendapatan (p-value= 0,000 dan OR= 0,1) dan sosial budaya (p-value=0,054 dan OR=0,4). Hal ini menunjukkan bahwa produksi ASI, status gizi ibu hamil, paritas, dukungan keluarga, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan dan sosial budaya merupakan variabel yang paling tidak memberikan ASI Eksklusif.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPASEH KOTA BANDA ACEH Asmaul Husna; Agustina Agustina; Fauzi Ali Amin
Jurnal Real Riset Vol 4, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Real Riset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang ibu hamil. Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan khususnya penyakit infeksi karena selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi tubuh dan mekanisme imun di dalam tubuhnya, sehingga ibu hamil yang terpapar virus corona berpotensi terjadinya abortus karena adanya gangguan perkembangan janin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Lampaseh Kota Banda Aceh Tahun 2022. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III sebanyak 59 orang dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 26 1-6 Agustus 2022. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-Square. Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa proporsi responden yang mengalami kecemasan pada kategori ringan sebesar 40,7%, pengetahuan pada kategori cukup sebesar 50,8%, peran petugas kesehatan pada kategori tidak terlibat sebesar 50,8%, keluarga tidak mendukung sebesar 52,5%, penyebaran Covid-19 pada kategori tidak sebesar 69,5%, sehingga ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan (p 0,002), ada hubungan peran petugas eksehatan dengan kecemasan (p 0,013), ada hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan (p 0,006) dan ada hubungan ancaman penyebaran covid-19 dengan kecemasan ( p 0,006). Ada hubungan pengetahuan, peran teman sebaya, dukungan keluarga dan ancaman penyebaran covid-19 dengan kecemasan. Diharapkan bagi Puskesmas dan petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan antenatal care dengan mengadakan penyuluhan kesehatan di kelas ibu hamil tentang persiapan persalinan dan cara mengatasi kecemasan selama kehamilan.Kata Kunci: Kecemasan, Persalinan, Covid-19, Kehamilan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Karyawan Pencucian Mobil Di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021 Siska Arianti, Alma Aletta, Fauzi Ali Amin
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 3 Juli 2022
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatitis kontak iritan adalah peradangan pada kulit yang terjadi akibat terpajan oleh bahan iritan. Pencucian mobil merupakan kegiatan kontak langsung dengan air, detergen atau bahan kimia dengan pekerjanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan pencucian mobil di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang ada di pencucian mobil di kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar, sebanyak 47 orang. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama 5 hari dari tanggal 1 s/d 5 Oktober 2021 menggunakan kuesioner melalui wawancara. Analisis data dengan uji Chi Square menggunakan proses SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia (P= 0,626) tidak memiliki hubungan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan pencucian mobil di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021. Sedangkan untuk lama kontak (P= 0,022), masa kerja (P= 0,041), personal hygiene (P= 0,022), alat pelidung diri (P= 0,022) memiliki hubungan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan pencucian mobil di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021. Diharapkan kepada karyawan pencucian mobil sebaiknya mencuci tangan dan mengelap dengan lap khusus, kemudian menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan berjenis vinyl dan sepatu boot kepada seluruh pekerja di pecucian mobil.
Hubungan Pola Asuh, Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Rundeng Kota Subulussalam Tahun 2021 Samiati, Fauzi Ali Amin, Ramadhaniah
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 4 Oktober 2022
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh balita di seluruh dunia ini. Pada tahun 2017, sekitar 22,2% atau 150,8 juta anak balita mengalami stinting di dunia. Di Indonesia prevalensi stunting pada tahun 2020 sebesar 31,8%, Provinsi Aceh sebesar 34,42%, dan Kota Subulussalam mencapai 41,8% pada tahun 2021. Sedangkan di Puskesmas Rundeng sebesar 31,2%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita usia 12-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rundeng Kota subulussalam tahun 2021.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitik dengan desai Cross Secsionsl. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 12-24 bulan diwilayah Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam tahun 2021 dengan jumlah populasi 355. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara propotional random sampling. Pengumpulan data dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 30 Juni s/d 7 Juli 2022 menggunakan kuisionner melalui wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, transpiring, dan tabulating dengan analisi data univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak (51,3%) mengalami stunting, hasil uji statistik memperlihatkan hubungan pola asuh (p = 0.027), pendidikan ibu (p = 0.363) pengetahuan ibu (p = 0.401) dan riwayat penyakit infeksi (p = 0.036). Dengan kejadian stunting pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam tahun 2021. Diharapkan kepada petugas puskesmas rundeng kota subulussalam untuk dapat memberikan penyuluhan dan pembinaan terkait penyebab dan pencegahan stunting, disarankan kepada petugas puskesmas rundeng kota subulussalam untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan terkait penyebab dan pencegahan stunting pengetahuan gizi, dan pola asuh. Dan diharapkan kepada responden untuk meninggkatkan pengetahuan dan motivasi dengan menggali informasi tentang stunting dari berbagai sumber seperti petugas kesehatan dan buku, sehingga ibu dapat mengetahui pencegahan stunting terhadap balitanya.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kuta Cot Glie Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar Tahun 2022 Mirta Agustina; Fauzi Ali Amin; Anwar Arbi
Journal of Health and Medical Science Volume 2 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jhms.v2i1.988

Abstract

The 2022 report from the Kuta Cot Glie Community Health Center, Kuta Cot Glie District, Aceh Besar District, shows that 37.8% of children aged 24-59 months in their working area are stunted. The stunting rate among five-year-old infants (toddlers) in Aceh is ranked 31st out of 34 provinces in Indonesia with a percentage of 37.3 percent. This research shows that the stunting rate is still a public health problem in Aceh and can become a threat to future generations. This study aims to find out the relationship between parenting style and the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the Kuta Cot Glie Health Center, Kuta Cot Glie District, Aceh Besar District in 2022. This research is descriptive analytic with cross sectional design. Data collection was carried out by interviewing using a questionnaire. The population in this study were all mothers with toddlers aged 24-59 months in the Kuta Cot Glie Health Center, Kuta Cot Glie District, Aceh Besar District, namely 82 respondents and the sample was determined using a non-probability sampling technique, namely the total sampling technique. Total sampling is a sampling technique in which all members of the population are sampled. This research was conducted in March 2022. The statistical test used was the Chi Square Test (?=95%). The results of the univariate study showed that children who experienced stunting (37.3%), exclusive breastfeeding (78.04%), MP-ASI (68.29%), nutrition campaigns (71.95%), holding classes for pregnant women ( 75.60%), deworming (90.24%), managing malnutrition (57.31%), and providing additional food (52.43%). The results of the bivariate statistical test showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (p = 0.000), MP-ASI (p = 0.000), nutrition campaigns (p = 0.000), holding classes for pregnant women (p = 0.000), deworming (p = 0.015) ), handling of malnutrition (p = 0.039) and providing additional food (p = 0.008), with the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the Kuta Cot Glie Health Center, Kuta Cot Glie District, Aceh Besar District in 2022.