Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENTINGNYA HUBUNGAN GURU DAN MURID PADA PEMBELAJARAN DI SMP X SIDOARJO Elisabeth, Mary Philia; Ivory, Ivory
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 13, Nomor 5, Tahun 2024 (Oktober 2024)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2024.47878

Abstract

Banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya hubungan antara guru dan murid dalam mendukung proses pembelajaran siswa di sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran relasi guru dan siswa di SMP X Sidoarjo pada mata pelajaran Leadership dan IPA. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek penelitian yaitu 2 orang guru SMP X Sidoarjo, yakni guru Leadership dan guru IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan guru dan murid mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas, dimana guru Leadership yang memiliki hubungan yang baik dengan seluruh murid yang diajari membuat kondisi kelas saat pelajaran Leadership menjadi sangat mendukung, seluruh siswa aktif dan mengikuti pembelajaran, sedangkan guru IPA yang hanya berfokus pada beberapa murid menyebabkan kondisi kelas tidak kondusif dan hanya beberapa siswa saja yang mengikuti pembelajaran.
Proses Diversi Anak yang Berkonflik dengan Hukum: Belajar dari Sistem Diversi di Amerika Serikat Maran, Alfian Mela; Probowati, Yusti; Ajuni, Ajuni; Elisabeth, Mary Philia
Binamulia Hukum Vol. 13 No. 2 (2024): Binamulia Hukum
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37893/jbh.v13i2.957

Abstract

Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke mekanisme di luar peradilan pidana. Diversi bertujuan untuk melindungi hak-hak anak yang berkonflik dengan hukum (ABH). Pelaksanaan diversi menjadi penting karena proses peradilan pidana dapat memberikan dampak negatif pada anak, seperti stigma sosial, kesulitan mendapatkan pekerjaan, risiko terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, dan kemungkinan menjadi residivis akibat pengaruh lingkungan pergaulan di sekitar mereka. Namun, implementasi diversi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Beberapa penelitian mengungkapkan kendala, seperti kurangnya pemahaman masyarakat tentang diversi, rendahnya kompetensi hakim dalam menangani perkara anak, kesulitan mencapai kesepakatan antara pelaku dan korban, serta terbatasnya fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kesepakatan diversi. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan diversi di Indonesia sekaligus mengulas proses diversi di Amerika Serikat sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan pelaksanaan diversi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah purposive review, di mana penulis secara sistematis menentukan langkah-langkah dalam mencari dan menyortir sumber yang relevan untuk pembahasan ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa beberapa proses diversi yang berhasil diterapkan di Amerika Serikat, seperti Probation Camp, Community Service, dan Functional Family Therapy, dapat menjadi referensi dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan diversi di Indonesia. Keberhasilan pendekatan-pendekatan tersebut menunjukkan pentingnya keterlibatan masyarakat, keluarga, dan otoritas terkait dalam mendukung keberhasilan program diversi. Oleh karena itu, diharapkan temuan ini dapat menjadi solusi dalam memperbaiki dan memperkuat sistem diversi di Indonesia.
The dynamics of sibling relationships with a down syndrome child Victor, Ivena Nathania; Hartanti, Hartanti; Elisabeth, Mary Philia
KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal) Vol 8 No 1 (2021): KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/kons.v8i1.8363

Abstract

Siblings of special needs child are often seen as neglected children, especially when the special needs child needs more attention from their parents. This study aimed to find out the dynamics of sibling relationships with a down syndrome child. A phenomenological qualitative approach with data analysis of Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) was chosen as the research method due to its suitability with the purpose of this study. The data were collected using in-depth semi-structured interviews on two biological older sisters (24 and 20 years old) of a boy with down syndrome (12 years old). The selection of subjects used a purposive sampling technique, which was based on the specified criteria. Three main themes were found in this study, namely (1) the functions of parents’ role, (2) acceptance towards a sibling with Down syndrome, and (3) sibling relationship. The results showed that the parents’ role in introducing the Down syndrome from the beginning helped the subjects accepted their sibling’s special needs. The subjects’ acceptance was expressed through their actions in supporting their younger sibling to become independent. Each subject also showed a sense of care in their own ways. Sibling relationships with a Down syndrome child were indicated by the existence of warmth, conflict, rivalry, role, engagement, stress, concern, and coping mechanisms.
Implementasi Program Diversi sebagai Alternatif Peradilan Anak dalam Kasus Kekerasan Seksual Yuliana, Tesya Devi; Elisabeth, Mary Philia
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Juni - Juli 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i4.5203

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas program diversi sebagai alternatif peradilan anak dalam kasus kekerasan seksual, dengan fokus pada mekanisme, hambatan, tantangan, serta aspek restoratif atau pencegahan residivisme dari pelaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Data diperoleh dari peraturan perundang-undangan, jurnal, buku, dan artikel terkait program diversi dalam kasus kekerasan seksual pada anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program diversi di Indonesia masih belum mencapai efektivitas yang optimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman aparat penegak hukum mengenai regulasi diversi, keterbatasan sumber daya dan infrastruktur, serta rendahnya tingkat kepercayaan dan partisipasi Masyarakat karena adanya stigma negatif yang melekat pada anak yang berkonflik dengan hukum. Akibatnya, proses reintegrasi sosial anak pelaku menjadi terhambat. Penelitian ini merekomendasikan beberapa langkah untuk meningkatkan efektivitas program diversi seperti peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, peningkatan kesadaran masyarakat, pelibatan tokoh masyarakat, pengembangan platform informasi daring, dan pengembangan program pendampingan pasca diversi yang terstruktur dan berkelanjutan.
Reconstructing Positive Self-Image among Juvenile Inmates through Positive Interactive Counselling: A Strength-Based Approach to Psychosocial Rehabilitation Ababiel, Merinta Wira; Setyawan, Jefri; Elisabeth, Mary Philia
Nusantara Journal of Behavioral and Social Science Vol. 4 No. 4 (2025)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/njbss.202513144

Abstract

This exploratory study examines how a brief Positive Interactive Counselling (PIC) session can foster positive self-image among justice-involved adolescents in an Indonesian juvenile correctional facility. Beyond a community outreach activity, the work is framed as qualitative descriptive research with a clear theoretical contribution to Positive Psychology and Psychosocial Rehabilitation. Three participants (ages 16–17), purposively sampled, completed a single 60-minute group session combining guided reflection and peer sharing. Data (fieldnotes, participant worksheets, and in-session reflections) were analyzed using reflexive thematic analysis. Three themes emerged: (1) a growing desire to make a positive impact coupled with personal responsibility; (2) recognition of self-potential linked to skills and long-term goals; and (3) spiritual strength as a stabilizing foundation in adversity. Empirically, the session elicited counter-stereotypic self-descriptions and visible peer affirmation; observed changes included increased self-confidence, self-awareness, and perceived readiness for social reintegration. Conceptually, findings illuminate how PIC may support self-reconstruction by aligning with autonomy, competence, and relatedness needs while normalizing hope and meaning-making in a culturally resonant setting. Practically, the study demonstrates a low-resource, replicable protocol suitable for constrained custodial contexts and points to directions for longitudinal and multi-site evaluation.   Abstrak: Studi eksploratif ini menelaah bagaimana satu sesi singkat Positive Interactive Counselling (PIC) dapat membangun citra diri positif pada remaja binaan di sebuah lembaga pemasyarakatan anak di Indonesia. Melampaui kegiatan pengabdian masyarakat, penelitian ini diposisikan sebagai studi kualitatif deskriptif dengan kontribusi teoretis yang jelas terhadap Psikologi Positif dan Rehabilitasi Psikososial. Tiga partisipan (usia 16–17 tahun) yang dipilih secara purposif mengikuti satu sesi kelompok berdurasi 60 menit yang memadukan refleksi terarah dan peer sharing. Data (catatan lapangan, lembar kerja partisipan, dan refleksi selama sesi) dianalisis menggunakan reflexive thematic analysis. Tiga tema utama muncul: (1) meningkatnya keinginan memberi dampak positif yang disertai tanggung jawab pribadi; (2) pengenalan potensi diri yang terhubung dengan keterampilan dan tujuan jangka panjang; dan (3) kekuatan spiritual sebagai landasan stabil dalam menghadapi kesulitan. Secara empiris, sesi ini memunculkan deskripsi diri yang berlawanan dengan stigma serta afirmasi sejawat yang tampak; perubahan yang diamati meliputi peningkatan kepercayaan diri, kesadaran diri, dan kesiapan untuk reintegrasi sosial. Secara konseptual, temuan menunjukkan bahwa PIC dapat mendukung rekonstruksi diri dengan menyelaraskan kebutuhan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan, sekaligus menormalisasi harapan dan pemaknaan dalam konteks budaya yang relevan. Secara praktis, studi ini mendemonstrasikan protokol berbiaya rendah yang dapat direplikasi di lingkungan pemasyarakatan yang terbatas, serta membuka arah evaluasi longitudinal dan multi-situs.
Psychoeducation: The Role of Parents in Improving Motor Skills and Understanding Emotional State of Cerebral Palsy Children Using Flash Cards Ramadhanti, Bella; Elisabeth, Mary Philia
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 3 No. 12 (2023): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v3i12.965

Abstract

Cerebral Palsy (CP) is a chronic motor disorder resulting from non-progressive damage to brain development, exhibiting various clinical disorders with unknown causes. This research focuses on a severe case of CP in a student named Prisil, investigating the challenges she faces in motor and language skills development. Prisil's parents and teachers play a crucial role in addressing these challenges. The study, employing a qualitative case study approach, utilizes psychological tests and interventions to understand and enhance Prisil's abilities. The intervention plan targets parental knowledge, language improvement, and teacher support. Prisil's developmental history, challenges, and interventions are explored, emphasizing the need for structured learning environments. The findings contribute insights into optimizing motor and language skills in children with CP, enhancing their overall well-being and fostering independence.
Hypertension Culture and Characteristics of P Coastal Communities in East Java viewed from the Dynamics of Health Psychology Pradani, Risma Putri; Elisabeth, Mary Philia
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 13, No 1 (2024): Volume 13, Issue 1, Maret 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v13i1.12461

Abstract

Hypertension is a dangerous disease or commonly called the silent killer. This is because the symptoms are difficult to observe or appear when the blood pressure is very high or severe. Hypertension is associated with excess salt consumption so that coastal communities may have a high level of susceptibility to hypertension. This study aims to determine the characteristics of P coastal communities in  East Java which are related to high cases of hypertension through the dynamics of health psychology. Health psychology can explain how individual characteristics trigger the emergence of behaviors related to hypertension. The study used a phenomenological qualitative method to explore the characteristics of P coastal communities in East Java. The data were obtained from interviews and observations of health workers, community leaders and residents around the coast. The findings were analyzed using the perspective of the health belief model to understand the emergence of maladaptive behavior so that hypertension becomes a form of vulnerability in society. The results showed that the high cases of hypertension were triggered by the behavior of people who continued to consume any food even though they knew it increased the risk of hypertension. This behavior is triggered by external variables which include demographic data, psychological factors and inappropriate beliefs.Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang berbahaya atau biasa disebut dengan silent killer. Hal tersebut dikarenakan gejala yang sulit diamati atau muncul saat kondisi tekanan darah sudah sangat tinggi atau parah. Hipertensi dikaitkan dengan konsumsi garam berlebih sehingga masyarakat pesisir pantai kemungkinan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat pesisir pantai P yang berkaitan dengan tingginya kasus hipertensi melalui dinamika psikologi kesehatan. Psikologi kesehatan dapat menjelaskan bagaimana karakteristik individu memicu munculnya perilaku yang berkaitan dengan penyakit hipertensi. Penelitian menggunakan metode kualitatif fenomenologis untuk menggali karakteristik masyarakat pesisir pantai P. Data didapatkan dari hasil wawancara serta observasi tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan warga disekitar pesisir.  Temuan dianalisis menggunakan perspeksif health belief model untuk memahami tercetusnya perilaku maladaptif sehingga hipertensi menjadi salah satu bentuk kerentanan di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya kasus hipertensi dipicu oleh perilaku masyarakat yang tetap mengkonsumsi makanan apapun walaupun mengetahui hal tersebut meningkatkan risiko hipertensi. Perilaku tersebut dipicu oleh variabel eksternal yang meliputi data demografis, faktor psikologis serta keyakinan (belief) yang tidak tepat.